Anda di halaman 1dari 10

21

BAB III
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA

3.1 Tujuan Percobaan


1. Dapat mengetahui tentang definisi saturasi.
2. Dapat menentukan saturasi dengan menggunakan fluida yang berbeda.
3. Menentukan saturasi dengan metode destilasi.
4. Dapat mengetahui perbedaan So, Sw, dan Sg.
5. Menentukan berat minyak
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi saturasi

3.2 Teori Dasar


Pori–pori batuan reservoir diukur dan sering dihubungkan dengan
besaran permeabilitas yang besar akan mempunyai tekanan kapiler yang
rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis dari pada reservoir dengan
permeabilitas yang rendah.
Pada batuan reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida,
kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh bagian
reservoir.
Ruang pori-pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya
terdiri dari air, minyak dan gas. Untuk mengetahui jumlah masing-masing
fluida, maka perlu diketahui saturasi masing-masing fluida tersebut. Saturasi
fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori–pori
batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori–pori
total pada suatu batuan berpori.
Saturasi minyak ( So ) adalah :

volume pori  pori yang diisi olehmin yak


So 
volume pori  poritotal

Saturasi air ( Sw ) adalah :


22

volume pori  pori yang diisi air


Sw 
volume pori  poritotal

Saturasi gas ( Sg ) adalah :

volume pori  pori yang diisi oleh gas


Sg 
volume pori  pori total

Jika pori–pori batuan diisi oleh gas–minyak–air maka berlaku


hubungan :

Sg + So + Sw = 1

Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :

So + Sw = 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi fluida adalah :


1. Pada batuan yang mudah dibasahi oleh air atau water wet, harga
saturasi air cenderung tinggi pada porositas yang lebih kecil.
2. Akibat adanya perbedaan berat jenis gas, minyak dan air maka
umumnya saturasi gas akan tinggi pada bagian atas dari jebakan
(perangkap) reservoir, begitu juga untuk saturasi air akan tinggi pada
bagian bawah dari jebakan atau perangkap reservoir dengan
combination drive (Gambar 3.1).
23

Gambar 3.1. Perangkap reservoir dengan combination drive

1. Produksi berlangsung karena adanya perubahan distribusi fluida. Jika


minyak diproduksikan maka tempatnya di dalam reservoir akan
digantikan oleh air atau gas bebas.
2. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah ruang
pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon. Jika contoh volume batuan adalah
V dan ruang pori-pori adalah Ø x V maka ruang pori-pori yang diisi oleh
hidrokarbon adalah :

So.V.Ø + Sg.V.Ø = (1 - Sw)V. Ø

dimana :
So = saturasi minyak
Sg = saturasi gas
Sw = saturasi water

Dalam proses produksi selalu ada sejumlah minyak dan gas yang tidak
dapat diambil dengan teknik produksi yang paling maju yang dikenal
dengan istilah residual oil saturation (Sor) atau critical oil saturation (Soc),
sedangkan untuk gas dikenal dengan Sgr atau Sgc.
Air yang selalu terdapat di dalam ruang pori-pori batuan pada
reservoir minyak dan gas di atas zona transisi disebut dengan air connate.
Dalam proses produksi air tersisa disebut Swr atau Swc atau Swir.
24

Gambar 3.2. Variasi


Pc terhadap Sw
a) Unt
uk

Sistem batuan yang Sama dengan


Fluida yang berbeda.
b) Untuk Sistem Fluida yang Sama dengan
Batuan yang Berbeda.
(Amyx,J.W., Bass, MD., 1960)

Di dalam suatu reservoir, jarang sekali minyak terdapat 100%


menjenuhi lapisan reservoir. Biasanya air terdapat sebagai interstitial water
yang berkisar dari beberapa persen sampai kadang-kadang lebih dari 50%
tetapi biasanya antara 10 sampai 30 %. Dengan demikian batas fluida antara
air dan minyak tidak selalu jelas. Besarnya penjenuhan air di dalam
reservoir minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu
diproduksikan. Penjenuhan air dinyatakan sebagai Sw (water saturation).
Jika Sw lebih besar dari 50 %, minyak masih dapat keluar, akan tetapi pada
umumnya harus lebih kecil dari 50 %. Penjenuhan air tidak mungkin kurang
dari 10 % dan dinamakan penjenuhan air yang tak terkurangi (irreducible
water saturation). Hal ini biasanya terdapat pada reservoir dimana airnya
membasahi butir. Juga harus diperhatikan bahwa kedudukan minyak
terhadap air tergantung sekali daripada apakah reservoir tersebut basah
minyak (oil wet) atau basah air (water wet). Pada umumnya batuan reservoir
bersifat basah air. Air antar butir selalu terdapat dalam lapisan minyak,
malah pernah ditemukan pada ketinggian lebih dari 650 meter di atas batas
minyak-air. Pori – pori batuan Reservoir selalu berisi fluida dan fluida
tersebut bisa berupa minyak dan Gas (dead oil). Gas – Minyak – Air atau
Gas – Air – Minyak. Atau air selalu berada didalam reservoir sebab air lebih
dulu ada sebelum minyak atau gas datang/bermigrasi. Pada umumnya lebih
25

sarang (porous) batuan reservoir, lebih kecil penjenuhan air. Kadar air yang
tinggi dalam reservoir minyak mengurangi daya pengambilannya
(recoverability). Air ini biasanya merupakan selaput tipis yang mengelilingi
butir-butir batuan reservoir dan dengan demikian merupakan pelumas untuk
bergeraknya minyakbumi, terutama dalam reservoir dimana butir-butirnya
bersifat basah air. Penentuan Sw ditentukan di laboratorium dengan
mengextraksinya dari inti pemboran, akan tetapi secara rutin dilakukan dari
analisa log listrik, terutama dari kurva SP.
Pernyataan diatas dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:
a. Untuk pori – pori berisi miyak, air dan gas

Vp = Vo + Vw + Vg

b. Untuk pori – pori berisi minyak dan air

Vp = Vo + Vw

c. Untuk pori – pori berisi gas dan air

Vp = Vg + Vw

Untuk keadaan dimana minyak, gas dan air berada di reservoir, maka
berlaku:
So = Vo/Vp x 100%
Sw = Vw/Vp x 100%
Sg = Vg/Vp x 100%

Dimana : So, Sw dan Sg masing – masing adalah saturasi minyak, saturasi


air dan saturasi gas.
3.3 Peralatan dan Bahan
3.3.1 Peralatan
26

a. Retort
b. Solvent extractor termasuk reflux condensor ( pendingin ) water trap dan
pemanas listrik
c. Timbangan analisis dengan batu timbangan
d. Gelas ukur
e. Exicator
f. Oven

Gambar 3.3. Retort

Gambar 3.4. Gelas ukur


27

Gambar 3.5. Exicator


Gambar 3.6. Oven

Gambar 3.7. Skema Stark


Dean Distilation Apparatur

3.3.2 Bahan
a. Fresh core
b. Air
c. Minyak

Gambar 3.8. Core

Gambar 3.9. Minyak

Gambar 3.10. Air


3.4 Prosedur
Percobaan
Metode Destilasi
28

1. Ambil fresh core yang telah dijenuhi dengan air dan minyak.
2. Timbang core tersebut, misal beratnya = a gram.
3. Masukkan core tersebut ke dalam labu Dean & Stark yang telah diisi
dengan toluena. Lengkapi dengan water trap dan reflux condenser.
4. Panaskan selama ± 2 jam hingga air tidak nampak lagi.
5. Dinginkan dan baca air yang tertampung di water trap, misalnya = b cc =
b gram.
6. Sampel dikeringkan dalam oven ± 15 menit ( pada suhu 110oC ).
Dinginkan dalam exicator ± 15 menit, kemudian timbang core kering
tersebut, misalnya = c gram.
7. Hitung berat minyak :
a – ( b + c ) gram = d gram
8. Hitung volume minyak :

Vo 
d
 e cc
B.J min yak
9. Hitung saturasi
minyak dan air :
b
e
S wo 
Vp
3.5 Hasil Percobaan dan
Perhitungan
3.5.1 Hasil Percobaaan
Berat jenis minyak = 0,82 gr/cc
Timbangan core kering = 29,7 gr
Timbangan core jenuh = 23,4 gr
Volume pori = 14,93 gr
Volume air yang didapat = 0,3 cc
Berat air yang didapat = 0,35 gr
Berat minyak = 3,35 gr
Volume minyak = 4,085 cc

Sg = 74,64 %
So = 27,36 %
29

Sw = 2,00 %

3.5.2 Perhitungan
Berat minyak = berat core jenuh – berat core kering – berat air
= 26,3 gr – 24 gr – 0,3 gr
= 2 gr
Vo =Error: Reference source not found = 3,35 gr = 4,085 cc

BJ minyak 0,82 gr
So = Vo x 100% = 27,36%
Vp

Sw = Vw x 100% = 0,3 x 100% = 2,00%


Vp 14,93

Sg = 1 - (Sw - So)
= 1 - (27,363-2,00)
= 100%- 25,354
= 74,645 %

2.6 Pembahasan
Ukuran kejenuhan fluida di dalam formasi batuan atau dapat juga
dianggap sebagai presentase dari ruang pori pada batuan yang terisi fluida
tertentu ( gas, minyak, atau, air ) disebut juga Saturasi Fluida.
Pada percobaan ini, penentuan saturasi fluida menggunakan metode
distilasi. Sebelum dimasukkan kedalam labu Dean & Stark yang telah diisi
denan toluena, core ditimbang terlebih dahulu. Kemudian core dikeringkan
dalam oven dan ditimbang lagi.
Dari percobaan didapat saturasi oil ( So) yaitu sebesar harga saturasi
ini dijadikan persen yaitu 27,36 %, saturasi water (Sw) sebesar harga
30

saturasi ini dijadikan persen yaitu 2,00 % dan saturasi gas (Sg) sebesar
harga saturasi ini dijadikan persen yaitu 74,64 %.
Nilai saturasi gas ( Sg ), diambil dari rumus Sw + So + Sg = 1 karena
dalam data tersebut, hanya terdapat data perhitungan untuk saturasi oil ( So ),
dan saturasi water (Sw). Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai
saturasi gas adalah yang paling besar, sehingga besar kemungkinan bila
terjadi di lapangan, reservoir tersebut merupakan reservoir gas.

3.7 Kesimpulan
1. Saturasi merupakan perbandingan antara volume fluida tertentu terhadap
volume pori-pori total.
2. Dalam mengukur saturasi,dapat menggunakan fluida yang terkandung
pada ruang pori-pori batuan reservoir.
3. Dengan cara metode pemisahan pada core dari fluida.
4.Dengan mengukur volume pori yang diisi minyak,air dan gas.
5.Dengan cara berat core jenuh dikurangi berat core kering dikurangi berat
air.

Anda mungkin juga menyukai