Jawab
Q1
Q2
Δy
Q1
Δz
Δx
x=-L
x=-L x=0
Asumsi :
Nilai koefisien perpindahan panas tetap
Suhu cairan tetap
Slab memiliki permukaan yang luas, sehingga perpindahan panas hanya berlangsung
pada arah x
𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑑𝑇
−𝑘. 𝐴. − −𝑘. 𝐴. = 𝐴. Δx. . Cp.
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑡
x x+ Δx
𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑑𝑇
−𝑘. − −𝑘. = Δx. . Cp.
𝑑𝑥 x 𝑑𝑥 𝑑𝑡
x+ Δx : Δx
𝑑𝑇 𝑑𝑇 . Cp. 𝑑𝑇
− =
𝑑𝑥 x+ Δx 𝑑𝑥 x 𝑘 𝑑𝑡
Δx
Difusivitas Termal :
𝑘
𝛼 =
. Cp
Maka
𝑑 𝑇 1 𝑑𝑇
= … … … … … … … … … … … … (1)
𝑑𝑥 𝛼 𝑑𝑡
Saat x = 0 =0
Saat x = L −𝑘. 𝐴. = ℎ. 𝐴. (𝑇 − 𝑇 )
𝑑 𝑇 𝑇 − 2𝑇 + 𝑇
= … … … … … … … … … … … . . (2)
𝑑𝑥 ∆𝑥
Dengan mensubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), maka didapat
𝑑𝑇 𝑇 − 2𝑇 + 𝑇
=𝛼 … … … … … … … … … … … . . (3)
𝑑𝑥 ∆𝑥
Saat x = 0 = 0, maka
𝑑𝑇 𝑇 + 4𝑇 − 3 𝑇
=
𝑑𝑥 2∆𝑥
𝑇 + 4𝑇 − 3 𝑇
0 =
2∆𝑥
4𝑇 − 𝑇
𝑇 = … … … … … … … … … … … … … … … … . (4)
3
Distribusi Suhu Pada Slab untuk titik-titik yang telah ditentukan, diperoleh menggunakan
program Matlab. Adapun sintaks, pada program Matlab tersebut adalah sebagai berikut:
Pada Main program:
clear all
clc
close all
%latihan 1 unsteady state slab
%data
T0=200+273;%K
L=2e-1;% m
h=250;% W/(m2.K)
Cp=450;%J/(kg.K)
k=40;%W/(m.K)
rho=1500;% kg/m3
Nx=20;% nodes;
alpha=k./(rho.*Cp);
dx=L/Nx;
beta=k/(2.*h.*dx);
Tf=303;%K
tspan=linspace(0,400,401);
IC=T0.*ones(1,Nx);
%solver
[t,T]=ode15s(@OdeFunc1,tspan,IC,[],Nx,beta,Tf,alpha,dx);
%recalculation
T(:,1)=1./3.*(4*T(:,2)-T(:,3));
T(:,Nx+1)=(4.*beta.*T(:,Nx)-beta.*T(:,Nx-1)+Tf)./(1+3*beta);
%plotting
subplot(2,2,1)
sumbux=linspace(0,L,Nx+1);
sumbuy=tspan;
imagesc(sumbux,sumbuy,T);
xlabel('Tebal Slab')
ylabel('Waktu')
title('Profil Temperatur Slab')
colormap jet
colorbar
grid on
subplot(2,2,2)%T pinggir
plot(tspan,T(:,Nx+1));
xlabel('Waktu')
ylabel('Suhu')
grid on
grid on
subplot(2,2,4)%T tengah
plot(tspan,T(:,Nx/2));
title('Profil Temperatur Tengah Slab')
xlabel('Waktu')
ylabel('Suhu')
grid on
for i=2:Nx
dTdt(i)=alpha*((T(i+1)-2*T(i)+T(i-1))./dx^2);
end
end
Kesimpulan
Dengan mengkombinasikan MOL (Method Of Lines) dan FDA (Finite Difference
Approximation) dalam rangka menentukan distribusi temperatur pada slab, dapat dihasilkan
beberapa grafik. Pada grafik 1 dapat dilihat, bahwa pada saat t =0 Temperatur slab masih tinggi
yaitu 470 K. Temperatur slab mulai mengalami penurunan pada saat t = 150 s hingga 200 s,
seiring berjalannya waktu maka penurunan temperatur suhu pada slab mengalami
pendistribusian atau penyebaran. Pada saat terjadi penditribusian suhu ini, terjadi perpindahan
panas secara konduksi mulai dari x = 0 hingga x = L.
Sedangkan pada grafik 2 dapat dilihat bahwa Distribusi Temperatur terhadap posisi yang ada
di slab memiliki sedikit perbedaan,
o Untuk posisi tepi slab, Temperatur mengalami penurunan yang cenderung cepat.
Yaitu pada saat t antara 0 – 50 detik. Temperatur menurun dari 470 K hingga
mencapai 420 K. Hal ini disebabkan karena, pada posisi tersebut merupakan posisi
awal yang mengalami kontak langsung dengan cairan pendingin. Penurunan
Temperatur mulai stabil pada saat t = 350 s keatas, hal ini disebabkan karena
perpindahan panas secara konduksi yang terjadi pada slab sudah terjadi dihampir
seluruh permukaan slab.
o Sedangkan pada posisi pusat dan tengah slab, penurunan temperatur lebih lambat
terjadi. Hal ini ditunjukkan oleh grafik 2, dimana waktu yang dibutuhkan untuk
penurunan temperatur dari 470 K hingga 420 K lebih dari 300 s. Hal ini tergantung
pada konduktivitas yang dimiliki oleh slab. Semakin tinggi nilai konduktivitas
perpindahan panas suatu bahan, maka laju perpindahan panas akan semakin cepat.