Anda di halaman 1dari 2

Infeksi Herpes simpleks virus 1 (HSV 1) intraoral rekuren atau Recurrent Intraoral

Herpes (RIH) merupakan infeks HSV 1 berulang yang ditandai adanya lepuh yang sakit dan
gatal serta vesikel pada mukosa oral. Terdapat gejala Prodromal (hari 0-1): Gejala seringkali
mendahului kekambuhan. Gejala biasanya dimulai dengan kesemutan (gatal) dan kemerahan
pada kulit di sekitar lokasi yang terinfeksi. Tahap ini dapat berlangsung dari beberapa hari
hingga beberapa jam sebelum manifestasi fisik infeksi dan merupakan waktu terbaik untuk
memulai pengobatan (Suniti, 2018).
Lesi didahului rasa sakit, kesemutan, gatal, dimulai sebagai makula yang cepat berubah
menjadi papula, lalu vesikel selama sekitar 48 jam, kemudian menjadi ulser yang akan pecah
menjadi krusta dan keropeng dalam 72-96 jam serta sembuh tanpa jaringan parut. Lesi yang
luas dapat muncul pada pasien immunokompromis (Suniti, 2018).

Hubungan antara gejala prodromal dengan Herpes Simplex Virus

1. Stress

Respon imunseluler mengurangi kemampuan tubuh mengontrol sistem imun. Jalur


sistem imun yang berkaitan dengan stres mencakup sistem saraf pusat (SSP), endokrin dan
sistem imun. Neurotransmitter dilepaskan oleh SSP yang distimulasi oleh stres, dapat
meningkatkan regulasi pelepasan hormon imun modulasi. Hormon endokrin
mempresentasikan peningkatan konsentrasi sitokin spesifik dan atau menekan aktivitas sel
sistem imun esensial. Modulasi sistem imun dan stres yang berhubungan reaktivasi HSV
disebut Stress Associted Imunomodulation (SAI). Molekul-molekul sinyal spesifik yang
dikeluarkan pada fase stres akut dan kronik antara lain epinephrine, IL-1, IL-6, Cyclic
Adenosine Monophosphate (cAMP), glukokortikoid dan prostaglandin sehingga berimplikasi
terjadinya reaktivasi penyakit HSV dan rekuren (Suniti, 2018).

2. Demam

Demam Infeksi Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masukan patogen,
misalnya kuman, bakteri, viral atau virus, atau binatang kecil lainnya ke dalam tubuh. Bakteri,
kuman atau virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, misalnya melalui
makanan, udara, atau persentuhan tubuh. Imunisasi juga merupakan penyebab demam infeksi
karena saat melalukan imunisasi berarti seseorang telah dengan sengaja memasukan bakteri,
kuman atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh balita dengan tujuan membuat balita
menjadi kebal terhadap penyakit tertentu (Barrett, 2010).
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan
tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang. Sebagai respon
terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel kupfer mengeluarkan sitokin
yang berperan sebagai pirogen endogen (IL-1, TNF-α, IL-6, dan interferon) yang bekerja pada
pusat thermoregulasi hipotalamus. Sebagai respon terhadap sitokin tersebut maka terjadi
sintesis prostaglandin, terutama prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arakidonat jalur
siklooksigenase-2 (COX-2) dan menimbulkan peningkatan suhu tubuh. Hipotalamus akan
mempertahankan suhu sesuai patokan yang baru dan bukan suhu normal (Barrett, 2010).

Daftar pustaka:

Barret K, Hedden B, Scott B, dan Susan B. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology.
23rd Ed. New York: The McGraw-Hill

Suniti dan Riani S. 2018. Infeksi Herpes Simpleks Virus 1 Rekuren dengan Faktor Predisposisi
Stres Emosional. J Ked Gi Unpad. Vol. 30 No. 3 hh. 207-214.

Anda mungkin juga menyukai