Anda di halaman 1dari 2

F.

Mekanisme penyerapan bahan pencemaran oleh gulma air

Mekanisme penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi
tiga proses yang sinambung, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke
bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak
menghambat metabolisme tumbuhan tersebut (Connel dan Miller, 1995). Pembentukan reduktase
di membran akar berfungsi mereduksi logam yang selanjutnya diangkut melalui kanal khusus di
dalam membran akar. Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel akar, selanjutnya logam harus
diangkut melalui jaringan pengangkut, yaitu xilem dam floem kebagian tumbuhan lain oleh
molekul khelat. Berbagai molekul khelat yang berfungsi mengikat logam dihasilkan oleh
tumbuhan, misalnya histidin yang terikat pada Ni dan fitokhelatin-glulation yang terikat pada Cd
(Salt dkk., 1998).

G. Pengendalian gulma air

Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma sampai batas toleransi
merugikan secara ekonomis. Metode pengendalian gulma dapat secara fisik, hayati maupun
kimiawi dengan menggunakan herbisida. Metode kimiawi banyak dilakukan karena dianggap
praktis karena memerlukan sedikit pekerja dan waktu yang relatif singkat. Pengendalian secara
fisik dengan pengolahan tanah yaitu pembersihan tanah dari bibit-bibit tanaman sebelumnya dan
biji-biji gulma, tidak menggunakan pupuk yang belum matang, serta penggunaan mulsa untuk
menekan pertumbuhan gulma akibat proses fotosintesis yang terhambat. Pengendalian secara
hayati dengan menggunakan musuh alami gulma seperti kutu loncat eksotik untuk pengendalian
Mimosa diplotricha.

Pengendalian secara kimia biasa dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang


digunakan harus memenuhi persyaratan seperti tidak berbahaya bagi manusia hewan dan
lingkungan, efektif terhadap gulma sasaran, mempunyai ketahanan yang lama dan biaya
operasional relatif murah. Pada umumnya herbisida dibagi menjadi dua, yaitu herbisida kontak
dan sistemik. Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan
gulma yang terkena larutan pestisida, contohnya Paracol. Herbisida sistemik adalah herbisida yang
dapat diserap dan ditranslokasikan ke seluruh bagian atau jaringan gulma contoh Banvel. Waktu
terbaik saat gulma masih muda dan belum memasuki fase generatif, serta faktor lingkungan seperti
curah hujan, angin, dan sinar matahari.

Aplikasi herbisida memerlukan peralatan semprot atau Sprayer diperlukan untuk


memperoleh hasil pengendalian yang efektif terutama di lahan pertanian yang luas seperti
perkebunan. Jenis sprayer yang dapat digunakan ialah knapsack sprayer atau disebut juga alat
semprot punggung. Sebelum menggunakan herbisida di lapangan diperlukan menghitung
kebutuhan larutan per satuan luasnya dengan kalibrasi, dibutuhkan juga untuk menghitung dosis
herbisida, kondisi cuaca, kondisi areal lahan, serta jenis sprayer dan nozzle yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Salt, D.E., Smith, R.D., Raskin, I., 1998. Phytoremediation. Annu. Rev. Plant Physiol. 49, 643–
668.

Connel DW & Miller GJ. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai