Askep Dic
Askep Dic
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah kami masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
2.2. Etiologi
1. Perdarahan dari tempat – tempat pungsi, luka, dan membran mukosa pada
klien dengan syok, komplikasi persalinan, sepsis atau kanker.
2. Perubahan kesadaran yang mengindikasikan trombus serebrum.
3. Distensi abdomen yang menandakan adanya perdarahan saluran cerna.
4. Sianosis dan takipnea akibat buruknya perfusi dan oksigenasi jaringan.
5. Hematuria akibat perdarahan atau oliguria akibat menurunnya perfusi
ginjal.
6. Trombosis dan pra gangrenosa di jari, genetalia, dan hidung
2.5. Patofisiologi
Dua enzim proteolitik, yakni trombin dan plasmin, bereaksi aktif secara sistemik.
Keseimbangannya menentukan terjadinya perdarahan atau kecenderungan terjadi
trombosis. Trombin memecah fibrinogen menjadi fibrin monomer. Trombin
akhirnya memungkinkan aliran koagulasi dan menyebabkan trombosis pada
pembuluh darah kecil dan sedang, yang hasilnya menyebabkan iskemik organ atau
bahkan kerusakan organ. Mekanisme pengatur dari aliran koagulasi antara lain
tissue factor pathway inhibitor (TFPI), antithrombin III, dan protein C aktif
menyebabkan kerusakan yang luas. Plasmin, salah satu komponen sistem
fibrinolitik, mampu menurunkan fibrin dalam produk degradasi yang terukur.
Plasmin juga merupakan komplemen aktivasi. Plasmin dan trombin mempengaruhi
secara kualitatif dan kuantitatif abnormalitas trombosit. (Furlong, 2006).
2.6. Pathway
2.7. Komplikasi
1. Masa Protombin
Masa protrombin bisa abnormal pada DIC, dapat disebabkan beberapa
hal. Karena masa protrombin yang memanjang bisa karena
hipofibrinogenemia, gangguan FDP pada polimerisasi fibrin monomer dan
karena plasmin menginduksi lisis faktor V dan faktor IX. Masa protrombin
ditemukan memanjang pada 50-75% pasien DIC sedang pada kurang 50%
pasien bisa dalam batas normal atau memendek. Normal atau
memendeknya masa protrombin ini terjadi karena :
3. System ginjal
a. Hematuria
b. Oliguria
4. System pernafasan
a. Dyspnea
b. Takipnea
c. Sputum mengandung darah
5. System kardiovaskuler
a. Hipotensi meningkat dan postural
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Nadi perifer tidak teraba
6. System saraf perifer
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Gelisah
c. Ketidaksadaran vasomotor
7. System musculoskeletal
a. Nyeri : otot,sendi,punggung
8. Perdarahan sampai hemoragi
a. Insisi operasi
b. Uterus post partum
c. Fundus mata perubahan fisual
d. Pada sisi prosedur infasif : suntikan, IV, kateter arteral dan selang
nasogastric atau dada, dll
9. Kerusakan perfusi jaringan
a. Serebral : perubahan pada sensorium, gelisah, kacau mental, sakit
kepala
b. Ginjal : penurunan pengeluaran urine
c. Paru : dyspnea dan ortopenia
d. Kulit : akrosionosis ( ketidak teraturan bentuk bercak sianosis pada
lengan perifer dan kaki ).
10. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah thrombosis rendah
b. PT (protombin time) dan PTT memanjang
c. Degradasi produksi fibrin meningkat
d. Kadar fibrinogen plasma darah
1. Hipertermia
2. Risiko Ketidakefektifan Jaringan Otak
3. Risiko Perdarahan
4. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
5. Risiko Hipovolemia
6. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
7. Nyeri Akut
8. Gangguan Eliminasi
9. Gangguan Citra Tubuh
3.3. Intervensi
N SDKI SLKI SIKI
O
1 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
intervensi keperawatan
Observasi:
selama 1x24 jam maka
termoregulasi membaik 1. identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil: hipertermia
2. monitpr suhu tubuh
Menggigil cukup 3. monitor kadar
menurun elektrolit
Kulit merah cukup 4. monitor keluaran
meurun urin
Kejang cukup 5. monitor komplikasi
menurun akibat hipertermia
frekuensi nadi 60- Terapeutik:
100x/m
frekuensi nafas 16- 1. sediakan lingkungan
20x/m yang dingin
suhu tubuh (36,5- 2. longgarkan atau
37,5’C) lepaskan pakaian
tekanan darah 3. basahi dan kipasi
120/80 permukaan tubuh
4. berikan cairan oral
5. lakukan pendinginan
eksternal
6. hindari pemberian
antipiretim atau
aspirin
7. berikan oksigen jika
perlu
Edukasi:
1. kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
1. kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan jika perlu
2. kolaborasi pemberian
produk darah jika
perlu
4 Risiko Setekah dilakukan Manajemen Cairan
intervensi keperawatan
Ketidakseimbang
selama 1x24jam maka Observasi:
an Cairan keseimbangan cairan
meningkat dengan kriteria Monitor status
hasil: hidrasi (mis frekuensi
Asupan cairan nadi ,kekuatan nadi,
cukup meningkat
Kelembab akral,pengesian
membrane
kapiler, kelembaban
mukosa cukup
meningkat mukosa ,turgor
Asupan makanan
kulit,TD)
cukup meningkat
Turgor kulit cukup Monitor BB harian
membaik
Monitor BB sebelum
dan sesudah dialysis
Moitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Monitor status
hemodinamik
Terapeutik:
Kolaborasi
pemberian dieuritik
jika perlu
Kekuatan nadi
Observasi
cukup meningkat - Pemeriksaan tanda
Turgor kulit cukup gejala hipovolemia (
mis , frekuensi nadi
meningkat meningkat, nadi
Output urine teraba lemah ,
cukup meningkat tekanan darah
Pengisian vena menurun , tekanan
cukup meningkat nadi menyempit ,
turgor kulit menurun,
Ortopnea Cukup
membrane mukosa
Menurun kering , volume urine
Dispnea Cukup menurun, hematokrik
Menurun meningkat, haus
Paroxymal ,lemah)
nocturnal dyspnea - Monitor intake dan
(PND) Cukup output cairan
Menurun Terapiutik
Edema anasarka
Cukup Menurun - Hitung kebutuhan
cairan
Edema perifer “
- Berikan posisi
Cukup Menurun” modified
Berat badan ‘’ Trendelenburg
Cukup Menurun” - Berikan asupan
Distensi vena cairan oral
jugularis “ Cukup Edukasi
Menurun”
Suara nafas - Anjurkan
tambahan “ Cukup memperbanyak
Menurun” asupan cairan oral
- Anjurkan
Kongesti paru “
menghindari
Cukup Menurun” perubahan posisi
Perasaan Lemah “ mendadak
Cukup Menurun”
Kolaborasi
Keluhan haus “
Cukup Menurun” - Kolaborasi
Konsentrasi urine pemberian cairan IV
“ Cukup Menurun” isotonis (Mis NaCL,
Frekuensi nadi “ RL)
- Kolaborasi
Cukup Membaik’
pemberian cairan IV
Tekanan darah”
hipotonis ( Mis,
Cukup Membaik” Glukosa 2,5%, NaCL
Tekanan nadi “ 0,4%)
Cukup Membaik” Kolaborasi pemberian cairan
Membran mukosa
koloid (Mis, albumin
“ Cukup Membaik”
Jugular Venou ,plasmanate)
Pressure(JVP) ”
Cukup Membaik”
Kadar Hb “ Cukup
Membaik”
Kadar Ht “ Cukup
Membaik”
Central venous
pressure “Cukup
Membaik”
Refluks
hepatojugular
“Cukup Membaik’
Berat badan “
Cukup Membaik”
Hepatomegali “
Cukup Membaik”
Oliguria “Cukup
Membaik”
Intake cairan
“Cukup Membaik”
Status mental “
Cukup Membaik”
Suhu tubuh “
Cukup Membaik”
1. Anjurkan
penggunakan
termometer untuk
menguji suhu air
2. Anjurkan memakai
sepatu lembut dan
bertumit rendah
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian analgesik
2. Kolaborasi
pemberian
kortikosteroid
7 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi keperawatan
selama 1x24 jam maka Tindakan
tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil : Observasi
Kemampuan - Identifikasi lokasi ,
menuntaskan karakteristik, durasi ,
aktivitas “ Cukup frekuensi,kualitas ,
Meningkat” intensitas nyeri
-Keluhan nyeri “ -Identifikasi skala
Cukup Menurun” nyeri
-Meringis “ Cukup -Identifikasi respon
Menurun” nyeri non verbal
-Sikap protektif “ -Identifikasi factor
Cukup Menurun” yang memperberat
-Gelisah “ Cukup dan memperingan
Menurun” nyeri
-Kesulitan tidur -Identifikasi
“Cukup Menurun” pengetahuan dan
-Menarik diri keyakinan tentang
“Cukup Menurun” nyeri
-Berfokus pada diri -Identifikasi
sendiri “ Cukup pengaruh budaya
Menurun” terhadap respon
-Diaforesis “ nyeri
Cukup Menurun” -Identifikasi
-Perasaan depresi pengaruh nyeri pada
(tertekan) “ Cukup kualitas hidup
Menurun” Monitor keberhasilan
-Perasaan takut terapi komplementer
mengalami cedera yang sudah diberikan
berulang “ Cukup Monitor efek
Menurun” samping
-Anoreksia “ penggunaan
Cukup Menurun” analgetik
-Perineum terasa
tertekan “Cukup Terapiutik
Menurun”
-Uterus teraba -Berikan teknik non
membulat “Cukup farmakologis untuk
Menurun” mengurangi rasa
-Ketegangan otot nyeri ( Mis, TENS,
“Cukup Menurun” hypnosis , akupresur,
-Pupil dilatasi “ terapi music ,
Cukup Menurun” biofeedback, terapi
-Muntah “Cukup pijat , aromaterapi,
Menurun” teknik imajinasi
-Mual “ Cukup terbimbing, kompres
Menurun” hangat atau dingin ,
terapi bermain)
-Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri ( mis,suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
-Fasilitasi istirahat
tidur
-Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
-Jelaskan penyebab ,
periode, dan pemicu
nyeri
-Jelaskan strategi
meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
-Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
-Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian analgetik ,
jika perlu
Terapeutik:
o Catat waktu dan
keluaran berkemih
o Batasi asupan
cairan jika perlu
o Ambil sampel urine
tengah atau kultur
Edukasi:
o Ajurkan tanda dan
gejala infeksi
saluran kemih
o Ajurkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat
untukberkemih
o Ajurkan terapi
modalitar
penguatan otot-otot
panggul/berkemih.
Kolaborasi:
Kolaborasi pembuatan obat
supositoria uretra jika perlu
9 Gangguan Citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh
intervensi keperawatan
Tubuh Observasi
selama 1x24 jam maka
citra tubuh meningkat Identifikasi harapan
dengan kriteria hasil : citra tubuh
berdasarkan tahap
Melihat bagian perkembangan
tubuh cukup Identifikasi
meningkat budaya,agama, jenis
Menyentuh bagian kelamin, dan umur
tubuh cukup terkait citra tubuh
meningkat Identifikasi
Verbalisasi perubahan citra
kecacatan bagian tubuh yang
tubuhcukup mengakibatkan
meningkat isolasi sosial
Verbalisasi Monitor frekuensi
kehilangan bagian pernyataan kritik
tubuh cukup terhadap diri sendiri
meningkat Monitor apakan
Verbalisasi pasien bisa melihat
perasaan negatif bagian tubuh yang
tentang berubah
perubahan negatif Terapeutik
tentang
perubahan tubuh Diskusikan
cukup menurun perubahan tubuh dan
Verbalisasi fungsinya
kekhawatiran Diskusikan
pada perubahan
penolakan/reaksi penampilan fisik
orang lain cukup terhadap harga diri
menurun Diskusikan kondisi
Verbalisasi stres yang
perubahan gaya mempengaruhi citra
hidup cukup tubuh
menurun Edukasi
Menyembunyikan
bagian tubuh Jelaskan kepada
berlebihan cukup keluarga tentang
menurun perawatan
Menunjukkan perubahan citra
bagian tubuh tubuh
berlebuhan cukup Anjurkan
menurun menggunakan
Fokus pada bagian gambaran diri
tubuh cukup terhadap citra tubuh
menurun Latian fungsi tubuh
Fokus pada yang dimiliki
penampilan Latih peningkatan
masalalu cukup penampilan diri
menurun
Respon nonverbal
pada perubahan
tubuh cukup
membaik
Hubungan sosial
cukup membaik