Anda di halaman 1dari 4

1.

Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor
pertanian termasuk tanaman perkebunan. Daun teh memiliki komponen fenol yang lebih
tinggi dibandingkan jenis teh lainnya seperti flavonoid dan tanin yang memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan seperti anti inflamasi, anti bakteri, anti jamur, anti virus, anti parasit,
dan masih banyak manfaat lainnya (Rohdiana, Arif & Budiman,2013; Inamdar, et al., 2014;
Saeed, et al., 2017). Selain itu, daun teh juga mengandung senyawa lain yang bersifat anti
jamur seperti alkaloid, saponin, steroid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur melalui
mekanisme yang berbeda-beda (Rahman, 2016).
Daun teh yang mengandung tanin, yang mempunyai khasiat sebagai antidiare,
astrigen, sariawan dan menghentikan pendarahan, serta membantu menetralkan lemak dalam
makanan, tetapi juga mencegah oksidasi lemak densitas rendah yang bisa menjadi plak,
menurunkan kolesterol darah, menyegarkan pernafasan, dan merangsang batang otak (Jamal,
2010). Selain memberikan efek yang baik bagi tubuh tanin pada teh juga memberikan efek
yang kurang baik bagi tubuh. Tanin ini berperan dalam pengurangan daya serap zat besi (Fe).
Selain itu, tanin diketahui dapat berikatan dengan protein dan mineral sehingga protein dan
mineral tidak dapat digunakan oleh tubuh. Dari suatu penelitian di Amerika minum teh dapat
mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi sebanyak 64 %. Padahal zat besi ini
berguna untuk pembentukan sel darah merah. Akibatnya dapat terjadi kondisi anemia (Besral
et al., 2007).
Secara kualitatif pengujian fitokimia senyawa tanin terhadap esktrak aseton-air (7:3)
daun daun teh dengan reagen FeCl3, gelatindan campuran formalin: HCl menunjukan adanya
golongan senyawa tanin. Ekstrak tanin pada daun daun teh mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, (Hayati, et al., 2009),
Pseudomonas fluorescens, dan Micrococcus luteus (Hayati, et al., 2010). Adanya potensi
aktif terhadap beberapabakteri dapat dimanfaatkan sebagai obat diaredan pengawet alami.
Berbagai metoda penetapan kadar tanin telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah metoda
spektrofotometri. Metoda spektrofotometri merupakan cara yang sederhana untuk
menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil, selain itu mudah, cepat, serta memiliki ketelitian
yang tinggi. Ryanata (2014),
Ekstrak daun teh mengandung flavonoid, saponin, triterpenoid dantanin (Faharani,
2009; Hayati, et al., 2010).Bahan aktif pada daun daun teh yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat adalah tanin. Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil
untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul
(Horvart, 1981). Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis.
Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan terdapat dalam
tanaman adalah tanin terkondensasi. Kadar tanin yang tinggi pada daun daun teh muda
sebesar 10,92% (Ummah, 2010). Tanin dapat diisolasi dari daun teh menggunakan metode
maserasi, sedangkan salah satu cara untuk memisahkan senyawa tanin adalah dengan
kromatografi lapis tipis preparatif.

2. Bahan
 daun teh, dipilih daun muda yang segar dan diambil diujung ranting
 aseton p.a
 akuades
 asam askorbat 10 M
 kloroform
 etil asetat
 etanol
 KMnO4
3. Alat
 seperangkat alat gelas
 vacum rotary evaporator

4. Prosedur Kerja
a. Cara Isolasi I
Daun teh yang muda dicuci bersih dengan air dan diiris kecil-kecil kemudian
dikeringkan di dalam oven pada suhu 30-37 ºC selama 5 jam dan diblender sampai diperoleh
serbuk. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel penelitian. Serbuk daun teh
ditimbang sebanyak 50 gram kemudian direndam dengan 400 mL pelarut aseton: air (7:3)
dengan penambahan 3 mL asam askorbat 10 M (Elok, dkk., 2010).
Ekstrak tanin dipekatkan dengan menggunakan vakum rotary evaporator dan
pemanasan di atas waterbath pada suhu 40-50°C. Cairan hasil ekstrak kemudian diekstraksi
dengan kloroform (4x25 mL) menggunakan corong pisah sehingga terbentuk 2 lapisan.
Lapisan kloroform (bawah) dipisahkan dan lapisan air 1 (atas) diekstraksi dengan etil asetat
(1x25 mL) dan terbentuk 2 lapisan. Lapisan etil asetat 1 (atas) dipisahkan dan lapisan air 2
(bawah) dipekatkan dengan vacum rotary evaporator (Makkar, 1998).
Senyawa yang terkandung pada teh yaitu sekitar 2-3 % bagian teh yang terlarut dalam air
merupakan senyawa flavonol. Flavonol merupakan zat antioksidan pertama yang terkandung
pada teh. Flavonol merupakan glukosida dari pada sebagian bentuk aglikon. Khasiat teh
berada pada komponen bioaktifnya, yaitu polifenol, yang secara optimal terkandung dalam
daun teh yang muda dan utuh. Daun teh mengandung senyawa tanin sekitar 5-15 %, minyak
atsiri, minyak lemak dan asam malat (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1989).

b. Cara Isolasi II

Penyarian serbuk daun dilakukan dengan proses maserasi. Proses penyarian ini dipilih

karena sederhana dan mudah dilakukan. Menurut Popl (1990), kafein dapat larut dalam etanol dan

kloroform. Etanol 70% dipilih sebagai pelarut karena daun teh mengandung kafein dalam bentuk

basa bebas yang dapat larut dalam pelarut organik sehingga kombinasi etanol dan air diharapkan

dapat melarutkan kafein yang bersifat semi polar. Pada proses maserasi, penyarian dilakukan

selama 3 hari berturut-turut agar kandungan kimia dapat tersari secara optimal.

Prinsip proses maserasi adalah terjadinya perbedaan konsentrasi antara kandungan kimia

di dalam sel daun yang disari dengan kandungan kimia yang berada di luar sel. Pelarut akan

masuk ke dalam sel daun dan karena ada perbedaan konsentrasi antara kandungan kimia di dalam

sel daun dengan kandungan kimia yang berada di luar sel, kandungan kimia di dalam daun akan

tersari oleh pelarut dan keluar dari dalam sel daun. Proses maserasi dilakukan dengan alat shaker

dan pengadukan dilakukan secara otomatis. Pengadukan ini berfungsi untuk meratakan

konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia, sehingga dengan pengadukan tersebut tetap

terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel

dengan larutan di luar sel (Anonim, 1986).

Ekstrak hasil proses maserasi berupa ekstrak etanol cair yang mudah dituang, yang

selanjutnya dipekatkan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator hingga volume ekstrak tinggal

seperempat volume awal. Pada proses penguapan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator,

penguapan pelarut menjadi lebih cepat karena tekanan vakum yang dapat diatur sesuai dengan
tekanan dimana pelarut menguap. Tekanan diatur pada 175 mbar untuk menguapkan etanol 70%,

kemudian setelah seluruh etanol menguap, tekanan diubah menjadi 72 mbar untuk menguapkan air.

Selain itu, suhu juga diatur dan dijaga pada suhu 50° C untuk menjaga stabilitas kandungan

kimia. Apabila suhu terlalu tinggi kemungkinan kandungan kimia di dalam daun teh akan rusak.

Pemekatan dilakukan sampai didapatkan ekstrak yang sukar dituang.

Hasil pemekatan dipekatkan lagi menggunakan oven hingga dihasilkan ekstrak kental

yang tidak dapat dituang. Pemekatan menggunakan oven dilakukan pada suhu 45°C untuk menjaga

konsistensi ekstrak. Apabila suhu terlalu tinggi, ekstrak akan menjadi terlalu kering.

c. Cara Isolasi III

Ekstraksi tannin dalam sampel berupa teh dapat dilakukan dengan teknik maserasi

yaitu suatu teknik perendaman simplisia dalam suatu cairan penyari dalam waktu tertentu dan

pada suhu tertentu(Sudjadi:1988)1. Maserasi tersebut menggunakan pelarut air,untuk

mengetahui kadar tannin dalam sampel teh, filtrate yang telah diperoleh dititar dengan

KMnO4 0,1 N. Penetapan kadar tannin dilakukan secara analisis volumetri yaitu dengan

titrasi permanganometri.Senyawa KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi

tergantung dari PH larutannya yang berfungsi sebagai zat pengoksidator dan menjadi

larutan standar primer,zat pereduksi yang digunakan adalah asam oksalat serta indigo carmin

sebagai indikator yang bereaksi sempurna hingga titik akhir titrasi tercapai (TAT) serta

ditunjukan melalui perubahan warna larutan yang dititar menjadi warna kuning

emas.(Underwood dan Day;2001)2

Anda mungkin juga menyukai