Anda di halaman 1dari 7

Article Review

Teh hijau (Camellia sinensis), merupakan tanaman herbal yang terkenal sebagai antioksidan dengan
manfaat untuk kesehatan yang berlimpah. Daun teh hijau memiliki komponen fenol yang lebih tinggi
dibandingkan jenis teh lainnya seperti flavonoid dan tanin yang memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan seperti anti inflamasi, anti bakteri, anti jamur, anti virus, anti parasit, dan masih banyak
manfaat lainnya (Rohdiana, Arif & Budiman,2013; Inamdar, et al., 2014; Saeed, et al., 2017). Selain
itu, daun teh hijau juga mengandung senyawa lain yang bersifat anti jamur seperti alkaloid, saponin,
steroid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur melalui mekanisme yang berbeda-beda
(Rahman, 2016).

Peran kandungan Camellia sinensis terhadap jamur

Tanin

Tanin merupakan komponen fenol yang larut dalam air. Tanin dapat berperan sebagai anti mikroba
dengan menginbisi pertumbuhan jamur, bakteri dan juga virus. Mekanisme tanin sebagai anti jamur
adalah melalui inhibisi biosintesis ergosterol yang menyebabkan terganggunya pembentukan
membran sel jamur. Kandungan tanin selain dapat mempengaruhi membran sel jamur, juga dapat
mempengaruhi dinding sel jamur dengan cara menginhibisi kitin yang merupakan salah satu
komponen penyusun dinding sel pada jamur, sehingga menyebabkan gangguan integritas dinding sel
jamur dan mengakibatkan rusaknya dinding sel jamur (Freiesleben & Jager, 2014; Alfiah, Khotimah &
Turnip, 2015; Rahman, 2016). Dari beberapa kandungan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
Camellia sinensis yang memiliki peran dapat menginhibisi pertumbuhan jamur melalui berbagai
mekanisme dapat berdampak terhadap kematian sel jamur dan menyebabkan turunnya
pertumbuhan jamur.

Manfaat Teh Hijau Teh hijau merupakan salah satu minuman yang banyak dikonsumsi dan banyak
digunakan sebagai minuman kesehatan tradisional di Asia karena dikenal dengan berbagai
manfaatnya. Pengobatan tradisional Cina juga menganjurkan minum teh hijau untuk mencegah
berbagai penyakit didukung dengan berbagai penelitian yang menyatakan bahwa teh hijau mungkin
ikut menyumbang pencegahan dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan dapat
berperan dalam kesehatan oral, penurun berat badan, anti bakteri, dan lain-lain (Lorenzo &
Munekata, 2016; Wulandari & Rahmanisa, 2016). Sebuah penelitian yang dilakukan di Cina dan
dicantumkan dalam Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine menyatakan bahwa peningkatan
konsumsi teh hijau menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Lorenzo & Munekata,
2016). Teh hijau yang mengandung komponen fenol yang tinggi juga dapat berperan sebagai anti
jamur dengan berbagai mekanisme yang berbeda.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Brawijaya Malang dan dicantumkan dalam jurnal
Teknotan menyimpulkan bahwa teh hijau dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab
penyakit kulit yaitu Candida albicans (Freiesleben & Jager, 2014; Widyasanti, Marpaung & Nurjanah,
2016). 2.1.8 Teknik Ekstraksi Teknik yang paling sering digunakan untuk isolasi zat aktif antioksidan
pada tanaman adalah ekstraksi pelarut yaitu metode pemisahan komponen dari suatu campuran
menggunakan suatu pelarut yang bertujuan untuk menarik zat aktif dalam sampel. Pelarut yang
digunakan didasarkan pada kemampuan melarutkan zat aktif dalam jumlah yang maksimum,
sehingga terbentuklah ekstrak yaitu hasil ekstraksi yang mengandung berbagai komponen kimia
(Susanty & Bachmid, 2016). Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan proses ektraksi. Pada suatu penelitian yang dilakukan di Palembang dalam proses
ekstraksi daun salam India menggunakan pelarut etanol tidak menunjukkan adanya perubahan
warna atau warnanya tetap hijau daun. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pelarut etanol
dalam proses ekstraksi tidak merusak komponen dari daun. Dalam penelitian tersebut juga
menyimpulkan bahwa konsentrasi optimal etanol sebagai pelarut dalam proses ekstraksi yaitu
sebesar 70% (Azis, Febrizky & Mario, 2014).

Komponen tannin selain dapat mempengaruhi membran sel jamur, juga dapat mempengaruhi
dinding sel jamur. Tannin dapat mempengaruhi dinding sel jamur dengan cara menginhibisi kitin
(salah satu komponen penyusun dinding sel pada jamur) sehingga menyebabkan gangguan integritas
dinding sel jamur dan mengakibatkan rusaknya dinding sel jamur.

Katekin (tannin) adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau dan terdiri dari epicatechin
(EC), epicatechin gallat (ECG), epigallocatechin (EGC), epigallocatechin gallat (EGCG),
catechin dan gallocatechin (GC). Katekin adalah senyawa yang larut dalam air, tidak
berwarna dan memberikan rasa pahit dan astrigensi (Jamal, 2010).

Teknik Ekstraksi Teknik yang paling sering digunakan untuk isolasi zat aktif antioksidan
pada tanaman adalah ekstraksi pelarut yaitu metode pemisahan komponen dari suatu
campuran menggunakan suatu pelarut yang bertujuan untuk menarik zat aktif dalam sampel.
Pelarut yang digunakan didasarkan pada kemampuan melarutkan zat aktif dalam jumlah yang
maksimum, sehingga terbentuklah ekstrak yaitu hasil ekstraksi yang mengandung berbagai
komponen kimia (Susanty & Bachmid, 2016). Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan proses ektraksi. Pada suatu penelitian yang dilakukan di
Palembang dalam proses ekstraksi daun salam India menggunakan pelarut etanol tidak
menunjukkan adanya perubahan warna atau warnanya tetap hijau daun. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan pelarut etanol dalam proses ekstraksi tidak merusak komponen dari daun.
Dalam penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa konsentrasi optimal etanol sebagai
pelarut dalam proses ekstraksi yaitu sebesar 70% (Azis, Febrizky & Mario, 2014).

Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan hasil pertaniannya, karena Indonesia
memiliki wilayah daratan dan perairan yang sangat luas yang sebagian besar wilayah
daratnya merupakan tanah yang subur, sehingga sangat baik untuk pertanian. Salah satu hasil
pertanian yang dapat memberikan pengaruh besar dalam era perdagangan ialah produksi teh.
Teh merupakan salah satu minuman yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat di
seluruh dunia setelah air putih, bahkan sebagian besar masyarakat memanfaatkan teh sebagai
minuman yang menyehatkan.
Teh diolah dengan cara yang berbeda. Pengolahan yang berbeda akan menghasilkan jenis teh
yang berbeda pula (Suryaningrum, 2017). Secara umum, teh diklasifikasikan menjadi empat
jenis, yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh putih dan teh hijau dibuat
dengan cara menginaktifasi enzim oksidase yang ada pada pucuk teh segar melalui
pemanasan atau penguapan. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi
enzimatis 2 | Lantanida Journal, Vol. 6 No. 1 (2018) 1-102
terhadap kandungan teh. Teh hitam ini melalui tahap fermentasi penuh. Sedangkan teh
oolong dihasilkan melalui tahap fermentasi sedikit, sehingga disebut teh semi fermentasi
(Silaban, 2005).
Teh bermanfaat sebagai antioksidan. Antioksidan yaitu zat yang dapat mencegah atau
menghambat proses oksidasisehingga membentuk senyawa yang lebih stabil.Antioksidan
dapat melindungi sel-sel darikerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang
dikenal sebagai radikal bebas (Erawati, 2012).
Radikal bebas adalah molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidakberpasangan
pada orbital terluarnya, radikal bebas sangat reaktif dan tidak stabil, sebagaiusaha untuk
mencapai kestabilannya radikal bebas akan bereaksi dengan atom ataumolekul di sekitarnya
untuk memperoleh pasangan elektron (Andrison, 2016).
Komponen bioaktif yang berperan sebagai antioksidan dapat pula berperan sebagai prooksi
dan pada dosis tertentu. Hal tersebut disebabkan karena adanya pengaruh suhu dan waktu
pada proses penyeduhan. Semakin lama teh direndam maka senyawa dalam teh akan semakin
terekstrak dan akan menyebabkan terjadinya oksidasi, artinya senyawa-senyawa yang
bermanfaat bagi tubuh akan mengalami penurunan fungsi bahkan sebagian senyawa akan
berdampak negative bagi tubuh. Sehingga, untuk mendapatkan teh yang lebih pekat
dilakukan dengan menambahkan bubuk teh tetapi tidak dengan memperpanjang waktu
penyeduhan. Karena ketika proses penyeduhan teh maka terjadi proses ekstraksi yaitu
terjadinya penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang
larut dengan pelarut cair (Putri, 2015).

Preparasi Sampel Teh

Timbang teliti 2,0 g sampel masukkan ke piala gelas 100


mL atau yang sesuai.

Tambahkan 20 mL air
mendidih (untuk daun teh) ke
gelas piala secara perlahan-
lahan.

Aduk dan didiamkan selama


10 menit

.
Tunggu sampai dingin,
kemudian setelah dingin
dimasukkan ke labu takar 100
ml
Tepatkan sampai tanda tera
dan homogenkan

Saring ke piala gelas


kering.(untuk bilasan pertama
filtrat hasil saringan dibuang)

Penetapan kadar tannin dalam sampel

Volume A

masukkan ke erlenmeyer lalu


Sebanyak 5 mL filtrat dipipet ditambahkan 75 mL air dan 5
mL indigo carmine

Titar dengan larutan KMnO4


0,1 N yang telah
distandardisasi hingga terjadi
perubahan warna dari biru
menjadi kuning
Volume B

Sebanyak 10 mL sampel Tambahkan 10 mL NaCl


(filtrat dari penyaringan asam, 5 mL gelatin dan 2
pertama) dipipet gram kaolin

Aduk hingga homogen dan


seluruhnya disaring pisahkan
filtratnya

Sebanyak 5 ml filtrat tersebut


dipipet lalu ditambahkan 75
ml air dan 5 ml indigo
carmine

Titar dengan KMnO4 0,1 N


yang telah distandarisasi
hingga warna biru berubah
menjadi kuning

volume titran yang diperoleh


dicatat sebagai B

Anda mungkin juga menyukai