Anda di halaman 1dari 57

Bayi Berat Lahir Rendah

Jaringan Nasional Pelatihan Neonatal

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)


2018
Gambaran Umum Modul: Tujuan

Menginformasikan metodologi pelatihan


berbasis kompetensi (KBK) bagi fasilitator yang
jika dilaksanakan sesuai rancangannya, akan
mendorong dokter menguasai pengetahuan,
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan
untuk mendiagnosis/ menatalaksana bayi
kurang bulan

2
Gambaran Umum Modul:
Latar Belakang

Kelahiran kurang bulan merupakan salah satu


penyebab utama morbiditas dan mortalitas
neonatus. Morbiditas mencakup sindrom gawat
napas, perdarahan intraventrikuler, sepsis, duktus
arteriosus paten, dan retinopati prematur. Risiko
dari morbiditas dan mortalitas ini meningkat
sesuai dengan menurunnya usia kehamilan

3
Gambaran Umum Modul:
Latar Belakang (lanj.)

Identifikasi penyebab kelahiran kurang bulan dan


masalah pada bayi kurang bulan akan membantu
dalam memberikan penanganan optimal untuk
neonatus berisiko tinggi ini. Tujuan dari modul
pelatihan ini adalah untuk mendiagnosis dan
menangani bayi kurang bulan.

4
Analisis Tugas: Tugas

Melengkapi penilaian neonatus dan


mengimplementasikan kebijakan serta
prosedur neonatus yang masuk untuk
dirawat/keluar sesuai dengan standar dan
protokol pelayanan termasuk mendiagnosis
dan menatalaksana bayi kurang bulan

5
Analisis Tugas: Kompetensi 1

Kompetensi:
Melakukan penilaian fisik lengkap untuk bayi kurang
bulan
Keterampilan
1.1. Memperoleh dan mencatat secara akurat
riwayat neonatus lengkap untuk mengidentifikasi
penyebab kelahiran kurang bulan
1.2. Melakukan dan mencatat secara akurat
pemeriksaan fisis neonatus lengkap untuk
mengidentifikasi masalah pada bayi kurang bulan
6
Analisis Tugas: Kompetensi 2

Kompetensi:
Meminta pemeriksaan diagnostik untuk bayi kurang
bulan
Keterampilan
2.1. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium
yang diperlukan dalam kasus kelahiran
kurang bulan.
2.2. Mengidentifikasi pemeriksaan radiologis
yang diperlukan dalam kasus kelahiran
kurang bulan

7
Analisis Tugas: Kompetensi 3

Kompetensi: Menangani Kasus Kelahiran Kurang


Bulan
Keterampilan
3.1 Mengantisipasi dan menangani masalah
selama persalinan.
3.2 Memberikan lingkungan suhu yang sesuai.
3.3 Memberikan dukungan pernapasan yang
memadai.
3.4 Menyesuaikan cairan dan elektrolit yang
diperlukan

8
Analisis Tugas: Kompetensi 3 (lanj.)

Kompetensi:
Menangani kasus kelahiran kurang bulan
Keterampilan
3.5 Mengidentifikasi metode pemberian minum
yang sesuai untuk bayi kurang bulan.
3.6 Menangani komplikasi kelahiran kurang bulan
seperti infeksi, PDA dan hiperbilirubinemia.
3.7 Dapat menjelaskan dan memulai asuhan
metode kanguru

9
Sesi 1: Tujuan

Tujuan dari sesi ini adalah untuk membantu peserta


mengenali bahwa kelahiran kurang bulan merupakan
salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
neonatus. Dengan memahami penyebab kelahiran
kurang bulan dan masalah pada bayi kurang bulan
maka peserta akan dapat mendiagnosis dan
menangani kasus kelahiran kurang bulan

10
Sesi 1: Latar Belakang

Kelahiran kurang bulan merupakan salah satu


dari penyebab utama morbiditas dan
mortalitas neonatus. Peningkatan
kewaspadaan dan pengetahuan mengenai
penyebab, masalah dan tata laksana
diperlukan untuk mengurangi komplikasinya.

11
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir sesi kelas ini, setiap peserta harus mampu:
1. Memperoleh dan mencatat secara akurat riwayat
neonatus lengkap untuk mengidentifikasi
penyebab kelahiran kurang bulan.
2. Melakukan dan mencatat secara akurat
pemeriksaan fisis neonatus lengkap untuk
mengidentifikasi masalah bayi kurang bulan.
3. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan dalam kasus Kelahiran kurang bulan.
4. Mengidentifikasi pemeriksaan radiologis yang
diperlukan dalam kasus Kelahiran kurang bulan.
12
Tujuan Pembelajaran (lanj.)

5. Mengantisipasi dan menangani masalah selama


persalinan dan kelahiran.
6. Memberikan lingkungan suhu yang sesuai.
7. Memberikan dukungan pernapasan yang memadai
8. Menyesuaikan cairan dan elektrolit sesuai dengan
kebutuhan.
9. Mengidentifikasi metode yang sesuai untuk pemberian
makan pada bayi kurang bulan. Menolong ibu untuk
memerah ASI
10. Menangani komplikasi kelahiran kurang bulan seperti
infeksi, PDA, dan hiperbilirubinemia.

13
Definisi

• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


berat lahir kurang dari 2.500 gram.
• Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
berat lahir kurang dari 1.500 gram.
• Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR)
berat lahir kurang dari 1.000 gram.

14
Etiologi

BBLR dapat disebabkan oleh:


• Kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu atau
< 259 hari)
• Pertumbuhan janin terhambat (< p10)
• Keduanya

15
Bayi kurang bulan

16
Penyebab
kelahiran kurang bulan
Ibu Janin Plasenta
• Pre-eklamsia • Gawat janin • Plasenta previa
• Penyakit kronis • Kehamilan kembar • Abruptio plasenta
• Infeksi • Eritroblastosis
• Penyalahgunaan • Hydrop non imun
obat

Uterus Lainnya
• Uterus bikornus • Ketuban pecah dini
• Serviks tidak • Polihidramnion
kompeten • Iatrogenik

17
Berbagai masalah pada
Bayi Kurang Bulan (BKB)

• Ketidakstabilan suhu
• Kesulitan bernapas
• Kelainan
– Neurologis
– Kardiovaskular
– Hematologis
– Metabolisme
– Gastrointestinal dan nutrisi
• Imaturitas hati, ginjal dan imunologis

18
Ketidakstabilan suhu

BKB sulit mempertahankan suhu tubuh karena:


– Peningkatan kehilangan panas
– Berkurangnya lemak subkutan
– Rasio daerah permukaan : berat badan yang tinggi
– Tidak memadainya lemak coklat
– Ketidakmampuan untuk menggigil

19
Kesulitan bernapas

• Defisiensi surfaktan paru → sindrom gawat pernapasan


• Belum terkordinasinya refleks batuk, refleks menghisap, dan
refleks menelan → risiko aspirasi
• Thoraks yang lunak dan otot pernapasan yang lemah
• Pernapasan periodik dan apneu

20
Kelainan gastrointestinal dan nutrisi

• Penurunan motilitas usus dan penundaan pengosongan lambung


• Penurunan pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam
lemak
• Defisiensi enzim laktase pada brush border usus
• Menurunnya simpanan mikronutrien dalam tubuh
• Meningkatnya risiko NEC

21
Kelainan neurologis

• Refleks mengisap dan menelan yang kurang berkembang


• Perdarahan intraventrikuler dan leukomalacia periventrikuler
• Perfusi serebral yang buruk
• Ensefalopati iskemik hipoksik
• Retinopati prematur
• Kejang, hipotonia

22
Kelainan hematologi

• Anemia
• Hiperbilirubinemia
• Koagulasi intravaskuler menyebar (DIC)
• Penyakit perdarahan pada neonatus (HDN)

23
Kelainan kardiovaskular

• Duktus arteriosus paten (PDA)


• Hipotensi atau hipertensi

Kelainan metabolisme
• Imbalans elektrolit
• Hipoglikemia atau hiperglikemia

24
Imaturitas hati, ginjal dan imunologis

• Kelainan konjugasi dan ekskresi bilirubin


• Defisiensi faktor pembekuan
• Eliminasi obat oleh ginjal mungkin sangat menurun
• Ketidakseimbangan elektrolit
• Risiko tinggi infeksi karena tidak mengalami transfer
transplasental IgG maternal selama trimester tiga

25
Pemeriksaan

Laboratorium
• Pemeriksaan darah tepi dengan hitung jenis
• Pengukuran glukosa serial
• Na, K, Ca serial
• Pengukuran bilirubin serial
• Gas darah arteri
• CRP dan kultur biakan jika diperlukan

26
Pemeriksaan (lanj.)

Radiologi

• Foto rontgen

• USG kepala

• Echocardiography

27
Tata Laksana Bayi Kurang Bulan

Dalam ruang bersalin


• Resusitasi dan stabilisasi dengan peralatan dan
staf yang memadai
• Oksigenasi yang memadai dan dipertahankannya
suhu tubuh yang normal
• Asuhan ibu

28
Tata Laksana Bayi Kurang Bulan (lanj.)

Di unit asuhan neonatus


• Pengaturan suhu harus diarahkan menuju suhu netral
• Terapi oksigen dan ventilasi yang dibantu
• Terapi cairan dan elektrolit, serta nutrisi adekuat
• Antibiotik spektrum luas harus dimulai ketika dicurigai
adanya infeksi.

29
Pertumbuhan janin terhambat
(PJT)

30
Definisi
• Bayi yang lahir dengan tampilan klinis
malnutrisi, karena hambatan pertumbuhan
intrauterin.
• Terlihat dari Doppler arus darah yang tidak
normal atau volume amnion yang berkurang.
• Dinilai dengan indeks Ponderal.

31
Etiologi
Faktor Faktor
Faktor janin
maternal plasenta
• Genetik atau • Preeklamsia, • Insufisiensi
kelainan eklamsia plasenta
kromosom • Penyakit • Kelainan
• Kelainan atau vaskular anatomis dan
infeksi • Penyakit insersi
bawaan infeksi plasenta
• Kelainan • Ibu perokok • Kehamilan
metabolisme • Malnutrisi kembar

32
Pola PJT

PJT Simetris
Lingkar kepala, panjang dan berat badan seluruhnya
berkurang secara proporsional untuk usia kehamilan.

PJT Asimetris
Berat badan fetus lebih rendah secara tidak
proporsional terhadap panjang dan lingkar kepala.

33
Komplikasi

- Kematian fetus
- Hipoksia
- Hipotermia
- Hipoglikemia
- Polisitemia
- Keterlambatan Perkembangan
- Penurunan kekebalan tubuh (immune depression)

34
Pemeriksaan

• Darah tepi dengan hitung jenis


• Pengukuran glukosa serial
• Penapisan TORCH
• USG jika diperlukan
• Foto rontgen dada jika diperlukan

35
Tatalaksana PJT

Ruang bersalin
• Persiapan resusitasi untuk pencegahan HIE
• Penyesuaian suhu lingkungan
• Penilaian awal usia kehamilan
• Nilai tanda-tanda dismorfik dan kelainan bawaan
• Periksa glukosa

36
Tatalaksana PJT (lanj.)

Ruang bayi
• Kangaroo mother care (KMC) dan pemeriksaan suhu tubuh
• Pemberian ASI sedini mungkin, serta pemeriksaan intoleransi
• Pemberian cairan intravena segera, jika asupan dini tidak
memungkinkan
• Memeriksa Hb dan mengobati polisitemia
• Pemeriksaan glukosa berkala

37
Tindak lanjut jangka panjang

• Nutrisi yang memadai


• Imunisasi tepat waktu
• Penilaian perkembangan
• Rujukan dini untuk intervensi perkembangan dan program
pendidikan khusus
• Konseling maternal untuk kehamilan berikutnya

38
Asuhan metode kanguru /
Kangaroo Mother Care (KMC)

39
Metode KMC

• BBLR atau BKB yang stabil diletakkan


telanjang di dada ibu, hanya memakai popok,
topi dan kaus kaki.
• Posisi bayi sejajar dengan dada ibu, antara
kedua payudara, di dalam baju ibu dan
disangga oleh kain yang melingkari ibu dan
bayi, agar bayi memperoleh panas dari kulit
ibu melalui proses konduksi

40
Komponen KMC

• Kangaroo position
• Kangaroo nutrition
• Kangaroo support
• Kangaroo discharge

41
Posisi KMC
• KMC dilakukan di ruang yang hangat dan terjaga
privasinya.
• Ibu duduk dan mengatur posisi bayi di atas dada
dengan posisi sejajar.
• Sangga bayi dengan kain panjang, kepala
menghadap ke satu sisi, dalam posisi sedikit
ekstensi. Tepi kain harus di bawah telinga bayi.
• Lengan, pinggul dan kaki bayi dilebarkan dan dalam
keadaan tertekuk sehingga seperti posisi “kodok”.

42
Posisi KMC (lanj.)

• Pasang kain erat-erat agar bayi tidak lepas saat ibu


berdiri.
• Pastikan kain melekat erat di bagian dada dan bukan
di daerah perut.
• Jangan mengikat terlalu keras di bagian perut bayi
tapi harus di sekitar epigastrium ibu. Agar bayi
leluasa bernapas dengan perut.

43
Posisi KMC

44
Merawat bayi dengan posisi kangguru

• Perawatan tetap dapat dilakukan meskipun


pada posisi KMC
• Bayi hanya dilepaskan dari kontak kulit
dengan kulit saat:
– Mengganti popok, melakukan tindakan higiene
dan perawatan tali pusat
– Penilaian klinis sesuai jadwal

45
Merawat bayi dengan posisi kangguru (lanj.)

• Tidak direkomendasikan untuk dimandikan setiap


hari.
• Jika dimandikan, dengan air hangat (37°C) dengan
waktu yang tidak lama. Cepat dikeringkan, bungkus
dan posisikan lagi sesegera mungkin.
• Ibu dapat beraktivitas dan tetap menjaga kebersihan
diri dan mencuci tangan serta menjaga lingkungan
tenang, tetap menyusui bayi secara teratur.

46
Lama dan Kesinambungan KMC

• Kontak kulit dengan kulit dimulai bertahap


dengan transisi secara hati-hati dari asuhan
konvensional menjadi KMC berkesinambungan.
• Hindari sesi ≤ 60 menit karena perubahan yang
sering akan membuat bayi stress.
• Waktu kontak kulit dengan kulit diperpanjang
selama mungkin.

47
Memantau kondisi bayi

• Suhu
• Pernapasan
• Tanda bahaya
• Minum

48
Tanda bahaya

• Sulit bernapas, retraksi, merintih


• Bernapas sangat lambat atau sangat perlahan
• Apnea yang sering dan lama
• Bayi teraba dingin, suhu tubuh di bawah normal
• Sulit minum
• Kejang, diare, kuning

49
Minum

Bayi dengan usia


kehamilan < 30-32
minggu perlu diberi
minum melalui selang
nasogastrik, yang bisa
digunakan juga untuk
ASI yang diperah.

50
Minum (lanj.)

• Bayi dengan usia kehamilan 30-32 minggu,


mengunakan cangkir kecil untuk memberikan ASI
yang telah diperah.
• Pemberian minum melalui cangkir, bayi dilepaskan
dari posisi kangguru, ditutup dengan selimut hangat
dan kembali ke posisi kangguru setelah selesai
minum.

51
Minum (lanj.)

• Bayi dengan usia kehamilan > 32 minggu bisa


belajar mengisap puting.
• Teruskan memberikan ASI yang telah diperah
menggunakan cangkir atau sonde hingga bayi bisa
mengisap secara efektif.
• Pastikan posisi yang baik, kelekatan dan frekuensi
menyusui

52
Memantau pertumbuhan

• Timbang bayi kecil sekali sehari.


• Timbang bayi dengan cara yang sama setiap kali, di
tempat yang lingkungannya hangat
• Catat beratnya
• Ukur lingkar kepala setiap minggu, saat berat bayi
mulai meningkat, lingkar kepala akan naik antara 0,5
dan 1 cm per minggu

53
Kenaikan berat badan tidak memadai

• Nilai teknik, frekuensi, lama dan jadwal pemberian


minum terlebih dahulu
• Berikan nasehat kepada ibu untuk meningkatkan
frekuensi pemberian minum, dan anjurkan ibu untuk
minum lebih banyak.
• Adakah kondisi lainnya (oral thrush, rinitis, infeksi
saluran kemih, infeksi bakteri)

54
Perawatan Preventif

• Suplementasi besi dan asam folat dari sejak umur dua


bulan hingga satu tahun.

55
Keluar dari rumah sakit

Bayi KMC dapat diijinkan pulang jika:


• Kesehatan umum bayi baik dan tidak ada penyakit
• Minum dengan baik dan mendapatkan ASI eksklusif
atau sebagian besar minumnya adalah ASI
• Berat badan naik (sedikitnya 15 g/kg/hari paling
sedikit 3 hari berturut-turut);
• Suhu bayi stabil saat berada dalam posis KMC

56
TERIMA KASIH

57

Anda mungkin juga menyukai