Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah
mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu
tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi menemani perjalanan
Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua
bangsa Indonesia.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar
Negara. Sekarang pancasilapun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku
yang digunakan didalam Perguruan Tinggi. Dimana didalam Perguruan Tinggi
tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik dalam prilaku
bergaul juga dalam proses belajar mengajar didalamnya. Serta molekul-
molekul yang menjadi bagiannya.
Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari zaman ke
zaman, agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila
sebagai dasar Negara, dan juga dapat digunakan untuk menjadi penengah bagi
pihak yang sedang berbeda pendapat tentang dasar Negara supaya kedepan
kita tetap seperti semboyan kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Terutama hal
tersebut dalam penerapannya dalam kehidupan kita. Termasuk dilingkungan
Perguruan Tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut pancasila sebagai dasar negara?
2. Apa yang dimaksud dengan tri darma perguruan tinggi?
3. Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di perguruan
tinggi atau Perguruan Tinggi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar
negara
2. Untuk mengetahui makna tri darma perguruan tinggi
3. Untuk mengetahui cara mengaktualisasikan pancasila sendiri dalam
kehidupan, terutama dalam lingkungan perguruan tinggi

1
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk mengaktualisasikan pentingnya nilai pancasila tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Terutama dalam lingkungan Perguruan Tinggi yang
memang kebetulan terdiri dari berbagai macam suku, adat serta agama.
Karena dasar pemikiran tersebutlah, maka sangat layak dan pantas makna,
peran pancasila kembali ditulis guna untuk kembali dibaca sebagai salah satu
bahan penyadaran diri setiap individu agar kembali mengintropeksi dirinya
untuk berprilaku sesuai dengan makna pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tri Darma Perguruan Tinggi
Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah
Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia-manusia
pembangunan yang berjiwa Pancasila, membentuk manusia-manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi
pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama
manusia.
Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai
tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan
tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara
ilmiah yang meliputi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.
Peningkatan peranan Perguruan Tinggi sebagai satuan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain
diarahkan untuk menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik
mahasiswa untuk berjiwa penuh pengabdian serta memiliki tanggung jawab
yang besar pada masa depan bangsa dan Negara, serta menggiatkan
mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan nasional dan
pengembangan daerah.
Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam
masarakat bukanlah merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan
masyarakat, melainkan senantiasa mengembangkan dan mengabdi kepada
masarakat. Maka menurut PP. No. 60 Th. 1999, bahwa Perguruan Tinggi
mempunyai 3 tugas pokok, yaitu:
1. Pendidikan tinggi
2. Penelitian
3. Pengabdian terhadap masyarakat

3
Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan Perguruan
Tinggi, tidak hanya mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan
tersebut mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan
emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul
dalam sehari-hari mereka dengan berpedoman pada pancasila.
Perguruan Tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/ atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/ atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperaya kebudayaan nasional.
Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana
dimaksud berpedoman pada:
1. Tujuan pendidikan nasional
2. Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
3. Kepentingan masyarakat
4. Memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi
menyelenggarakan kegiatan yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi,
yaknikegiatan terdiri dari:
1. Pendidikan
Merupakaan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan IPTEk, dan seni.
2. Penelitian
Merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkanpengetahuan emirik,
teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru guna memperkaya
IPTEK dan seni.

4
3. Pengabdian kepada masyarkat
Merupakan kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya
memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.
Dengan penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggikeluaran yang
diharapkan dari kegiatan tersebut adalah:
1. Pendidikan. Lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan
produktivitas masyarakat karena terlibatnya lulusan dalam proses
produksi
2. Penelitian. Pengetahuan, ilmu,dan teknologi baru, serta nilai
tambah (dalam arti luas) yang terjadi karena penyebarluasan hasil
penelitian
3. Pengabdian kepada masyarakat. Pengetahuan dan pelaksanaan
kegiatan pembangunan di masyarakat serta peningkatan
kepercayaan dan kehendak masyarkaat untuk melibatkan
perguruan tinggi dalam masalah pembangunannya.
2.2 Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada,
terjadi, atau sesungguhnya, hakikatnya. Dimana pancasila memang sudah
jelas berdiri di Negara Indonesia sebagai dasar Negara dan ideologi Negara.
Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-
benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai
dari aparatur dan pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa.
Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah
bersifat universal, tetap dan tak berubah. Nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan
dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma-
norma, baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma-norma moral yang
harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Aktualisasi objektif
Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah aktualisasi pancasila
dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan
Negara antara lain, legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga

5
meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya. Seperti politik, ekonomi,
hokum terutama dalam penjabaran kedalam undang-undang, garis-garis
besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan
lainnya.
2. Aktualisasi Subjektif
Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah aktualisasi pancasila pada
setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup
Negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak
terkecuali baik warga Negara biasa, aparat pentelenggara Negara,
penguasa Negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik,
maka dia perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan
kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam pancasila.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang
memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan
nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri
tersebut di dalam kehidupan Perguruan Tinggi melahirkan gaya hidup
tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan
Perguruan Tinggi sebagai pedoman dan harapan masyarakat.
2.3 Peran Mahasiswa di Masyarakat
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan masyarakat dapat dilakukan
sejauh kegiatan itu memiliki relevansi langsung dengan kematangan ilmu
pengetahuan yang diminati. Keterlibatan mahasiswa terhadap masalah sosial
sebatas mahasiswa memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan
tugas akademis. Sebagai contoh keterlibatan mahasiswa dalam masalah
politik, harus bersifat peningkat visi akademisnya, pengembangan wawasan,
pengayaan substansi dan kedewasaannya.
Peran mahasiswa di masyarakat:
1. Mahasiswa sebagai pribadi yang sedang belajar berproses “untuk
menjadi” (ilmuwan) sehingga masih membutuhkan bimbingan dan
pembinaan akdemik yang intensif dari para dosen.

6
2. Mahasiswa dapat berperan sebagai perantara pembaharuan (agent of
modernization) terutama membantu masyarakat miskin yang masih
tertinggal guna meningkatkan pendapatannya.
3. Mahasiswa perlu belajar untuk dapat mengkomunikasikan hasil-hasil
penelitian, laporan hasil kajian ilmiah, dan hasil diskusi ilmu pengetahuan
kepada masyarakat dalam tataran bahasa indonesia yang sederhana
sehingga dapat diterima semua pihak.
4. Tidak semua orang dalam masyarakat dapat meraih peluang masuk kuliah
di bangku perguruan tinggi. Peluang masuk perguruan tinggi hanyalah
bagi lulusan SMA yang memiliki motivasi dan dukungan dana yang
cukup. Pengadaan dana yang cukup besar itu membutuhkan bantuan
masyarakat yang secara langsung digunakan untuk pengadaan prasarana
dan sarana belajar.
2.4 Perguruan Tinggi Sebagai Moral Force Pengembangan Hukum Dan
HAM
Perguruan Tinggi merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat, sekaligus merupakan tempat persemaian dan
perkembangan nilai-nilai luhur. Perguruan Tinggi merupakan wadah
perkembangan nilai-nilai moral, di mana seluruh warganya diharapkan
menjunjung tinggi sikap yang menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai
oleh pancasila.
Perguruan Tinggi merupakan wadah membentuk sikap yang dapat
memberikan kekuatan moral yang mendukung lahir dan berkembangnya
sikap mencintai kebenaran dan keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
Masyarakat Perguruan Tinggi sebagai masyarakat ilmiah harus benar-
benar mengamalkan budaya akademik. Masarakat Perguruan Tinggi wajib
senantiasa bertanggungjawab secara moral atas kebenaran obyektif,
bertanggung jawab terhadap masarakat bangsa dan negara, serta mengabdi
pada kesejahteraan kemanusiaan. Oleh karena itu sikap masyarakat Perguruan
Tinggi tidak boleh tercemar oleh kepentingan-kepentingan politik penguasa
sehingga benar-benar luhur dan mulia.

7
A. Perguruan Tinggi Sebagai Sumber Pengembangan Hukum
Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa
ini suatu agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah
reformasi dalam bidang hukum dan peraturan perundang- undangan.
Negara indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, oleh karena itu
dalam rangka melakukan penataan Negara untuk mewujudkan masyarakat
yang demokratis maka harus menegakkan supremasi hukum. Agenda
reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan adalah untuk melakukan
reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam mewujudkan
suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan
pengembangan hukum positif.
Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan
hukum harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib
hukum Indonesia maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia,
maka falsafah negara merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi
pengembangan hukum. Hal ini berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan
juga Tap No. III/MPR/2000. namun perlu disadari, bahwa yang dimaksud
dengan sumber hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan nilai bagi
penyusunan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam
penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai sumber
materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-
nilai hukum Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat
dan kemanusiaan seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II),
nilai nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu pada
rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan
dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V).
Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan
pengembangan hukum aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta
rakyat adalah merupakan sumber materi dalam penyusunan dan
pengembangan hukum.

8
B. Perguruan Tinggi Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak
Asasi Manusia
Dalam penegakan hak asasi manusia tersebur, mahasiswa
sebagai kekuatan moral harus bersikap obyektif, dan benar-benar
berdasarkan kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia,
bukan karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan
politik dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin
menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam
penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat dilakukan
oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara, penguasa
negara baik disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun
1999).
Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi
seringkali kurang adi. Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur,
banyak kekuatan yang mendesak untuk mengusut dan mernyeret
bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional. Namun, ratusan ribu
rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso dan
lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal
hak asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta
menderitanya mereka sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau
menolong.
Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya
reformasi, mari kita tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam
merealisasikan semua cita-cita dan tujuan dasar dari reformasi. Akan
tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga bahwasanya kita
merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak
asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang
disebutkan diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa
haruslah benar-benar menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap
prilaku kita. Dimanapun, dan pada siapapun.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila dalam kehidupan Perguruan Tinggi dijadikan sebagai acuan
atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di lingkungan
Perguruan Tinggi. Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan
suatu sumber nilai, kerangka pikir, model, orientasi dasar, sumber asas serta
arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan politik, IPTEK,
pengembangan bidang politik, poembangunan ekonomi, pembangunan social
budaya, pengembangan hankam, pembangunan pertahanan keamanan, dan
sebagai reformsi, baik itu reformasi hukum ataupun reformasi politik.
Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin
berkembang dan masyarakat yang semakin mapan.
Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan Pancasila
dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di
bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan
lainnya. Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam sikap
pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk,
setiap penguasa, dan setiap orang Indonesia.
Aktualisasi diripun meliputi mencakup dalam tridarma perguruan
tinggi, budaya akademik dan lingkungan Perguruan Tinggi sebagai moral
force pengembangan hukum dan HAM, yang mencerminkan bahwa
aktualisasi diri itupun benar-benar ada dan terjadi disekitar kita. Terrmasuk
dalam lingkungan Perguruan Tinggi.
3.2 Saran
Sebelum kita terlampau melangkah jauh, menyisakan jejak yang tidak
pantas bagi seorang mahasiswa. Marilah kita kembali pahami arti dari
keberadaan pancasila itu sendiri. Serta kita harus sadar diri, bahwa kitalah
yang akan memegang Negara kita ini. Maka dari itu, mulai saat ini,
biasakanlah berprilaku, bertindak bahkan menganbil keputusan dengan jiwa
pancasila kita. Karena dengan itulah, akan terwujud bangsa yang makmur
serta tujuan Negara akan mudah dicapai.

10
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU.
Wibisono Siswomihardjo Koento, 1985, Ilmu Filsafat dan Aktualisasinya dalam
pembangunan Nasional, Yogyakarta.
http://www.scribd.com/doc/18184016/Pancasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-
Paradigma-Pembangunan
http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan/
http://anis15030174080.blogspot.co.id/
http://rara-zarary.blogspot.co.id/2012/07/aktualisasi-pancasila-dalam-
kehidupan.html

11

Anda mungkin juga menyukai