PUSKESMAS KEPANJEN
PUSKESMAS KEPANJEN
JL RAYA JATIREJOYOSO NO. 4 KEPANJEN
KABUPATEN MALANG
2016
BAB I
PENGERTIAN
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan
oleh orang lain, tak disengaja/ tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau
tanpamencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau
lingkungan (lantai yang licin).
Kejadian jatuh tak disengaja yaitu kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja (misalnya
terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini tidak dapat
diidentifikasi sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak dikategorikan dalam risiko jatuh.
Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan menyediakan lingkungan yang aman.
Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi yaitu kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab fisik
tidak dapat diidentifikasi.
Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan) yaitu kejadian jatuh yang terjadi pada
pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor asesmen risiko jatuh)
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan
(anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat diperkirakan
merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Etiologi Jatuh
1. Ketidaksengajaaan: 31%
2. Gangguan gaya berjalan / keseimbangan: 17%
3. Vertigo: 13%
4. Serangan jatuh (drop attack): 10%
5. Gangguan kognitif: 4%
6. Hipotensi postural: 3%
7. Gangguan visus: 3%
8. Tidak diketahui: 18%
I. Tujuan
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam rangka
menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan melakukan
penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam
memberikan intervensi yang sesuai prosedur.
Kursi roda
______
Rem pengaman kursi roda _
______
bantalan tangan mudah dilepaskan saat transfer _
______
bantalan kaki mudah untuk disesuaikan dan diposisikan _
______
pedal kaki mudah dilipat sehingga pasien dapat berdiri tanpa merasa terganggu _
______
Roda tidak bengkok atau melengkung _
______
anti-tip terpasang dengan baik _
tempat tidur
pegangan sisi tempat ______
tidur mudah dinaikkan dan diturunkan _
______
terkunci dengan aman saat dinaikkan _
______
hanya digunakan untuk mobilitas _
______
Roda mudah berputar/diarahkan, tidak melekat _
______
Rem mengamankan tempat tidur saat dioperasikan _
______
Mekanik pengaturan ketinggian tempat tidur mudah dilakukan _
meja samping tempat ______
tidur roda terkunci dengan baik _
______
letaknya di samping tempat tidur, menempel di dinding _
tiang infuse
______
Tiang mudah dinaikkan dan diturunkan _
______
stabil, tidak mudah goyang _
______
Roda mudah berputar/diarahkan, tidak melekat _
walker/cane
______
Keamanan ujung karet pada alat berfungsi dengan baik _
______
stabil _
toilet berjalan
______
Roda mudah berputar/ diarahkan, tidak melekat _
______
stabil saat pasien duduk di atasnya _
______
Rem mengamankan toilet saat dioperasikan _
o. Edukasi pasien/keluarga
Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan
setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan.
Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di
lingkungan puskesmas dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang
keperawatan pasien.
i. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai
penggunaan alat bantu
ii. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
iii. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi obat-obatan,
efek samping, serta interaksinya dengan makanan/ obat-obatan lain.
BAB III
DOKUMENTASI
Setiap pasien rawat inap dinilai skore resiko jatuh nya dan didokumentasikan ke dalam berkas
rekam medis
Lampiran 1
riwayat jatuh ya 25
Tidak 0
tongkat/alat penopang 15
terpasang infuse Ya 20
Tidak 0
gaya berjalan terganggu 20
lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0
Total
Kategori:
Risiko tinggi = ≥ 45
Risiko sedang = 25 – 44
Risiko rendah = 0 - 24
Intervensi:
Pencegahan jatuh
Rencana per-pasien
Riwayat jatuh:
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk puskesmas atau terdapat riwayat kejadian jatuh
fisikologis dalam 12 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan gaya berjalan, berikan skor
25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak, berikan skor 0.
Alat bantu:
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30. Jika pasien menggunakan
tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jik pasien dapat berjalan tanpa alat bantu, berikan skor
0.
Gaya berjalan:
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari
kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala
menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang – total
untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu
berjalan, dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak dapat
mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan
untuk berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk berjalan.
Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15. Jika
asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
Asesmen risiko jatuh Morse ini dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan dengan asesmen
inisial /awal.
Pasien masuk puskesmas
Asesmen Risiko jatuh Morse dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan dengan ases
Skrining farmasi dan atau fisioterapi pada pasien dengan faktor risiko