1 NOVEMBER 2019
LILIK KURNIATI
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Diabetes Mellitus
2018).
1
yang ditandai dengan destruksi sel beta pankreas yang mengakibatkan
menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
perubahan dalam dirinya. Perubahan seperti sering buang air kecil (poliuria),
badan menurun tanpa sebab yang jelas. Diabetes merupakan penyakit yang
kondisi ini meliputi resistensi insulin, kadar kolesterol yang tinggi dan
tekanan darah tinggi. Mereka yang memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
2014).
sebagai berikut:
a. Adanya tanda dan gejala Diabetes Mellitus ditambah kadar gula darah
b. Gula darah puasa atau Fasting Blood Sugar (FBS) lebih besar atau sama
2
c. Hasil Glucose Tolerant Test (GTT) lebih besar atau sama dengan 200
Tabel 2.1
Kriteria Diabetes Mellitus (ADA, 2010).
Kadar gula Bukan Belum pasti
DIABETES
darah DIABETES DIABETES
MELLITUS
(mg/dl) MELLITUS MELLITUS
Sewaktu Plasma vena <100 mg/dL 100-199 mg/dL ≥ 200 mg/dL
Darah <90 mg/Dl 90-199 mg/dL ≥ 200 mg/dL
kapiler
Puasa Plasma vena <100 mg/dL 100-125 mg/dL ≥ 120 mg/dL
Darah <90 mg/dL 90-99 mg/dL ≥ 100 mg/dL
kapiler
c. (American Diabetes Association 2010 dalam Tarwoto dkk., 2012).
tipe ini terjadi pada 5% s.d 10% penderita Diabetes Mellitus. Pasien
3
beberapa antigen leukosit manusia (HLAs) dan adanya autoimun
antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel-sel beta pankreas.
Bagaimana proses terjadinya kerusakan sel beta itu ini tidak jelas.
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati dan tetap
Pada Diabetes tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif karena kurangnya
Mellitus tipe 2 banyak terjadi pada usia dewasa lebih dari 45 tahun,
4
gula darah tinggi baru dapat dirasakan seperti kelemahan, iritabilitas,
kelainan penglihatan.
malnutrisi, biasanya pada penduduk yang miskin. Diabetes tipe ini dapat
5
Diabetes Mellitus gestasional 25% akan berkembang menjadi Diabetes
Mellitus.
Tabel 2.2
Perbedaan ciri-ciri dari Diabetes Mellitus tipe 1 dan 2
Ciri-ciri Tipe 1 Tipe 2
Nama lain Insulin dependent Diabetes Non insulin dependent Diabetes
Mellitus (IDDM), juvenile Mellitus (NIDDM)
Diabetes.
Umur kejadian Umumnya terjadi pada usia Biasanya terjadi setelah umur
30 tahun, tetapi dapat terjadi 30 tahun, tetapi dapat terjadi
pada semua umur pada masa anak-anak.
Insiden Kurang dari 10% Sampai dengan 90%
Tipe kejadian Biasanya berat, dengan cepat Mungkin asimtomatik, kejadian
terjadi hiperglikemia. berlahan, tubuh beradaptasi
terhadap keadaan hiperglikemia
Produksi insulin Sedikit atau tidak ada Dibawah normal, normal atau
diatas normal
Berat badan saat Ideal atau kurus 85% obesitas, dapat pula terjadi
kejadian pada berat badan ideal.
Ketosis Mudah terjadi ketosis, jarang Resisten terhadap kerosis, dapat
terjadi jika terkontrol terjadi jika disertai infeksi atau
stres.
Manifestasi Poliuria, polidipsia, Jarang terjadi, manifestasi
polyphagia, kelemahan ringan dari Hiperglikemia.
Managemen diet Penting dan utama Penting dan utama
Managemen Penting dan utama Penting dan utama
aktivitas
Pemberian Tergantung insulin untuk 20-30% pasien membutuhkan
insulin mempertahankan hidup insulin
Tidak efektif Efektif
Pemberian agen
oral hipoglikemik
6
4. Etiologi dan Faktor Resiko
gangguan sistem imunitas, kelainan insulin dan adanya kelainan sel beta
pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas
insulin. Salah satu efek utama akibat kurangnya insulin adalah berkurangnya
tubuh.
badan minimal 20% lebih berat dari berat badan yang diharapkan
2016).
2) Gula darah tinggi. Gula darah tinggi yang tidak ditatalaksana dapat
7
dari biasanya, kurangi aktifitas fisik, infeksi atau penyakit lain,
lebih keras dan risiko untuk penyakit jantung dan Diabetes pun lebih
6) Kebiasaan diet yang buruk. Pola makan yang buruk seperti terlalu
2012).
8
9) Stres. Stres berkepanjangan bisa memicu keluhan fisik dan psikis.
(Apriyanti, 2014).
memiliki risiko Diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal
9
4) Riwayat gestasional Diabetes Mellitus. Pada wanita, riwayat
reaktif C naik, dan gula darah puasa lebih dari 110 mg/dl
2012).
sebagai berikut:
10
filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorpsi dari tubulus ginjal. Untuk
Karena sifatnya, kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
Putri, 2013).
tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), hal ini merangsang pusat haus yang
justru sering disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara
yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes
d. Penurunan berat badan dan rasa lemas. Penurunan berat badan yang
11
kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain
yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak
lancar, termasuk pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan
pada kulit sehingga menjadi gatal, jamur dan bakteri mudah menyerang
daerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah
sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti
luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti (Wijaya & Putri, 2013).
ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus
12
dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang
6. Komplikasi
a. Komplikasi akut
1) Hiperglikemia
13
mengaktifkan jalur glukoneogenesis dan ketogenesis di hati. Pada
2012).
14
2) Komplikasi kronik
al., 2016).
15
3) Hipertensi
2016).
darah besar dan arteri kecil dan arteriol, serta perubahan fungsi
dan berwarna hitam di jari kaki dan kaki. Gangren biasana mulai
16
dari ibu jari kaki dan bergerak ke arah proksimal kaki (LeMone
et al., 2016).
5) Retinopati diabetik
6) Nefropati diabetik
17
penebalan membrane basalis glomerulus akhirnya merusak
7) Perubahan Mood
18
demielinisasi sel-sel Schwann yang mengelilingi dan menyekat
19
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
insulin.
a. Pengobatan farmakologi
khususnya pada saat stres dan sakit (Black & Hawks, 2014).
b. Terapi Pembedahan
20
masih dalam tahap penelitian, banyak peneliti percaya bahwa
pankreas dari kerabat yang masih hidup, seringkali sebagai bagian dari
pankreas buatan yang ditanam secara internal atau sel-sel beta buatan
dan pankreas baru ditempatkan pada arteri dan vena iliaka, dimana
21
c. Pengaturan diet
makan dengan ukuran yang sama, berjarak sekitar 4-5 jam setiap kali
makan, dengan satu atau dua kali kudapan. Penyandang DM tipe 2 juga
yang hampir sama pada setiap kali makan atau kudapan setiap hari,
22
menentukan hingga derajat tertentu dibanding protein, lemak, dan
pada saat latihan fisik energi yang dipakai adalah glukosa dan asam
lemak bebas. Jenis latihan fisik yang dapat digunakan adalah olahraga
23
akan insulin dan mengunragi kolesterol serta trigliserida sehingga dapat
yang diciptakan oleh Herbert Benson seorang ahli peneliti medis dari
meditasi bagi kesehatan sehingga teknik ini dikenal dengan nama teknik
B. Penuaan
merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari dan pasti dialami setiap
24
individu. Manusia lahir, berkembang dewasa, menjadi tua dan akhirnya
atau perubahan fisik. Biomarker penuaan pada fase subklinis dapat dilihat
saliva, urine, dan jaringan tubuh lain. Pada saat ini banyak bahan biokimia
(Pangkahila, 2017).
mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
25
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
yaitu hormon testosteron dan estrogen. Pada usia remaja awal, hormon
radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi
tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Karena itu pada
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%. Massa otot
26
c. Tahap klinik (usia 45 tahun keatas)
Pada tahap ini penurunan kadar hormon terus berlanjut. Terjadi juga
vitamin dan mineral. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang satu
kegagalan.
3. Teori Penuaan
penuaan. Tetapi, pada dasarnya semua teori itu dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu teori “pakai dan rusak” (wear and tear theory) dan teori
yang terakumulasi. Teori ini telah lama diperkenalkan oleh Dr. August
Weismann, seorang ahli biologi dari Jerman pada tahun 1882. Menurut
teori ini, tubuh dan sel yang terdapat pada makhluk hidup menjadi rusak
2017).
27
Teori ini meyakini bahwa pemberian suplemen yang tepat dan
faktor yang berasal dari luar, seperti radiasi, polutan, asap rokok dan
28
seluler melalui terjadinya mutasi DNA, cleavage of DNA dan
3) Glikosilasi
b. Teori Program
dari sel sampai embrio, janin, masa bayi, anak-anak, remaja, menjadi tua
29
telomere telah dipakai dan pembelahan sel berhenti (Pangkahila,
2017).
2) Proses imun
Salah satu gambaran yang universal pada siklus hidup ialah involusi
3) Teori hormon
4. Penyebab Penuaan
metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor eksternal
yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah,
30
C. Diabetes Melitus dan Penuaan
hilangnya fungsi syaraf, hal ini merupakan komplikasi yang umum terjadi pada
diabetes. Diabetes sering dianggap sebagai model biologik proses penuan dini.
Mereka yang mengalami diabetes lebih awal mengalami proses patologik, yang
pada non-diabetes terjadi pada usia jauh lebih lanjut. Karena itu usia harapan
Sebuah hipotesis populer saat ini adalah hipotesis stress oksidatif, yang
gangguan toleransi glukosa, dan akhirnya mengarah ke diabetes. Lebih jauh lagi,
mekanisme ini juga terlibat dalam penyebab komplikasi diabetes, baik komplikasi
mengalami stress oksidatif kronis. Hal ini telah terlihat dari beberapa macam
hidroperoksida, dan oksidasi basa DNA telah dilaporkan meningkat pada serum,
plasma, sel darah merah, dan biopsi pankreas pada penderita diabetes.
lima kali lipat diambang batas normal. Oleh karena itu terapi yang ditujukan untuk
31
mengurangi stress oksidatif akan menguntungkan bagi penderita diabetes dan bagi
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal adalah
kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan faktor
eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan
hidup yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stres dan
penyebab sosial lain seperti kemiskinan. Kedua faktor ini saling terkait dan
memainkan peran yang besar dalam penyebab proses penuaan (Uchil Nissa,
2014).
gula puasa yang normal. Penyebab dari terjadinya intoleransi glukosa ini
hipertiroid pada lansia yaitu sebanyak 25%, sekitar 75% dari jumlah
thyrotoxicosis”.
32
a. Kadar glukosa darah meningkat. Implikasi dari hal ini adalah glukosa
b. Ambang batas ginjal untuk glukosa meningkat. Implikasi dari hal ini
normal.
c. Residu urin di dalam kandung kemih meningkat. Implikasi dari hal ini
pada orang yang mengalami diabetes dapat terganggu dengan proses penyakit
atau diabetes tipe I, terjadi bila seseorang tidak mampu untuk memproduksi
insulin endigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tipe diabetes
ini terutama dialami oleh orang yang lebih muda. Diabetes mellitus tidak
33
tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)) atau
diabetes tipe II, adalah bentuk yang paling sering pada penyakit ini. Antara
85-90 % orang dengan diabetes memiliki tipe NIDDM, yang lebih dekat
beban pada sistem tubuh yang telah mengalami penurunan akibat penuaan.
osmolalitas serum, dan dehidras, yang terjadi lebih sering di antara lansia
akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk
di hati dari makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam
34
Secara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
sehingga tidak terdeteksi karena gejala yang dialami pasien sering bersifat
5. Pencegahan
a. Pencegahan primer
perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% protein, dan
35
b. Pencegahan sekunder
1) Penapisan
Kadar gula darah harus diperiksa secara rutin sebagai komponen dari
penapisan, tetapi hasil yang negatif dalam gejala ringan yang lain
2) Nutrisi
Mickey, 2006).
3) Olahraga
36
NIDDM, tipe aktivitas lainnya juga sama-sama bermanfaat.
4) Pengobatan
gula darah dan gejala-gejala, terapi agens oral dan insulin akan
2006).
37
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, M. (2014). Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat Bagi Penderita
Diabetes Melitus. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-
anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. (M. T. Iskandar, Ed., B. Angelina, E. K. Yudha, P. E.
Karyuni, & N. B. Subekti, Penerj.) (Edisi 5, Vol. 2). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015). Konsep & Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. (Anna, Ed.). Bandung: PT. Refika Aditama.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2., Jakarta: EGC.
38
Tandra. (2007). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
39