Defisiensi magnesium adalah kondisi umum yang berasal dari malnutrisi atau lebih tepatnya kurang
gizi, kebocoran ginjal, atau gangguan endokrin. Penurunan kadar magnesium menyertai komplikasi
seperti iritabilitas neuromuskuler (misalnya tremor, kram) atau gejala jantung (misalnya aritmia,
takikardia). Penurunan konsentrasi magnesium sering dikaitkan dengan penurunan konsentrasi kalsium
dan kalium, mengingat bahwa hipomagnesemia mungkin menjadi penyebab hipokalsemia. Peningkatan
nilai magnesium diamati jika terjadi dehidrasi, penyakit ginjal atau asupan antasid yang berlebihan. Ini
disertai oleh melemahnya refleks dan jatuhnya ketegangan arteri.
A. Tujuan
Diagnostik in vitro untuk penentuan kuantitatif magnesium dalam serum, plasma, reagen cairan
serebrospinal atau urin pada spesimen sistem fotometrik.
B. Metode
C. Prinsip
Prinsip Dalam larutan alkali, nada magnesium membentuk warna ungu kompleks dengan adanya xylidyl
blue. Di hadapan GEDTA, yang kompleks ion kalsium, reaksinya spesifik. Intensitas warna ungu
sebanding dengan konsentrasi magnesium.
Bahan :
1. - Panjang gelombang 520 nm, Hg 546 nm, 500 - 550 nm (Peningkatan absorbansi)
2. Pengukuran suhu 20 - 25 ° C / 37 ° C
3.