Anda di halaman 1dari 38

PENGAMBILAN CONTOH UJI

DAN ANALISIS UDARA AMBIEN

Page 1
Baku Mutu Udara Ambien Nasional
PP RI No. 41 Tahun 1999

Page 2
Page 3
Pemantauan kualitas udara
 Tujuan : - UKL/UPL usaha/kegiatan
- Informasi lingkunngan
 Langkah-langkah pemantauan :
1. Perencanaan Jadwal
2. Penentuan Lokasi
3. Metode Sampling
4. Analisa Sampel
5. Pelaporan
6. Perekaman Data

Page 4
Teknik sampling kualitas udara
Berdasarkan lokasi pemantauannya:
1. Teknik sampling udara ambien/atmosferik.
Sampling kualitas udara pada media penerima polutan
udara/emisi udara.
Atmosfer merupkan medium yg sangat dinamik →
karakteristinya berubah dlm skala spasial dan temporal
Perubahan yg terjadi di atmosfer berlangsung sangat cepat
dimana faktor meteorologi dan fisika kimia atmosfer secara
langsung mempengaruhinya.
Hal ini yg mjd salah satu kendala utama yg menentukan
metoda dan teknik pengukuran parameter-parameter kimia
atmosfer. → metoda dan teknik harus mempunyai
kemampuan preisisi dan akurasi yg tinggisekali → tenaga-
tenaga teknik dan operator dengan keterampilan yg tinggi.
Page 5
Metode sampling udara ambien
 Metode dan alat sampling
1. Gravimetric ( Pb, Partikulat)
2. Chemiluminesence ( ozon)
3. Spektrofotometer( SO2 ,NO2 , Ozon)
4. Gas Chromatograph ( HC)
5. Hi-Vol Sampler ( partikulat )
 Frekuensi Sampling ( PP 41/99) :
• Continues ( 1 tahun)
• Grab Sampling
( 1 jam, 24 jam, 30 hari)

Page 6
Maksud dan tujuan sampling
pencemaran udara
Sampling ambien bertujuan:
1.Memenuhi dan mematuhi baku mutu udara
ambien
2.Penyediaan data dasar untuk evaluasi
pengaruh pencemaran & pertimbangan
perancangan, ex : pengembangan kota dan
tata guna lahan, transportasi, dll.
3.Evaluasi kecenderungan tkt pencemaran
4.Menentukan prosedur kontrol darurat
5.Monitoring sumber spesifik
6.Monitoring pencemaran alami Page 7
BERDASARKAN PARAMETER YANG DIUKUR
Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan
kualitas udara terdiri dari pemantauan gas dan
partikulat.

BERDASARKAN WAKTU PENGUKURAN

 Waktu mingguan, harian, per jam atau menerus


dgn interval tertentu, durasi dan frekuensi
berdasarkan efek terhadap kesehatan

Dilaksanakan oleh ahli kimia, dan teknik

Page 8
Metode sampling berdasarkan waktu

 Sampling udara secara kontinu


1. Memungkinkan pengukuran kualitas udara secara konstan
selama periode pengambilan
2. Diperoleh fluktuasi data selama pengukuran
3. Paling ideal untuk daerah perkotaan dan tercemar
 Sampling udara secara intermitten
1. Digunakan utk beberapa titik pengukuran dgn interval waktu
reguler, mingguan, bulanan & tahunan
2. Daerah yang cukup tercemar
 Sampling udara sesaat (Grab sampling)
1. Pengukuran satu atau dua kali yang tidak kontinu dan tidak
periodik, hanya dilakukan pada saat2 ttt .
2. Untuk uji keabsahan data pencemaran yang ada.

Page 9
PENENTUAN LOKASI PEMANTAUAN

 Prinsip:
Data yang diperoleh harus dapat mewakili
daerah yang sedang dipantau, yang telah
memenuhi persyaratan yang harus
ditetapkan

 Faktor yang dipertimbangkan:


Faktor meteorologi (arah dan kecepatan
angin)
Faktor geografi (topografi)
Tata guna lahan
Page 10
Kriteria penentuan lokasi pemantauan

Berdasarkan SNI 19 -7119.6-2005 (Lokasi


pemantauan udara ambien)
 Area dengan konsentrasi pencemar tinggi
 Area dengan kepadatan penduduk tinggi
 Di daerah sekitar lokasi penelitian
 Di daerah proyeksi (pengembangan kota)
 Mewakili seluruh wilayah studi
 Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi
akibat adanya absorpsi atau adsorpsi (dekat
dengan gedung atau pepohonan)

Page 11
PERSYARATAN PEMILIHAN LOKASI

Hindari tempat dimana pengganggu


kimia terhadap bahan pencemar yang
akan diukur dapat terjadi (mis: emisi
kendaraan bermotor dapat mengotori
pengukuran ozon)
Hindari tempat dimana pengganggu
fisika dapat mengganggu dalam
pengukuran partikulat (mis: tidak
boleh dekat insinerator

Page 12
 Letakkan peralatan di daerah dengan
gedung/bangunan yang rendah dan
saling berjauhan
 Apabila pemantuan bersifat kontinu,
pemilihan lokasi harus mempertimbangkan
perubahan kondisi peruntukan untuk
masa yang akan datang
 Pada arah angin dominan: titik
pemantauan kualitas ambien minimum 2
titik dengan mengutamakan pada daerah
pemukiman atau tepat-tempat sensitif.
Sedangkan pada arah angin lainnya
minimum 1 titik dengan kriteria
penetapan lokasi seperti pada arah angin
dominan
Page 13
GAMBAR LOKASI PEMANTAUAN UDARA
AMBIEN
Lokasi:

Page 14
PERSYARATAN PENEMPATAN ALAT
SAMPLING
Letakkan peralatan sampling di daerah
yang aman
Penempatan peralatan sampling di atap
bangunan lebih baik untuk sampling
dengan kepadatan penduduk/bangunan
menengah sampai tinggi
Letakkan peralatan di atap bangunan yang
bersih dan tidak terpangaruh oleh emisi
gas buang dari dapur, insinerator atau
sumber lokal lainnya

Page 15
Posisi probe
Probe : tempat masuk/inlet sampel udara
Probe di tempatkan pada jarak minimal 15 m dari
jalan raya
Ketinggian probe stasiun tetap 3-6 m, dan
ketinggian probe untuk sampling manual 1,5 m
dari permukaan tanah
Untuk sampling partikulat, dilakukan minimal 2 m
di atas permukaan tanah datar pada pinggir jalan
raya
Untuk stasiun pemantau, probe harus berjarak
minimal 15 m dari sumber pengganggu
Untuk stasiun pemantau, probe ditempatkan
minimal 2 kali ketinggian gedung yang terdekat

Page 16
PEMANTAUAN KONDISI METEOROLOGIS UNTUK STASIUN
TETAP

Kondisi meteorologis yang dipantau adalah arah


dan kecepatan angin, kelembapan dan temperatur
Ketentuan lokasi stasiun pemantau yang relatif
dekat dengan bangunan atau pohon tertinggi
1. Tinggi probe alat pemantau meteorologis minimal
2,5 kali dari tinggi penghisap alat pemantau
udara ambien dan membentuk sudut 30o
terhadap bangunan/pohon tertinggi
2 Minimal 2 m lebih tinggi dari bangunan/pohon
tertinggi
3. Tinggi lokasi stasiun pemantau kondisi
meteorologis minimal 10 m dari permukaan tanah

Page 17
Posisi Alat Pengambilan

Page 18
PEMANTAUAN KONDISI METEOROLOGIS
UNTUK STASIUN TETAP

 Ketentuan lokasi stasiun pemantau yang relatif


jauh dari bangunan/pohon tertinggi (jarak
stasiun ke bangunan/pohon tertinggi minimal 10
kali tinggi bangunan/pohon tertinggi)
1. Tinggi probe alat pemantau meteorologis 2,5
kali dari tinggi bangunan/pohon tertinggi
2. Tinggi lokasi stasiun pemantau kondisi
meteorologis minimal 10 m dari permukaan
tanah

Page 19
Posisi Alat Pengambilan Stasiun Tetap

Page 20
Page 21
Metoda Pengujian Partikulat dari Udara
Ambien secara Aktif

• Partikulat atau debu adalah suatu benda


padat yang tersuspensi di udara dengan
ukuran dari 0,3 µm sampai 100 µm
• Berdasarkan besar ukurannya partikulat
(debu) ada dua bagian besar yaitu debu
dengan ukuran lebih dari 10 µm disebut
dengan debu jatuh (dust-fall) sedang debu
yang ukuran partikulatnya kurang dari 10 µm
disebut dengan Suspended Partikulate Matter
(SPM). Debu yang ukurannya kurang dari 10
µm ini bersifat melayang-layang di udara.
Page 22
Peralatan yang dipakai untuk melakukan
pengukuran debu SPM (melayang-layang)
diantaranya :

1. HVS (High Volume Sampler)


Cara ini dikembangkan sejak tahun 1948
menggunakan filter berbentuk segi empat
seukuran kertas A4 yang
mempunyai porositas 0,3 - 0,45 µm
dengan kecepatan pompa berkisar 1.000
– 1.500 lpm. Pengukuran berdasarkan
metoda ini untuk penentuan sebagai TSP
(Total Suspended Partikulate).
Page 23
• Alat ini dapat digunakan selama 24 jam
setiap pengambilan contoh udara
ambien. Bentuk alat HVS dapat dilihat
pada Gambar 1 dibawah ini :

Page 24
2. MVS (Middle Volume Sampler).
Cara ini menggunakan filter berbentuk lingkaran
(Bulat) dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan
pompa yang dipakai untuk pengangkapan suspensi
Particulate Matter ini adalah 50 – 500 lpm. Alat MVS
dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 25
3. LVS (Low Volume Sampler)
• Cara ini menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat)
dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan pompa yang
dipakai untuk pengangkapan Suspensi Partikulate
Matter ini adalah 10 – 30 lpm. Alat LVS dapat dilihat
pada Gambar 3.

Page 26
KRITERIA PENENTUAN TITIK SAMPLING
• Kriteria lain dalam penentuan lokasi mengacu
kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
KEP.205/BAPEDAL/07/1996. Beberapa
persyaratan yang harus adalah :
• Pertimbangan dalam menetapkan lokasi
pemantauan ambien meliputi : arah angin,
tata guna lahan, karakteristik sumber
pencemar, dan luas sebaran bahan
pencemar.
• Titik lokasi pemantauan dapat dilakukan
melalui pendekatan dengan model dispersi
atau pengamatan lapangan.
Page 27
Pada arah angin dominan, titik
pemantauan kualitas udara ambien
minimum 2 titik dengan mengutamakan
pada daerah permukiman atau tempat –
tempat sensitif. Sedangkan pada arah
angin lainnya minimum 1 titik dengan
kriteria penetapan lokasi seperti pada
arah angin dominan. Ilustrasi titik pantau
kualitas ambien dapat dilihat pada gambar
berikut :
Page 28
Titik pemantauan

• Pemantauan titik sumber, langsung mengukur


kadar emisi pencemar yg dikeluarkan oleh titik
sumber .
• Pemantauan daerah dampak, merupakan
pemantauan di sebelah hilir (down wind) yg
menerima secara langsung pengaruh emisi
sumber. Pemantauan daerah dampak
diutamakan dilakukan di atas permukaan tanah

Page 29
• Pemantauan daerah referensi, untuk
mengetahui keadaan latar belakang
kualitas udara, yg umumnya dilakukan di
daerah yg tidak terpengaruh sumber, yaitu
daerah di sebelah hulu.(up wind area)

Page 30
Prosedur dan teknik pengambilan contoh udara
Metode sampling udara dilakukan
berdasarkan jenis pencemar (debu sampai
gas), lokasi (emisi sampai ambien), dan
sampel berdasarkan waktu”intermittent”
sampai kontinyu
Berasarkan karakteristik pencemar
diperlukan teknik2 pengambilan contoh
udara yg berbeda untuk berbagai jenis
pencemaran:
1.Sampling unsur mudah menguap (volatil)
sampling utk unsur gas yg mudah menguap
dilakukan berdasarkan: Page 31
Page 32
PERSIAPAN PERALATAN PENGAMBILAN
SAMPEL UDARA
•Peralatan Sampling Emisi
•Peralatan Sampling Udara Ambien
•Peralatan Sampling Udara Dalam Ruangan
•Pengecekan Kondisi Peralatan dan Masa
Kalibrasi Alat
•Peralatan Penyimpanan dan Pengawetan Sampel
•Peralatan K3
•Form Sampling (sesuai dengan parameter)
•Form Bukti Pengambilan Sampel

Page 33
Tabung dan Peralatan Impinger

Page 34
Salah satu untuk mengendalikan pencemaran
udara adalah dengan cara mencari dan
menetapkan metoda analisis kimia agar metoda
yang digunakan telah teruji kemampuannya
sebelum digunakan untuk mendeteksi kualitas
udara baik pada udara ambient, ruang kerja
maupun gas buang yang keluar dari industri dan
kendaraan bermotor. Adapun parameter yang
biasa di analisis untuk ke tiga kualitas udara
tersebut adalah parameter:
NO2 SO2 O3 (Ozon)
CO CH4 NH3
H2S

Page 35
• Gas NH3 dan H2S digolongkan kepada senyawa-senyawa
offensive odour yaitu zat/senyawa yang menimbulkan bau
yang tidak enak dan dapat menimbulkan rasa mual, pusing
dagi orang yang mencium bau tersebut.
NO2 + Hidrokarbon + O2 + Energi matahari 
Photochemical oxidant (O3, Ozon)
• Ozon (O3) lebih bersifat photochemical oxidant, dimana
senyawa ini dapat menimbulkan iritasi pada selaput
mucousa manusia, kerapuhan pada produk karet dan
menimbulkan kerusakan pada vegetasi.
• Sedangkan gas SO2 bersifat korosif sehingga bila
konsentrasi SO2 di udara cukup tinggi dapat menimbulkan
hujan asam.

Page 36
Standar Pengambilan Contoh Uji dan
Analisis:
• NO2 SNI 19-7119.2-2005
• SO2 SNI 19-7119.7-2005
• OX (Oksidan) SNI 19-7119.8-2005
• CO NIOSH 6604
• CH4 SNI 7119.13:2009
• TSP SNI 19-7119.3-2005
• Pb SNI 19-7119.4-2005
• NH3 SNI 19-7119.1-2005
• H2S SNI 19-4844-1998
Page 37
Terima kasih

Page 38

Anda mungkin juga menyukai