DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Sobo” ini dengan tepat waktu. Makalah ini memuat
berbagai macam pengetahuan tentang anemia. Dan tak lupa Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkankepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami buat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Gizi
Masyarakat. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk memperoleh sebuah
pengetahuan baru. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala masukan dari semua pihak demi
penyempurnaan yang lebih baik.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Anemia merupakan kondisi kurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah
merah ditinjau dari kelompok umur, jenis kelamin, dan kehamilan yang berdampak
pada terganggunya distribusi oksigen dari darah ke seluruh jaringan tubuh. Menurut
WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah
sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2
%, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. (Salmariantity, 2012). Sebanyak
70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia defisiensi gizi dikarenakan kebutuhan
akan zat gizi ibu hamil meningkat karena berubahan fisiologis yang terjadi yaitu adanya
janin di dalam rahim yang memerlukan asupan gizi yang cukup dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibunya. Tingginya jumlah ibu hamil yang menderita anemia di
Indonesia disebabkan oleh kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan,
ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah (Nurjanah dkk,
2012).
Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah
merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi
cacing tambang. Anemia pada remaja akan berdampak pada penurunan konsentrasi
belajar, penurunan kesegaran jasmani, dan gangguan pertumbuhan sehingga tinggi
badan dan berat badan tidak mencapai normal. Kehamilan pada usia remaja juga
memberi efek yang panjang yaitu menyebabkan kematian ibu, bayi, atau risiko
melahirkan bayi dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Pada siklus hidup manusia,
remaja wanita (10-19 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rawan terhadap
anemia.
Anemia non hemolitik merupakan jenis anemia yang penyebabnya bukan dari
kelainan sel darah merah ataupun produksi sel darah merah, melainkan anemia yang
disebabkan oleh faktor kecukupan gizi dan faktor terjadinya penyakit. Anemia
defisiensi zat gizi merupakan anemia yang disebabkan oleh faktor rendahnya kadar zat
besi, vitamin B12, dan asam folat yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus
anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya
masukan zat gizi besi.Khumaidi (1989) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
melatarbelakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara berkembang adalah
keadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua dan penghasilan yang
rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk. Kekurangan zat gizi
pembentuk sel darah merah yang paling umum adalah kurangnya kadar zat besi dalam
darah. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi
oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan. Selain
itu penyebab anemia gizi besi dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat,
akibat mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi
parasit (cacing). Anemiadefisiensi gizi ditandai dengan menipisnya kadar feritin
(cadangan zat besi) dalam dan meningkatnya penyerapan zat besi dalam tubuh. Pada
tahap yang lebih lanjut feritin yang ada di dalam darah habis dan berkurangnya tingkat
kejenuhan transferrin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme,
dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum.
2. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan oleh kelainan pada sel darah merah. Contoh anemia
hemolitik antara lain :
b.) Thalasemia
Kondisi produksi sel darah merah dan hemoglobin yang lebih sedikit daripada
biasanya.
Wanita usia subur merupakan kelompok yang rentan mengalami defisiensi besi
dan diklasifikasian menjadi 2 yaitu, usia remaja dan ibu hamil. Remaja putri rentan
mengaami anemia dikarenakan terjadinya siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan,
zat besi dalam darah merah ikut terbuang pada saat menstruasi yang pada kemudian
menyebabkan kejadian anemia pada remaja putri merupakan penyebab utama anemia.
Pada ibu hamil, kebutuhan zat gizi meningkat termasuk kebutuhan gizi akan zat besi,
seringkali kebutuhan zat gizi besi saat kehamilan tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kejadian defisiensi besi pada ibu hamil. Anemia pada kehamilan tidak
dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan,
umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya.
Ibu hamil memerlukan lebih banyak zat besi untuk pembentukan darah untuk
berbagi dengan janinnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
kehamilan diantaranya gravid, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe (Krisnawati, dkk, 2015). Dampak dari anemia pada
kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan pre¬maturitas, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
(KPD), saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi
uteri menimbulkan perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan
pengeluarkan ASI berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal jika tidak segera di
atasi di antaranya dapat menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia uteri, partus
lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok. Sedangkan pengaruh
anemia terhadap kosepsi diantaranya dapat menyebabkan keguguran, kematian janin
dalam kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian perinatal tinggi, prematuritas
dan cacat bawaan. Anemia kehamilan dapat dipengaruhi oleh gravida.
BAB III
PEMBAHASAN
b. Faktor Genetik
Beberapa variasi genetik rupanya dapat menyebabkan produksi sel
darah merah pada tubuh tidak berjalan normal. Alhasil, sel darah merah tidak
mampu bertahan lama di pembuluh darah sehingga mengganggu jalannya
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
Oleh karena itu, kelainan genetik menjadi penyebab anemia pada ibu hamil
yang tidak terelakkan. Cara untuk mencegahnya berkembang parah adalah
dengan mengonsumsi makanan mengandung zat besi tinggi.
c. Penyakit Ginjal
Apabila seseorang menderita gangguan pada ginjal, besar kemungkinan
mereka terserang anemia. Ditambah jika mereka adalah ibu hamil. Hal ini
disebabkan karena penyakit ginjal memicu terjadinya gangguan pada produksi
hormon EPO dan penyerapan zat besi yang salah. Penyakit ginjal masuk ke
dalam salah satu penyebab anemia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.
d. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis mengakibatkan sistem imun tubuh menghasilkan
protein sitokin untuk mekanisme kesehatan. Meski demikian, protein sitokin
rupanya memiliki pengaruh terhadap respon tubuh, khususnya terhadap EPO
sehingga menghambat penyerapan zat besi.
Contoh inflamasi kronis sebagai penyebab anemia pada ibu hamil adalah
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Siphilis, Infeksi jantung dan Infeksi tulang.
e. Kanker
Julukan kanker sebagai penyakit terganas rupanya bukan tanpa sebab.
Pasalnya, penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga
mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya yang awalnya sehat-sehat saja.
Contoh kanker yang menjadi penyebab anemia pada ibu hamil adalah kanker
payudara dan kanker limfa.
3.2 Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
a. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil
yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia.
b. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai
resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan
paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah
kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
c. Kurang Energi Kronis (KEK)
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya
masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan
sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, konsums pangan, umur, paritas, dan
sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan
untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil
KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA
d. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dalam Kehamilan
Agustina (2000) menyatakan bahwa faktorfaktor yang menyebabkan
anemia adalah adanya penyakit infeksi dan asupan makanan yang tidak
mencukupi kebutuhan tubuh yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
dan pendidikan tentang kesehatan ibu mengakibatkan ibu merasa tidak perlu
untuk meminta pertolongan medis atau mendatangi pusat-pusat pelayanan
kesehatan yang tersedia. Dengan pengetahuan yang rendah, seorang ibu hamil
beresiko menderita anemia, karena ketidaktahuan ibu mengenai anemia
menghambat proses pencegahan anemia pada ibu hamil itu sendiri.
e. Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe selama masa
Kehamilan.
Kepatuhan ibu hamil dalam minum pil Fe yang diterima selama
kehamilannya merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas
kehamilannya. Kepatuhan ibu hamil minum pil Fe merupakan faktor penting
dalam menjamin peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil. Tingkat kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sangat mempengaruhi keadaan
anemia pada ini hamil.
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan
his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan
tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan
operatif (Mansjoer A. dkk., 2008). Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan
dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi
(Smith et al., 2012). Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan
hiskekuatan mengejan, Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala
II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum
akibat atonia uteri, Kala IV dapat 16 terjadi perdarahan post partum sekunder dan
atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan
post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mammae (Saifudin, 2006)
Dalam Konvensi Anemia Sedunia tahun 2017 lalu, dinyatakan bahwa sekitar
41,8% ibu hamil di dunia mengalami kondisi anemia. Dan 60% kasus anemia pada ibu
hamil ini dikarenakan kekurangan zat besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskerdas) tahun 2018 di Indonesia sebannyak 48,9% ibu hamil ibu hamil mengalami
anemia dan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15 – 24
tahun sebesar 84,6%, usia 25 – 34 tahun sebesar 33,7%, usia 33 – 44 % tahun sebesar
33,6% dan usia 45 – 54% tahun sebesar 24 persen. Berdasarkan data tersebut angka
kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi, untuk pengambilan data ibu hamil yang
mengalami anemia kelompok kami melakukannya di salah satu puskesmas di
Banyuwangi yaitu puskesmas Sobo Hasilnya didapatkan data sebagai berikut :
Januari 27
Fabruari 31
Maret 28
April 25
Mei 21
Juni 27
Juli 40
Agustus 35
Total 199
Tabel 1. Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia di puskesmas Sobo Tahun 2019
Pencegahan anemia dapat dilihat dari faktor – faktor yang penyebab anemia.
Kurangnya zat besi dalam makanan dapat mengakibatkan anemia. Jika Penyebab
anemia adalah masalah nutrisi maka status gizi dibutuhkan dalam mengatasi anemia.
Selain itu pemberian tablet Fe pada ibu hamil merupakan salah satu mencegah
terjadinya anemia. Tablet Fe adalah suplemen yang dapat mencegah
anemia.Penggunaan tablet Fe akan berhasil jika mematuhi mengonsumsinya.Pihak
puskesmas menghimbau kepada ibu hamil untuk periksa minimal 4 kali.Pemeriksaan
rutin pada ibu hamil merupakan pencegahan anemia pada ibu hamil. Selain itu untuk
mencegah terjadinya anemia ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di
sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga dapat diketahui
adanya infeksiparasit (manuaba, 1998).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, marilah kita sebagai generasi muda bangkit dan
ikut berpartisipasi demi kemajuan bangsa. Diharapkan juga dalam pembangunan
kesehatan hendaknya dilakukan secara maksimal karena berpengaruh terhadap
peningkatan kulitas kesehatan dan sumber daya manusia di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti Wardiah, Sumini Setiawati, Riyani, Riska Wandiri, Lidya Aryanti. (2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Sekampung Kabupaten Lampung Timur tahun 2013.
Bandarlampung: PSIK Universitas Malahayat
Astriana Willy. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia.
Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 2
https://media.neliti.com/media/publications/217394-kejadian-anemia-pada-ibu-
hamil-ditinjau.pdf. diakses online pada 29 November
Dwienda Rictica, Okta. 2013. Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Risk
Factors Related to Anemia in Pregnant Women. Jurnal Kesehatan Komunitas,
Vol. 2, No. 2, Mei 2013
I Ketut Labir dkk. 2013. Anemia ibu hamil trimester I dan II meningkatkan risiko
kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Wangaya Denpasar. Public Health
and Preventive Medicine Archive, Volume 1, Nomor 1, Juli 2013
Noverstiti, Elsy. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota
Padang tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.
Nurjanah Siti., Siti Chadlilorul Qudsiah, Herry Suswanti Djarot. (2012). Hubungan
Antara Paritas dan Umur dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Tahun
2012. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ramadhan, Aditya. 2018. Hampir Seluruh Ibu Hamil Di Indonesia Alami Anemia.
https://www.antaranews.com/berita/764584/hampir-separuh-ibu-hamil-di-
indonesia-alami-anemia. Diakses pada 30 Oktober 2019
Salmariantity. 2012. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
tahun 2012. Jakarta: FK UI.
The Asian Perent Indonesia. 2018. Bahaya Anemia Ibu Hamil Dan Janin, Kenali 9
Gejalanya. https://id.theasianparent.com/makanan-penyembuh-wasir. Diakses
pada 30 Oktober 2019