Anda di halaman 1dari 7

ESAI REVOLUSI INDUSTRI 4.

0 PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #12

Cetak Millenial Cerdas di Masa Digital


Sub Tema: Bidang Pendidikan dan Budaya

Diusulkan Oleh:
Vito Dharmawan
26020215140089 / Angkatan 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Latar Belakang: Sebuah evolusi zaman akan melahirkan suatu perubahan, entah
pergantian paradigma pemikiran hingga suatu peningkatan gaya hidup. Adanya
perubahan tentu memiliki dua arah pasti yang mampu diketahui dalam waktu
cepat atau lambat. Millenial, sebutan kekinian bagi para tenaga kerja yang
dilahirkan pada era Internet of Things (Internet untuk Segala), dengan pola pikir
terkembang dan seolah telah memahami derap langkah pedahulunya atas
menjajaki dunia kerja. Seringkali disimbolkan dengan anak muda, kelak generasi
inilah yang akan menggantikan segala sesuatu yang dikatakan sebagai jadul
(ketinggalan zaman). Hal ini menimbulkan tanda tanya. Apakah perkembangan
seiring dengan bertambahnya peradaban manusia menjadikan intelek bangsa
menjadi semakin dewasa? Ataukah hanya regresi mentalitas yang menunggu
sampai negara ini habis dilalap era? Secara tak disadari, kemampuan teknologi
untuk bisa menyentuh tempat–tempat yang tak dipikirkan kelak akan menggeser
gaya hidup kalangan pemudi-pemuda. Kemudahan itu telah menjadikan siswa dan
mahasiswa yang seharusnya berperan sebagai agen perubahan terkadang mulai
terlihat terkikis pengaruh teknologi. Diperlukan suatu gebrakan untuk merangsang
kesiapan psikis, sebab dunia pendidikan indonesia mendapati tantangan anyar
berupa kemunculan masa baru yang akrab disebut dengan “Revolusi Industri 4.0”.
Jelas bahwa semua peralihan patut disikapi secara dewasa, di mana sudah dimulai
momen saat kultur adat serta pertukaran pikiran bukan hanya berasal dari warga
Indonesia saja, melainkan lintas bangsa. Berdasarkan data yang diperoleh
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab RI), sesuai yang tertuang dalam
Lampiran XIX Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 107 Tahun 2017 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran
2018, sebanyak Rp444.131 Triliun dialokasikan pemerintah pusat untuk anggaran
pendidikan. Jumlah ini merupakan dana tertinggi apabila dibandingkan menurut
dana pendidikan 5 tahun terakhir. Pemerintah tampak gencar menggiatkan
program melek huruf iptek, namun kemajuan tersebut bukan berarti tanpa
halangan. Tujuan dari tulisan ini ialah sebagai dasar opini bahwa pengajar baik
tidak hanya datang dari kalangan tenaga pendidik bergelar tinggi saja, tetapi juga
mahasiswa pula.
Pembahasan: Peningkatan kualitas pendidikan telah terjadi setiap waktu dengan
berbagai macam bentuk, diantaranya pengembangan infrastruktur, sampai
penambahan mutu bahan ajar. Edukasi tinggi di masa Revolusi Industri 4.0 ini
berada pada titik yang mampu merubah tatanan negeri ini dari dalam. Tidak dapat
dimungkiri, bahwa kecanggihan teknologi mampu merubah kecepatan untuk
memperoleh informasi bagi para penggunanya. Menurut survey lembaga Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), mayoritas pemakai jasa daring
pada tahun 2017 merupakan penduduk urban dengan penggunaan terbesar dari
anak muda, yaitu sekitar 49,52%. Internet tak bisa dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari anak muda zaman sekarang. Kelompok ini mengabsahkan profesi baru
di dunia maya, sebagai contoh YouTuber dan selebgram (selebritas Instagram).
Golongan tenaga kerja muda yang lahir di era anyar ini, atau kerap disebut
sebagai millenial, merupakan konten kreator dominan di lingkungan tersebut.
Meskipun begitu, tolok ukur penggunaan internet tidak serta merta berarti rakyat
Indonesia termasuk daftar warga dengan literasi terbaik. Menurut tahun dan
periode, generasi saya termasuk dalam generasi millennial. Berdasarkan
pernyataan sebelumnya, memang benar bahwa masih tampak siswa dan
mahasiswa masih belum bisa seratus persen menanggapi kemajuan zaman dengan
akal matang. Mahasiswa secara ideal wajib memiliki kompetensi literasi media,
yang terdiri dari literasi numerasi, finansial, sains, kebudayaan dan literasi
teknologi. Muncul suatu tantangan tersendiri di dunia pendidikan, mengenai
bagaimana cara persiapan generasi mendatang melalui sistem edukasi. Terdapat
peluang menarik yang dapat ditempuh menggunakan pendekatan corak masa kini,
yaitu dengan menggunakan konsep relevansi. Maksud pengajaran konsep
relevansi yakni penyelarasan antara materi pembelajaran yang diperoleh dari
institusi resmi dan materi di luar institusi resmi. Revolusi industri menjadikan
kultur dunia kerja menjadi lebih kompetitif, sehingga penggodokan mahasiswa
menurut saya mampu dilakukan melalui pelatihan yang mengedepankan iklim
yang mendorong individu pemudi-pemuda untuk terus belajar, beradaptasi, dan
mengaplikasikan secara dinamis bidang keilmuan ke lingkungan secara terus-
menerus. Pencerdasan seorang individu yang dimaksud berarti tidak hanya berasal
dari kelas kuliah saja, namun juga keterampilan. Sebagai seorang peneliti muda,
saya memiliki tanggapan mengenai progress yang bisa dilakukan bersama oleh
salah satu kalangan civitas akademika; mahasiswa. Pendidikan cara lama yang
bersifat mendengarkan dari satu-dua arah akan mulai hilang tergerus MOOC
(Massive Open Online Courses), yaitu bentuk pembelajaran tidak dalam satu
ruang yang sama. Maka dari itu, sangat penting untuk mulai mempraktikkan ilmu
interdisipliner dalam tempo kini. Miskonsepsi yang ada di masyarakat bahwa
bangsa yang maju merupakan bangsa yang memiliki penerapan teknologi canggih
nan memiliki pribadi yang memang sudah terlahir brilian. Padahal, peradaban
dapat pula maju melalui kearifan lokal dari generasi sekarang. Generasi muda
tidak akan lantas maju bila keseharian hanya dilewati dengan menggerakkan jari-
jemari di layar ponsel, terlebih apabila yang ditulis dan terbaca tidak menambah
daya pikir mereka. Kemampuan tambahan yang tidak diajari sebagai seorang
akademisi merupakan nilai tambah yang potensial dan termasuk salah satu faktor
apakah seseorang diperhitungkan dalam lapangan pekerjaan. Sebagai peneliti
muda, penulis mengajak agar kita bersama dapat melakukan pengembangan diri
untuk mempersiapkan masa depan selaku pemimpin yang inovatif dengan
mengoptimalkan sarana-sarana untuk menjadi seorang yang berjiwa sosiopreneur.
Melatih adik-adik serta belajar bersama dengan teman untuk menjadi kritis dan
skeptis terhadap informasi dan data dari jagat internet ialah salah satu dari banyak
bentuk sumbangsih dalam pencerdasan bangsa. Dukungan untuk dunia pendidikan
dapat dilaksanakan dengan mengikuti pengabdian kepada lingkungan dan
kemasyarakatan dalam bidang yang kita cintai maupun kita kuasai. Mahasiswa
dapat menjadi turut andil dalam aktivitas belajar-mengajar yang diupayakan
melalui program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai tenaga pendidik.
Kurikulum yang ditawarkan ketika menjadi relawan di organisasi nonpemerintah
maupun magang di lembaga pemerintah merupakan kualifikasi yang patut
disandang dari kalangan pemuda. Ilmu yang telah didapat tersebut dapat
disalurkan melalui kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh masing-
masing instansi pendidikan terkait, sehingga kita sebagai ilmuwan muda dapat
melakukan timbal-balik ilmu antar pemudi-pemuda lain. Penggunaan teknologi
dalam bidang pengabdian dapat diterapkan dengan bantuan platform atau media
promosi dari kelompok tersebut. Pengajaran yang diberikan yaitu sebagai kreator
konten media yang bersifat memberi suatu bahan pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahui oleh “peserta didik”. Mengacu pada salah satu contoh lembaga
nonkomersial, IKAMaT, yaitu yayasan sosial yang fokus menyelenggarakan
kegiatan sosial kemanusiaan dan menjalin kerjasama penelitian dengan berbagai
instansi dalam bidang pelestarian ekosistem mangrove. Komunitas IKAMaT
memberi kebebasan pada anggota kelompok untuk berkontribusi melalui dua cara,
yaitu melalui terjun langsung ke lapangan untuk mengajar atau di belakang layar
dengan memberi laporan dan bantuan. Melalui integrasi dengan website, maka
pengabdian ke masyakat pun dapat dilakukan tidak perlu harus selalu datang ke
lokasi. Analisis informasi oleh millennial yang mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan di luar kegiatan mata kuliah seperti yang telah disebutkan
barusan bakal memunculkan kapabilitas berbeda. Kemudian, pelatihan sertifikasi
kerja secara online juga mampu menjadi peningkat level kualifikasi dan syarat
pembeda apakah individu memiliki bobot yang lebih cemerlang dari individu lain.
Kemampuan seseorang dalam menjadi efektif dan produktif menjadi komoditas
yang patut diperhitungkan dalam Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu,
pertukaran ilmu softskill dan hardskill dalam arah vertikal ke bawah maupun
horizontal akan menjadi signifikan dalam usaha membentuk generasi mahasiswa
millenial di tengah kemajuan zaman. Pribadi pengabdi dan pembagi ilmu ke
komunitas selain di satu area kerja akan menghasilkan karakter yang kompeten
dan tak monodimensional, sehingga kultur inovasi turut terbiakkan seiring waktu
berganti.
Simpulan: Suatu golongan yang menganut sistem pendidikan statik tidak akan
turut ambil bagian dalam proses menyambut era revolusi industri baru. Mental
anak muda saat ini akan dibagi menjadi dua faksi, yakni yang memanfaatkan
waktu sesuai dengan gairah dan ambisi, dan golongan yang berujung tidak
diperhatikan oleh masyarakat penyambut Revolusi Industri. Kapasitas pendidikan
selain bergantung pada agenda pemerintah, juga menuntut sokongan dari kalangan
anak muda sebagai rotor penggerak pencerdasan bangsa. Penulis sebagai peneliti
muda mengajak pembaca untuk turut andil dalam aksi pencerdasan intelek di
masa sekarang. Memulai dengan hal yang kecil sesuai dengan kegemaran
personal, lalu mendistribusikan keahlian positif tersebut ke orang lain secara
antusias sudah termasuk dedikasi mulia terhadap pendidikan bangsa Indonesia.
Mulai dari sekarang, kita adalah mentor bagi diri kita dan orang lain! Tidak perlu
hanya diam bergantung pada jajaran pendidik serta pola yang telah ada, sudah
saatnya generasi millennial berperan sebagai pencetus ide dengan muatan edukatif
di negara sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
APJII. 2017. Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia.
Dilansir dari https://web.kominfo.go.id. Diakses pada 26 Agustus 2018.
Perpres Nomor 107 Tahun 2017. Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018. Jakarta: Sekretariat Kabinet
RI.

Anda mungkin juga menyukai