Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PEMATKOM 1

RIZKY ROMADHONA 19/449652/PTK/12911


Problem 1 Unsteady-state modeling of temperature distribution in a thin slab
A solid slab with the thickness of 2L has initial temperature of T0. At a certain time, the slab is quenched
by soaking it in a liquid pool with liquid temperature of Tf (constant value). The heat transfer coefficient
between solid-liquid is h. If the solid has a heat capacity of Cp, density ρ and heat conductivity k,
develop a mathematical model to describe the temperature distribution in the slab as a function of
position and time. Solve the model with Finite Difference Approximation (FDA) and Method of Lines
(MOL) to obtain the temperature profile in the slab. Plot the temperature with imagesc.
Data :
T0=200+273;%K L=2e-1;% m h=250;% Cp=450;%J/(kg.K)
W/(m2.K)
Tu=30 + 273 ;%K k=40 ;%W/(m.K) rho=1500;% Nz=51;% nodes;
kg/m3
tspan=linspace(0,400,401);

Jawab

Q1
Q2
Δy
Q1
Δz
Δx

x=-L
x=-L x=0

Asumsi :
 Nilai koefisien perpindahan panas tetap
 Suhu cairan tetap
 Slab memiliki permukaan yang luas, sehingga perpindahan panas hanya berlangsung
pada arah x

Neraca panas pada elemen volum :


Rate of input – Rate of output = Rate of accumulation

𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑑𝑇
−𝑘. 𝐴. − −𝑘. 𝐴. = 𝐴. Δx. . Cp.
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑡
x x+ Δx
𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑑𝑇
−𝑘. − −𝑘. = Δx. . Cp.
𝑑𝑥 x 𝑑𝑥 𝑑𝑡
x+ Δx : Δx

𝑑𝑇 𝑑𝑇 . Cp. 𝑑𝑇
− =
𝑑𝑥 x+ Δx 𝑑𝑥 x 𝑘 𝑑𝑡
Δx

Difusivitas Termal :
𝑘
𝛼 =
. Cp
Maka
𝑑 𝑇 1 𝑑𝑇
= … … … … … … … … … … … … (1)
𝑑𝑥 𝛼 𝑑𝑡

 Menentukan kondisi awal dan kondisi batas


Kondisi awal (Initial condition)
Saat t = 0 T(x,o) = To
Kondisi batas(Boundary Condition)

Saat x = 0 =0

Saat x = L −𝑘. 𝐴. = ℎ. 𝐴. (𝑇 − 𝑇 )

 Mengubah persamaan differensial menjadi persamaan aljabar dengan menggunakan FDA


Misal pengamatan perubahan suhu dibagi menjadi 7 titik pada slab.

Sehingga yang akan dihitung adalah T1 sampai dengan T6


 Penggunaan MOL(Method Of Lines). MOL merupakan metode gabungan FDA dengan
ODE solver. Order tertinggi dalam persamaan diubah menjadi persamaan aljabar
menggunakan pendekatan FDA.

𝑑 𝑇 𝑇 − 2𝑇 + 𝑇
= … … … … … … … … … … … . . (2)
𝑑𝑥 ∆𝑥
Dengan mensubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), maka didapat
𝑑𝑇 𝑇 − 2𝑇 + 𝑇
=𝛼 … … … … … … … … … … … . . (3)
𝑑𝑥 ∆𝑥

 Menentukan Persamaan pada T1

Saat x = 0 = 0, maka

𝑑𝑇 𝑇 + 4𝑇 − 3 𝑇
=
𝑑𝑥 2∆𝑥
𝑇 + 4𝑇 − 3 𝑇
0 =
2∆𝑥
4𝑇 − 𝑇
𝑇 = … … … … … … … … … … … … … … … … . (4)
3

 Menentukan Persamaan pada T(Nx+1)


Saat x = L,
𝑑𝑇
−𝑘. = ℎ. (𝑇 − 𝑇 )
𝑑𝑥
3(𝑇 ) − 4(𝑇 ) + (𝑇 )
−𝑘. = ℎ. 𝑇( ) −𝑇 … … … … … … … … … … … . . (5)
2∆𝑥
Jika,
𝑘
𝛽 =
2. h. Δx
Maka, persamaan (5) menjadi
𝛽(3(𝑇 ) − 4(𝑇 ) + (𝑇 )) = 𝑇 − 𝑇 , atau
4𝛽𝑇 − 𝛽𝑇
𝑇( ) = +𝑇
1 + 3𝛽

Distribusi Suhu Pada Slab untuk titik-titik yang telah ditentukan, diperoleh menggunakan
program Matlab. Adapun sintaks, pada program Matlab tersebut adalah sebagai berikut:
Pada Main program:
clear all
clc
close all
%latihan 1 unsteady state slab
%data
T0=200+273;%K
L=2e-1;% m
h=250;% W/(m2.K)
Cp=450;%J/(kg.K)
k=40;%W/(m.K)
rho=1500;% kg/m3
Nx=20;% nodes;
alpha=k./(rho.*Cp);
dx=L/Nx;
beta=k/(2.*h.*dx);
Tf=303;%K

tspan=linspace(0,400,401);
IC=T0.*ones(1,Nx);
%solver
[t,T]=ode15s(@OdeFunc1,tspan,IC,[],Nx,beta,Tf,alpha,dx);

%recalculation
T(:,1)=1./3.*(4*T(:,2)-T(:,3));
T(:,Nx+1)=(4.*beta.*T(:,Nx)-beta.*T(:,Nx-1)+Tf)./(1+3*beta);

%plotting
subplot(2,2,1)
sumbux=linspace(0,L,Nx+1);
sumbuy=tspan;
imagesc(sumbux,sumbuy,T);
xlabel('Tebal Slab')
ylabel('Waktu')
title('Profil Temperatur Slab')

colormap jet
colorbar
grid on

subplot(2,2,2)%T pinggir
plot(tspan,T(:,Nx+1));
xlabel('Waktu')
ylabel('Suhu')

title('Profil Temperatur Tepi Slab')

grid on

subplot(2,2,3)%T pusat slab


plot(tspan,T(:,1));
title('Profil Temperatur Pusat Slab')
xlabel('Waktu')
ylabel('Suhu')

grid on

subplot(2,2,4)%T tengah
plot(tspan,T(:,Nx/2));
title('Profil Temperatur Tengah Slab')
xlabel('Waktu')
ylabel('Suhu')

grid on

sedangkan sintaks pada Sub Routine :


function dTdt=OdeFunc1(t,T,Nx,beta,Tf,alpha,dx);
dTdt=zeros(Nx,1);%matriks
T(1)=1./3.*(4*T(2)-T(3));
T(Nx+1)=1./(1+3.*beta).*(4.*beta*T(Nx)-beta*T(Nx-1)+Tf);

for i=2:Nx
dTdt(i)=alpha*((T(i+1)-2*T(i)+T(i-1))./dx^2);
end

end

Berikut grafik yang dihasilkan :

Grafik 1. Profil Temperatur Pada Slab


Grafik 2. Profil Temperatur Pada Slab Berbagai Posisi

Kesimpulan
Dengan mengkombinasikan MOL (Method Of Lines) dan FDA (Finite Difference
Approximation) dalam rangka menentukan distribusi temperatur pada slab, dapat dihasilkan
beberapa grafik. Pada grafik 1 dapat dilihat, bahwa pada saat t =0 Temperatur slab masih tinggi
yaitu 470 K. Temperatur slab mulai mengalami penurunan pada saat t = 150 s hingga 200 s,
seiring berjalannya waktu maka penurunan temperatur suhu pada slab mengalami
pendistribusian atau penyebaran. Pada saat terjadi penditribusian suhu ini, terjadi perpindahan
panas secara konduksi mulai dari x = 0 hingga x = L.
Sedangkan pada grafik 2 dapat dilihat bahwa Distribusi Temperatur terhadap posisi yang ada
di slab memiliki sedikit perbedaan,
o Untuk posisi tepi slab, Temperatur mengalami penurunan yang cenderung cepat.
Yaitu pada saat t antara 0 – 50 detik. Temperatur menurun dari 470 K hingga
mencapai 420 K. Hal ini disebabkan karena, pada posisi tersebut merupakan posisi
awal yang mengalami kontak langsung dengan cairan pendingin. Penurunan
Temperatur mulai stabil pada saat t = 350 s keatas, hal ini disebabkan karena
perpindahan panas secara konduksi yang terjadi pada slab sudah terjadi dihampir
seluruh permukaan slab.

o Sedangkan pada posisi pusat dan tengah slab, penurunan temperatur lebih lambat
terjadi. Hal ini ditunjukkan oleh grafik 2, dimana waktu yang dibutuhkan untuk
penurunan temperatur dari 470 K hingga 420 K lebih dari 300 s. Hal ini tergantung
pada konduktivitas yang dimiliki oleh slab. Semakin tinggi nilai konduktivitas
perpindahan panas suatu bahan, maka laju perpindahan panas akan semakin cepat.

Anda mungkin juga menyukai