Anda di halaman 1dari 13

BAB I

STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.FT
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristens
Alamat : karpan
Tanggal masuk : 09 februari 2018
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri ulu hati

B. Keluhan tambahan
Mual muntah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri uluhati sejak tadi pagi sebelum masuk rumah
sakit nyeri menjalar ke seluruh bagian perut,pasien mengeluh hal ini terjadi karena
telat makan,pasien mengeluh ada benjolan di pinggir pusar yang muncul sejak tadi
pagi, benjolan sebesar bola pimpong,bernapas kadang-kadang terasa nyeri,sesak
napas di rasakan sejak tadi pagi,batuk disangkal,benjolan jika di pegang terasa
sakit,disertai mual dan muntah >10 kali sejak tadi pagi,muntah berisi makan,setiap
kali makan selalu dimuntahkan kembali,pasien juga mengeluh pusing tapi tidak
berputar,kadang-kadang sakit kepala seluruhnya, ,buang air besar normal,buang air
kecil normal,
D. Riwayat Penyakit Dahulu
• Sakit seperti ini 3 bulan lalu
• Riwayat tekanan darah tinggi
E. Riwayat Penyakit Keluarga
• Sakit seperti ini di keluarga disangkal
F. Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat ke dokter
G. Riwayat Psikososial
Pasien tidak merokok
Lingkungan bersih
1
- III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, komposmetis


2. Vital sign
Nadi : 68 x/m Tekanan Darah : 180/100
Suhu : 36, 0C Frekuensi pernapasan : 28 x/m
3. Kepala : bentuk normocephal
distribusi merata, tidak mudah rontok dan sukar dicabut.
4. Mata : conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),bulu mata hitam lurus tidak rontok.
5. Hidung : bentuk normal, sekret (-), darah (-),deformitas(-).
6. Telinga : bentuk normal, sekret (-).
7. Leher : bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak membesar.
8. Thorax : Bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris ka=ki
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo: Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus sama kanan-kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Auskultasi : Rhonki-/-,Wheezing -/-


9. Abdomen : Inspeksi : supel, massa di umbilical sebesar bola pimpong,
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Perkusi : tympani
Palpasi : nyeri tekan (+),hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
10. Ekstremitas:
akral dingin - - sianosis oedem
- - - -
- - - - - -
CRT <2”
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah
GDP:123 mg/dl
Ureum : 45 mg/dl

2
Kreatinin : 1.44 mg/dl
Asam urat : 3,5
Cholesterol : 181 mg/dl
Trigliserida : 103 mg/dl
Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil

Hemoglobin 14,7 mg/dl

Hematocrit 43,1 m%

Leukosit 21,5 ribu/ul

Eritrosit 5.26 juta/ul

Trombosit 169 juta/ul

Index
MCV 81.9 fl
MCH 27,9 pg
MCHC 34,1 %
BT 1’55
CT 2’

VI. DIAGNOSA KERJA


Colic abdomen susp hernia umbilikalis strangulasi
DD/
Susp Tumor abdomen

VII. PENATALAKSANAAN
Terapi
 Diet Lunak rendah garam

 IVFD RL 16 tpm + drip neurosanbe 1 ampul /24 jam

 Ondansentron 2 dd 1 ampul IV

 Ranitidine 2 dd 1 ampul iv

 Amlodipine 10 mg 0-0-1

3
 Captopril 25 mg 3 dd 1

 Ketorolac 1 dd 1 ampul IV bila perlu

 Konsul dr.bedah

 Rencana operasi

4
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Defenisi
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut keluar dari daerah pusar
akibat kelemahan jaringan penyambung dan otot perut. Kelemahan tersebut membentuk suatu
“bukaan” yang dikenal dengan defek, yang menyebabkan jaringan lemak dan organ dalam
perut di bawah pusar dapat ikut menonjol keluar.
Hernia umbilikalis sering terjadi pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang
dewasa walaupun jarang. Pada anak-anak, defek seringkali tertutp seiring bertambahnya usia
dan tidak membutuhkan tindakan pembedahan. Pada dewasa, hernia umbilikalis tidak dapat
sembuh sendiri dan hanya dapat diperbaiki dengan tindakan bedah (Mayo Clinic Staff, 2012).

1.2 Penyebab dan Faktor Risiko


Hernia umbilical terjadi disekitar pusar (umbilicus). Banyak bayi yang mengalami
hernia umbilical kecil karena lubang untuk pembuluh darah tidak tertutup secara sempurna.
Ada dua tipe hernia umbilikalis yaitu kongenital (terjadi saat bayi baru lahir) dan didapat.
Tali pusat tersambung dengan pusar selama kehamilan dan tali pusat tersebut berisi pembuluh
darah yang memberi makanan ke janin sehingga adanya bukaan yang alamiah pada otot di
daerah tersebut. Ketika area dengan otot tersebut tidak menutup secara sempurna setelah
lahir, dapat terbentuk hernia umbilikalis. Umumnya, anak-anak dengan hernia umbilikalis
namun tanpa gejala hanya diobservasi saja sampai mereka mencapai usia sekolah sebelum
dipertimbangkan untuk memperbaiki defek tersebut dengan tindakan bedah (Mayo Clinic
Staff, 2012). Sebagian besar hernia umbilikalis pada bayi akan menyusut dan menutup sendiri
pada saat anak berusia 3 atau 4 tahun (Malangoni M A., Rosen M J., 2012).
Hernia umbilikalis yang didapat berkembang seiring bertambahnya usia atau adanya
cedera yang menyebabkan adanya defek pada otot di bawah atau di sekitar pusar. Kondisi
yang dapat meningkatkan tekanan pada perut dapat pula menyebabkan terjadinya hernia
karena tekanan tersebut dapat merenggangkan daerah tersebut. Adanya kegiatan mengangkat
beban berat juga dapat meningkatkan ukuran defek dan dapat mendorong usus atau organ
dalam perut lainnya ke defek tersebut. Sepuluh persen dari seluruh jenis hernia yang terjadi
pada orang dewasa adalah hernia umbilikalis. Hernia umbilikalis bisa menonjol keluar secara
tiba-tiba. Hal ini sering terjadi pada orang dewasa yang berumur >60 tahun yang diakibatkan
mulai melemahnya otot-otot (American College of Surgeon, 2013).
5
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia umbilikalis (American
College of Surgeon, 2013):
1. Usia tua
2. Overweight dan Obesitas
3. Mengangkat beban berat
4. Riwayat keluarga
5. Asites
6. Kehamilan atau kehamilan ganda

1.3 Gejala
Gejala hernia umbilikalis, antara lain (American College of Surgeon, 2013):
1. Tonjolan pada daerah perut yang sering bertambah keluar pada saat menangis, batuk
atau mengejan
2. Terasa nyeri dan tekanan pada perut
3. Rasa tidak nyaman pada perut

(Gambar 1. Hernia Umbilikalis)

Kondisi darurat yang dapat dijumpai pada hernia umbilikalis, antara lain (Mayo Clinic
Staff, 2012):
1. Bayi tampak kesakitan
2. Bayi mulai muntah
3. Tonjolan menjadi lembut, bengkak atau berubah warna

6
1.4 Diagnostik
Hernia umbilikalis bisa didiagnosa saat melakukan pemeriksaan fisik. Terkadang,
pemeriksaan penunjang, seperti ultrasonografi, foto sinar-X perut, CT-Scan, Laboratorium
darah, urinalisa dan EKG (untuk pasien usia >45 tahun) bisa dilakukan untuk melihat apakah
terjadi komplikasi (American College of Surgeon, 2013).
Hernia umbilikalis pada anak-anak jarang menyebabkan komplikasi. Komplikasi bisa
terjadi jika jaringan perut yang menonjol menjadi terjepit (inkarserata) dan tidak dapat
dimasukkan kembali ke dalam rongga perut. Kondisi ini mengganggu aliran darah pada
bagian usus yang terjepit dan bisa menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan kerusakan jaringan.
Jika aliran darah ke bagian usus yang terjepit benar-benar berhenti, maka bisa terjadi
kematian jaringan (nekrosis). Infeksi bisa menyebar ke seluruh bagian perut, dan
menimbulkan keadaan yang mengancam nyawa (Mayo Clinic Staff, 2012).

1.5 Penatalaksanaan
Kebanyakan hernia umbilikalis pada bayi dapat menutup dengan sendirinya pada usia
18 bulan. Menahan hernia dengan koin, pita, pembalut atau alat lain kadang-kadang membuat
pasien lebih nyaman tetapi tidak mengurangi resiko terjepit atau menyebabkan lubang
menutup dan malah akan menyebabkan terakumulasinya mikroorganisme dibawah koin atau
pita tersebut yang akan menyebabkan terjadinya infeksi, oleh karena itu, hal itu tidak
direkomendasikan (Mayo Clinic Staff, 2012).
Indikasi pembedahan hernia umbilikalis pada anak-anak dilakukan, apabila:
1. Hernia terasa nyeri
2. Diameter hernia lebih besar dari 1,5 cm
3. Hernia tidak berkurang ukurannya setelah usia 6-12 bulan
4. Hernia tidak menghilang setelah usia 3 tahun
5. Hernia terjepit cincin hernia (inkarserata) dan hernia strangulata

Sementara hernia pada orang dewasa, pembedahan dianjurkan untuk menghindari


kemungkinan komplikasi terutama jika hernia umbilikalis menjadi lebih besar dan terasa
sakit.
Jenis pembedahan tergantung pada ukuran hernia dan lokasinya serta jika termasuk
hernia berulang (kambuh). Pembedahan hanya satu-satunya pengobatan untuk memperbaiki
hernia. Pembedahan dapat dilakukan dengan teknik pembedahan perbaikan terbuka dan
7
Laparoskopi. Perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan jahitan saja atau dengan
menambahkan jaringan.

1. Perbaikan terbuka pada hernia (Herniotomi)


Membuat sayatan pada lokasi hernia dan jaringan yang
menggelembung di dorong kembali dengan lembut kedalam perut. Jahitan
dan penambahan jaringan (Mesh) digunakan untuk menutup otot.

 Perbaikan dengan jahitan: Kantong hernia dibuang. Kemudian


jaringan disepanjang tepi otot di jahit bersama-sama. Umbilikus
kemudian diperbaiki kembali ke otot. Prosedur ini sering digunakan
untuk kecacatan yang kecil.

8
 Perbaikan dengan penambahan jaringan (Mesh): Kantong hernia
dibuang. Penambahan jaringan diletakkan pada lokasi hernia. Mesh
dipasang menggunakan jahitan yang lebih kuat pada jaringan
disekitar hernia. Mesh memanjang 3-4 cm di luar tepi hernia.
Umbilikus diperbaiki kembali ke otot. Mesh sering digunakan untuk
perbaikan hernia yang besar dan juga mengurangi risiko bahwa
hernia akan kembali lagi.

 Untuk semua jenis perbaikan terbuka, kulit bekas letak hernia ditutup
menggunakan jahitan, staples atau lem bedah.

9
2. Perbaikan hernia dengan Laparoskopi (Herniorafi)
Akan dibuat beberapa tusukan atau sayatan kecil pada perut. Ports atau
Trocar (tabung berongga) akan dimasukkan kedalam tusukan/sayatan. Alat-
alat bedah dan kamera yang menyala diletakkan pada Port. Perut akan
mengembang oleh karena gas karbondioksida yang memudahkan dokter
bedah untuk melihat letak hernia. Mesh dapat dijahit atau menggunakan
staples pada otot sekitar hernia. Bekas Port dapat ditutup dengan jahitan,
stapler atau lem bedah.

1.6 Komplikasi

Untuk anak-anak, komplikasi hernia umbilikalis jarang terjadi. Komplikasi dapat


terjadi ketika jaringan perut yang menonjol terperangkap dan tidak dapat lagi didalam ke
rongga perut. Hal ini akan mengurangi suplai darah ke bagian usus yang terjebak dan dapat
menyebabkan rasa sakit pada umbilikalis dan kerusakan jaringan. Jika bagian usus benar-

10
benar terputus dari suplai darah (hernia strangulasi) akan menyebabkan gangren/nekrosis
(kematian jaringan). Infeksi dapat menyebar ke seluruh rongga perut, menyebabkan situasi
yang mengancam jiwa.

Orang dewasa dengan hernia umbilikalis lebih mungkin mengalami obstruksi usus.
Pembedahan darurat biasanya diperlukan untuk mengatasi komplikasi ini (Mayo Clinic Staff,
2012). Selalu ada kemungkinan bahwa hernia bisa kembali, namun untuk pasien yang sehat,
risiko nya untuk hernia rekuren sangat rendah (Malangoni M A., Rosen M J., 2012).

11
BAB II

KESIMPULAN

Hernia umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut keluar dari daerah pusar
akibat kelemahan jaringan penyambung dan otot perut. Kelemahan tersebut membentuk suatu
“bukaan” yang dikenal dengan defek, yang menyebabkan jaringan lemak dan organ dalam
perut di bawah pusar dapat ikut menonjol keluar.

Perbaikan dengan tindakan bedah akan dilakukan pada pasien dengan risiko
komplikasi dan adanya gejala-gejala obstruksi serta untuk estetika. Tindakan pembedahan
dilakukan yaitu Herniotomi dan Herniorafi.

12
DAFTAR PUSTAKA

American College of Surgeon. 2013. Adult Umbilical Hernia Repair (Reviewer: Strand N.,
Malangoni M., Heniford B).

Malangoni MA, Rosen MJ. Hernias. In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox
KL, eds. Sabiston Textbook of Surgery. 19th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders;
2012:chap 46. Available on:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002935.htm

Mayo Clinic Staff. 2012. Umbilical Hernia. In: Mayo Foundation for Medical Education and
Research 1998-2015. Available on: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/umbilical hernia/basics/definition/con-20025630

13

Anda mungkin juga menyukai