Anda di halaman 1dari 16

Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema

Nengsyi)

GAMBARAN SELF CARE PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN


PEREMPUAN KELAS III KENDARI TERHADAP PEMENUHAN
LOVE AND BELONGING NEEDS
Ema Nengsyi 1, Diah Indriastuti2, Fikki Prasetya3

1
Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karya Kesehatan Kendari
2
Dosen (pembimbing I) Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Karya Kesehatan Kendari
3
Dosen (pembimbing II) Program Sarjana Keperawatan dan Gizi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan Kendari.

Abstrak
Narapidana adalah seseorang yang melanggar norma hukum yang ada.
Permasalahan yang dihadapi oleh seorang narapidana secara umum adalah
kehilangan kebebasan fisik, kehilangan keluarga, kehilangan keamanan, dan
gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui self care penghuni lembaga pemasyarakatan perempuan kelas III
Kendari terhadap pemenuhan love and belonging needs.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi pada penelitian ini
adalah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Kendari tahun
2018 berjumlah 79 orang. Sampel sebanyak 6 orang yang diperoleh dengan teknik
purposive sampling. Data diperoleh dengan cara indept interview, observasi dan
studi dokumentasi.
Hasil penelitian dalam pemenuhan self care terdapat 3 tema yaitu perasaan,
hubungan dan harapan. Tema perasaan berupa perasaan sedih ketika pertama
masuk dan ketika mengingat keluarga, Tema hubungan dengan keluarganya
karena merasa malu dan kecewa dengan kondisi tersebut dan tema harapan ingin
agar ditahu keberadaannya, dimaafkan dan diterima oleh keluarga. Kemudian
pemenuhan love and belonging needs terdapat 3 tema yaitu kunjungan, masalah
dan adaptasi. Tema kunjungan dilakukan oleh suami maupun mantan suami dan
keluarga, namun terdapat partisipan yang tidak pernah dikunjungi, secara spesifik
tidak ditemukan masalah komunikasi dengan sesama penghuni lapas dan masalah
dalam pertemanan. Adaptasi dibutuhkan maksimal 1 minggu untuk beradaptasi
Simpulan dalam penelitian ini adalah narapidana mengalami self care deficit
karena narapidana adalah merasa sedih, hubungan renggang dan harapan
dimaafkan oleh keluarga. Kemudian pemenuhan love and belonging needs masih
kurang dan adaptasi dibutuhkan maksimal 1 minggu untuk saling mengenal
dengan sesama narapidana.

Kata Kunci : Self Care, Love and Belonging Needs, Lapas, Perempuan

1
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema
Nengsyi)

Deskription of Self Care Occupant of Women's Class III Kendari Against


Fulfillment Love and Belonging Needs

Ema Nengsyi 1, Diah Indriastuti2, Fikki Prasetya3


1
Student Undergraduate Program of Nursing of Kendari Health Sciences Health
Sciences
2
Advisor I of Nursing Program of Kendari High School of Health Sciences
3
Advisor II of Nursing and Nutrition Program of Kendari High School of Health
Sciences

Abstract
Prisoners are human that violate existing legal norms. The problems faced
by an inmate in general are loss of physical freedom, loss of family, loss of
security, and psychological disorders such as anxiety, depression. This study aims
to find out the self care of female prison class III Kendari against the fulfillment
of love and belonging needs.
This research is a qualitative research. The population is the residents of
Women's Class III Kendari which in February 2018 amounted to 79 people.
Samples of 6 people were obtained by purposive sampling technique. Data were
obtained using interview guidelines.
The results showed that self-care theme consist of feeling, relationship, and
hope. Inmates on the feelings is sad when first entering and when remembering
the family, it was decided relationships with his family because they feel shame
and disappointed with the condition and hope to be known to exist, forgiven and
accepted by the family. Then theme of the fulfillment of love and belonging needs
consist of visits, problem and adaption, visits conducted by husband and ex-
husband and family, but there are partisipants who never visited, specific found no
communication problems with fellow inmates and problems in friendship.
Adaptation takes a maximum of 1 week to adapt.
The conclusions in this study are self-care inmates are feeling sad, loose
relationship and hope forgiven by the family. Then the fulfillment of love and
belonging needs on the aspect of the visit mostly met and adaptation required a
maximum of 1 week.

Keywords : Self Care, Love and Belonging Needs, Prison, Women

2
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema
Nengsyi)

3
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

PENDAHULUAN Lapas Anak Medan dengan sampel sebesar


Narapidana adalah seseorang yang 274 orang dan hasil menunjukkan 54 orang
dipisahkan dari masyarakat untuk belajar (19,7 %) narapidana mengalami sindrom
bermasyarakat dengan baik, karena depresi1. Sedangkan di Sulawesi Tenggara,
melanggar norma hukum yang ada sehingga selama tahun 2016 diketahui 2 orang
dipisahkan oleh hakim untuk menjalani narapidana yang terkait kasus pembunuhan
hukuman1. Permasalahan yang dihadapi oleh dan penyalahgunaan narkotika mengalami
seorang narapidana secara umum adalah stress sehingga mencoba melarikan diri dari
kehilangan kebebasan fisik, kehilangan ruang tahanan8.
keluarga, kehilangan keamanan, kehilangan Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar
hubungan heteroseksual dan gangguan narapidana, hasil penelitian Permatasari
psikologis seperti kecemasan, depresi, menunjukkan sebagian besar narapidana
membatasi diri untuk berkomunikasi hingga dimotivasi oleh lebih dari satu kebutuhan dan
menyakiti diri sendiri2. Salah satu dampak harus segera mendapatkan pemenuhan yaitu
dari kelebihan daya tampung (over capacity) kebutuhan fisiologis (fisiological need),
yaitu buruknya suasana psikologis kebutuhan cinta dan kepemilikan (love and
narapidana, mudah terjadinya konflik antar belonging)9. Hasil studi pada LP Kelas I
penghuni dan meningkatnya ketidakpuasan Lowokwaru Malang menyatakan bahwa
penghuni3. Berbagai kondisi penjara Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari
menyebabkan tekanan yang mengakibatkan keluarga menjadi penyebab kedua
narapidana kehilangan makna hidupnya penyimpangan seksual pada narapidana10.
menjadi seorang yang putus asa dan Kebutuhan love and belonging merupakan
menimbulkan dampak psikologis seperti salah satu kebutuhan dasar manusia yang
depresi dan stres4. merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
Ditjen Pemasyarakatan menyatakan oleh manusia untuk mempertahankan
banyak Lembaga Permasyarakatan (Lapas) di keseimbangan fisiologis dan psikologis yang
Indonesia mengalami over capacity, awal tentunya untuk mempertahankan kehidupan
Februari 2017 tercatat Lima lapas dengan dan kesehatan, hirarki kebutuhan dasar
kelebihan kapasitas lebih dari 500 persen manusia menurut teori Maslow dapat
daya tamping yakni Lapas kelas II A di digunakan perawat untuk memahami
Jambi dengan tingkat over capacity hubungan antara kebutuhan dasar manusia
5
mencapai lebih dari 700 persen . Secara pada saat memberikan perawatan11.
global, narapidana wanita mengambil porsi Peraturan pemerintah nomor 31 tahun
5% dari seluruh populasi napi, namun 1999, Lembaga Pemasyarakatan harus
proporsi ini cenderung meningkat dengan melaksanakan program pembinaan
cepat dan jauh lebih besar daripada laki-laki, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pada Oktober 2015 sebanyak 10,35 juta pembinaan kesadaran berbangsa dan
manusia mendekam di balik jeruji besi dan bernegara, pembinaan intelektual, pembinaan
Indonesia berada diperingkat 9 untuk jasmani dan rohani, pembinaan kesadaran
negara dengan jumlah tahanan terbanyak di hukum, pembinaan reintegrasi sehat dengan
dunia6. masyarakat, pembinaan keterampilan kerja,
Penelitian yang dilakukan pada 1.829 latihan dan produksi12. Terkait hak pelayanan
remaja usia 10-18 tahun di Illinois negara kesehatan narapidana terdapat
bagian Amerika Serikat, ditemukan depresi dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun
mayor terjadi pada 21,6% perempuan dan 1999 Pasal 14 pada ayat (1) dan (2) yang
13% laki-laki7. Di Indonesia, penelitian berbunyi :
terhadap sindrom depresi pada narapidana di

4
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

“Setiap Narapidana dan Anak Didik berbahaya. Lama berkunjung maksimal 15


Pemasyarakatan berhak memperoleh menit setiap kali kunjungan, namun waktu
pelayanan kesehatan yang layak.Pada setiap yang disediakan tesebut masih dirasakan
LAPAS disediakan poliklinik beserta kurang oleh narapidana dan keluarga.
fasilitasnya dan disediakan sekurang- Kondisi ruang besuk sempit dan lapas tidak
kurangnya seorang dokter dan seorang menyediakan tempat pertemuan khususuntuk
tenaga kesehatan lainnya”. narapidana yang telah berkeluarga. Hasil
Pelaksanaan pembinaan narapidana pada wawancara dengan 15 orang narapidana
kenyataannya belum terlaksana maksimal penghuni Lapas tersebut sebagian besar
karena sebagian lembaga pemasyarakatan terindikasi mengalami stress dengan
hanya memfokuskan pada pembinaan mengungkapkan perasaan sedih dan gelisah
kepribadian13. Hasil penelitian karena memikirkan kondisi seperti keadaan
mengungkapkan bahwa beberapa narapidana keluarga setelah mereka menjalani hukuman
tidak menerima dukungan sosial dari orang dan lama masa tahanan yang akan dijalani.
terdekat dan lingkungannya, terdapat kasus Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui
narapidana yang setelah masuk penjara, gambaran self care penghuni Lembaga
diputuskan hubungan dengan keluarganya Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
dan ada diceraikan oleh pasangannya14. Hal Kendari terhadap pemenuhan love and
ini menunjukkan narapidana mengalami belonging needs.
gangguan pada kebutuhan self care yaitu
pada kebutuhan perawatan diri universal METODE PENELITIAN
(universal self care requiste) dimana Jenis penelitian ini adalah penelitian
individu mengalami masalah adaptasi sosial kualitatif, dengan rancangan survei yakni
kehilangan orang terdekat seperti orangtua, melakukan pengkajian secara sistematik,
saudara dan teman dimana kejadian tersebut mendalam dan bermakna melalui proses
merupakan kebutuhan dasar manusia pada eksplorasi dan interaksi komunikatif kepada
level ketiga yaitu kebutuhan rasa cinta, partisipan mengenai pengalamannya dalam
dimiliki dan memiliki11. memenuhi Love and Belonging Needs.
Hasil studi pendahuluan di Lapas Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 -
perempuan kelas III Kendari ditemukan 25 Mei tahun 2018 di Lembaga
kelebihan jumlah kapasitas (44%) dimana Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
jumlah tahanan sebanyak 79 orang melebihi Kendari.Populasi yang diteliti adalah
kapasitas ruangan yang seharusnya penghuni Lembaga Pemasyarakatan
menampung 55 orang. Hal pembinaan Perempuan Kelas III Kendari yang pada
keimanan dan perilaku warga binaan, pihak bulan Februari tahun 2018 berjumlah 79
Lapas Perempuan kelas III Kendari orang. Sampel sebanyak 6 orang yang
melakukan pengajian rutin dan bimbingan diambil secara purposive sampling Kriteria
konseling oleh psikolog sedangkan dalam hal sampel meliputi bersedia menjadi partisipan
pembinaan keterampilan dilakukan dengan dan mampu berkomunikasi dengan baik
membentuk kelompok-kelompok kerja menggunakan bahasa yang mudah
dengan berbagai latar belakang keahlian dimengerti.
masing-masing. Pengolahan data kualitatif dimulai
Jadwal kunjungan narapidana di Lapas dengan mendokumentasikan hasil
perempuan kelas III Kendari mulai hari wawancara dan catatan lapangan, selanjutnya
Senin sampai Kamis, pengunjung peneliti membuat transkrip wawancara apa
melampirkan kartu identitas, berpakaian adanya lalu digabungkan dengan catatan
sopan dan rapih, dilarang membawa barang lapangan, transkrip wawancara dibaca

5
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

dengan teliti dengan mengkombinasikan dalam Lapas dan saat teringat


hasil rekaman saat wawancara sebagai upaya keluarga. Kategori perasaan saat
menyelami data partisipan dan selanjutnya pertama masuk Lapas diidentikkan
data yang dikumpulkan kemudian dengan kata kunci sedih, biasa saja,
diklasifikasikan dengan cara memberikan baik-baik, syok dan kaget sebagai
coding dengan memberikan warna pada kata berikut:
kunci yang ada dalam transkrip dan membuat
kategori dengan cara memilah data menjadi “Disaat sendiri ya sedih, tapi pada
unit terkecil sesuai dengan tujuan penelitian. saat kumpul sama teman-teman, ya
banyak ya inilah bagaimana
HASIL DAN PEMBAHASAN pokoknya dilihat sendiri pasti
1. Karakteristik Partisipan kesedihan ……………..”(Partisipan I)
Pelaksanaan penelitian bersama 6 “Baik-baik” (Partisipan II)
orang partisipan dan 2 orang partisipan “Pertama masuk? ya jelas sedihlah
triangulasi tidak mengalami kendala tinggalkan keluarga” (Partisipan III)
dalam pertemuan antara peneliti dan ”Biasa-biasa saja bu, karena tidak
partisipan karena partisipan tinggal mungkin ibu kita begini-begini to
bersama didalam Lapas. Partisipan dalam disini kan sudah tahu
penelitian ini berstatus janda sebanyak 3 hukumannya…………….” (Partisipan
orang, menikah sebanyak 2 orang belum IV)
menikah sebanyak 1 orang. Umur ”Saya pengembangan temanku dulu
partisipan antara 24 tahun sampai 50 didapat………….” (Partisipan V)
tahun. Tingkat pendidikan partisipan ”Syok, kaget, dan sedih” (Partisipan
bervariasi, namun sebagian besar VI)
pendidikan partisipan adalah tamatan Berdasarkan pernyataan
SMA sebanyak 4 orang, kemudian partisipan diatas, dapat diketahui
terdapat 1 orang tamatan sekolah dasar bahwa pada umumnya partisipan
(SD) dan 1 orang tamatan D III (ahli merasa sedih dengan hukuman yang
madya). dijalani, namun terdapat pula
Partisipan triangulasi dalam partisipan yang menyadari bahwa
penelitian ini sebanyak 2 orang yang kondisi tersebut merupakan hasil dari
merupakan PNS, 1 orang pendidikan S2 perbuatan yang telah dilakukan.
dan 1 orang S1, dan lama kerja masing- Berdasarkan hasil penelitian ini
masing partisipan triangulasi adalah 5 menunjukkan bahwa pada umumnya
tahun dan 4 tahun. partisipan mengalami kekurangan self
care requisite, hal ini sesuai dengan
2. Gambaran self care penghuni teori universal self care requisite
Lembaga Permasyarakatan (USCR) adalah kegiatan memenuhi
Perempuan Kelas II A Kendari kebutuhan dalam mempertahankan
Gambaran self care penghuni kehidupan yang diharuskan secara
lembaga pemasyarakatan perempuan universal harus dipenuhi dengan
terbagi dalam 3 tema yakni perasaan, perawatan mandiri atau perawatan
hubungan dan harapan. Untuk lebih tergantung apa yang diketahui pada
jelasnya diuraikan sebagai beriku: berbagai tahap kehidupan15.
a. Perasaan
Tema perasaan digambarkan
melalui 2 kategori yaitu perasaan
narapidana saat pertama kali masuk

6
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

Kategori partisipan saat menyebabkan partisipan mengalami


teringat keluarga dinyatakan dengan kesendirian dan sedih. Namun seiring
kata kunci mau gila, sedih dan berjalannya waktu perasaan tersebut
menangis, kaget sebagai berikut: hilang karena telah mampu
beradaptasi dengan lingkungan
“Huuu kayak mau gila saya (geleng- sekitarnya. Hasil penelitian terdapat
geleng kepala sambil memegang 5 orang yang menyatakan sedih,
kepala (menandakan sangat stress)” namun terdapat 1 orang yang
(Partisipan I) mengatakan baik-baik saja, hal ini
disebabkan karena belum di jatuhkan
“Sedih (menangis)” (Partisipan II) vonis terhadap narapidanan sehingga
“Kayak gimana di? ya sedihlah” merasa masih belum dapat
(Partisipan III) mengemukakan perasaan, hubungan
maupun masalah yang dihadapi
“Sedih karena mengingat keluarga partisipan. Hal ini berkaitan dengan
tidak ada dsini kita mau apa ibu, kita teori kebutuhan perawatan diri atau
begini alhamdulillah sahur juga” diungkapkan oleh Orem pada
(Partisipan IV) universal self care requisite (USCR)
pada keseimbangan 6 yakni
“Begini namanya dipenjara itu pemeliharaan antara kesendirian dan
kalau bukan dirita sendiri kasih berinteraksi sosiaL15.
senang dirita, ndak ada dari kitanya Penelitian ini sejalan dengan
saja, saya disini awalku menangis, pendapat Cooke, dkk. bahwa
menangis, menangis teruuuus (sambil permasalahan yang dihadapi oleh
tangan itu diangkat menandakan seorang narapidana secara umum
tangisan itu bagaimana)…..” adalah kehilangan kebebasan fisik,
(Partisipan V) kehilangan keluarga, kehilangan
keamanan, kehilangan hubungan
“Uuum berapa kali lebaran, berapa heteroseksual dan gangguan
kali puasa, sedih campur kayak psikologis seperti kecemasan,
paling sedih tambah paling sedih” depresi, membatasi diri untuk
(Partisipan VI). berkomunikasi hingga menyakiti diri
“Pastilah mereka sedih dan kaget sendiri2.
dengan situasi baru”……(Partisipan b. Hubungan
triangulasi I) Tema hubungan digambarkan
“Yah Sedih pastinya, bahkan ada melalui hubungan antara penghuni
narapidana yang sampai kedengaran lembaga permasyakatan dan
menangis walaupun disiang hubungan partisipan dengan keluarga
hari”……(Partisipan triangulasi II) dalam menanggapi kasus yang
Partisipan merasa sedih ketika dihadapi. Hubungan antara penghuni
pertama masuk dalam lembaga Lapas diidentikkan dengan kata kunci
permasyarakatan perempuan maupun tidak suka, ndak pernah, ndak adaji,
ketika teringat keluarga, hal ini baik-baik, memprihatinkan, untuk
karena terjadi ketidakseimbangan lebih jelasnya diuraikan sebagai
interaksi partisipan dengan berikut:
keluarganya akibat pembatasan
ruangan di lapas, hal tersebut

7
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

“Ada memang yang tidak suka” perkembangan manusia dalam


(Partisipan I) kelompok sosial, dalam hal ini
narapidana mengalami
” Ndak pernah ditahu” (Partisipan ketidakseimbangan dalam hal
II) menjalin hubungan dalam
meningkatkan perkembangan
” Ndak pernah juga menelfon hanya manusia dan juga hubungan dalam
suami saja” (Partisipan III) berinteraksi antara narapidana
maupun antara narapidana dengan
“Baik-baik saja”(Partisipan I V) keluarganya15.
Penelitian ini selaras dengan
“ Ndak adaji keluargaku, ditasik pendapat Maryatun bahwa status
malaya semua” (Partisipan V) narapidana seringkali menimbulkan
permasalahan psikologis dan
”Alhamdulillah baik, terus kalau mendapatkan label negatif pada
secara inti baik tapi kalau dari pihak mereka sebagai pelaku kejahatan
secara keluarga besar awalnya meskipun menunjukkan perubahan
masih kurang berkenan karna sikap yang baik dan positif bagi para
namamnya kasus ini narapidana, khususnya narapidana
sadis……………………” (Partisipan wanita16.
VI). Hasil penelitian ini dipertegas
oleh penelitian yang dilakukan oleh
“Baik-baik artinya kalau ada Ely yang mengungkapkan bahwa
pembesuk selalu kita pertemukan, beberapa narapidana tidak menerima
asalkan surat keterangannya dukungan sosial dari orang terdekat
lengkap” (Partisipan triangulasi I) dan lingkungannya, terdapat kasus
narapidana yang setelah masuk
“Kasusnya 4 orang jadi mereka penjara, diputuskan hubungan dengan
sangat-sangat memprihatinkan keluarganya dan ada diceraikan oleh
karena keluarga semua ada pasangannya14.
dimakassar” (Partisipan triangulasi c. Harapan
I) Tema harapan digambarkan
melalui harapan penghuni lembaga
“Menurut saya baik-baik saja, permasyarakan terhadap keluarga,
karena masih ada yang dibesuk diidentikkan dengan kata kunci tidak
namun ada juga yang jarang pernah dendam, menelpon,
dibesuk”………………..(Partisipan membesuk, jangan tahu, dimaafkan,
triangulasi II) dijenguk, ditelpon, sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada umumnya “Saya perjudian, saya dijebak juga
partisipan mengalami kekurangan self saya tidak bermain, saya dijebak itu
care requisite Hal ini berkaitan sama keluarga itu, tapi saya, saya
dengan teori Orem dalam Aligood merasa sakit hati jujur nah saya tidak
(2014) tentang universal self care pernah dendam, mungkin ini
requisite (USCR) pada keseimbangan pelajaran buat saya tapi saya sudah
8 yakni pentingnya keseimbangan bisa bedakan mana keluarga mana
dalam promosi fungsi dan tidak…………” (Partisipan I)

8
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

“Tidak ada keluarga yang menelpon harapan dan kenyataan yang dialami
dan membesuk, ndak tau nomor hp oleh partisipan yakni partisipan ingin
……….” (Partisipan II) dimaafkan dalam keluarga sehingga
dapat diterima dalam suatu kelompok
“Uuu ndak ada hanya suami saja sosial. Kondisi tersebut berkaitan
itupun melalui wartel” kayak gimana dengan teori universal self care
di? ya sedihlah (Partisipan III) requisite (USCR) pada keseimbangan
8 yakni keseimbangan promosi fungsi
“Saya jaga supaya anak saya jangan dan perkembangan manusia dalam
tahu jangan sampai dia dengar kata kelompok sosial.
penjara karna tidak baik jangan Seseorang ingin mempunyai
sampai dia begini-begini, itu saja” tempat dalam keluarganya, individu
(Partisipan IV) ingin diperhatikan, ingin agar
dihargai, serta mengharapkan
“Saya ndak mauji apa-apa hanya keselamatan dan rasa aman dari
mauji dimaafkan kesalahanku ituji berbagai aspek, baik fisiologis
kasian dia bisa terimah sekarang maupun psikologis meliputi
keadaanku” (Partisipan V) kebutuhan perlindungan diri dari
udara dingin, panas, kecelakaan dan
“Diharapkan dimaafkan Uuu banyak, infeksi, bebas dari rasa takut dan
banyak, ………“(Partisipan VI) cemas, serta bebas dari ancaman
keselamatan dan psikologi pada
“Mhmm,,,narapidana inginkan pengalaman yang baru atau tidak
supaya dijenguk atau minimal dikenal11.
ditelpon sama keluarganya 3. Gambaran pemenuhan love and
(Partisipan Triangulasi I) belonging needs penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II
“Mereka harap supaya bisa Kendari
dimaafkan pastinya dan keluarganya Gambaran pemenuhan love and
juga harap supaya mereka belonging needs penghuni lembaga
bertobat……………….(Partisipan pemasyarakatan perempuan terbagi dalam 3
Triangulasi II). tema yaitu kunjungan, masalah dan adaptasi.
Harapan yang dimaksud dalam Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai
penelitian ini merupakan harapan berikut:
penghuni lembaga permasyarakan a. Kunjungan
terhadap keluarga dalam menyikapi Tema kunjungan digambarkan
dan menerima kondisi atau keadaan melalui 3 kategori yakni pengunjung,
partisipan. Partisipan ingin agar frekuensi kunjungan dan waktu
diketahui keberadaannya dalam berkunjung. Partisipan mengungkapkan
keluarga minimal dihubungi dalam kategori pengunjung narapidana pihak
bentuk ditelpon oleh keluarga dan lapas diidentikkan dengan kata kunci
juga ingin agar dimaafkan dan suami, mantan suami, teman, kakak,
diterima oleh keluarga. Keadan ini anak, tidak pernah, berikut
menunjukkan bahwa pada umumnya pernyataannya:
partisipan mengalami kekurangan self
care requisite, hal ini terjadi karena “Mantan suami dengan teman, anak”
terjadi ketidakseimbangan antara (Partisipan I)

9
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

“Kalau tahanan itu senin, rabu, sabtu Kategori frekuensi kunjungan


itumi to iye anak baru 2 kali datang liat dinyatakan dengan kata kunci sering,
sini besukannya kan datang jam 10 pernah dan jarang, 1 kali seminggu, 1
paling pulang jam 12 kan lohor kali sebulan, berikut pernyataannya:
(Partisipan I)
“Kalau Ibu M itu masih sering dibesuk,
“Iya alhamdulillah sudah cukup, itu terus ibu A itu, ya pernah tapi jarang,
ketemu dengan anak sekira cukup trus ibu H juga jarang, ibu J dibesuk
(Partisipan I) tapi hanya 1 kali, begitu juga Wiwi hanya
4 kali selama 3 bulan terakhir, Mutia ini
”Tidak pernah” (Partisipan II) jarang tapi pernah karena keluarga
semua jauh di Bau-Bau tapi pernah
“Suami selama dia datang waktu saya keluarganya mungkin (Partisipan
persidangan” (Partisipan III) Triangulasi I)

”Tidak pernah, jauh” (Partisipan IV) “Untuk semua narapidana Perempuan


pernah dikunjungi, cumin beda-beda
“Mantan Suami pernah itu hariji dia waktunya¸ ada yang 1 kali seminggu
yang besuk saya 2 kali kayaknya dia ji bahkan ada yang hanya 1 kali sebulan
kasih semangat saya….(Partisipan V) dikunjungi” (Partisipan Triangulasi II)

”Kakak dari raha, awalnya terharu Waktu kunjungan yang disediakan


campur senang, kaget to kok tiba-tiba pihak Lapas diterima oleh narapidana
membesuk, uuuum pas nantipi didepan dianggap cukup, hal ini karena tidak ada
baru tahu besukan,………..” (Partisipan yang keberatan dengan waktu kunjungan
VI) yang disediakan, keberatan tentang
Berdasarkan hasil wawancara waktu kunjungan diidentikan dengan
tersebut, dapat diketahui bahwa pada kata masih sesuai, aturan seperti berikut
umumnya pengujung narapidana adalah ini:
keluarga terdekat seperti suami, anak,
kakak. Frekuensi kunjungan partisipan “Tidak ada, selama ini, dalam hal itu
masing kurang, bahkan terdapat 2 orang masih sesuai” (Partisipan Triangulasi I)
narapidana yang menyatakan tidak
pernah dijenguk selama menjalani “Kalau waktu kunjungan itu yang
hukuman di lapas Kendari, keadaan ini disediakan sesuai aturan dari Lapas
menunjukkan bahwa partisipan (Partisipan Triangulasi II)
mengalami kekurangan self care requisite
yakni terjadi ketidakseimbangan antara Hasil triangulasi pada dokumen
kesendirian dan beriteraksi sosial dan kunjungan narapidana dalam 3 bulan
juga partisipan mengalami kekurangan terakhir, diketahui bahwa partisipan
pemenuhan love and belonging need yang banyak dikunjungi oleh keluarga
yakni kebutuhan untuk member dan adalah partisipan I, dengan frekuensi
menerima kasih sayang dari keluarga kunjungan sebanyak 16 kali, partisipan
sangat kurang karena frekuensi III sebanyak 5 kali kunjungan,
kunjungan yang kurang dilakukan oleh partisipan V sebanyak 4 kali kunjungan,
pihak keluarga. partisipan II dan VI sebanyak 2 kali

10
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

kunjungan serta partisipan 4 sebanyak 1 ada, tidak ada, tidak bisa tidak merokok,
kali kunjungan. Dokumentasi ruangan pasti ada, perkelahian, dituduh, tuduh
Penelitian ini sesuai dengan teori menuduh, berikut pernyataannya:
yang dikemukakan oleh Maslow dan
Aligood bahwa narapidana mengalami “Ndak ada, semua disini saling terbuka,
gangguan pada kebutuhan self care yaitu saling menjaga, karna kita disini saling
pada kebutuhan perawatan diri berbagi” (Partisipan I)
universal (universal self care requiste)
yakni individu mengalami masalah ”Tidak ada, baik-baikji disini, baru baik-
adaptasi sosial kehilangan orang baik pegawai disini” (Partisipan II)
terdekat seperti orangtua, saudara dan
teman, kejadian tersebut merupakan ”Uuu ndak ada baik-baik semua”
kebutuhan dasar manusia pada level (Partisipan III)
ketiga yaitu kebutuhan rasa cinta,
dimiliki dan memiliki15. ”Selama ini kurang lebih 1 bulan tidak
Penelitian ini sesuai dengan ada” (Partisipan IV)
penelitian yang dilakukan oleh Ely
bahwa narapidana perempuan secara “Saya disini awalnya hidup kasian tidak
signifikan berbeda dengan narapidana bisa tidak merokok sampai sekarang
laki-laki, karena perempuan secara tidak bisa tidak merokok, saya pijit, saya
psikologis memiliki permasalahan yang urut, lulur supaya saya dapat
lebih kompleks untuk dihadapi seperti rokok……….(Partisipan V)
diceraikan oleh suaminya, diputuskan
hubungan dengan keluarganya termasuk “Pasti ada bahkan kita disini kan beda-
anak14. Keadaan tersebut dapat beda karakter, berbeda cara hidupnya
memunculkan gangguan psikologis pada kita diluar pas masuk disini
narapidana perempuan terlebih saat dia pergaulannya beda-beda, pasti cara
tidak dapat mengatasinya terutama pada perkataan maupun tingkah lakunya”
kebutuhan akan rasa cinta, memiliki (Partisipan VI)
dan dimiliki (love and belonging
need)11. Hasil penelitian Permatasari “Itukan banyak seperti perkelahian, ya
menunjukkan sebagian besar narapidana itu tugasnya kita petugas ya itu kita
dimotivasi oleh lebih dari satu antisiasi dalam semua hal kita galakkan
kebutuhan dan harus segera ………..(Partisipan Triangulasi I).
mendapatkan pemenuhan yaitu
kebutuhan fisiologis (fisiological need), “Pernah ada salah satu, bu saya ini kok
kebutuhan cinta dan kepemilikan (love kenapa ada ini saya disalahkan kok saya
and belonging)17. dituduh pernah ada laporan merasa
dirinya tertuduh gitu sampai ada hal-hal
b. Masalah pada saat kejadian itu sangat sangat luar
Tema masalah digambarkan melalui biasa…..(Partisipan Triangulasi I)
2 kategori yaitu masalah yang dihadapi
oleh partisipan selama berada dalam “Yah banyak, kadang berkelahi sambil
Lapas dan upaya yang dilakukan untuk teriak-teriak antara sesama penghuni
mengatasi masalah. Partisipan narapidana, bahkan ada juga pernah
mengungkapkan masalah yang dihadapi saling tuduh menuduh….(Partisipan
selama berada di Lapas dengan kata nda Triangulasi II).

11
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

Kategori upaya yang dilakukan oleh


partisipan untuk mengatasi masalah “……..Saya pindahkan dari kamar yang
diidentikkan dengan kata diam saja, membuat dia gaduh, saya coba
menelpon suruh datang, sholat, dirita pindahkan dari kamar yang merasa
sendiri kasi senang, permintaan maaf, cocok dengan dia”.…(Partisipan
pendam saja, lisan, tertulis, tempat Triangulasi I).
pengasingan, blok sel, pindahkan, berikut
pernyataannya: “……Yang bermasalah di beri teguran
lisan, kemudian tulisan dan jika
“Saya hanya diam saja, kalau waktu dilakukan berulang kali maka dimasukan
sholat saya sholat biarpun bukan waktu dalam blok sel yang
menagji saya mengaji” (Partisipan I) teisolasi”………(Partisipan Triangulasi
II).
“Kalau saya itu ada masalah dengan
keluarga, saya hanya diam saja, kalau Keadaan ini menunjukkan bahwa
waktu sholat saya sholat biarpun bukan pada umumnya narapidana mengalami
waktu mengaji saya mengaji, hanya kekurangan self care requisite yakni
Cuma itu tempatku curhat sama yang tidak terpenuhinya kebutuhan partisipan
diatas (Partisipan II) dalam menjalani kehidupan sosial dalam
melakukan interaksi antara sesama
Menelpon suruh datang”(Partisipan III) penghuni Lapas, selain itu partisipan juga
”Suamiku dia telfon, suamiku juga tidak mengalami kekurangan pemenuhan love
terlalu anu bilang sholat saja” and belonging need yakni tidak
(Partisipan IV) terpenuhinya kebutuhan untuk
mendapatkan perhatian dan kasih sayang
“Begini namanya dipenjara itu kalau dari orang lain baik dari keluarga, teman
bukan dirita sendiri kasih senang dirita maupun aparat setempat, keadaan ini
ndak ada dari kitanya saja saya disini karena masalah yang ditimbulkan dapat
awalku menangis, teruuuus…..” menjadi penyebab diberikannya hukuman
(Partisipan V) pada narapidana yang melanggar aturan
yang ditetapkan di lembaga
“…….Untuk mengatasi insya allah nanti pemasyarakatan.
kalau untuk permintaan maaf pasti terus Penelitian ini sesuai dengan Teori
yang kedua mengembalikan nama baik yang dikemukakan oleh Orem dalam
keluarga supaya insya allah amin Aligood bahwa pemeliharaan
menunjukkan yang terbaik supaya bisa keseimbangan antara kesendirian dan
diterima” Jengkel, Cuma pendam saja berinteraksi sosial serta promosi fungsi
karna kalau tanggapi dengan kata-kata dan pengembangan manusia dalam
sama …………..” (Partisipan VI). kelompok sosial merupakan kebutuhan
Universal self care requisite15. Penelitian
“…..Kalau memang kita kasi peringatan ini sejalan dengan penelitian ini adalah
secara lisan tidak diterapkan, secara penelitian Ely bahwa yang akan berubah
tertulis juga tidak, terpaksa kita lakukan secara signifikan adalah masalah
juga tempat pengasingan yang namanya sosialisasi, hal tersebut akan dialami oleh
blok sel itu, blok sel itu pengasingan buat narapidana ketika dia mulai menjalani
orang yang melakukan kesalahan berapa hidupnya dilembaga pemasyarakatan14.
kali peneguran.(Partisipan Triangulasi I). Kondisi dilapas membuat kehidupan

12
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

narapidana terbatas dalam pemenuhan mengatasi masalah narapidana di Lapas


kebutuhan dasarnya termasuk kebutuhan diidentikkan dengan berteman, curhat,
bersosialisasi dengan orang terdekat berbagi, berikut pernyataannya:
untuk memenuhi love and belonging “Ya, saling berteman karena sebelum
needs11. masuk kita memberikan arahan-arahan
c. Adaptasi penguat……….. (Partisipan Triangulasi
Tema adaptasi digambarkan melalui I).
waktu yang dibutuhkan partisipan untuk “Dorang saling curhat, saling berbagi
beradaptasi awal masuk dalam lapas. apada namanya suka duka……(Partisipan
Kategori waktu yang dibutuhkan untuk Triangulasi I).
beradaptasi diidentikkan dengan kata “Mhmm…kadang mereka saling curhat
kunci 1 minggulah, tidur, 1 minggu, 13sesama teman…….”(Partisipan
mulai berteman, curhat, berikut Triangulasi II).
pernyataanya:
Hasil wawancara mendalam, dari
“Sekitar 1 minggulah sudah bisa 6 partisipan terdapat 2 orang yang
beradaptasi iye 3 hari hanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu
diam…………(Partisipan I) untuk beradaptasi, kemudian partisipan
“Menangis dan tidak ada teman “Ndak lainnya yakni 2 orang yang susah untuk
ada biasa saya kalau habis kerjain melakukan adaptasi dan hanya menangis
menjemur, saya tidur, disini ndak juga dan tidak memiliki teman ketika
bicara sembarang”(Partisipan II) pertama kali masuk ke Lapas. Partisipan
“Berapa hari di? 1 minggu (Partisipan membatasi dirinya dan hanya melakukan
III) kegiatan sehari-hari, kemudian dari 6
“Alhamdulillah pas masuk langsung partisipan, terdapat 2 orang yang tidak
mulai berteman,………” (Partisipan IV) butuh waktu yang lama untuk
“Ndak ada, sendiri,ooo dari pertama beradaptasi karena menjadikan teman di
saya masuk ada memang 2 dari luar” Lapas sebagai keluarga, kakak untuk
(Ada teman curhat) Ada kiki namanya mencurahkan perasaaan yang dialami.
kayak saudaraku, sama kiki kasian, Keadaan ini menggambarkan bahwa
narkoba juga (Partisipan V) dalam hal adaptasi, telah dilakukan
“Tidak butuh lama untuk adaptasi yang maksimal oleh penghuni
adaptasi,,,jawaban informan kalau Lapas namun masih terdapat 2 orang
didalam paling dianggap saudara, yang membutuhkan waktu yang lama
teman, ya kakak, tempat curhat pokoknya dan menggambarkan bahwa partisipan
baku pukul disitu tempat main-main mengalami kekurangan dalam pemenuhi
biasa seperti itu……………………” self care requisite dan pemenuhan love
(Partisipan VI). and belonging need. Keadaan ini karena
partisipan menuntup diri sehingga tidak
Berdasarkan hal tersebut, dapat berinteraksi dengan sesame teman di
diketahui bahwa narapidana tidak Lapas dan tentunya kebutuhan untuk
membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan kasih sayang dan saling
beradaptasi, pada umumnya dibutuhkan percaya kepada sesama penghuni Lapas
waktu maksimal 1 minggu untuk bisa berkurang, hal ini berkaitan dengan teori
saling mengenal sesame penghuni universal self care requisite (USCR)
lembaga permasyarakatan. Adaptasi yang pada keseimbangan 8 yakni
dilakukan oleh narapidana untuk keseimbangan dalam promosi fungsi dan

13
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

perkembangan manusia dalam karena merasa malu dengan kondisi


kelompok sosial. tersebut dan keluarga merasa
Penelitian ini sesuai dengan kecewa dengan kondisi partisipan.
teori yang diungkapkan Friedman Narapidana mengalami deficit self
bahwa kebutuhan individu akan care agency dan membutuhkan self
mengenal lingkungannya merupakan care agency berupa bantuan dari
salah satu faktor yang penting dalam perawat lapas dalam hal konsultasi
memberikan rasa bahwa ia memiliki dan kebijakan mengenai kunjungan
potensi18. Maryatun menjelaskan bahwa c. Harapan partisipan pada umumnya
status narapidana seringkali ingin agar ditahu keberadaannya
menimbulkan permasalahan psikologis dalam keluarga minimal dihubungi
dan mendapatkan label negatif pada dalam bentuk ditelpon, dimaafkan
mereka sebagai penjahat meskipun dan diterima oleh keluarga, serta
menunjukkan perubahan sikap yang baik mengharapkan agar anggota
dan positif bagi para narapidana, keluarganya tidak mengikuti
khususnya narapidana wanita16. Stigma perbuatan yang pernah
negatif yang selama ini melekat pada dilakukannya.
narapidana akan menghambat proses 2. Pemenuhan love and belonging needs
resosialisasi narapidana di tengah- penghuni Lembaga Pemasyarakatan
tengah masyarakat bahkan dapat Perempuan Kelas III Kendari tidak
menyebabkan kembalinya narapidana terpenuhi, hal didasarkan pada
pada perilaku buruknya dan ini akan kunjungan, masalah dan adaptasi yakni:
menghambat jalannya proses a. Kunjungan partisipan pada
rehabilitasi19. umumnya dilakukan oleh mantan
Konsep teori Abraham Maslow suami dan keluarga dan terdapat
menempatkan kebutuhan kebutuhan partisipan yang tidak pernah
sosial yang mencakup kebutuhan akan dikunjungi. Sedangkan waktu dan
rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, frekuensi kunjungan pada umumnya
cinta, dan kasih sayang (belongingness partisipan mengemukakan bahwa
and love needs)11. waktu yang disediakan cukup untuk
KESIMPULAN bertemu dengan keluarga.
1. Self care pada penghuni Lembaga b. Masalah pada partisipan bervariatif,
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II namun secara spesifik tidak
Kendari pada umumnya terjadi ditemukan masalah komunikasi
kekurangan self care requisite di dengan sesama penghuni lapas,
dasarkan pada perasaan, hubungan dan namun terdapat partisipan yang
harapan yakni: bermasalah dengan ketergantungan
a. Perasaan partisipan pada umumnya pada rokok dan juga merasa
merasa sedih ketika pertama masuk perjalanan hidup yang begitu susah
dan ketika mengingat keluarga, karena kondisi ekonomi dan ada
namun seiring berjalannya waktu masalah dalam pertemanan karena
perasaan tersebut hilang karena setiap orang berbeda karakter.
telah mampu beradaptasi dengan c. Adaptasi partisipan bervariasi,
lingkungan sekitarnya. terdapat partisipan yang langsung
b. Hubungan partisipan dengan dapat beradaptasi dan juga terdapat
keluarga sebagian besar diputuskan membutuhkan waktu maksimal
hubungan dengan keluarganya sekitar 1 minggu, serta ditemukan

14
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

partisipan yang susah untuk Penerjemah Hary Tunggal.


melakukan adaptasi dan hanya PT.Gramedia Pustaka Utama.
menangis dan tidak memiliki teman 3. Nastami, Benita. 2012. Kerentanan
ketika pertama kali masuk. Terpapar HIV Pada Perempuan
Penghuni Penjara. Jurnal Kriminologi
UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia Vol. 8 No.1 Mei 2012
Terima kasih yang sebesar-besarnya 4. Sholahuddin. (2010). Pengantar Remisi
kepada kedua orang tua tercinta Bapak dan pembebasan Bersyarat. diakses
Tahiruddin dan Ibu Nasma atas segala kasih tanggal 10 Maret 2018.
sayang, dukungan, perhatian dan motivasi 5. Ditjen Pemasyarakatan. (2017).
yang diberikan selama ini. Selanjutnya Pembinaan Tahanan Dan Napi
penulis mengucapkan terimakasih dan http://hukumham.info/index.php?option=
penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu com_content&task=view&id=75&itemid
Diah Indriastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku =50
pembimbing I dan kepada Bapak Fikki 6. Walmsley, Roy. (2014). World
Prasetya, SKM., M.Kes, selaku pembimbing Prison Population List. World Prison
II . Terima kasih pula kepada: Brief : The United Kingdom.
1. Tahiruddin, S.Kep., Ns., M.Sc selaku 7. Karnovinanda, Rhapsody dan Suciati,
penguji I dan Risqi Wahyu Susanti, Tri. (2014). Prevalesni Depresi pada
S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji II Narapidana di Lembaga
yang telah memberikan kritik dan saran Pemasyarakatan Anak. Palembang :
dalam perbaikan skripsi ini. Fakultas Kedokteran Univesitas
2. Seluruh dosen dan staf atau karyawan Sriwijaya
STIKes Karya Kesehatan Kendari 8. Berita Kota Kendari (BKK). (2016).
3. Semua saudara-saudaraku tercinta Sitiani Kabur Karena Terlilit Hutang.
(Tasma Nengsyi, Taruna Sandi, Sofyan Stress, tahnan narkoba nekat kabur
dan Sahara) yang telah banyak membantu saat akan disidang
selama perkuliahan, terimakasih atas 9. Permatasari, YKP. (2010). Profil
dukungan, motivasi dalam menjalani narapidana Berdasarkan Hierarki
pendidikan. Kebutuhan Abraham Maslow.
4. Teman terbaikku Elpinar, Rosmina dan Surakarta : Universitas
Nismayanti, terimakasih untuk kalian Muhammadiyah Fakultas Psikologi
semua atas segala bantuannya selama 10. Farida, Umi. (2007). Tinjauan Yuridis
masa kuliah ini. Sosiologis Terhadap Penyimpangan
5. Seluruh teman-teman mahasiswa Seksual Narapidana (Studi pada LP
Program Studi S1 Keperawatan angkatan Klas I Lowokwaru Malang).
2014 yang telah memberikan bantuan dan 11. Abraham H. Maslow. (2010).
motivasi kepada penulis hingga Motivation And Personality. Jakarta :
selesainya penyusunan skripsi ini. PT. Rajawali
12. Nadia, dkk, 2012. Studi kebijakan
pemerintah dalam pembinaan
DAFTAR PUSTAKA
narapidana (studi kasus lembaga
1. Lubis, A. (2008). Sindrom Depresif Pada
pemasyarakatan kelas II-A
Narapidana Lembaga Pemasyarakatan
pekanbaru). Universitas Riau :
Anak Medan.
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas
2. David J Cooke, Pamela J Baldwin dan
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
Jaqueline Howison. (2008). Penyingkap
Dunia Gelap Penjara. Jakarta :

15
Gambaran Self Care Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan …(Ema Nengsyi)

13. Umbara, Rendi. (2016). Implementasi


Pembinaan Narapidana Korupsi di
Rutan Kelas IIB Banda Aceh.
Universitas Syah Kuala
14. Ely Siawati Ping. (2010). Hubungan
Dukungan Sosial Dengan Depresi
Pada Narapidana Wanita Di
Lembaga Permasyarakatan Kelas II
B Kota Tenggarong.
Ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id
15. Alligood, M.R. & Tommey, A. N.
(2014). Nursing Theorist and Their
Work. 8 th. Edition, ST. Louis:
Mosby Elsevier, Inc
16. Maryatun, S. (2011). Pengaruh
Logoterapi Terhadap Harga Diri
Narapidana Perempuan Dengan
Narkotika Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A
Palembang. Thesis Universitas
Indonesia
17. Permatasari, YKP. (2010). Profil
narapidana Berdasarkan Hierarki
Kebutuhan Abraham Maslow.
Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Fakultas Psikologi
18. Friedman. (2010).
Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:
Gosyen Publishing
19. Erina, dkk., (2013). Pelaksanaan
Program Pembinaan Narapidana
Pada Lembaga Pemasyarakatan
Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Universitas
Brawijaya Malang : Fakultas Ilmu
Administrasi.

16

Anda mungkin juga menyukai