raishafizhiftikar@yahoo.co.id
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Organisasi pendidikan yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung
jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah dilakukan untuk mencapai
tujuannya dibagi secara merata sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
telah ditentukan. Untuk itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus
mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal tercapai
sepenuhnya (A. Rusdiana, 2016, p. 85).
Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahnya adalah sebagai
wadah dan alat untuk mencapai tujuan para anggotanya yang di dalamnya terdapat
norma-norma yang harus dipedomani dan nilai-nilai yang perlu dipegang teguh.
Pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan sumber daya
lainnya untuk melakukan tugas-tugas dalam pencapaian tujuan. Hal ini
136 Vol.1, No.1 Desember 2017
Rais Hafizh Iftikar Bentuk, Struktur, Desain, dan Kinerja…
KAJIAN LITERATUR
Bentuk Organisasi Lembaga Pendidikan
Abdul Azis Wahab mengklasifikasikan organisasi menjadi dua bentuk yaitu
organisasi informal dan organisasi formal. Hal itu perlu mengingat bahwa tidak
semua kumpulan orang dapat disebut sebagai organisasi formal karena
sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa sebuah organisasi memiliki ciri-
ciri atau karakteristik tertentu dan hal penting lainnya adalah studi terhadap
organisasi tidak hanya dilakukan terhadap organisasi formal akan tetapi juga
terhadap organisasi informal. (Abdul Azis Wahab, 2011, p. 9).
Organisasi informal dengan berbagai sifat-sifatnya dapat dijelaskan sebagai
berikut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa manusia berhubungan dan
berinteraksi satu dengan lainnya dimana hubungan-hubungan itu tidak diatur oleh
atau bukan merupakan bagian dari pengaturan sebuah organisasi formal. Jumlah
orang yang terlibat amat bervariasi dari dua orang sampai dengan jumlah besar.
Sifat dari hubungan dan interaksi tersebut sering terjadi dan berlanjut atau
diulangi tanpa suatu tujuan spesifik yang disadari bersama.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kualitatif. Data Kualitatif
adalah data yang tidak berbentuk bilangan (Mahmud, 2011, p. 147). Data
kualitatif akan diteliti melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah
purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah dikemukakan bahwa,
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar
(Sugiyono, 2015, p. 218-219). Peneliti menggunakan teknik purposive sampling,
dengan pertimbangan Bapak Lalan Sahlani M.Ag dianggap paling tahu tentang
apa yang diharapkan peneliti dan juga karena beliau sebagai Kepala Sekolah SD
SEDUNIA Ciguruwik Cinunuk Bandung, sehingga memudahkan peneliti untuk
menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Penelitian ini telah dilakukan di SD SEDUNIA Jln. Ciguruwik Kp.
Sukamulya Rt.02/Rw.13 Ds. Cinunuk Kab. Bandung. Penelitian ini juga
dilakukan pada hari Kamis, 09 November 2017.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Wawancara yang digunakan
peneliti adalah wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk
dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Adapun pertanyaan wawancara yang
telah di ajukan yaitu tentang “Bentuk, struktur, desain organisasi, dan kinerja
organisasi lembaga”. Dalam hal ini peneliti menentukan dokumen yang berbentuk
tulisan berupa arsip-arsip kelembagaan. Adapun studi kepustakaan digunakan
sebagai pelengkap data primer untuk memperoleh pembendaharaan kerangka
pemikiran dari cendikiawan dengan cara mengutip atau menyimpulkan dari buku
yang pembahasannya berkaitan dengan pembahasan judul penelitian.
pembelajaran yang efektif sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan jaminan mutu
sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya Koordinator Kurikulum berkoordinasi
dengan koordinator lainnya, Wakil Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah.
Koordinator Kesiswaan adalah unit kerja yang berkedudukan di bawah
Kepala Sekolah. Tugas pokoknya yaitu membantu Kepala Sekolah dalam rangka
pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan bidang kesiswaan. Dalam
melaksanakan tugasnya Koordinator Kesiswaan berkoordinasi dengan koordinator
lainnya, Wakil Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah.
Koordinator sarana prasarana adalah unit kerja yang berkedudukan di bawah
Kepala Sekolah. Tugas pokoknya yaitu membantu Kepala Sekolah dalam rangka
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya
Koordinator Sarana prasarana berkoordinasi dengan koordinator lainnya, Wakil
Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah.
Kepala Tata Usaha Sekolah (TU) adalah unit kerja yang berkedudukan
sebagai staf Kepala Sekolah. Tugas pokoknya yaitu membantu Kepala Sekolah
dalam rangka pengelolaan administrasi sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya
Koordinator Sarana prasarana berkoordinasi dengan koordinator lainnya, Wakil
Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah.
Koordinator Hubungan masyarakat (HUMAS) adalah unit kerja yang
berkedudukan di bawah Kepala Sekolah. Tugas pokoknya yaitu Mengelola
komunikasi internal (lingkup warga sekolah) dan eksternal sekolah. Dalam
melaksanakan tugasnya Koordinator Humas berkoordinasi dengan koordinator
lainnya, Wakil Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah.
Guru berkedudukan di bawah Wakil Kepala Sekolah tugas pokoknya yaitu
melaksanakan proses belajar mengajar, membuat rencana program pembelajaran,
mengevaluasi proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya Guru
berkoordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah, Koordinator, dan Kepala Sekolah.
SIMPULAN
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja guru adalah motivasi
berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik kepribadian yang
penting dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan pada
individu untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat
standar yang berlaku, dan berjuang untuk sukses. Prestasi dari sebuah kinerja akan
ditentukan oleh kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah
organisasi. Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberi
pelayanan pembinaan.
SARAN
Terhadap sekolah agar dapat mempertahankan apa yang telah disusun dan
didesain, jika perlu ditingkatkan untuk menunjang dan kemajuan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
A’ Connor, Patrick D.T. (2001). Practical Reliability Engieering. New York: Jonh
Wiley & Sons Ltd.
Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Empat.