Oleh:
Herlina
18/434759/PTK/12322
2
BAB I PENDAHULUAN
3
masyarakat lebih berdasarkan kebutuhan pemenuhan hidup, sedangkan
perusahaan-perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul
lebih jauh lagi digunakan untuk komoditi perdagangan. Kegiatan penambangan
tersebut tentunya akan menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif
maupun negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
diantaranya penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan asli daerah, dan
peningkatan sumber devisa negara. Namun karena kurangnya pemahaman
masyarakat akan lingkungan hidup sehingga memunculkan dampak negatif
sebagai hasil sampingan dari penambangan kawasan karst. Eksploitasi kawasan
karst secara berlebihan akan merusak berbagai potensi yang ada seperti
kemiskinan keanekaragaman hayati pada kawasan karst setempat, rusaknya
tatanan air (sumber air karst berkurang dan tercemar), hancurnya tanaman bernilai
ekonomi tinggi, rusaknya obyek wisata alam gua dan karst, serta rusaknya sarana
dan prasarana seperti jalan aspal. Kawasan karst dengan tanah yang sangat tipis
dan ekosistem karst yang berbukit dengan kelerengan yang tinggi juga
memberikan potensi terhadap terjadinya erosi dan longsor yang besar, sehingga
makin membuat turunnya produktivitas dan kualitas air dan lahan (Sulistyorini et
al, 2017)
Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan kualitas dan kuantitas air dewasa
ini merupakan dampak dari aktivitas manusia yang mengeksploitasi lingkungan
secara berlebihan. Tingginya eksploitasi berdampak signifikan terhadap
perubahan dan penurunan kualitas air. Perlindungan dan pelestarian sumberdaya
air harus menjadi salah satu prioritas utama manusia. Pemanfaatan air untuk
berbagai kebutuhan harus memperhatikan parameter-parameter kualitas air sesuai
baku mutu yang sudah ditetapkan. Sumber mata air di lokasi studi telah
dimanfaatkan masyarakat sekitar, seperti untuk kebutuhan air bersih serta sebagai
sarana rekreasi alami. Maraknya alih fungsi kawasan hutan (konversi) seperti
untuk kegiatan pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya dewasa ini,
berdampak besar pada perubahan kondisi air baik secara kualitas maupun
kuantitas (Wiryono 2013).
4
Analisis geostatistik digunakan untuk menganalisis dan memprediksi
variabel yang berkaitan dengan karakteristik spasial atau spasial temporal suatu
fenomena. Metode geostatistik yang berkembang sekarang ini, tidak hanya
mampu menginterpolasi nilai suatu variabel secara spasial, tetapi juga
memberikan ukuran tingkat ketidakpastian nilai data tersebut. Informasi
ketidakpastian suatu data sangat penting bagi para pengambil keputusan.
Ketidakpastian memungkinkan para pengambil keputusan untuk memperkirakan
output apa yang mungkin didapat dari setiap lokasi yang diinterpolasi. Metode
interpolasi membutuhkan distribusi data yang normal. Kemudian langkah awal
adalah menguji distribusi normalitas data dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk (Kaymaz 2018).
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan estimasi dan analisis
besarnya penurunan tingkat kualitas dan kuantitas air dengan berdasarkan
beberapa parameter yang mempengaruhinya sebagai akibat penambangan batu
kapur yang berlebihan. Hasil dari analisis parameter ini akan dibandingkan dan
disesuaikan dengan baku mutu yang sudah ditentukan mengacu pada Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
5
yang dinilai dapat menjadi alternatif untuk memetakan spasial temporal kualitas
dan kuantitas air akibat penambangan kapur yang berlebihan.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah
melakukan estimasi dan analisis besarnya penurunan tingkat kualitas dan
kuantitas air menggunakan metode geostatistik akibat penambangan kapur yang
berlebihan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tujuan khusus dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
I.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Visualisasi penurunan tingkat kualitas dan kuantitas air akibat
penambangan kapur yang berlebihan diharapkan mampu menjadi masukan
dalam konservasi sumber daya air.
2. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk
melakukan pengelolaan sumber daya air terutama untuk membuat
bangunan sumber air.
Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian
berikutnya terkait dengan analisis geostatistik dalam pengelolaan sumber
daya air.
7
Studi Literatur dan
Observasi awal
Pengumpulan Data
Analisis Parameter
Sebaran Sumber Curah Tekstur Tutupan Data Debit
Laboratorium (time Data Suhu
Mata Air Hujan Tanah Lahan (Time Series)
series)
Hasil
Hasil
1. Nilai Statistik Univarian
1. Nilai Statistik Univarian
2. Nilai Parameter Peta
2. Nilai Parameter Peta
Variogram
Variogram
3. Nilai EBK Setiap Paramater
3. Nilai EBK Setiap Paramater
4. Peta Interpolasi Tingkat
4. Peta Interpolasi Kuantitas Air
Kualitas Air
8
I.6.1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan dimulai dengan mempelajari bahan- bahan kepustakaan,
yang relevan yang sesuai dengan masalah kualitas, kuantitas air dan prinsip dasar
metode geostatistik. Berbagai sumber penelitian- penelitian, jurnal artikel, buku
dan peraturan- peraturan juga dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan dalam
persiapan penelitian ini.
9
Diskusi dilakukan untuk membuat penyempurnaan laporan akhir penelitian agar
menjadi data maupun informasi yang ilmiah dan berguna bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, R. Rudy, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo, and Setiadi Djohar. 2014.
“Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka
Belitung).” Jurnal Aplikasi Manajemen 12(2): 197–207.
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/641.
Ramdhani, Muhammad Abdul Aziz. 2014. “Studi Neraca Air Dalam Menentukan
Daerah Tangkapan Air Mata Air Karst.” : 1–30.
Sulistyorini, Iin Sumbada, Muli Edwin, and Adriana Sampe Arung. 2017.
“Analisis Kualitas Air Pada Sumber Mata Air Di Kecamatan Karangan Dan
Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.” Jurnal Hutan Tropis 4(1): 64.
10
.
11