Anda di halaman 1dari 11

Rencana Topik Penelitian

Estimasi Dan Analisis Penurunan Tingkat Kualitas


Dan Kuantitas Air Menggunakan Metode Geostatistik

(Studi Kasus: Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul)

Oleh:

Herlina
18/434759/PTK/12322

Program Studi Magister Teknik Geomatika


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

I.1. Latar Belakang ............................................................................................ 3

I.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

I.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

I.4. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 6

I.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

I.6. Diagram Alir Penelitian............................................................................. 7

I.6.1. Tahap Persiapan................................................................................. 9

I.6.2. Tahap Pengumpulan Data .................................................................. 9

I.6.3. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 9

I.6.4. Tahap Pelaporan ................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

2
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sumberdaya alam di Indonesia cukup melimpah sehingga dieksploitasi


secara besar-besaran untuk kebutuhan pembangunan. Pertambangan merupakan
salah satu upaya untuk memanfaatkan sumberdaya alam dengan melakukan suatu
kegiatan mulai dari tahap pencarian, penggalian, pengolahan hingga tahap
pemasaran hasil tambang (Irawan et al. 2014). Kondisi lingkungan di Indonesia
saat ini sangat dinamis mengingat adanya intensitas perubahan penggunaan lahan
yang terjadi semakin meningkat. Perubahan penggunaan lahan terjadi untuk
menyediakan ruang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup huniannya,
termasuk perubahan yang terjadi dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman
(Sutrisno 2019). Pengaruh terbesar terjadinya perubahan lahan memberikan
dampak kepada lingkungan fisik dan sosial termasuk yang terjadi pada kawasan
karst Gunungkidul.

Ramdhani (2014) menjelaskan bahwa kawasan karst Gunungkidul identik


dengan kondisi lahan yang kurang subur dan sering mengalami masalah
kekurangan air. Hal ini tidak terlepas dari minimnya sumber air permukaan akibat
hilangnya air permukaan menuju sistem bawah permukaan melalui rekahan atau
ponor. Hilangnya air permukaan menuju sistem bawah permukaan menjadikan
akuifer karst secara kuantitas memiliki potensi sumberdaya air yang cukup
melimpah. Namun, cadangan akuifer karst tersebut tidak dapat dimanfaatkan
dengan baik akibat kendala aksesibilitas dan membutuhkan biaya cukup besar
untuk pengelolaannya. Pada akhirnya, akuifer karst akan terbuang sia-sia karena
tidak dimanfaatkan secara optimal bahkan di beberapa tempat terbuang percuma
ke laut.

Sebagian besar perusahaan pertambangan menggunakan berbagai piranti


modern yang mampu bekerja dalam skala yang lebih besar dan cepat seperti
sistem peledakan beruntun, peralatan berat antara lain escavator dan penggaru,
sedangkan untuk penambangan rakyat masih menggunakan teknik dan peralatan
tradisional seperti cangkul dan sekop. Penambangan yang dilakukan oleh

3
masyarakat lebih berdasarkan kebutuhan pemenuhan hidup, sedangkan
perusahaan-perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul
lebih jauh lagi digunakan untuk komoditi perdagangan. Kegiatan penambangan
tersebut tentunya akan menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif
maupun negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
diantaranya penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan asli daerah, dan
peningkatan sumber devisa negara. Namun karena kurangnya pemahaman
masyarakat akan lingkungan hidup sehingga memunculkan dampak negatif
sebagai hasil sampingan dari penambangan kawasan karst. Eksploitasi kawasan
karst secara berlebihan akan merusak berbagai potensi yang ada seperti
kemiskinan keanekaragaman hayati pada kawasan karst setempat, rusaknya
tatanan air (sumber air karst berkurang dan tercemar), hancurnya tanaman bernilai
ekonomi tinggi, rusaknya obyek wisata alam gua dan karst, serta rusaknya sarana
dan prasarana seperti jalan aspal. Kawasan karst dengan tanah yang sangat tipis
dan ekosistem karst yang berbukit dengan kelerengan yang tinggi juga
memberikan potensi terhadap terjadinya erosi dan longsor yang besar, sehingga
makin membuat turunnya produktivitas dan kualitas air dan lahan (Sulistyorini et
al, 2017)

Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan kualitas dan kuantitas air dewasa
ini merupakan dampak dari aktivitas manusia yang mengeksploitasi lingkungan
secara berlebihan. Tingginya eksploitasi berdampak signifikan terhadap
perubahan dan penurunan kualitas air. Perlindungan dan pelestarian sumberdaya
air harus menjadi salah satu prioritas utama manusia. Pemanfaatan air untuk
berbagai kebutuhan harus memperhatikan parameter-parameter kualitas air sesuai
baku mutu yang sudah ditetapkan. Sumber mata air di lokasi studi telah
dimanfaatkan masyarakat sekitar, seperti untuk kebutuhan air bersih serta sebagai
sarana rekreasi alami. Maraknya alih fungsi kawasan hutan (konversi) seperti
untuk kegiatan pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya dewasa ini,
berdampak besar pada perubahan kondisi air baik secara kualitas maupun
kuantitas (Wiryono 2013).

4
Analisis geostatistik digunakan untuk menganalisis dan memprediksi
variabel yang berkaitan dengan karakteristik spasial atau spasial temporal suatu
fenomena. Metode geostatistik yang berkembang sekarang ini, tidak hanya
mampu menginterpolasi nilai suatu variabel secara spasial, tetapi juga
memberikan ukuran tingkat ketidakpastian nilai data tersebut. Informasi
ketidakpastian suatu data sangat penting bagi para pengambil keputusan.
Ketidakpastian memungkinkan para pengambil keputusan untuk memperkirakan
output apa yang mungkin didapat dari setiap lokasi yang diinterpolasi. Metode
interpolasi membutuhkan distribusi data yang normal. Kemudian langkah awal
adalah menguji distribusi normalitas data dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk (Kaymaz 2018).
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan estimasi dan analisis
besarnya penurunan tingkat kualitas dan kuantitas air dengan berdasarkan
beberapa parameter yang mempengaruhinya sebagai akibat penambangan batu
kapur yang berlebihan. Hasil dari analisis parameter ini akan dibandingkan dan
disesuaikan dengan baku mutu yang sudah ditentukan mengacu pada Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

I.2. Rumusan Masalah

Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan kapur yang


berlebihan berdampak terhadap penurunan kualitas dan kuantitas air. Menurunnya
kualitas dan kuantitas air tersebut banyak dikaji, namun besarnya penurunan
secara spasial temporal belum dilakukan penelitian. Besarnya penurunan tersebut
perlu diestimasi dan dianalisis untuk selanjutnya dilakukan upaya-upaya
konservasi sumber daya air. Estimasi dan analisis kualitas dan kuantitas sumber
daya air karst di masa mendatang membutuhkan aplikasi berbasis proses model
dengan mempertimbangkan hidrologi karst dan variasi temporalnya. Ada dua
kelompok utama dari model berbasis proses, yaitu karst terdistribusi dan
pendekatan pemodelan. Analisis dapat lebih mudah dilakukan dengan dukungan
teknologi informasi dan teknik geovisualisasi untuk eksplorasi informasi. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian terkait estimasi dan analisis besarnya penurunan

5
yang dinilai dapat menjadi alternatif untuk memetakan spasial temporal kualitas
dan kuantitas air akibat penambangan kapur yang berlebihan.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah
melakukan estimasi dan analisis besarnya penurunan tingkat kualitas dan
kuantitas air menggunakan metode geostatistik akibat penambangan kapur yang
berlebihan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tujuan khusus dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi parameter apa saja yang mempengaruhi tingkat kualitas dan


kuantitas air di kawasan karst.

2. Melakukan proses estimasi dan analisis terhadap tingkat kualitas dan


kuantitas air di kawasan karst dengan metode geostatistik

3. Memetakan kawasan karst beserta tingkatan kualitas dan kuantitas airnya


sebelum terjadinya penambangan dan sesudahnya.
4. Menyajikan informasi hasil pemetaan kualitas dan kuantitas air kepada
pemerintah daerah maupun instansi yang terkait

I.4. Pertanyaan Penelitian


Untuk mencapai tujuan penelitian yang menyeluruh, maka pertanyaan
penelitian didefinisikan sebagai berikut :
1. Apa sajakah parameter yang mempengaruhi proses estimasi dan analisis tingkat
kualitas dan kuantitas air di kawasan karst?
2. Bagaimana melakukan estimasi dan analisis tingkat kualitas dan kuantitas air di
kawasan karst menggunakan metode geostatistik?
3. Bagaimana memetakan kawasan karst beserta tingkatan kualitas dan kuantitas
airnya sebelum terjadinya penambangan dan sesudahnya?
4. Bagaimana penyebarluasan hasil pemetaan tingkat kualitas dan kuantitas air
kepada pemerintah daerah maupun instansi yang terkait?

6
I.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Visualisasi penurunan tingkat kualitas dan kuantitas air akibat
penambangan kapur yang berlebihan diharapkan mampu menjadi masukan
dalam konservasi sumber daya air.
2. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk
melakukan pengelolaan sumber daya air terutama untuk membuat
bangunan sumber air.
Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian
berikutnya terkait dengan analisis geostatistik dalam pengelolaan sumber
daya air.

I.6. Diagram Alir Penelitian


Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama penelitian direpresentasikan
dalam bentuk diagram alir yang memuat mekanisme rencana pelaksanaan
penelitian. Dalam rencana pelaksanaan penelitian terdiri atas 4 (empat) tahapan,
yaitu dimulai dari tahap persiapan dan observasi awal, dan dilanjutkan dengan
tahapan pengumpulan data, setelah itu dilakukan tahapan pengolahan data yang
disertai analisis pembahasan, visualisasi dan dilanjutkan tahapan penulisan
laporan, seperti diilustrasikan pada diagram alir tampilkan dalam gambar 1
berikut:

7
Studi Literatur dan
Observasi awal

Pengumpulan Data

Estimasi Dan Analisis Kualitas Estimasi Dan Analisis


Air Kuantitas Air

Analisis Parameter
Sebaran Sumber Curah Tekstur Tutupan Data Debit
Laboratorium (time Data Suhu
Mata Air Hujan Tanah Lahan (Time Series)
series)

Penentuan Parameter Standar


Debit estimasi
Penilaian Kualitas Air

Pemodelan Geostatistiik Pemodelan Geostatistiik

Prediksi Spasial dan Penentuan Prediksi Spasial dan Penentuan


Ketelitian yang Diprediksi Ketelitian yang Diprediksi
menggunakan EBK menggunakan EBK
- Analisis Statistik Univarian - Analisis Statistik Univarian
-Analisis Variogram -Analisis Variogram

Hasil
Hasil
1. Nilai Statistik Univarian
1. Nilai Statistik Univarian
2. Nilai Parameter Peta
2. Nilai Parameter Peta
Variogram
Variogram
3. Nilai EBK Setiap Paramater
3. Nilai EBK Setiap Paramater
4. Peta Interpolasi Tingkat
4. Peta Interpolasi Kuantitas Air
Kualitas Air

Klasifikasi Tingkat Kualitas Air Klasifikasi Tingkat Kuantitas Air

Visualisasi Data Menggunakan


Web Statik

Gambar 1. Diagram alir penelitian

8
I.6.1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan dimulai dengan mempelajari bahan- bahan kepustakaan,
yang relevan yang sesuai dengan masalah kualitas, kuantitas air dan prinsip dasar
metode geostatistik. Berbagai sumber penelitian- penelitian, jurnal artikel, buku
dan peraturan- peraturan juga dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan dalam
persiapan penelitian ini.

I.6.2. Tahap Pengumpulan Data


Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data informasi spasial (peta).
Tahapan pengumpulan data dengan mempertimbangkan parameter model
matematik. Data yang akan dikumpulkan diantaranya data kuantitatif berupa data
curah hujan harian serta suhu maksimum dan minimum. Selanjutnya data
geospasial dari beberapa karakteristik penyusun setiap parameter kemudian
diidentifikasi data geospasial apa saja yang akan dikumpulkan diantarnya data
geospasial setiap parameter iklim, topografi, vegetasi dan tanah. Untuk data
kualitatif yaitu berupa informasi penambangan kapur yang terjadi di
Gunungkidul.

I.6.3. Tahap Pelaksanaan


Setelah kegiatan pengumpulan data spasial maupun data pendukung
lainnya selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah tahap pelaksanaan.
Tahapan pelaksanaan semua data diestimasi dan dianalisis menggunakan metode
geostatistik. Kemudian dilakukan pengolahan pada software untuk kemudian
dilakukan pemodelan prediksi dari parameter yang sudah ditentukan.

I.6.4. Tahap Pelaporan


Tahap ini melakukan analisis dan pembahasan dari hasil tahap sebelumnya
yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data.
Seluruh pelaksanaan penelitian dari awal hingga kesimpulan disusun dalam
bentuk laporan dengan mengacu pada format penulisan baku yang ditetapkan oleh
Program Studi Magister Teknik Geomatika Universitas Gadjah Mada, dan
dikonsultasikan secara intensif oleh dosen pembimbing yang telah ditunjuk.

9
Diskusi dilakukan untuk membuat penyempurnaan laporan akhir penelitian agar
menjadi data maupun informasi yang ilmiah dan berguna bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, R. Rudy, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo, and Setiadi Djohar. 2014.
“Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka
Belitung).” Jurnal Aplikasi Manajemen 12(2): 197–207.
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/641.

Kaymaz, SM. 2018. “Mapping Water Quality by Using Geostatistical Method (


Marmaris Bay , Mugla , Turkey).” Journal of Marine Biology and Aquatic
Research 1(1): 1–9.

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 20 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Ramdhani, Muhammad Abdul Aziz. 2014. “Studi Neraca Air Dalam Menentukan
Daerah Tangkapan Air Mata Air Karst.” : 1–30.

Sulistyorini, Iin Sumbada, Muli Edwin, and Adriana Sampe Arung. 2017.
“Analisis Kualitas Air Pada Sumber Mata Air Di Kecamatan Karangan Dan
Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.” Jurnal Hutan Tropis 4(1): 64.

Sutrisno, Pendi Tri. 2019. “Kajian Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan


Karst Rocky Desertification Di Kawasan Karst Gunungsewu Bagian Barat
Kabupaten Gunungkidul.” : 405012.

Wiryono. 2013. “Aspek Ekologis Hutan Tanaman Indonesia.” : 14.


http://www.forda-mof.org//files/1._Aspek_Ekologis_Hutan_Tanaman-
Wiryono.pdf.

10
.

11

Anda mungkin juga menyukai