Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
di dunia. Disamping itu penyakit infeksi juga bertanggung jawab pada penurunan
kualitas hidup jutaan penduduk diberbagai Negara maju dan berkembang. Menurut
WHO sebanyak 25 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2011, sepertinganya
dibebkan oleh penyakit infeksi. (Health Care- Associated, 2012)
Masalah kesehatan yang menjadi keprihatinan pada umumnya pada
masyarakat di Indonesia adalah terjadinya KLB penyakit Infeksi. Penyakit infeksi
yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi tuberculosis
paru yang saat ini menduduki urutan ketiga terbanyak didunia, infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), malaria dan diare. Selain itu Indonesia juga menghadapi
emerging disease (penyakit yang baru berkembang) seperti HIV / AIDS dan
Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) dan re-emerging disease (penyakit yang
sebelumnya mulai menurun, tetapi menigkat kembali) seperti demam berdarah dengue
(DBD) dan TB Paru. (Profil Kesehatan Indonesia, 2013)
Berdasarkan gambaran permasalahan diatas maka sekiranya kesehatan menjadi
tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.
Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan
masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan
dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya pokok atau misi sector
kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Untuk
mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI (2006) menetapkan visi
pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat”. Strategi
yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat
kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk
Pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standar perawatan
komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen. Perawatan kesehatan
masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi
dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditunjukkan bagi
1
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi
kesehatan, pendidikan, dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan
yang holistik. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatan (lansia),
maupaun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah
seperti pemeriksaan pelayanan kesehatan secara murah / gratis dan lain sebagainya.
Dengan adanya kegiatan KKS maka diharapkan dapat memberikan kontribusi melalui
impelementasi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan derjat kesehatan
masyarakat melalui penanggulangan penyakit infeksi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengkajian pada populasi dengan penyakit infeksi?
2. Bagaimana Pola Fungsi Kesehatan pada populasi dengan penyakit infeksi?
3. Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada populasi dengan penyakit infeksi?
4. Bagaimana Diagnosa keperawatan pada populasi dengan penyakit infeksi?
5. Bagaimana Rencana keperawatan pada populasi dengan penyakit infeksi?
6. Bagaimana Implementasi pada populasi dengan penyakit infeksi?
7. Bagaimana Evaluasi pada populasi dengan penyakit infeksi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengkajian pada populasi dengan penyakit infeksi
2. Untuk mengetahui Pola Fungsi Kesehatan pada populasi dengan penyakit infeksi
3. Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik pada populasi dengan penyakit infeksi
4. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada populasi dengan penyakit infeksi
5. Untuk mengetahui Rencana keperawatan pada populasi dengan penyakit infeksi
6. Untuk mengetahui Implementasi pada populasi dengan penyakit infeksi
7. Untuk mengetahui Evaluasi pada populasi dengan penyakit infeksi

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan adalah untuk


mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam meneliti
suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang populasi kesehatan dengan infeksi

2
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Manfaat makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah
untuk mengetahui tentang program-program pembangunan kesehatan dalam
menanggulangi masalah kesehatan l populasi kesehatan dengan infeksi

3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan tentang program-program pembangunan kesehatan
dalam menanggulangi masalah kesehatan utama kesehatan populasi kesehatan
dengan infeksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter&Perry,2010).
Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berpoliferasi dalam
jaringan tubuh (kozier, 2011)
Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit infeksi tertentu yang dapat
berpindah darri satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut
Potter & Perry (2010) adalah:
1. Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa
karena agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas.
2. Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan agen
untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak
3. Environment (lingkungan) itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti
suhu, kelembaban, sinar matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu
yang hanya bisa bertahan atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang
tertentu juga.
Jadi, Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik
bakteri, virus, maupun jamur, yang bisa ditularkan dari satu orang penderita kepada
orang sehat hingga menyebabkan sakit seperti sumber penularan.

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala yang lazim terjadi, pada infeksi (Smeltzer, 2013) sebagai berikut :
1. Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang terlihat di daerah
yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak
darah mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler meregang dengan cepat terisi
penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merah local karena peradangan akut.
2. Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
4
Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang
memiliki suhu 37 derajat celcius disalurkan ke permukaan tubuh yang
mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal.
3. Dolor
Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamine atau bioaktif
lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan
meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
4. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar
ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-
jaringan interstitial.
5. Functio Laesa
Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum
diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.

C. Penyakit Menular
Berikut ini adalah beberapa wabah penyakit menular yang banyak
menimbulkan kematian dan mengurangi populasi penduduk dunia.
1. Tuberkulosis
Tubercolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
mycobacterium tubercolosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak
melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri
tersebut. (Amin Huda, 2015)
2. Hepatitis
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh
virus disertai nikrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan
kumpulan perubahan kinis, biokimia serta seluler yang khas. (Suzanne, 2013)
3. Malaria
Malaria adalah suatu penyakit yang disebakan oleh protozoa genus
plasmodium yang dikeluarkan melalui gigitan nyamuk anopheles yang masih
menjadi maalah kesehatan masyarakat di Indonesia(ejournal keperawatan
5
Volume 4 Nomor 1, Mei 2016).
4. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus) (Speer, 2007).
5. Tifoid
Adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
Salmonella Thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman
yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi
kuman salmonella.
6. HIV-Aids
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV(Human
Immunodeficiency Virus).(Aziz Alimul Hidayat, 2008)
7. ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan
bagian bawah. (ispa 2). ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme di struktur saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk
pertukaran gas ( corwin,2009)

D. Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pélayanan
keperawatan profesional yang merupakan bagian integral dari proses keperawatan
yang berdasarkan pada ilmu keperawatan, yang ditujukan langsung kepada masyarakat
dengan menekankan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
serta pengobatan dan rehabilitasi.
Proses asuhan keperawatan komunjtas adalah metode asuhan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien individu, keluarga, serta kelompok melalui
tahapan pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan intervensi, dan
evaluasi keperawatan (Stanhope & Lancaster, 2016).

6
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson & MC. Farlane, 2011)
Pengkajian komunitas dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teori dan
konsep model keperawatan yang relevan. Informasi atau data ini dapat diperoleh
secara langsung atau tidak langsung di komunitas
a. Data Inti Komunitas
Data inti komunitas yang dikaji terdiri dari:
1) Sejarah/ riwayat (riwayat daerah ini, perubahan daerah ini)
2) Demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi
etnis)
3) Tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga, kelompok)
4) Status perkawinan (kawin, janda/ duda, single)
5) Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia dan penyebab kematian)
6) Nilai-nilai dan keyakinan, dan agama.
b. Data Subsistem Komunitas
Data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi:
1) Lingkungan Fisik Lingkungan fisik
kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, flora, ruang terbuka,
perumahan,'daerah hijau, musim, binatang, kualitas makanan dan akses.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas: Puskesmas,
klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan di
rumah, pusat emergensi, rumah perawatan, fasilitas pelayanan sosial,
pelayanan kesehatan mental, apakah ada yang mengalami sakit akut atau
kronis.
3) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi meliputi
karakteristik keuangan keluarga dan individu, status pekerja, kategori
pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar
dan pusat bisnis.
4) Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan
meliputi alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah, transportasi
umum (bus, taksi, angkot, dll dan transportasi privat (sumber transportasi,
7
transportasi untuk penyandang cacat). Layanan perlindungan kebakaran,
polisi, sanitasi dan kualitas udara.
5) Politik dan Pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi: Pemerintahan (RT, RW,
desa/kelurahan, kecamatan, dsb); kelompok pelayanan masyarakat
(posyandu, PKK, karang taruna, posbindu, poskesdes, panti, dll); Politik
(kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut, dan peran peserta partai
politik dalam pelayanan kesehatan).
6) Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Komunikasi formal meliputi surat kabar, radio dan televisi,
telepon internet, dan hotline;
b) komunikasi informal meliputi: papan pengumuman, poster,
brosur, pengeras suara dari mesjid, dll.
7) Pendidikan
Data terkait dengan pendidikan meliputi sekolah yang ada di
komunitas, tipe pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan
kese quah, rogram makan siang di sekolah, akses pendidikan yang lebih
tinggi.
8) Rekreasi
Data terkait dengan rekreasi yang perlu dikumpulkan meliputi: taman,
area bermain, perpustakaan, rekreasi umum dan privat, fasilitas khusus.
c. Data persepsi
Data persepsi yang dikaji meliputi :
1) Persepsi Masyarakat persepsi masyarakat yang dikaji terkait tempat tinggal
yaitu bagaimana perasaan masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat
yang dirasakan di lingkungan tempat tinggal mereka, apa yang menjadi
kekuatan mereka, permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam kelompok
yang berbeda (misalnya, lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah
tangga, dll).
2) Persepsi perawat Persepsi perawat berupa pernyataan umum tentang kondisi
kesehatan dari masyarakat apa yang menjadi kekuatan, apa masalahnya atau
potensial masalah yang dapat diidentifikasi.

8
Sumber data pada data primer berasal dari masyarakat langsung yang
didapat dengan cara:
a) survei epidemiologi
b) pengamatan epidemiologi
c) skrining kesehatan.
Sedangkan pada data sekunder, data didapatkan dari data Yang sudah
ada sebelumnya. Sumber data sekunder didapat dari:
 Sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit, Puskesmas,
atau balai pengobatan.
 Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, atau Biro Pusat
Statistik.
 Absensi sekolah, industri, dan perusahaan 4) Secara
internasional, data dapat diperoleh dari data WHO,seperti:
laporan populasi dan statistik vital, population bulletin, dll.
2. Analisa data
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan komunitas dapat
diperoleh dengan metode wawancara, angket, observasi dan pemeriksaan. Setelah
data terkumpul, analisis data komunitas dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
a. Kategorisasi
Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian data
pengkajian komunitas diantaranya:
1) karakteristik demografi (komposisi keluarga, usia, jenis kelamin, etnis
dan kelompok ras)
2) karakteristik geografis (batas wilayah, jumlah dan besamya kepala
keluarga (KK), 'ruang publik dan jalan)
3) karakteristik sosial-ekonomi (pekerjaan dan jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan, dan pola kepemilikan rumah)
4) sumber dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, klinik,
pusat kesehatan mental, dll).
b. Ringkasan
Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas berikutnya adalah
meringkas data dalam setiap kategori. Pemyataan ringkasan disajikan dalam
benmk ukuran seperti jumlah, bagan dan grafik.
9
c. Perbandingan
Melakukan analisis data meliputi identifikasi kesenjangan data dan.
Data pembanding sangat diperlukan untuk menetapkan pola atau
kecenderungan yang ada agau jika data tidak benar dan perlu revalidasi yang
membutuhkan data asli. Perhndaan data dapat terjadi karena terdapat
kesalahan pencatatan data. Contoh perbandingan dapat dilakukan dengan
menggunakan data hasil pengkajian komunitas dan membandingkannya
dengan data lain yang sama yang merupakan standar yang ditetapkan untuk
suatu wilayah kabupaten/kota, atau provinsi atau nasional. Misalnya terkait
dengan angka kematian bayi/IMR disuatu wilayah dibandingkan IMRstandar
pada tingkat kabupaten/ kota.
d. Membuat kesimpulan
Setelah data yang dikumpulkan dan dibuat kategori, ringkasan dan
dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara logis
dari peristiwa yang kemudian dibuatkan pernyataan penegakan diagnosis
lfeperawatan komunitas.

Tabel Contoh analisa data


Kategori data Ringkasan lapran Kesimpulan
Penyebab kematian Penyebab kematian
 Desa A ISPA 23,2 % paling besar adalah
Tuberculosis 25,3% HIV dan Tuberkulosis
HIV 18,25 di Desa B
 Desa B Tuberkulosis 26,2%
HIV 28,1%
ISPA 25%
 Kabupaten ISPA 18%
Cempaka HIV 20%
Tuberculosis 22%

3. Diagnosis keperawatan
Sesuai hasil Munas IPKKI 11 di Yogyakarta di tetapkan formulasi diagnosis
keperawatan menggunakan ketetapan diagnosis nanda 2015-2017 dan ICNP
a. Defisiensi kesehatan komunitas (00215)
b. Gaya hidup monoton (00168)
10
c. Ketidakefektifan pemeloharaan kesehatan (00099)
d. Resiko terjadinya penyakit (10032386)
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit (10029286)
4. Perencanaan keperawatan
Perencanaan yang di susun dalam keperawatan kesehatan komunitas
berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan,
manajemen krisis. Dalam menyusun perencanaan keperawatan komunitas melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan prioritas
Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat atau komunitas
dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Perawat dalam menentukan
prioritas masalah memperhatikan enam kriteria, yaitu:
1) Kesadaran masyarakat akan masalah
2) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
3) Kemampuan perawat dalam memengaruhi penyelesaian masalah
4) Ketersediaan ahli atau pihak terkait terhadap solusi masalah
5) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
6) Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat di capai
(stanhopee & Lancaster, 2016)
b. Menetapkan sasaran (goal)
Setelah menetapkan masalah kesehatan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran:
1) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
2) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
3) Meningkatkan proposi individu yang memiliki tekanan darah
c. Menetapkan tujuan (objective)
Tujuan adalah pernyataan hasil yang di harapkan dan dapat di ukur,
dibatasi waktu berorentasi pada kegiatan. Berikut adalah karakteristik dalam
penulisan tujuan:
1) Menggunakan kata kerja
2) Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas
penampilan, bagaimana penampilan di ukur
3) Berhubungan dengan sasaran
4) Adanya batasan waktu

11
d. Menetapkan rencana intervensi
Dalam melakukan intervensi keperawatan kesehatan komunitas mencakup
1) Hal apa yang akan di lakukan
2) Waktu atau kapan melakukannya
3) Jumlah
4) Target atau siapa yang menjadi sasaran

12
5. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas. Focus pada tahap ini mencapai sasaran dan tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya. Hal yang sangat penting adalah melakukan berbagai
tindakan yang berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan, mencegah penyakit
dan dampak pemulihan.

6. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
mengenai suatu kebijakan , program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil
analisis dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya dan keberhasilan untuk
keperluan pemangku kepentingan.

13
BAB 111
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit menular merupakan penyakit yang ikut bertanggung jawab terhadap
tingginya angka kematian di dunia. Penyakit menular adalah penyakit yang
disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus, maupun jamur, yang bisa ditularkan
dari satu orang penderita kepada orang sehat hingga menyebabkan sakit seperti
sumber penularan.
semua penderita atau kejadian penyakit menular dalam masyarakat dapat
tercatat dengan baik oleh petugas kesehatan (perawat). Pada umumnya penyakit
dengan manifestasi penyakit yang berat yang akan tercatat sebagai penderita rawat
inap di rumah sakit. Sedangkan penderita dengan gejala klinik ringan atau sedang,
mungkin sebagian besar akan pergi ke pusat pelayanan kesehatan atau kedokter
untuk berobat sehingga dapat tercatat pada lapora kejadian penyakit. Sedangkan
penyakit tanpa gejala klinik umumnya tidak tercatat dan tidak di laporkan.

B. Saran
Dengan terselaikannya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca serta penulis mengharap kritik dan saran terhadap peningkatan
kualitas penulisan makalah ini.

14
Daftar Pustaka

kozier .2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatam: konsep, proses & praktek vol 2.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne& Brenda G Bare. 2013. Buku Ajar keperaatan medical bedah vol 1.
Jakarta: EGC
Alimul Hidayat, Aziz. 2008. Pengantar dokumentasi proses keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin. 2009. Buku saku patofisiologi . Jakarta: EGC
Made Riasmini, Ni. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelopok,
komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOV dan NIC

15

Anda mungkin juga menyukai