Anda di halaman 1dari 2

KLT

Analisis dengan KLT juga dilakukan untuk mengetahui nilai faktor retensi (Rf) senyawa
hasil isolasi dan sifat kepolarannya. Adapun prinsip kerja dari KLT adalah memisahkan sampel
berdasarkan tingkat polar antara sampel dengan pelarut yang digunakan, berdasarkan tujuannya
KLT dilakukan untuk memisahkan senyawa tertentu dari sampel alang-alang, maka KLT
menggunakan dua komponen utama yang menjadi inti dari prosesnya, yaitu fase gerak dan fase
diam.

Pada percobaan ini, metode KLT (Kormatografi Lapis Tipis) dilakukan terhadap sampel
akar alang-alang menggunakan fase diam yaitu sebuah lempeng tipis yang mengandung silika
gel GF254 dan fase gerak yaitu metanol : n-heksan (3 : 7). Proses diawali dengan mencelupkan
lempeng ke dalam chamber yang berisi eluen, ekstrak hasil dari ECC ditotolkan ke lempeng tipis
menggunakan pipa kapiler, kemudian dimasukan ke dalam chamber. Jika diamati, proses KLT
yang terjadi adalah KLT secara menaik, dimana fase gerak akan naik ke fase diam. Setelah
selesainya proses KLT secara menaik, lempeng tipis diamati dibawah lampu sinar UV 254
sedangkan pada lampu sinar UV 366 dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berfluoresensi
atau tidak. Setelah diamati di bawah lampu sinar UV 254 diperoleh jarak tempuh noda oleh
senyawa terlarut adalah 3 cm, sedangkan jarak yang ditempuh pelarut adalah 5,5 cm, sedangkan
pada sinar UV 366 dapat disimpulkan bahwa sampel tidak berfluoresensi karena noda yang
tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm. Nilai Rf dari sampel yaitu perbandingan antara jarak
yang ditempuh sampel dibandingkan dengan jarak yang ditempuh eluen adalah 0,54.
Berdasarkan teori nilai Rf yang paling bagus adalah antara 0,2 sampai 0,8. Harga ini merupakan
ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan
merupakan besaran karasteristik dan reproduksibel

Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi dari praktikum KLT adalah apabila
konsentrasi dan komposisi larutan yang digunakan tidak sesuai maka akan mengganggu nilai Rf.
Pada saat tidak terbentuknya noda bulat sempurna, hal ini juga dapat disebakan oleh senyawa
asing dan pencemaran pada pelarut yang digunakan (wadah yang digunakan kotor) ataupun
adanya partikel lain yang menempel pada lempeng. tidak sesuainya perbandingan eluen yang
digunakan berdasarkan prosedur yang sudah ada atau jurnal yang digunakan, eluen tidak
dijenuhkan sebelum proses KLT, eluen melewati tanda batas pada lempeng tipis, dan chamber
tidak ditutup rapat.

Anda mungkin juga menyukai