Anda di halaman 1dari 16

Astiri273 blogsport.

com/2013/06/laporan praktikum satuan oprsi

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2013

A. TUJUAN PERCOBAAN

Ø Menentukan penyerapan gas CO2 dengan air dan NaOH

B. PERINCIAN KERJA

Ø Menentukan konsentrasi CO2 yang tidak terserap dalam alat HEMPL.

Ø Menentukan kadar CO2 didalam air dengan cara titrasi.

C. ALAT YANG DIGUNAKAN

Ø Seperangkat peralatan absorbsi dengan kolom isian.

Ø Gelas kimia 400 ml

Ø Erlenmeyar asah 250 ml

Ø Buret 50 ml

Ø Labu semprot

Ø Corong kaca

Ø Gelas ukur

Ø Pipet ukur

Ø Pipet volume

Ø Bola isap

D. BAHAN YANG DIGUNAKAN

- Indikator PP
- NaOH 0,1 N dan 1 N

- Aquadest

REAKSI : CO2 + H2O H2CO3

H2CO3 + NaOH Na2CO3 + H2O

E. DASAR TEORI

Absorpsi adalah operasi penyarapan komponen-komponen yang terdapat didalam gas dengan
menggunakan cairan. Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas ialah menara isiar. Alat
ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas
dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair pada bagian atas, sedangkan
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing diatas dan dibawah, serta suatu zat padat tak aktif
(inert) diatas penyangganya. Yang disebut packing.

Adanya packing (bahan isian) didalam kolom absorpsi akan menyebabkan terjadinya hambatan
terhadap aliran fluida yang melewati kolom. Akibatnya gas maupun cairan yang melewati akan
mengalami pressure drop penurunan tekanan.

Persyaratan pokok yang diperlukan untuk packing :

· Harus tidak bereaksi (kimia) dengan fluida didalam menara.

· Harus kuat tapi tidak terlalu berat.

· Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair yang
terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.

· Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan gas.

· Harus tidak terlalu mahal.

Penurunan tekanan akan menjadi besar jika bahan isian yang digunakan tidak beraturan (random
packing). Selain itu, penurunan tekanan juga dipengaruhi oleh laju alir gas maupun cairan.

Pada laju alir tetap, penurunan tekanan gas sebanding dengan kenaikan laju alir cairan. Hal ini
disebabkan karena ruang antar bahan pengisi yang semula dilewati gas menjadi lebih banyak
dilewati cairan, sehingga akan menyebabkan terjadinya hold up (cairan yang terikat dalam ruangan )
bertambah. Akibatnya peningkatan laju alir cairan lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan diatas kolom keadaan ini biasa disebut Flooding (banjir). Titik tejadinya
peristiwa disubut flooding point. Operasi pada keadaan flooding tidak akan menghasilkan
perpindahan massa yang bagus. Perpindahan massa yang optimum, dilakukan pada keadaan loading
point (titik beku kurva). Jika laju alir cairan dipertahankan tetap sedang laju gas bertambah maka
terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi :

· Terbentuk lapisan cairan yang menyerupai gelembung gas diatas permukaan packing

· Cairan tidak akan mengalir keluar kolom karena adanya tekanan yang besar dari aliran udara.
Akibatnya cairan akan mengisi kolom dari bawah keatas sehingga terjadi inversi dari gas terdispersi
kecairan berubah menjadi cairan terdispersi kealiran gas.

Hal-hal lain yang berpengaruhi terhadap penurunan tekanan antara lain : bentuk isian, tinggi
isian, susunan dan lain-lain.

Didalam industri, proses ini banyak digunakan antara lain dalam proses pengambilan amonia yang
ada dalam gas kota berasal dari pembakaran batubara dengan menggunakan air, atau penghilangan
H2S yang dikandung dalam gas alam dengan menggunakan larutan alkali.

Banyak hal yang mempengaruhi absorpsi gas kedalam cairan antara lain :

· Temperatur

· Tekanan operasi

· Konsentrasi komponen dalam cairan

· Konsentrasi komponen didalam aliran gas

· Luas bidang kontak

· Luas waktu kontak

Karena itu dalam operasi harus dipilih kondisi yang tepat sehingga diperoleh hasil yang
maksimal.

Karekteristik suatu cairan dalam menyerap komponen didalam aliran gas ditunjukkan oleh harga
koefisien perpindahan massa antara gas-cairan, yaitu banyaknya mol gas yang berpindah persatuan
luas serta tiap fraksi mol (gram mol)/(detik) (Cm3) (fraksional)

Untuk menentukan hanya koefisien perpindahan suatu massa suatu kolom absorpsi dapat digunakan
perhitungan berdasarkan neraca massa.

Tinggi koefisien dalam kolom biasa digunakan persamaan:

Yi = fraksi mol CO2 dalam aliran gas masuk.


Yo = fraksi mol CO2 dalam aliran gas keluar.

Y* = fraksi mol gas CO2 yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan.

Y = fraksi mol CO2 didalam larutan.

Persamaan diatas diubah menjadi :

Ruas kanan persamaan diatas sulit untuk dipecahkan. Karena itu penentuan kog lebih mudah
dipecahkan dengan persamaan :

N = Kog x a.A.H x selisih tekanan laju


absorpsi luas bidang rata-rata logaritma

(mol/detik) transfer massa(m2) (atm)

Pi = tekanan partikel gas CO2 masuk kolom (atm)

Po= tekanan partikel gas CO2 keluar kolom (atm)

N = jumlah CO2 yang terserap dengan alat HEMPL

A = luas spesifik packing/ unit volume. Pada percobaan ini dipakai Rasching ring dengan luas
bidang kontak 440 m2/m3.

A.H = volume kolom berisi packing

Tekanan partikel gas CO2 = fraksi volume x (tekanan total/ 760) atmosfir.

a. Penentuan kadar CO2 yang diserap didalam air / NaOH dengan alat HEMPL.

Misal :

- Laju alir CO2 F3 liter/detik

- Laju alir udara F2 liter/detik

- Volume campuran udara dan CO2 didalam alat HEMPL V1ml


- Volume CO2 V=2ml

Fraksi gas CO2 didalam aliran gas masuk (Yi)

Fraksi gas CO2 didalam aliran gas keluar (Yo)

Jika jumlah CO2 yang diabsorbsi sepanjang kolom adalah Fa liter/detik.

Neraca massa :

CO2 masuk – CO2 keluar = CO2 diabsorbsi

Atau

(F2 + F3) Yi – [ F2 + ( F3 + Fa ) ] Yo = Fa

Dengan penurunan secara matematis diperoleh :

Fa

Atau

N= (gmolCO2 terabsorpsi/ detik).

Catatan :

Pada percobaan ini diasumsikan bahwa laju alir volum air tidak dipengaruhi oleh penurunan tekanan
didalam kolom, dianggap penurunan tekanan yang terjadi sangat kecil dibandingkan tekanan
atmosfir.
b Penentuan kadar CO2 yang terabsorbsi dengan metode titrasi.

Absorpsi CO2 dengan menggunakan air.

Secara Stoikhiometri dapat ditulis

CO2 + H2O H2CO3

Jika :

Laju alir F1 L/detik

Vol. Larutan NaOH V1 ml

Konsentrasi NaOH C1 M

VOL. Sampel V2 ml

Maka konsentrasi CO2 didalam sampel :

Fa

Laju rata-rata CO yang terabsorpsi pada suatu periode:

§ Absorpsi CO2 dengan menggunakan NaOH

Secara stokiometri reaksi pada proses absorpsi ini :

CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O

Pada proses titrasi tahap pertama reaksi yang terjadi :

2NaOH + Na2CO3 + 2HCl 2 NaHCO3 + 2NaCl + H2O

Jika volume sample yang digunakan V1 ml. Konsentrasi HCl C g.mol/liter. Indicator yang digunakan
phenolphalein

Dalam suasana basa kuat indicator phenolphalein akan berwarna merah jambu. Jika seluruh NaOH
sudah habis bereaksi dengan HCl serta semua karbonat telah berubah menjadi bikarbonat larutan
akan berubah menjadi tidak berwarna. Misalkan volume HCl yang digunakan untuk titrasi sampai
tahap ini V2 m. bila dalam larutan ditambahkan indicator metil orange maka warna larutan akan
berubah menjadi kuning. Jika titrasi dilanjutkan maka pada titik akhir titrasi larutan menjadi tidak
berwarna.

Reaksi yang terjadi :

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

Misalkan volume yang digunakan untuk titrasi tahap kedua ini V2 ml, maka volume yang digunakan
untuk menetralisir bikarbonat = (V3 – V2) ml. pada tabung kedua dimasukkan larutan sample
sebanyak (V3 – V2) ml lebih sedikit dan dikocok dengan baik. Endapan yang terbentuk adalah hasil
reaksi antara karbonat dalam sampel dengan larutan barium. Endapan yang tebentuk adalah barium
karbonat yang dari karbonat dalam sample. Jika larutan diberi beberapa tetes indicator
phenolphalein maka larutan akan berwarna merah jambu.

F. PROSEDUR PENGERJAAN

a. Menentukan penurunan tekanan aliran gas dalam kolom kering

Ø Mengeringkan kolom dan isinya dengan jalan mengalirkan udara kedalam kolom lewat bagian
bawah sehingga semua airnya keluar.

Ø Mengalirkan udara dengan laju 80 l/menit (F2)

Ø Mencatat penurunan tekanan yang terjadi.

b. Menentukan penurunan tekanan aliran gas dalam bentuk basah.

Ø Mengalirkan udara kedalam kolom dengan laju alir 80 l/menit (F2).

Ø Mengalirkan air kedalam kolom dengan laju alir 3 l/menit (F1)

Ø Mencatat penurunan tekanan yang terjadi didalam kolom.

Ø Mengulang percobaan dengan menurunkan laju alir air 2 l/menit

c. Menentukan jumlah CO2 yang terserap denan metode titrasi

Ø Menghidupkan pompa dan mengatur laju alir air didalam kolom pada 3 L/menit. (F1)

Ø Menghidupkan kompresor udara dengan mengatur laju alirnya 80 L /menit (F2)

Ø Membuka dengan hati-hati regulator gas karbon dioksida dan mengatur pada laju alir 2 L/menit
(F3)

Ø Mengambil 20 ml untuk 0 menit dari tangki yang masuk

Ø Setelah 15 menit, mengambil masing-masing 20 ml sampel dari tangki masuk dan sampel yang
keluar dalam erlenmeyer asah
Ø Menambahkan indikator PP kedalam sampel dan menitrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 M
hingga berwarna merah muda.

Ø Mencatat volume NaOH 0,1 M yang digunakan

Ø Melakukan percobaan masing-masing secara duplo

Ø Mengulangi dengan selang waktu 20 menit selama 1 jam

Ø Mengubah laju alir air 2 L/menit

d. Cara menganalisa kadar CO2 dengan HEMPL

Ø Mengisi bola tandom dibagian bawah alat HEMPL dengan larutan NaOH 1 N hingga tanda 0

Ø Membilas tabung analisa HEMPL dengan jalan menarik piston dan membuang gas yang telah
terisap ke atmosfir dengan volume 20 ml (V1)

Ø Menutup semua saluran kedua atmosfer dan menghisap kembali campuran gas yang diisap yaitu
20 ml dan menutup saluran dari gas absorpsi

Ø Mengembangkan tekanan didalam tabung dengan udara luar dengan jalan membuka dan
menutup keran saluran buang ke atmosfir mengusahakan agar permukaan NaOH tetap pada tanda
0.

Ø Mencatat kenaikan volume NaOH 1N setiap 20 menit pada variasi laju alir 3 dan 2 L/ menit selama
masing-masing 1 jam dan mencatat pula perubahan tekanannya.
G. DATA PENGAMATAN

1. Q udara = 80 liter/menit

Q air = 3 liter/menit

Q CO2 = 2 liter/menit

T ΔP V1 V2 Volume Titrasi (ml)


No
(menit) (cmH2O) (ml) (ml) Vin Vout

1 0 0,2 20 6,7 0,1 0,2

2 20 1,0 20 5,4 0,1 0,2

3 40 2,4 20 5,8 0,1 0,2

4 60 3,0 20 5,9 0,1 0,2

2. Q udara = 80 liter/menit

Q air = 2 liter/menit

Q CO2 = 2 liter/menit

T ΔP V1 V2 Volume Titrasi (ml)


No
(menit) (cmH2O) (ml) (ml) Vin Vout

1 0 3,0 20 5,9 0,1 0,2

2 20 3,2 20 6,2 0,1 0,2

3 40 1,8 20 6,1 0,1 0,1

4 60 0,4 20 5,8 0,1 0,15


H. PERHITUNGAN

Perhitungan untuk penetapan laju alir air 3 liter/menit pada t = 0 menit

§ Fraksi gas CO2 dalam aliran gas masuk (Yi)

= 0,024

§ Fraksi gas CO2 dalam aliran gas keluar (Yo)

Yo = V2/V1

= 6,7 ml / 20 ml

= 0,335

§ Tekanan masuk (Pi)

Pi = Yi. Pt

Konversi satuan ΔP (cmH2O) ke mmHg

ΔP = 0,2 cmH2O x

= 0,147 mmHg

Untuk Pt = ΔP x + 1 atm

= 0,147 mmHg x + 1 atm

= 1,00019 atm

Sehingga, Pi = Yi. Pt

= 0,024 x 1,00019 atm


= 0,0244 atm

§ Tekanan keluar (Po)

Untuk Pt = 1,00019 atm dan Yo = 0,335 maka :

Po = Yo. Pt

= 0,335 x 1,00019 atm

= 0,3351 atm

§ CO2 yang terserap dalam kolom (Fa)

Fa

L/menit

= 38,349 L/menit

 N

= 1,541 gmol/menit = 1,541 gmol CO2/menit

 A

= 0,0044 m2

Untuk nilai a = 440 m2

H = 1,4 m

 Kog

= 4,826 gmol CO2 / m5.menit

§ Total CO2 yang terserap = Fa x t

= 1,541 gmol CO2/menit x 0 menit

= 0 gmol CO2 yang terserap


§ Penentuan nilai Cd

Ø Umpan Masuk

Cd = 0,0005 M = 0,0005 mol/liter

Ø Umpan Keluar

Cd = 0,001 M = 0,001 mol/liter

§ Penyerapan CO2 gas aliran masuk = Qair x Cd

= 3 liter/menit x 0,0005 mol/liter

= 1,5 x 10-3 mol/menit

§ Penyerapan CO2 gas aliran keluar = Qair x Cd

= 3 liter/menit x 0,001 mol/liter

= 3,0 x 10-3 mol/menit

Perhitungan untuk penetapan laju alir air 2 liter/menit pada t = 0 menit

§ Fraksi gas CO2 dalam aliran gas masuk (Yi)

= 0,024

§ Fraksi gas CO2 dalam aliran gas keluar (Yo)

Yo = V2/V1

= 5,9 ml / 20 ml

= 0,295

§ Tekanan masuk (Pi)

Pi = Yi. Pt

Konversi satuan ΔP (cmH2O) ke mmHg

ΔP = 3,0 cmH2O x

= 2,206 mmHg

Untuk Pt = ΔP x + 1 atm
= 2,206 mmHg x + 1 atm = 1,00290 atm

Sehingga, Pi = Yi. Pt

= 0,024 x 1,00290 atm

= 0,0241 atm

§ Tekanan keluar (Po)

Untuk Pt = 1,00290 atm dan Yo = 0,295 maka :

Po = Yo. Pt

= 0,295 x 1,00290 atm

= 0,2958 atm

§ CO2 yang terserap dalam kolom (Fa)

Fa

L/menit

= 31,520 L/menit

 N

= 1,267 gmol/menit = 1,267 gmol CO2/menit

 A

= 0,0044 m2

Untuk nilai a = 440 m2

H = 1,4 m

 Kog
= 4,346 gmol CO2 / m5.menit

§ Total CO2 yang terserap = Fa x t

= 1,267 gmol CO2/menit x 0 menit

= 0 gmol CO2 yang terserap

§ Penentuan nilai Cd

Ø Umpan Masuk

Cd = 0,0005 M = 0,0005 mol/liter

Ø Umpan Keluar

Cd = 0,001 M = 0,001 mol/liter

§ Penyerapan CO2 gas aliran masuk = Qair x Cd

= 3 liter/menit x 0,0005 mol/liter

= 1,5 x 10-3 mol/menit

§ Penyerapan CO2 gas aliran keluar = Qair x Cd

= 3 liter/menit x 0,001 mol/liter

= 3,0 x 10-3 mol/menit

I. PEMBAHASAN

Absorbsi merupakan salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dimana suatu campuran gas
dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai, sehingga satu atau lebih komponen dalam
campuran gas larut dalam cairan penyerap. Dalam praktikum ini, digunakan gas CO2 sebagai
absorbat dan larutan NaOH 0,1 N sebagai absorben. Adapun reaksi yang akan terjadi, yaitu :

2 NaOH + CO2  Na2CO3 + H2O

Absorbsi yang dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang dialirkan ke dalam kolom dengan
spray dan dengan kolom yang dilengkapi dengan packing. Ini bertujuan untuk memperluas
permukaan kontak antara cairan dengan CO2. Sehingga didapatkan proses absorbsi yang optimal.
Cairan mengalir dari bagian atas kolom, sedangkan gas CO2 mengalir dari bagian bawah kolom. Di
mana diketahui bahwa cairan (air) mempunyai berat jenis yang lebih besar dari gas CO2. Serta sifat
alami bahwa cairan akan mudah mengalir kebawah akibat gravitasi bumi. Sedangkan gas yang akan
bergerak ke atas seperti menguap. Aliran ini ditujukan agar kontak dapat terjadi antara cairan dan
gas.

Konsep percobaan ini yaitu mengenai perbedaan tekanan udara sepanjang kolom isian basah
dengan laju alir air. Kolom isian basah merupakan kolom yang dialiri air dan udara. Prinsipnya kontak
antara air dan udara yang terjadi dikolom di mana air dialirkan dari kolom bagian atas, sedangkan
gas dari kolom bagian bawah (counter current). Akan terjadi kontak antara air dan udara didalam
kolom yang dapat menimbulkan penurunan tekanan. Terdapat beberapa hal dapat dianalisa dari
tabel hasil pengamatan dan perhitungan bahwa ada data yang menurun (tidak stabil) yaitu pada saat
t = 40 menit untuk laju alir air = 2 liter/menit. Ini mungkin terjadi karena adanya salah satu
katup/kran pada operasi alat kurang maksimal pengoperasiannya (kemungkinan ada yang bocor).
Selain itu, juga telah terjadi flooding, yaitu pengumpulan cairan diatas kolom pada saat t = 20 menit
untuk laju alir air = 3 liter/menit yang dapat disebabkan oleh laju alir gas terlalu besar dan prinsip
kolom yang berlawanan. Selain itu, kemungkinan besar tidak adanya ruang laluan untuk zat cair
sehingga lajunya terhambat dan akhirnya tidak menghasilkan perpindahan massa yang optimum.

Adapun variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah perbedaan waktu proses absorbsi, yaitu
mulai t = 0 menit sampai t = 60 menit. Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 menit sekali, dimana
sampel pertama yang diambil adalah air yang belum mengalami proses absorbsi (tanpa CO2). Ketika
dilakukan analisa untuk larutan sampel dan berdasarkan percobaan dan pengamatan, kadar CO2
yang terkandung dalam sampel mengalami peningkatan kadar CO2 (dengan alat HEMPL), sedangkan
metode titrasi, penyerapan CO2 tidak stabil karena telah terjadinya flooding. Sehingga dapat
diperkirakan bahwa faktor-faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi proses absorpsi
diantaranya adalah :

ü faktor tekanan yang diberikan oleh gas,

ü tinggi rendahnya laju alir yang diberikan oleh udara,

ü luas permukaan,

ü waktu,

ü zat yang diabsorpsi itu sendiri, serta

ü faktor lain yang berperan.

J. KESIMPULAN

ü Kadar CO2 yang terserap dengan alat HEMPL sebagai berikut :

Dengan laju alir air (Qair) = 2 L/menit dan 3 L/menit

· Pada menit 0 = 0 L dan 0L

· Pada menit 20 = 679,76 L dan 606,68 L

· Pada menit 40 =1326,16 L dan 1228,84 L

· Pada menit 60 =1843,26 L dan 1881,26 L


ü Kadar CO2 di dalam air dengan metode titrasi yaitu sebagai berikut :

Dengan laju alir air (Qair) = 2 L/menit

In(Lmol/menit) Out(mol/menit)

0.001 0.002

0.001 0.002

0.001 0.001

0.001 0.0015

Dengan laju alir air (Qair) = 3 L/menit

In(Lmol/menit) Out(mol/menit)

0.0015 0.003

0.0015 0.003

0.0015 0.003

0.0015 0.003

DAFTAR PUSTAKA

Ø Petunjuk praktikum. Satuan Operasi Teknik Kimia. PEDC. Bandung

Ø Mc-Cabe. Terjemahan : E. Jasifi . Operasi Teknik Kimia. Jilid 2. erlangga. 1990

Anda mungkin juga menyukai