Pelaksana :
RATNA ARYANI
NIM. P1337425216029
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat
kecil dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi
sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus
sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan.
Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut
meskipun sikat gigi berbulu lembut kurang efektif membersihkan sela-sela gigi
karena sikat gigi berbulu keras dapat merusak lapisan enamel dan
melukai gusi. Menurut para dokter gigi, menyikat gigi dilakukan minimal dua
kali sehari yaitu sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
Menyikat gigi juga dianjurkan menggunakan pasta gigi yang membantu
membersihkan gigi lebih bersih dan wangi. Akibat dari jarangnya
menyikat gigi adalah timbulnya plak di gigi yang diakibatkan dari penumpukan
kotoran di gigi. Plak gigi juga dapat menyebabkan gigi berlubang yang jika
dibiarkan bisa membuat gigi ngilu. Selain plak dan gigi berlubang, jarangnya
menyikat gigijuga dapat mengakibatkan bau napas yang tidak sedap
sehingga dapat dijauhi oleh teman sekitar.
2
saat ini, masih sering dijumpai penderita yang memaksa untuk dilakukan
pencabutan gigi walaupun belum menjadi indikasi pencabutan dengan alasan
sakit yang menyiksa, perawatan kedokteran gigi dipandang mahal, dan lama.
Dengan demikian, pencabutan gigi seringkali dijadikan jalan pintas atau
pilihan tercepat untuk mengatasi problem yang terjadi pada gigi. Kondisi ini
menjadikan pencabutan gigi menjadi tidak rasional. Namun, dari beberapa
alasan pencabutan gigi yang tidak rasional ini, alasan utamanya adalah
kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap
dampak pencabutan gigi.
b. Umur : 8TAHUN
d. Pekerjaan : PELAJAR
e. Agama : ISLAM
2. Keluhan Pasien
3
b. Keluhan tambahan : pasien ingin giginya dilakukan topikal
aplikasi
Gigi caries : 0
DEF-T
D =0
E =1
F =0
DEF-T = 1
Debris Index
2 0 2 = 7:6
1 1 1
Skor DI = 1,16
Kriteria DI = sedang
4
Kalkulus Index
0 1 0
3:6
1 0 1
Skor CI =0,5
Kriteria CI =baik
Skor OHI-S = DI + CI
= 1,16 +0,5
= 1,21
Kriteria OHI-S= Sedang
d.Mukosa mulut
5
Bebas dari Topikal Aplikasi Sehubungan dengan :
karang gigi dan 1. pengetahuan kes gilut
karies gigi baik
3.a.1.a.i.1
6
2. Penetapan tujuan, kriteria hasil dan waktu perawatan
INTRUKSI TUJUAN CARA WAKTU
KONSELING
Diagnosa TINDAKAN KLINIS PERAWATAN GIGI DI EVALUASI PERAWATA
KLINIS
RUMAH N
Gigi yg 1.
ditindak
1.
Topikal Aplikasi dengan Memberikan 1. jangan makan, Melindungi gigi Observasi Kunjungan III
mengoleskan fluor penyuluhan kumur, menggosok gigi dari karies gigi ( 24-03-
tentang : selama 30 menit 2017 )
1. Manfaat fluor 2. mengatur pola makan
pada gigi 3. menggosok gigi
2. cara minimal 2x sehari
memberikan setelah sarapan dan
fluor sebelum tidur
7
1. Implementasi asuhan kesehatan gigi dan mulut
PENYULUHA
PERAWATAN N/
KUNJUNGAN KE : DIAGNOSA
KLINIS KONSELING/
INTRUKSI
1.
Kunjungan III 13, 12, 11, 21, 22, 23 Topikal Aplikasi Memberikan
(24-03-2017) dengan penyuluhan
pengolesan fluor tentang :
1. Manfaat
fluor pada gigi
2. cara
memberikan
fluor
1.a.1.a.i.1.
8
Topikal Aplikasi dengan Kondisi sarana dan prasarananya Pada proses tindakan pasien bersifat
pengolesan fluor siap. kooperatif dan bersedia untuk
dilakukan tindakan yang berupa
menerima materi penyuluhan dan
tindakan pemolesan, dan
pemnberian fluor. Hanya saja pada
saat pengeringan pasien merasa
tidak percaya diri karena dalam
posisi membuka mulut selama 5
menit.
9
3. Penutup
1.a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tindakan menyikat gigi, topical aplikasi fluor dan
pencabutan pada pasien dengan keadaan sehat tidak mengalami penyakit
serius dan kelainan darah. Pasien tidak mengalami alaergi. Kondisi extra
oralnya normal, sedangkan keadaan intraoralnya sehat dengan beberapa
lubang dibeberapa gigi. Kemudian dilakukan tindakan menggosok gigi
bersama, topikal aplikasi dan pencabutan paada gigi susu.
1.b. Saran
Sebaiknya pasien menggosok gigi dengan baik dan benar yaitu 2 kali
sehari setelah sarapan dan sebelum tidur. Pasien sadar akan kebiasaan yang
mempengaruhi kondisi giginya, mengatur pola makan dan melakukan
pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali.
4. Lampiran
10