NIM : 041711333243
B. Definisi Kualitas
Kualitas adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan“ ; dalam hal ini kualitas adalah
suatu ukra relatif dari kebaikan (goodness). Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan
merupakn makna sangat umum yang tidak memiliki makana operasional. Secara operasinal
produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atatu melibihi harapan pelanggan.
Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan. Harapan pelanggan dapat
digambarkan melauli atribut-atribut kualitas atau yang sering disebut “dimensi kualitas”. Jadi
produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan
dimensi :
1. Kinerja (performance)
2. Estetika (aesthetics)
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)
4. Fitur (features)
5. Kenadalan (reliability)
6. Tahan lama (durability)
7. Kualitas kesesuaian (quality of confermance)
8. Kecocokan penggunaan (fitness for use)
Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit diukur.
Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam
jasa, prinsip tidak terpisahkan, berarti jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelanggan.
Jadi, dimensi kinerja untuk jasa dapt didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap,
kepastian dan empati. Daya tanggap(responsiveness) adalah keinginan untuk membantu
pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersrifat segera. Kepastian
1
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
Keandalan adalah probabibiltas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang
dimaksud dalam jangka waktu tertentu. Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu
produk dapat berfungsi. Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakahsebuah produk
telah memenuhi spesifikasinya tau tidak. Kecocokan penggunaan adalah kcocokan dari
sebuah produknmenjalankan fungsi – fungsi sebagaimana yang di iklankan. Jika sebuah
produk mengandung cacat deasain yang parah , maka produk tersebut dianggap gagal
meski[un tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya. Proudk yang ditarik kembali
sering disebabkan oleh adanya masalah dalam dimensi kecocokan penggunaan.Produk
cacatadalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. cacat nol berati semua produk
yang di produksi sesuai dengan spesifikasinya.
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena
kualitas yang buruk mungkin atau telah terjadi. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan –
kegiatan itu disebut biaya kualitas. Jadi, biaya kualitas (cost of quality ) adalah biaya –
biaya yang timbul karena mungkin tau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk.
Defiinisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kulitas berhubungan dengan dua subkategori
dari kegiatan- kegiatan yang terkait dengan kualitas: kegiatan pengendalian dan kegiatan
karena kegagalan. Kegiatan pengendalian (control activities) dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kulitas yang buruk
mungkinterjadi). Jadi, kegiatan pengendalian terdiri atas kegiatan – kegiatan pencegahan dan
penilaian.
2
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
Biaya pengendalian (control cost) adalah biaya- biaya yang dikeluarkan untuk
menjalaankan kegiatan penegndalian. Kegiatan karena kegagalan (failure activities)
dilakukan oleh perusahaann atau pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk
(kualitas buruk memang telah terjadi. Jika respon terhadap kulitas yang buruk dilakukaan
sebelum produk cacat sampai ke pelanggan, maka kegiatannya diklasifikasikansebagai
kegiatan kegagalan internal. Sebaliknya, jika respons muncul setelah produk sampai ke
pelanggan, maka kegiatannya diklasisifkasikan sebagai kegiatan kegagalan eksternal. Biaya
kegagalan dalah biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan
dalam kegiatan. Perhatikan bahwa definisi kegiatan kegagalan dan biaya kegagalan
menunjukkan bahwa respons pelanggan atas kuliatas yang bururk dapat memeprbesar biya
bagi perusahaan. Definisi mengenai kegitaan – kegiatan yang berhubungan dengan kualitas
juga menunjukkan empat kategori biaya kualitas: biaya pencegahan (prevention costs), biaya
penilaian (appraisal costs), biaya kegagaln internal(internal failure cost) dan iaya kegagaln
eksternal (eksternal failure costs).
a. Biaya pencegahan (prevention costs) terjadi untuk mencegah kualitas yang bururk
pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya
pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalan turun. Contoh biaya pencegahan
adalah biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kuaitas, perencanaan kualitas,
pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji
lapangan dan penijauan deasin.
b. Biaya penilaian (appraisal costs) terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa
telah sesuai dengan persyaratan atau keutuhan pelanggan. Contoh biaya ini terasuk
biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan
kegiatam penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, perlatan
pengukuran(pemeriksaan dan pengujian), dan pengesahan dari pihak luar. (dua dari
istilah – istilah tersebut membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
c. Biaya kegagalan internal (terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi
sebelum dikirim ke pihak luar. Hal ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan
penilaian. Contoh biaya kegagaln internal adlah sisa bahan, pengerjaan ulang,
3
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
penghentian mesin, pemeriksan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain. Biaya
– biaya di tas tidak terjadi jika tidak terdapat produk cacat.
d. Biaya kegagalan eksternal terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebuthan pelanggan setelah produk
diampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori biaya ini dapat
menjadi yang paling merugikan. Biaya penarikan produk dari pasar, misalnya.
Contoh lainnya termasuk kehilangan penjuaaln karena kinerja produk yang buruk,
serta retur dan potongan penjualan karean kualitas yang buruk, biaya garansi,
perbaikan, tanggung jawab hukum yang timbul, ketidak puasan pelanggan, hilangnya
pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan.
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs) adalah biaya-biaya
yang tersedia untuk dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang
tersembunyi (hidden costs) adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena
kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi).
Sebagai contoh, perhatikanlah kembali contoh-contoh biaya kualitas yang telah diuraikan di
atas. Dengan pengecualian pada biaya kehilangan penjualan, biaya ketidakpuasan pelanggan,
dan biaya kehilangan pangsa pasar, semua biaya kualitas dapat diamati dan seharusnya
tersedia dalam catatan akuntansi. Perhatikan juga bahwa biaya-biaya yang tersembunyi bisa
menjadi signifikan sehingga seharusnya diestimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas
yang tersembunyi sulit dilakukan, ada tiga metode yang disarankan untuk tujuan tersebut:
metode pengali (multiplier method), metode penelitian pasar (market research method), dan
fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function).
4
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi
(Santosa, 1992, p. 33).
Pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM
itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.
Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
– menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM
sebagai berikut ini :
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Memiliki komitmen jangka panjang.
Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Memberikan kebebasan yang terkendali.
Memiliki kesatuan tujuan.
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
5
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
process control. Kedua konsep terakhir ini merupakan aspek fundamental dari Total Quality
Management.
K
U
A
L
6 I Meningkatkan Laba
T
Meningkatkan output Mengurangi biaya
A yg bebas dari operasional
S kerusakan
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
Sumber : Pall dalam tunggal. A.W. (1993), Manajemen Mutu Terpadu : Suatu Pengantar,
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, p. 6.
7
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
Tabel 1-3 Perbedaan antara TQM dan Teknik Manajemen Modern Lainnya.
8
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
dipertanya n
kan pelangga
n
Lingkup Bottom- Radikal Penentuan Organisasi System
perubahan Up staff dan
tanggung
jawab kerja
Orientasi Proses Proses Fungsional Fungsional Prosedur
Sasaran Increme Dramatis Incremental Incremental Incremental
perbaikan ntal
9
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
10
NAMA: ADY PRATAMA PUTRA
NIM : 041711333243
system/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus
menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
7. Pendidikan dan Pelatihan, Setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan
keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang Terkendali, dalam hal ini karyawan melakukan standarisasi proses
dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang bersedia
mengikuti prosedur standar tersebut.
9. Kesatuan Tujuan, supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan
harus memiliki kesatuan Tujuan.
10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, usaha untuk melibatkan
karyawan membawa dua manfaat utama :
Meningkatkan hasil Keputusan , rencana, atau perbaikan yang lebih efektif.
Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
J. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM.
Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
Team mania
Proses Penyebarluasan (deployment)
Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realitis.
Empowerment yang bersifat prematur
Tabel 2-1 Contoh Konflik antar Departement Fungsional
11