Anda di halaman 1dari 10

SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN

4. Umum. Pada motor bensin agar terjadinya proses pembakaran pada ruang
bakar maka diperlukan salah satunya bahan bakar selain dari udara dan bunga api,
bahan bakar tidak begitu saja masuk kedalam ruang bakar, melainkan ada bagian –
bagian yang mengalirkannya yang disebut dengan system bahan bakar.

5. Nama – nama bagian system bahan bakar motor bensin.

Saringan udara

Pompa bahan
bakar
Saringan
bahan bakar Tengki bahan bakar
Karburator

Gambar system bahan bakar

a. Tangki bahan bakar. Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis,
tangki bahan bakar diletakan dibawah kendaraan untuk mencegah terjadinya
kebocoran dan mencegah benturan, dan dibagian dalam dilapisi tipis anti karat,
tangki bahan bakar dilengkapi pipa tempat pengisian bensin, baut penguras dan
alat ukur, didalam tangki bahan bakar dibagi dengan separator untuk mencegah
bunyi saat kendaraan berhenti atau melaju dengan tiba – tiba, bahan bakar
terhisap melalui fuel inlet tube yang ditempatkan 2 – 3 cm dibagian terendah dari
tanggki.

Gambar Tangki bahan bakar


b. Saluran bahan bakar. Umumnya saluran bahan bakar diletakan dibagian
bawah rangka atau lantai kendaraan yang dilindungi oleh penahan untuk
mencegah terjadinya benturan batu atau kondisi jalan, oleh karena itu pipa
bahan bakar terbuat dari seng dan tembaga.
c. Saringan bahan bakar. Bensin adakalaun tercampur dengan kotoran
atau air, dan bila masuk maka akan menyumbat pagian – bagian kecil pada
karburator yang dapat menimbulkan masalah pada mesin, saringan bahan bakar
pada umumnya diletakan antara tangki bahan bakar dengan pompa bahan bakar,
kotoran akan mengendap dibagian bawah saringan, sedangkan kotoran benda
asing yang ringan akan menempel pada elemen, saringan bensin tidak dapat
diperbaiki dan harus diganti satu unit

Gambar saringan bahan bakar

d. Pompa bahan bakar. Berfungsi menghisap dan memompakan bahan


bakar. Karena letak tangki bahan bakar berada dibawah sedangkan karburator
diatas makan bahan bakar tidak dapat dengan sendirinya mengali ke karburator,
oleh karena itu diperlukan pompa bahan bakar, pompa bahan bakar ada dua tipe
yaitu tipe mekanik dan tipe elektrik, pompa bahan bakar mekanik menggunakan
diafragma dan biasanya digunakan pada mesin yang menggunakan karburator,
sedangkan yang system elektrik biasanya digunakan pada system EFI.
1) Pompa mekanik.
Pompa mekanik mempunyai diagframa yang terletak ditengah,
diagframa digerakan oleh roker arm yang digerakan oleh putaran cam
shaft (poros nok)
Cara kerja :
a) Penghisapan. Bila roker arm ditekan oleh cam shaft,
diagfram tertarik kebawah, ruang diatas diagframa menjadi hampa,
sehingga bahan bakar akan terisap masung memenuhi ruang
hampa tersebut.
b) Penyaluran. Poros Nok berputar maka raoker arm akan
kembali ke posisi semula sehingga diagframa didorong ke atas oleh
pegas, akibatnya bahan bakar terdorong keluar menuju karburator.
c) Pump Idling. Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator
sudah banyak maka diagframa tidak terdorong ke atas oleh pegas.

Gambar pompa mekanik

2) Pompa Elektrik
Pompa bahan bakar elektrik menghasilkan tekanan 2 kg/cm2 atau
lebih dibandingkan dengan tipe pompa mekanik. Selain itu juga getaran
yang terjadi berkurang, karena tidak digerakan oleh poros nok, pompa
bahan bakar tetap dapat menyalurkan bahan bakar walau mesin dalam
keadaan mati dan tidak terpasang pada mesin

Gambar pompa elektrik

a) Prinsip kerja. Bila kunci kontak dihubungkan, sksn terjadi

kemagnetan pada selenoid yang menyebabkan diaphragma tertarik

ke atas. Akibatnya tekanan pada pumping chamber akan turun dan

bensin masuk melalui katup masuk. Pada saat itu pula titik kontak

terbuka sehingga kemagnetan pada koil hilang dan diaphragma

menekan bensin ke karburator melaluio katup tekan. Bergeraknya

diaphragma ke bawah, selain melakukan tekan juga

menghubungkan titik kontak kembali sehingga terjadi kemagnetan


pada gulungan selenoid dan menarik diaphragma untuk melakukan

langkah hisap, begitu seterusnya,

b) Keuntungan model elektrik dibanding dengan model


mekanik.
1) Tidak mudah terjadi gejala penguapan, karena pompa
dapat dipasang berjauhan dai mesin.
2) Pompa tidak berisik.
e. Karburator. Karburator adalah tepat terjadinya percampuran bahan bakar
dengan bensin. Seperti telah diketahui bahwa tenaga pada motor bensin
dihasilan dari pembakaran campuran udara dan besin, untuk memperoleh
campuran udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja suatu mesin, digunakan
karburator. Dewasa ini dikenal bermacam-macam merk karburator diantaranya:
Solek, carter, Stromberg, SU dan sebagainya. Walaupun namanya berbeda,
tetapi semua merk karburator mempunyai prinsp kerja yang sama
Keseluruhan konstruksi karburator terbuat dari berbagai macam bahan.
Sebagian besar bagian karburator seperti float bowl (ruang pelampung) dan air
horn dibuat dari zinc alloy. Bagian bawah trottle terbuat dari cast iron atau
kadang-kadang terbuat dari aluminium. Jet-jet trottle dan tuas-tuas bagian dalam
terbuat dari kuningan, demikian pula dengan pelampung. Tetapi kadang-kadang
pelampung dibuat dari karet sentetis yang tahan terhadap bensin, demiakian juga
halnya dengan gasket dan seal-seal.
Ukuran ukuran didalam karburator direncanakan disesuiakan dengan
kebutuhan mesin yang bersangkutan. Tidak setiap karburator dapat digunakan
setiap mesin dan karburator dibuat secara teliti, oleh karena itu sedapat mungkin
kurangilah bongkar pasang jika tidak diperlukan benar.
1) Cara kerja Sistem Pelampung. Akibat mengalirnya udara
melewati venturi, maka akan terjadi kevakuman pada venturi, akibatnya
bensin dari ruang pelampung akan keluar ke venturi melalui nosel utama.
Jika perbedaan tinggi (h) antara bibir nosel dan permukaan bensin dalam
ruang pelampung telah berubah, maka jumlah bensin yang dikeluarkan
nosel akan berubah juga. Untuk alasan tersebut di atas maka permukaan
bensin dalam ruang pelampung harus tetap. Untuk menjaga agar
permukaan bensin di dalam ruang pelampung selalu tetap, maka sistem
pelampung akan mengaturnya

Gambar pelampung karburator


6. EFI. (Electronic Fuel Injection). Sistem bahan bakar saat ini, digunakan
pada motor bensin maupun pada motor diesel.
Beberapa tahun terakhir ini, telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan
teknologi injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif memberi
namanya macam-macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem kerja
injection. Lantas, apa kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan karburator?
Teknologi EFI (Electronic Fuel Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai
teknologi yang terbaru, karena teknologi ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan
EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran dasawarsa 1990-an.
Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti tentang product
planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger car).
Baru di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV
ikut mengadopsi. Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI,
EPFI, ECFI, T-DIS, VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-
istilah itu kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual
produk mereka. Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen
engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery,
melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara
untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju. SME muncul seiring
dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang
semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya. Selain itu juga adanya
tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara
Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan
perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan
efisiensi engine yang ada. Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba
mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru,
terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik
dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya. Engine yang
ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi
pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi
pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi
ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.
Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara
digunakan karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari
isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa.
Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga
hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk
engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil
minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.
Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-
masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau
memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan
gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana
karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya
optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine.
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha
menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh
fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan
kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME
tadi. SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena
merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang
berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection
alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.

SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL

7. Umum. Bahan bakar dari tangki ditekan oleh pompa injeksi dan di injeksikan
kedalam silinder melalui nozzle. Semua komponen yang berhubungan dengan kerja ini
disebut sytem bahan bakar. Pada saat ini terdapat 2 (dua) sistem yang banyak
digunakan :

GAMBAR SISTEM BAHAN BAKAR

a. Sistem bebas (Independent sistem). Sistem ini banyak


digunakan pada mesin penggerak dengan kecepatan tinggi, misal untuk
kendaraan angkutan. Masing-masing silinder dilengkapi dengan satu buah
pompa injeksi.
b. Common sistem (Distributor pump). Pada sistem ini hanya satu
pompa yang menaikkan tekanan bahan bakar didalam accumulator. Dari
accumulator dibagi ketiep-tiap nozzle. Saat injeksi dan jumlah bahan bakar yang
di injeksikan ditentukan oleh distributor.
Adapun untuk penyaluran bahan bakar sebagai berikut :
Gbr.15 Penyalur Bahan Bakar (Mesin L)

8. Komponen Sistem Bahan Bakar. Saringan bahan bakar dan sendimeter.


Saringan bahan bakar type catridge mudah untuk diservice. Saringan bahan
bakar dan sendimeter dipasang seri dan letaknya berdekatan. Fuel Water sendimeter
berfungsi untuk memisahkan air dari dalam karena spesifik grafitasi air itu sendiri.
Maksud pemisahan air itu sendiri adalah agar solar yang masuk kepompa tidak
bercampur dengan air. Karena kita mengetahui bahwa bagian-bagian dari pompa injeksi
dilumasi dengan solar itu sendiri.

Gambar Saringan Bahan Bakar dan Sendimenter

9. Pompa Injeksi Bahan Bakar (Type In-Line). Konstruksi dan cara kerja. Rumah
pompa di buat dari aluminium tuang. Camshaft ditumpu oleh dua bearnig yang
berbentuk cons, dan digerakkan oleh mesin melalui gigi pemindah (timing gear). Elemen
pompa, terdiri dari plunger dan cilinder (barel), adalah merupakan komponen penting
dari pompa. Plunger dan cilinder dkerjakan sangat presisi, sehingga hampir tidak
terdapat celah sehingga pompa dapat menahan tekanan tinggi tanpa kebocoran.
Dengan alasan ini, Plunger atau cilinder diganti sat-satu, melainkan dalam satu set.
Ujung rack yang berhubungan dengan governor berkaitan dengan control pinion.
Control pinion berkaitan dengan control sleeve. Control sleeve berkaitan dengan pluger.
Kaitan-kaitan ini mengatur jumlah bahan bakar yang dikirim (dan mengatur saat
injeksi pada model-model tertentu). Delivery valve menahan bahan bakar agar tidak
kembali pada waktu pluger turun. Dan juga mencegah terjadinya tetesan pada nozzle
setelah penyemprotan dengan cara menghisap kembali sisa bahan bakar dalam nozzle.

Gbr.17 Konstruksi Injection Pump

a. Pompa pemberi (feed pump). Fungsi dari pompa pemberi adalah untuk
menghisap bahan bakar dari tangki dan menahan bahan bakar melalui saringan
bahan bakar (fuel filter) ke ruang pompa injeksi. Pompa pemberi bahan bakar
adalah model single acting pump dan dipasangkan pada bagian sisi dari injection
pump, dan digerakkan injection pump chamshaft. Pompa pemberi ini dilengkapi
dengan pompa tangan untuk membuang udara yang terdapat pada aliran bahan
bakar sebelum mesin dihidupkan.

Gbr 18 Konstruksi Pompa Pemberi

10. Governor. Berfungsi untuk menggontrol secara otomatis penyaluran bahan


bakar sesuai dengan beban mesin. Governor dapat di klasifikasikan menurut
mekanisme yaitu :

a. Jenis pneunomatik
b. Jenis centryfugal

Gbr.24 Penampang Pneumatic Governor


Pneumatic Governor. Pada gambar ditunjukan ,governur adalah
merupakan dua buah ruangan (chamber) yang dipisahkan oleh
diaframah,dimana ruang A dihubungkan oleh slang (hose) ke venturi yang
menggarah ke air cleaner (air horn),dan ruang B di hubungkan oleh slang
(hose) ke intake manifold (auxiliary venturi), diaprhragma berkaitan dengan
ujung dari control rack dan selalu ditahan ke arah penyemprotan bahan bakar
maksimum oleh pegas utama (main spring). Bila mesin hidup diaphragma
bergerak oleh adanya perbedaan tekanan antara kevakuman yang timbul oleh
aliran udara dan tekanan pada air clener. Pengontrol bahan bakar didapat oleh
adanya keseimbangan antara diaphragma dan main spring.

11. Turbocharger (Digunakan pada mesin diesel saat ini)

Turbocharger (TC) dan Supercharger (SC) sama-sama erat hubungannya


dengan penambahan tenaga. Tetapi sebenarnya ada perbedaan orinsip pada kedua
peranti ini.
Untuk meningkatkan tenaga mesin .TC dan SC adalah dua system yang
seringkali di pakai. Meskipun sering di sebut,tak urung muncul keracunan mengartikan
keduanya .
Menurut Society of Automotive Engineers (SAE), TC berfungsi menambah tekanan dan
keperekatan dari cairan – dalam hal ini campuran udara dan bensin – yang masuk ke
ruang baker mesin bensin. Untuk itu digunakan kompresor yang digerakan turbin melalui
pemanfaatan tenaga dan tekanan gas sisa pembakaran. Bila mengacu pada kamus
bahasa otomotif, supercharger adalah sebuah kompresor yang bekerja secara mekanis,
digerakan puli crankshaft dengan bantuan tali pengerak (belt driven).
Di sisi lain, ada kesamaan dalam prinsip dasar unjuk kerjanya. Turbocharger (dan
Supercharger) berfungsi seperti pompa uang menambah tenaga mesin piston dengan
cara memberi tekanan kebih besar pada udara tambahan ke dalam stiap silinder.
TEkanan yang di hasilkan kompresor di peroleh berkat bantuan sepasang gigi nanas
dengan putaran berlawanan arah. Penambahan tekanan udara tadi berhubungan
langsung dengan peningkatan perbandingan kompresi. Pemasangan turbo atau super
charger pada mesin standar bias meningkatkan performa hingga 50% tanpa perlu
menambah kapasitasnya.

Kelebihan supercharger ialah tersedianya tenaga seketika (instant power) pada


putaran mesin rendah. Sehingga tidak terjadi kesenjangan waktu antara tekanan pedal
gas dan reaksi mesin seperti pada Turbocharger. Soalnya, supercharger langsung
menghasilkan tekanan ketika mesin dihidupkan. Sayangnya,selian berat bentuknya pun
banyak menyita kompartemen mesin. Peranti ini juga akan terus berfungsi walaupun
pengemudi tidak memerlukan tenaga tambahan sehingga pemakaian bahan baker lebih
boros. Untuk mengatasi kekurangan tersebut saat ini di temukan jalan keluarnya dengan
memasang kopling elektronik yang akan mengerakan supercharger pada putaran
tertentu. Supercharger terbaru ini sudah di gunakan Mercedes SLK.

Dalam pengukuran kekuatan tekananya. Supercharger memilii satuan berbeda


walau ada kesepakatan mengacu pada Pounds-persquare-inch (Psi), tapi di eropa
umumnya ukuran tekanan supercharger memakai satuan Bar, Sementara di arena
Indycar dikenal istilah iches of boost, kependekan dari Inches of mercury manifold boost
pressure. Turbocharger sendiri memanfaatkan tekanan gas buang untuk memutar kipas
atau turbin di dalam rumah turbocharger berbentuk mirip sudut (keong). Oleh sebuah
poros, kipas atau turbin di hubungkan ke kipas atau turbin dihubungkan ke kipas
kompresor yang di pasang di sebelah lain dari rumah turbo charger. Beberapa kelebihan
turbocharger disbanding supercharger antara lain bobotnya ringan, dimensinya kecil
sehingga memudahkan penempatanya. Turbo juga tidak membutuhkan suplai bahan
baker lebih banyak dalam pemakaian normal, karena hanya memanfaatkan gas buang.
Dibalik keunggulanya turbocharger pun memiliki kekurangan yang kerap dijumpai, turbo-
lag. Yakni, keterlambatan reaksi karena ada jeda waktu ketika pedal gas di tekan
sampai tercapainya tekanan gas buang yang cukup memutar turbin. Untuk menghindari
kelemahan ini, banyak pabrikan memilih memasang dua unit turbo kecil yang tidak
membutuhkan tekanan tinggi dan dapat bereaksi lebih cepat sekaligus mampu
memompa udara lebih banyak sehingga meperbaiki daya akselerasi. Tapi cara tersebut
tidak selalu menjadi pilihan utama. Toyota misalnya, memasang dua turbo yang berbeda
kemampuanya. Sebuah turbocharger kecil berfungsi sebagai pemicu akselerasi pada
putaran rendah. Lalu saat mesin mencapai putaran tinggi, Fungsi turbo kecil tadi diambil
alih turbo yang lebih besar. Sistem ini dikenal dengan nama sequential turbocharger .
Yang perlu menjadi perhatian suhu pelumas mesin turbo umumnya lebih tinggi sehingga
pemakaian oli perlu di jaga secara teratur.

Karena itu ,dalam perkembangan fungsi dan kebutuhanya, turbo dan


supercharger modern di lengkapi intercooler yang biasanya di pasang pada posisi yang
berhubungan langsung dengan aliran udara dari luar di bawah bemper atau tepat di
balik kap mesin. Udara yang di keluarkan dari saluran buang meisn menuju ke saluran
masuk turbo atau supercharger, mempunyai suhu tinggi yang akan terus menghasilkan
tenaga maksimal termperatur udara yang amat tinggi sering membuat kipas, turbin dan
rumah turbo jadi membara.

Anda mungkin juga menyukai