Anda di halaman 1dari 4

KEABSAHAN SILA PERTAMA PADA PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS

BANGSA

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan satu-satunya yang memakai ideologi Pancasila dalam


kehidupan bernegaranya. Jika biasanya ideologi suatu negara adalah Sosialis,
Kapitalis, Liberalis, Marxis, Fasis, Feminis dan lain sebagainya, para founding fathers
kita berhasil merumuskan suatu ideologi yang dinamakan Pancasila.

Secara bahasa, Pancasila sendiri berasal dari bahasa sangsekerta, yang berarti
Panca (lima) Sila (dasar). Sesuai dengan namanya, Pancasila memiliki 5 poin
didalamnya, yang mana poin-poin tersebut termaktub pula didalam pembukaan UUD
NRI 1945 tepatnya pada alenia ke-4. Kelima sila tersebut bukanlah merupakan hal
yang baru muncul dalam proses pembentukan negara Indonesia 1 , melainkan
merupakan hal yang dapat digali dari budaya dan kehidupan sosial yang ada didalam
masyarakat Indonesia, kemudian dari banyaknya hal yang menggambarkan sosial
budaya masyarakat Indonesia itu, akhirnya muncullah 5 dasar yang merangkum
kesemua ciri khas masyarakat Indonesia.

Sebagai ideologi, Pancasila yang benar-benar diterapkan nilai-nilai dasarnya,


akan membuat suatu negara yang sangat ideal. Namun ternyata hal tersebut tidaklah
benar-benar menjadi kenyataan pada satu-satunya negara yang menganut ideologi
tersebut, yaitu Indonesia. Secara konsep besar, mungkin dapat dilihat ada
penerapannya, namun pada kehidupan sosial masyarakat sampai yang paling terkecil,
ternyata masih ada hal yang menyimpang daripada dasar-dasar yang telah disebutkan
dalam Pancasila tersebut. Hal ini yang kemudian memunculkan beberapa pertanyaan
yang cukup meresahkan masyarakat. Karena Pancasila yang sifatnya sebagai ideologi
yang sangat sakral, maka kemudian adanya program bela negara dan penanaman
doktrin kepada masyarakat dan warga negara Indonesia kemudian membuat
masyarakat kita enggan atau bahkan takut untuk lebih lanjut mempertanyakan hal
yang menjadi kekhawatiran mereka.

1 Prof. Dr. Drs. Notonagoro, S.H. (1967)


Berangkat dari penjelasan diatas, maka ada hal yang menarik untuk dibahas salah
satunya yang akan menjadi fokus pembahasan kami pada kali ini adalah tentang
keabsahan Pancasila sebagai identitas negara.

2. Pembahasan

Sebagai ideologi memang harus diakui bahwa Pancasila merupakan salah satu
ideologi yang hampir sempurna. Namun sebagai identitas suatu bangsa, dalam hal ini
adalah Indonesia, masih perlu kita pertimbangkan untuk menyepakati hal tersebut.

Sejatinya identitas berarti suatu hal yang menggambarkan suatu keadaan atau
sebagai tanda pengenal terhadap sesuatu hal lainnya, contohnya Kartu Tanda
Penduduk yang merupakan suatu identitas dari warga negara Indonesia, nama
merupakan identitas dari setiap orang. Dalam hal ini, Pancasila dianggap sebagai
suatu identitas bagi negara Indonesia, salah satu alasannya adalah karena perumusan
Pancasila berdasarkan hasil penggalian terhadap sosial budaya yang hidup dalam
masyarakat Indonesia.

Namun ada hal unik yang lepas dari pengamatan kita selama kita meyakini
Pancasila adalah identitas dari bangsa kita. Bahwa pada sila pertama yang
menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia memliki budaya berketuhanan, dan
meyakini konsep ketuhanan yang maha esa. Hal tersebut dipercaya oleh para perumus
Pancasilaa sebagai identitas dari negara kita, namun ternyata jika kita melihat jauh
pada sejarah peradaban Indonesia, konsep ketuhanan justru muncul daripada proses
penyebaran agama yang dilakukan oleh para pemuka agama yang berasal dari negara
lain. Contohnya saja agama pertama yaitu Hindu dan Budha, yang ternyata lebih dulu
berkembang di negara India dan China, lalu kemudian dengan adanya perdagangan
yang membawa mereka sampai ke kekerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yang
membuat agama tersebut berkembang. Begitu juga dengan agama yang paling
mendominasi pada saat ini, yaitu Islam. Islam merupakan agama kesekian yang
masuk ke Indonesia, dan asal negaranya adalah Arab. Namun konsep ketuhanan
tersebut kemudian menjadi identitas bangsa kita karena pada saat perumusan
Pancasila, semua warga negara Indonesia menganut dan meyakini konsep ketuhanan
dengan memeluk agama masing-masing. Padahal sebenarnya yang menjadi corak dari
masyarakat kita adalah konsep kepercayaan atau yang biasa disebut religi tua. Bahkan
hingga saat ini pun sebenarnya masih banyak masyarakat kita yang menggabungkan
kedua konsep tersebut, dengan mempercayai hal-hal yang diluar ajaran agama, namun
melakukannya dengan konsep yang diajarkan oleh agama.

Dalam hal ini kemudian muncul pertanyaan, apakah Pancasila benar-benar


berasal dari sosial budaya yang hidup dalam masyarakat? Sementara itu, kepercayaan
yang sebenarnya lebih dulu hidup dalam masyarakat kita tidak diakui eksistensinya
dalam Pancasila, meskipun secara moral dan etika yang dipercayai oleh penganut
konsep ketuhanan mengatakan bahwa mempercayai makhluk atau ciptaan Tuhan
sebagai Tuhan itu sendiri adalah hal yang buruk. Namun dalam masyarakat kita,
konsep kepercayaan seperti itu benar-benar ada. Bahkan seperti yang telah dijelaskan
tadi, masyarakat kita yang telah menganut konsep ketuhanan pun masih gemar untuk
mencapur adukkan kedua konsep tersebut dengan dalih bahwa hal tersebut dilakukan
secara turun-temurun. Jika telah dijelaskan bahwa menggabungkan kedua konsep
tersebut menjadi satu kebudayaan, maka semestinya kita harus mengakui bahwa yang
seharusnya menjadi Identitas bangsa kita adalah konsep kepercayaan.

3. Kesimpulan

Namun sekali lagi, Pancasila sebagai sebuah ideologi atau dasar atau landasan
sebuah negara, dengan membawa konsep ketuhanan didalamnya, menjadikannya
sebuah ideologi yang hampir sempurna. Tapi sebagai identitas, kami selaku penulis
masih cukup ragu terhadap keabsahannya, dengan melihat pada Sila pertama yang
mengangkat konsep ketuhanan, dan jika kita melihat jauh pada sejarah, ternyata
konsep tersebut bukan benar-benar berasal dari Indonesia.

4. Penutup

Sebenarnya bukan hanya pada Sila pertama, namun Sila-sila lainnya pun bisa
diperdebatkan persoalan keabsahannya, namun karena keterbatasan satu dan lain hal,
membuat kami hanya mampu membahas hanya pada satu Sila. Kedepannya
diharapkan agar lebih banyak lagi para pakar yang membahas terkait hal ini, agar
tidak lagi muncul keraguan dari masyarakat kita terhadap ideologi bangsanya sendiri.
Karena seiring dengan perkembangan zaman juga, semakin banyak hal yang bisa saja
melemahkan kekuatan daripada Pancasila, untuk itu sebagai masyarakat Indonesia,
hendaknya kita yang menjadi pelopor kekuatan Pancasila kedepannya.
Oleh:

1. Aman Darmawan

2. Ana Noer Zannah

3. Irfan Rizky

4. Sonnia Paramita Sikianti Putri

Anda mungkin juga menyukai