Anda di halaman 1dari 9

ADVOKASI, BERPIKIR KRITIS, PEMBUATAN KAJIAN, DAN AKSI

Oleh: Muhammad Fakhri Barustan


A. Berpikir Kristis

Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] adalah menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Individu menggunakan proses berpikir untuk
belajar. Banyak hal yang dipelajari oleh setiap individu menggunakan proses berpikir seperti
koordinasi tubuh, mengenal orang tua, mengenal bahasa, mengenal situasi, beradaptasi dan
masih banyak hal yang lain. Awalnya proses berpikir dipakai untuk mengenali lingkungan dan
mengetahui hal – hal yang baru tanpa menyaring informasi dan melakukan penilaian terhadap
informasi tersebut. Proses berpikir tersebut akan berubah seiring berjalannya waktu, yang
awalnya hanya menerima informasi secara mentah akan mulai menyaring dan menilai informasi
tersebut hingga terdapat keputusan apakah informasi tersebut diterima dan apa feedback yang
harus diberikan. Proses menyaring dan menilai informasi lebih dikenal dengan proses berpikir
kritis.
Berpikir kritis yang juga dikenal dengan sebutan critical thinking melibatkan proses mengenali,
menilai, menyusun strategi berpikir dan mengambil keputusan.
1. Mengenali
Dalam berpikir kritis individu perlu mengetahui apa yang akan dinilai walaupun hanya sekedar
nama, judul atau gambaran kasar.
Sebagai contoh : Tuan A mengenal Tuan B
2. Menilai
Setelah proses mengenal, akan masuk informasi lebih lanjut tentang objek yang dikenal tersebut.
Disini individu perlu melakukan proses penilaian informasi seperti pertimbangan baik-buruk dan
memvalidasi kebenaran dari informasi.
Sebagai contoh : Tuan B merupakan seorang yang baik akan tetapi bermuka dua, Tuan A
berpikir memang Tuan B adalah orang yang baik tetapi Tuan A belum mengetahui masalah Tuan
B bermuka dua.
3. Menyusun Strategi Berpikir
Pada contoh diatas terdapat informasi yang belum lengkap dan masih tidak valid kebenarannya,
maka individu perlu menyusun strategi untuk mencari informasi yang lebih lanjut terkait dengan
objek.
Sebagai contoh : Tuan A berpikir untuk mencari teman terdekat tuan B supaya mengetahui
kebenaran tentang tuan B bermuka dua.
4. Pengambilan keputusan
Setelah strategi yang disusun pada proses sebelumnya sudah tersusun dan dilaksanakan serta
informasi dirasa cukup, maka individu boleh melakukan

B. Kajian
Organisasi akan selalu diwarnai dengan masalah yang ditimbulkan dari adanya hal – hal yang
baru sebagai contoh kebijakan yang baru. Masalah tersebut timbul karena hal yang baru tersebut
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi. Lalu bagaimana sikap sebagai
organisator untuk menanggapi keadaan tersebut? Tentunya seorang organisator harus membuat
sebuah pertimbangan melalui proses berpikir kritis lalu hasil dari proses berpikir kritis tersebut
tuangkan ke sebuah media sebagai pernyataan sikap atau keputusan secara formal. Media
tersebut lebih dikenal dengan kata kajian.
Kajian merupakan hasil dari proses mengkaji. Proses mengkaji pada dasarnya merupakan proses
berpikir kritis, yang meliputi mempelajari (Mengenal) dan pertimbangan baik-buruk
(menilai). Kajian dan proses mengkaji umumnya dipasangkan dengan kata strategi, yang artinya
setelah proses berpikir dan menilai, perlu dirancang strategi untuk mendapatkan informasi
terkait hal yang dibahas dan menentukan langkah selanjutnya (Menyusun Strategi
Berpikir). Proses mengkaji diakhiri dengan pernyataan sikap dan solusi yang akan
dilakukan oleh organisator tersebut (Keputusan).

Fungsi Kajian
1. Menjadi media untuk menyampaikan sikap terkait isu
2. Menjadi media ringkas tentang fakta-fakta yang didapatkan
3. Menjadi media untuk memberikan informasi, dan menyamakan persepsi pembaca
Langkah – langkah membuat kajian
1. Memilih Isu

Isu merupakan permasalahan yang sedang dialami, ataupun akan dialami oleh masyarakat yang
dalam hal ini anggota dari sebuah organisasi. Banyak isu yang berterbangan diluar organisasi
dengan latar belakang isu yang berbeda – beda. Sebelum isu tersebut dibahas lebih lanjut,
organisator perlu menyeleksi isu tersebut. Dalam memilih isu hal yang perlu diperhatikan adalah
Apakah Isu tersebut berpengaruh kepada organisasi/anggota kita?
a. Apakah dampak yang dapat dihasilkan dari keberadaan isu tersebut?
b. Apakah Isu tersebut mendesak untuk dibahas?

Tiga Point tersebut merupakan point utama dalam menentukan isu, terutama point ke tiga, tetapi
pertimbangan memilih isu tidak menutup kemungkinan menggunakan beberapa point tambahan
yang dikembangkan oleh masing – masing organisasi.
2. Memetakan masalah dan mencari informasi

Isu yang telah dipilih dipecahkan menjadi point – point permasalahan. Organisator dapat
membuat daftar permasalahan yang terjadi atau akan terjadi terkait isu dan organisasinya.
Setelah pemetaan masalah, langkah selanjutnya organisator mencari sumber – sumber valid yang
mendukung setiap point permasalahan.
3. Pembuatan kajian dan pernyataan sikap

Setelah informasi dirasa cukup maka tahap selanjutnya, menuangkan informasi tersebut ke
sebuah media untuk mengekspresikan isi dari informasi yang di dapat. Informasi juga perlu
diolah dan disatukan dengan opini dari pembuat kajian agar tersampaikan maksud dan tujuan
dari pembuatan kajian tersebut. Kajian diakhiri dengan pernyataan sikap dan solusi yang
ditawarkan terhadap masalah – masalah tersebut
C. Manajemen aksi
Manajemen aksi adalah sebuah sistem pengaturan demonstrasi (aksi massa) yangdilakukan
oleh beberapa orang untuk menggalang opini publik terhadap suatu masalah yangmuncul dan
berkembang sehingga diharapkan lahir sebuah perubahan sosial.
Dalam aturan negara demonstrasi diperbolehkan dan dilindungi Undang-Undang.Pertama
Declaration of Human Right (freedom of speech). Kedua UUD 1945 pasal 28 beserta
amandemennya. Secara umum ketentuan aksi diperbolehkan karena adanya
kebebasanmenyampaikan pendapat oleh masyarakat kepada negara. Ada juga UU No. 9/1998
tentangMekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi
harusmemberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H.
Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung
jawabaksi, waktu pelaksanaan, rute yang dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk
aksi.Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertentu dan tempat-
tempattertentu.Aksi mahasiswa bermacam –macam bentuknya, dimana menurut Sharp dibagi
menjadi tiga yakni protes (demonstrasi dan persuasi), nonkooperasi (ekonomi, sosial,
politik)dan Intervensi tanpa kekerasan. Model aksi lain masih sangat banyak (kurang lebih
terdapat 54macam) diantaranya boikot ekonomi, mogok makan, pernyataan public, deklarasi,
jalan mundur,duduk di jalan dan teatrikal.

Dalam aksi mahasiswa, diperlukan sebuah manajemen aksi. Untuk itu diperlukan sebuah
perangkat aksi meliputi :

1.Korlap (Koordinator Lapangan)

Korlap adalah pemimpin keseluruhan teknis aksi yang menjalankan rumusan aksi yangdisusun
oleh tim acara. Korlap tidak perlu muncul ke publik, agar ia bebas mengamati dinamikaaksi
(peserta aksi, skenario aksi dan situasi aksi).

2. Danlap

Dikenal dalam bahasa lain sebagai jendral lapangan (Jenlap). Danlap adalah pemegangkomando
tertinggi dalam aksi yang bertugas menyampaikan instruksi, memantau dan mengatur jalannya
aksi. Dalam aksi lapangan, danlap dirahasiakan karena ketika aksi berlangsung orang pertama
yang dicari polisi adalah danlap. Danlap berhak memutuskan meneruskan ataumenghentikan
sebuah aksi lapangan

.3.Dinlap
Dinlap adalah pemegang komando aksi yang menyampaikan instruksi kepada pesertaaksi dari
mobil sound. Dinlap berkoordinasi dengan tim acara dan korlap untuk mengatur agenda,
skenario dan target aksi. Dinlap sebaiknya menyiapkan yel – yel dan lagu perjuanganuntuk
mendinamisasi aksi.

4.Tim Kesehatan

Aksi massa membutuhkan kekuatan fisik dan seringkali mendapat banyak potensiancama.
Untuk itu diperlukan tim kesehatan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yangakan terjadi

5.Tim Media

Tugas tim media adalah memperbanyak dan menyebarkan pernyataan sikap,menghubungi


media massa, mengordinasikan wawancara wartawan dengan pimpinan aksi.

6.Tim logistik

Tugas tim logistik adalah : menyiapkan mobil sound, sound system dan kebutuhan
aksi(bendera, air minum dan baliho/pamflet) dan menyiapkan peralatan pendukung (ikat
kepala,leaflet dll)

7.Tim negoisator

Tim negoisator adalah orang yang bertugas mengkomunikasikan aksi dengan stakeholder
terkait seperti polisi, wartawan dan pihak lain di lapangan. Usahakan memilih orang
yangmemiliki kemampuan melobi baik ketika memutuskan memilih tim negoisator.

8.Tim acara

Tim acara bertugas merumuskan aksi secara keseluruhan meliputi skenario aksi (ruteaksi,
kemungkinan chaos atau tidak dll), happening art/tearikal, orasi tokoh/pemimpin pergerakan,
menyiapkan yel-yel, lagu perjuangan dan pernyataan sikap.

9.Tim keamanan
Tim ini berfungsi mengamankan jalannya aksi agar tidak terjadi gangguan yangmengacaukan
aksi. Tim pengamanan diusahakan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mencegah
terjadinya penyusup, kerusuhan dan kemungkinan upaya evakuasi jika terjadi hal yangtidak
diinginkan.

Pra Aksi

Persiapan sebelum aksi adalah bagian yang tidak bisa ditentukan lama waktunya, karena jarak
isu dengan aksi yang akan dilakukan bisa panjang, dan terkadang hanya berselang 1-2 hari saja.
oleh karena itu, saya hanya akan membahas apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum aksi agar
aksi dapat berjalan dengan baik.

(1) mempersiapkan dan mematangkan isu

Kita sebagai mahasiswa perlu memiliki kekuatan dalam pemikiran, termasuk dalam isu
yang akan dibuat, kaji sebuah isu dengan mendalam serta didukung data yang akurat
agar pesan dan tuntutan yang disampaikan berbobot dan jelas, buat semacam focus
group discussion dengan beberapa mahasiswa untuk menentukan dan memantapkan
isu.

(2) membuat press release

Yang berisikan pesan dan tuntutan dari isu yang telah dibahas, sebisa mungkin pesan
yang akan disampaikan terfokus dan jangan melebar jauh, sebutlah aksi damai
menentang kemiskinan, jangan ditambahkan dengan dukung pergerakan palestina. Ini
membuat pesan yang disampaikan menjadi blur sehingga masyarakat tidak bisa
meneriman pesan aksi secara jelas.

(3) mengumpulkan massa

Karena aksi butuh massa, dan salah satu parameter keberhasilan aksi adalah semakin
banyaknya massa yang hadir dalam aksi, semakin banyak massa yang hadir akan
menjadi force power tambahan bagi kita untuk menunjukkan bahwa banyak orang yang
telah memahami isu yang dibawa dan turut berperan dalam menyuarakan isu tersebut,
cara mengumpulkan massa sangat banyak, akan tetapi sebagai inisiator aksi Anda perlu
untuk memahamkan peserta aksi terkait aksi yang akan dilakukan agar aksi memiliki
“jiwa” dan peserta aksi tidak sekedar “tong kosong nyaring bunyinya”.

(4) menghubungi media

agar pesan yang disampaikan dapat tersampaikan kepada banyak orang, maka kita perlu
mengundang media agar dapat melakukan peliputan aksi yang dilakukan. undang media
cetak, audio, dan visual agar aksi ini dapat perhatian dari masyarakat luas. Media
biasanya membutuhkan press release untuk kebutuhan pelaporan berita.

(5) mempersiapkan perangkat aksi

Perangkat aksi yang dibutuhkan antara lain ; spanduk atau baligo berisi pesan aksi,
bendera lembaga yang mengusung aksi, press release untuk masyarakat luas,perangkat
dokumentasi, poster untuk dibawa oleh peserta aksi, media publikasi tambahan untuk
dibagikan ke masyarakat seperti leaflet atau pamflet, pengeras suara seperti TOA dan
mobil sound system, dan identitas peserta aksi untuk memastikan aksi tidak disusupi,
identitas ini seperti pengikat kepala atau jaket. Selain itu sebagai dinaminasi bisa juga
disiapkan yel-yel atau lagu selama aksi yang berisikan pesan perjuangan mahasiswa dan
pesan dari isu aksi yang dijalankan. Aksi teatrikal untuk menambah menariknya aksi bisa
juga dilakukan.

(6) Skenario dan pembagian peran

Menentukan arah dan rute aksi serta apa saja yang akan dilakukan. apakah ini hanya
aksi penyampaian pesan atau hingga mengadakan audiensi kepada pihak yang ditujukan
dan menghasilkan sebuah keputusan bersama. Pembagian peran diantara inisiator perlu
juga dilakukan, siapa yang akan sebagai komandan lapangan, humas, P3K, dinamisator,
orator, dan pengdokumentasi. Adanya pembagian peran ini diharapkan dapat membuat
aksi terarah dan tertib.

(7) Menghubungi pihak kepolisian untuk perizinan


Setelah semua perencanaan aksi telah tuntas, maka Anda perlu melaporkan aksi yang
akan dilakukan ke pihak kepolisian agar aksi mendapatkan perizinan, dan pihak
kepolisian dapat membantu mengamankan peserta aksi dengan baik.

Saat Aksi

Saat aksi adalah fase yang bisa dikatakan fase pembuktian dan perjuangan, karena segala
sesuatu dapat berubah ketika sudah di lapangan, oleh karena itu peran komandan lapangan
sebagai dirigen aksi sangat dibutuhkan agar segala sesuatu berjalan dengan baik. Banyak hal
yang tidak terduga, seperti jadwal aksi yang tidak tepat waktu, massa yang tidak sesuai target,
logistik aksi yang telat tiba, dan lainnya. Pesan dari kakak tingkat saya ketika saya pertama kali
menjadi peserta aksi adalah “apapun yang terjadi nanti, the show must goes on”. Ya. Aksi harus
terus berlanjut dengan segala keterbatasan yang ada. Apa saja yang bisa dilakukan saat aksi
antara lain :

(1) Membagikan pesan yang telah dibuat, seperti pamflet dan leaflet, tempatkan orang
khusus untuk terus membagikan pesan ini kepada masyarakat yang ditemui di jalan

(2) Berorasi dalam perjalanan dan di tempat tujuan akhir, orasi adalah bagian dari
penyampaian pesan aksi kepada masyarakat luas. selain itu orasi yang dilakukan saat
perjalanan bisa sebagai dinamisator massa aksi agar terus bersemangat

(3) Yel-yel dan menyanyikan lagu. Ini berguna untuk penyemangat massa aksi dan menarik
simpati dari masyarakat luas. melakukan aksi teatrikal juga bisa dilakukan untuk
dinamisasi dan media interaktif penyampai pesan aksi

(4) Audiensi ke pihak yang dituju, apakah itu pemerintah atau pihak lainnya. Biasanya
perwakilan dari peserta aksi yang tentunya pemimpin dari aksi tersebut melakukan
dialog kepada pihak yang dituju untuk menyampaikan tuntutannya dan jika diskusi dan
negoisasi berjalan lancar, bisa hingga mencapai sebuah keputusan bersama
(5) Pembacaan press release. Hal ini biasanya dilakukan pada akhir aksi dan diharapkan
dapat diliput media agar pesan yang kita bawa dapat tersampaikan kepada khalayak
luas.

Pasca Aksi

Langkah terakhir dari aksi adalah pemulangan peserta, biasanya aksi tidak bubar di tempat
dibacakannya press release untuk menimbulkan kesan “bubar setelah aksi”, biasanya peserta
berjalan kembali ke tempat lain, baru membubarkan diri di tempat tersebut. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam aksi yang mengusung nama dakwah kampus, antara lain : peserta
berjalan dengan tertib, tidak ada sampah berserakan saat aksi berlangsung, kata-kata yang
digunakan adalah kata-kata yang baik dan sopan, serta tidak merusak fasilitas umum dan
menganggu hak masyarakat. Setelah aksi selesai, sebisa mungkin diadakan evaluasi aksi terkait
ketersampaian pesan dan evaluasi teknis untuk menentukan langkah selanjutnya terkait
perjuangan isu atau pesan yang disampaikan.

DAFRTAR PUSTAKA
Buku Pedoman BLMML 2015.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28

Undang – Undang No. 9/1998

Sudarsono, Amin. Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Muda Cendekia. Jakarta, 2010

Anda mungkin juga menyukai