Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EKSPERIMEN SEMU ATAU QUASI EKSPERIMEN

Dosen pembimbing : Widi Hidayati, SKM, M.Kes (epid)

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3

1. Yusril Sela Ramadhan (P1337430317002)


2. Yoga Andhika I (P1337430317024)
3. Wal Usliani (P1337430317032)
4. Kukuh Adhi Wiranto (P1337430317034)
5. Ananda Enggal Prawesti (P1337430317062)
6. Laely Anis Juwita (P1337430317072)
7. Anindya Ermita Novayanti (P1337430317082)
8. Dyah Shinta Afiska (P1337430317084)
Tingkat 3 B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
PURWOKERTO
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan
masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Istilah ilmiah di sini diartikan kebenaran
pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris, yang diperoleh dari penyelidikan secara
berhati-hati dan bersifat objektif. Dengan kata lain, kebenaran pengetahuan tersebut
diperoleh bukan dari ide pribadi atau duga-dugaan, tetapi berdasarkan fakta empiris. Oleh
sebab itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang
sistematis, dalam arti menurut aturan tertentu, dan logis dalam arti sesuai dengan
penalaran.
Penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah kegiatan percobaan,
yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat
dari adanya perlakuan tertentu. Contoh khusus dari penelitian experiment adalah adanya
percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu
variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap
variable yang lain.
Peneliti juga akan memilih salah satu pendekatan yang di pandang paling cocok, yaitu
yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan adalah
masalah efesiensi, yaitu dengan memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu, dan
kemampuan. Sehingga pendekatan penelitian yang baik adalah yang efisisen, valid, dan
raliabel agar data tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian experimental ?
2. Apa saja bentuk-bentuk rancangan penelitian eksperimen ?
3. Apa pengertian quasi eksperimen atau eksperimen semu ?
4. Apa saja tujuan, kelemahan, dan keunggulan dari eksperimen quasi eksperimen atau
eksperimen semu ?
5. Apa saja bentuk-bentuk rancangan eksperimen quasi eksperimen atau eksperimen
semu ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari penelitian experimental
2. Mengetahui bentuk-bentuk rancangan penelitian eksperimen
3. Mengetahui pengertian dari eksperimen quasi eksperimen atau eksperimen semu
4. Mengetahui tujuan, kelemahan, dan keunggulan dari eksperimen quasi eksperimen
atau eksperimen semu ?
5. Mengetahui bentuk-bentuk rancangan eksperimen quasi eksperimen atau eksperimen
semu ?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dari peneitian experimental
Penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah kegiatan
percobaan, yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian experiment
adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi
terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau
pengaruh terhadap variable yang lain.
Semula penelitian percoban ini hanya dilakukan pada bidang “science” saja, tetapi
lambat laun berkembang, sehingga sampai saat ini penelitian eksperimen juga
dilakukan pada penelitian bidang ilmu-ilmu social, ilmu pendidikan, dan ilmu
kesehatan.
Tujuan utama penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan interversi atau mengenakan
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari
intervesi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan
(kelompok control)
B. Bentuk-bentuk rancangan penelitian eksperimen
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
1. Rancangan-rancangan pra-eksperimen (pra-experiment design).
2. Rancangan-rancangan eksperimen sungguhan (true experiment design)
3. Rancangan-rancangan eksperimen semu (quasi experiment design).

Yang terakhir disebut eksperimen semu karena syarat-syarat sebagai penelitian


eksperimen tidak cukup memadai. Syarat-syarat pokok yang tidak dapat
dipenuhi oeh penelitian eksperimen semu adalah :
1. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan
anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok control tidak
dilakukan dengan random atau acak.
2. Kontrol terhadap variable-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen
tidak dilakukan, karena biasanya dilakukan di masyarakat.

Dalam penelitian eksperimen sering digunakan symbol atau lambing-lambang


sebagai berikut :

R = Randomisasi (randomizations)

0 1 (T1) = Pengukuran pertama (pretes)

X = Perlakuan atau eksperimen

0 2 (T1) = Pengukuran kedua (postes)

C. Pengertian dari quasi eksperimen atau eksperimen semu


Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran
dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan
perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook &
Campbell, 1979). Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment
semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol
atau dimanipulasi. Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut
sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi pada dasarnya sama dengan penelitian
eksperimen murni. Penelitian eksperimen murni dalam bidang pendidikan, subjek, atau
partisipan penelitian dipilih secara random dimana setiap subjek memperoleh peluang sama
untuk dijadikan subjek penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan
rancangannya. Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak mempunyai keleluasaan
untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai sebagai dasar
untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan control.
Adapula yang menyatakan bahwa eksperimen semu adalah penelitian yang mendekati
percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan control/ memanipulasikan
semua variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal
sesuai dengan batasan-batasan yang ada
D. Tujuan, kelemahan, dan keunggulan dari eksperimen quasi eksperimen atau
eksperimen semu
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random.

Adapun beberapa kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen
adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan
sehingga dapat mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor
fenomena ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal
asosiasi yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi (Caporaso,
1973:31-38).
Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai
berikut:
a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak.
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan,
karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.

E. Bentuk-bentuk rancangan eksperimen quasi eksperimen atau eksperimen semu


1. Rancangan rangkaian waktu (time series design)
Rancangan ini seperti rancangan pretes-postes, kecuali mempunyai keuntungan dengan
melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk
rancangan ini adalah sebagai berikut :
Pretes Perlakuan Postes
01 02 03 04 X 05 06 07 08

Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan validitasnya lebih tinggi
karena pada rancangan pretes-postes, kemungkinan hasil 02 dipengaruhi oleh faktor lain diluar
perlakuan sangat besar; sedangkan pada rancangan ini, oleh karena observasi dilakukan lebih dari
satu kali (baik sebelum maupun sesudah perlakuan), maka pengaruh faktor luar tersebut dapat
dikurangi.
2. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design)
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan
kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya kontrol terhadap
validitas internal. Sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas
internal yang tinggi. Sehingga bentuk rancangannya adalah sebagai berikut:
Pretes Perlakuan Postes
Kel. Eksperimen 01 02 03 04 X 05 06 07 08

Kel. Kontrol 01 02 03 04 X 05 06 07 08

3. Rancangan “nonequivalent control group”


Di dalam penelitian lapangan, basanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi
program kesehatan disuatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar
sama. Misalnya, kita akan melakukan studi tentang pengaruh pelatihan kader terhadapat cakupan
posyandu. Kelompok kader yang akan diberikan pelatihan, tidak mungkin sama betul dengan
kelompok kader yang tidak akan diberi pelatihan (kelompok kontrol). Bentuk rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Postes Perlakuan Pretes
Kel. Eksperimen 01 X 02

Kel. Kontrol 01 02

Rancangan “non-equivalent control group” ini sangat baik digunakan untuk evaluasi
progam pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya. Disamping itu
rancangan ini juga baik untuk membandigkan hasil intervensi program kesehatan di
suatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan desa lainnya. Dalam rancangan ini,
pengelompokan anggota sampel pada kelompok ekspeimen dan kelompok kontrol
tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut
juga “Non-randomized Control Grup Pretes-Postes Design”.

4. Rancangan “Separate Sample Pretest-Posttest”


Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana. Pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap sampe yang dipilih secara
acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh
populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postes) pada kelompok
sampel lain, yang juga dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan
ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “tes”, meskiupum tidak dapat
mengontrol “sejarah”, “maturitas”, dan “instrument”. Rancangann ini dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
Pretes Perlakuan Postes
R (Kel. Eksperimen) 02 X

R (Kel. Kontrol) X 02
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai