Anda di halaman 1dari 36

A.

Visi & Misi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

1. Visi dalam Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Sebagai amanat Undang-undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, telah


ditetapkan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 ditetapkan untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun, memuat antara lain tentang visi, misi dan strategi pembangunan
industri. Visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri
Tangguh. Adapun, industri tangguh bercirikan:

1) Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan.

2) Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global dan

3) Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

2. Misi dalam Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional


mengemban misi sebagai berikut:

1) Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian


nasional.
2) Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.
3) Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta industri
hijau.
4) Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan
atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan
masyarakat.
5) Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.
6) Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia
guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional dan
7) Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

1 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Adapun, strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri
nasional sebagai berikut:
1) Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam.
2) Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi.
3) Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
industri.
4) Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI).
5) Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan
Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan industri
menengah.
6) Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan
kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan industri
menengah.
7) Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.
8) Melakukan pembangunan industri hijau.
9) Melakukan pembangunan industri strategis.
10) Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan
11) Meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.

B. Makna Logo & Warna Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Bentuk logogram yang terinsipirasi dari gabungan stilasi daun dengan sirkuit yang
terdapat di dalam daun yang menghubungkan komponen elektronik satu sama lain tanpa
kabel, dan roda gigi yang berjumlah 5 (lima) melambangkan 5 (lima) asas negara
Indonesia dan 5 (lima) nilai inti (core value) Kementerian Perindustrian yaitu:

1) Integritas

2) Profesionalisme

2 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
3) Inovatif

4) Produktif dan

5) Kompetitif

Kemudian, bentuk huruf (typeface) yang bold dan dinamis merefleksikan


kekuatan dan semangat dari Kementerian Perindustrian sebagai organisasi yang
modern dan menjangkau seluruh masyarakat industri.

Adapun, Kementerian Perindustrian diharapkan juga berperan dalam:

a) Peningkatan kesejahteraan rakyat;

b) Penciptaan lapangan kerja;

c) Peningkatan daya saing industri;

d) Kepedulian lingkungan;

e) Pengembangan inovasi pada pembangunan industri nasional.

Adapun, makna warna dalam Logo Kementerian Perindustrian, yaitu:

1) Warna Merah Oranye: Melambangkan Dinamis, dan bijaksana.


2) Warna Hijau: Melambangkan pertumbuhan, kesejahteraan, dan berwawasan
lingkungan.
3) Warna Biru: Melambangkan percaya diri, kemandirian, dan teknologi.
4) Warna Abu-abu: Melambangkan sikap optimis, dan berdaya guna.

3 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
C. Daftar Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Nama-nama Pejabat Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

No. Jabatan Nama Pejabat Alamat


1. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
52-53, lt.2, Jakarta Selatan –
12950 Telp. (021) 5200700,
5255509 Pes.4049

Fax. (021) 5201606


2. DPK/DPB Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
52-53, Lt. 2, Jakarta Selatan –
12950 Telp. (021) 5200700,
5255509 Pes. 4049

Fax. (021) 5201606

3. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N. Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.


52-53, Lt. 2, Jakarta Selatan

Telp. (021) 5250954, 5255509


Pes. 4001

Fax. (021) 5250906


4. Direktur Jenderal Industri Agro Abdul Rochim Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
52-53, Lt. 18 , Jakarta Selatan

Telp. (021) 5252713, 5255509


Pes. 4062

Fax. (021) 5252450

4 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
5. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Achmad Sigit Jl. Jenderal Gatot Subroto
Tekstil Dwiwahjono Kav.52-53, Lt. 9 , Jakarta
Selatan

Telp. (021) 5251127, 5255509


Pes. 4003

Fax. (021) 5252978


6. Direktur Jenderal Jenderal Industri Logam, Mesin, Harjanto Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
Alat Transportasi, dan Elektronika 52-53, Lt. 12 , Jakarta Selatan

Telp. (021) 5252693, 5255509


Pes. 4004

Fax. (021) 5251893


7. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Gati Wibawaningsih Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
Aneka 52-53, Lt. 15 , Jakarta Selatan

Telp. (021) 5251761, 5255509


Pes. 4006

Fax. (021) 5251449


8. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Doddy Rahadi Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
Akses Industri Internasional 52-53, Lt. 14, Jakarta Selatan

Telp. (021) 5256126, 5255509


Pes. 4071

Fax. (021) 5251438


9. Inspektur Jenderal Setyo Wasisto Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
52-53, Lt. 4, Jakarta Selatan

Telp. (021) 5251108, 5255509


Pes. 4002

Fax.-

5 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
10. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Ngakan Timur Antara Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
Industri 52-53, Lt. 19, Jakarta Selatan

Telp. (021) 5251132, 5255509


Pes. 4007

Fax. (021) 5214326

11. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Eko S.A. Cahyanto Jl. Widya Chandra VIII No. 34
Manusia Industri Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan

Telp. -

Fax. –
12. Staf Ahli Menteri Bidang Pendalaman, Penguatan Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
dan Penyebaran Industri 52-53, Lt. 2, Jakarta Selatan

Telp. -

Fax. -
13. Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Imam Haryono Jl. Jenderal Gatot Subroto
Kav. 52-53, Lt. 2, Jakarta
Selatan
Telp. -
Fax. -
14. Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Masrokhan Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.
52-53, Lt. 2, Jakarta Selatan

Telp. -

Fax. -

6 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
D. Profil Singkat Pejabat Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Profil Singkat Pejabat Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


No. Nama Pejabat Jabatan Tempat & Profil Singkat Pejabat
Tanggal Lahir
1. Airlangga Hartarto Menteri Lahir di  Airlangga Hartarto menjabat Menteri
Perindustrian Surabaya pada Perindustrian sejak 27 Juli 2016. Alumnus
tahun 1962 Jurusan Teknik Mesin di Universitas Gajah
Mada (UGM) ini pernah menjadi Ketua
Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
selama 3 periode dari tahun 2005-2014,
Sekjen ASEAN Federation of Engineering
Organisations (AFEO) tahun 2005, Ketua
Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
periode 2006-2009, Ketua Dewan Insinyur
PII 2009-2015, anggota Majelis Wali
Amanat Universitas Gajah Mada Yogyakarta
(2002-2012), Wakil Ketua Umum Keluarga
Alumni Gajah Mada (KAGAMA) (2005-
2009), dan Anggota Dewan Penasihat
KAGAMA (2009-2014).
 Saat menjabat sebagai Ketua Keluarga
Alumni Fakultas Teknik UGM (KAGAMA)
pada tahun 2003, ia memprakarsai Herman
Johannes Award, suatu penghargaan bagi
inovasi teknologi.
 Sebelum dilantik sebagai Menperin,
Airlangga merupakan anggota DPR RI
Komisi XI yang meliputi bidang keuangan,
perencanaan pembangunan, dan perbankan.
 Pada periode 2009-2014, ia menduduki
posisi Ketua Komisi VI DPR RI yang
membidangi perindustrian, UKMK,

7 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Investasi, dan BUMN setelah sebelumnya
menjadi anggota Komisi VII DPR RI di
periode tahun 2006 – 2009 yang membidangi
energi, lingkungan hidup dan ristek.
 Gelar pendidikan yang juga diraih adalah
Master of Business Administration (MBA)
dari Monash University, Australia (1997)
serta Master of Management Technology
(MMT) dari The University of Melbourne,
Australia (1996).
 Penghargaan yang pernah diterima oleh
mantan ketua OSIS di SMA Kanisius Jakarta
tersebut di antaranya ASEAN Engineering
Honorary Fellow dari Asean Federation of
Engineering Organization di Myanmar pada
tahun 2004, Founding Fellow Asean
Academy of Engineering Technology 2004,
Australian Alumni Award for
Entrepreneurship 2009, serta Satya Lencana
Wira Karya 2014.
 Ia juga menulis beberapa buku, yaitu
"Strategi Clustering dalam Industrialisasi
Indonesia" (2004), “Membangun
Kemandirian, Mewujudkan Kedaulatan
Ketahanan Energi Nasional” (2014), dan
“Merajut Asa: Membangun Industri, Menuju
Indonesia yang Sejahtera dan Berkeadilan”
(2016).

2. Haris Munandar N. Sekretaris Lahir di  Sebelum menjabat sebagai Sekretaris


Jenderal Lampung Pada Jenderal beliau merupakan Kepala Badan
Tahun 1959. Penelitian dan Pengembangan Industri dari
tahun 2015. Tahun 2010 sampai 2015

8 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
menjabat sebagai Kepala Pusat Pengkajian
Kebijakan dan Iklim Usaha Industri.
Sebelumnya pernah menjabat Kepala Pusat
Data dan Informasi pada Sekretariat Jenderal
tahun 2008 - 2010, Konsul Perdagangan
pada Konsulat Jenderal di Hongkong tahun
2006 - 2008, Konsul Jenderal RI di
Hongkong pada Atase Perindustrian dan
Perdagangan tahun 2004 - 2006, Kepala
Bidang Basis Data dan Analisa Data pada
Pusat Data dan Informasi, Sekretariat
Jenderal tahun 2001 - 2004. Meraih Sarjana
Administrasi Negara tahun 1989 di STIA
LAN RI, Magister Graduate School of
International Development Studies tahun
1996 di Nagoya University, dan Doktoral
Ph.D in International Cooperation Studies
tahun 2000 dari Nagoya University.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 20 tahun pada tahun
2000 dan 2003, Research Fund oleh Setsu
Taro Kobayasi Fuji Xeros Jepang tahun
1998, Beasiswa Strata Tiga Oleh
Departemen Keuangan, Jepang tahun 1996,
Beasiswa Strata Dua oleh Departemen
Keuangan, Jepang tahun 1994.

3. Achmad Sigit Direktur Jenderal Lahir di  Merupakan Direktur Jenderal Industri Kimia,
Dwiwahjono Industri Kimia, Malang pada Tekstil dan Aneka sejak Juli 2016, pernah
Farmasi dan tahun 1960. menjabat sebagai Direktur Jenderal
Tekstil Ketahanan dan Pengembangan Akses
Industri Internasional tahun 2015-2016,
Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri

9 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Wilayah III tahun 2010-2015, Atase
Perindustrian di Tokyo tahun 2007-2010 dan
Kepala Bagian Program dan Evaluasi pada
Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro
dan Kimia tahun 2005 - 2007.

 Peraih Sarjana Teknik Kimia tahun 1985 di


Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya ini menyelesaikan pendidikan
Magister Kebijakan Publik di Saitama
University, Jepang.

 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana


Karya Satya 10 tahun oleh Kementerian
Perindustrian pada tahun 2001.

10 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
4. Harjanto Direktur Jenderal Lahir di  Menjabat Direktur Jenderal Ketahanan dan
Jenderal Industri Bandung Pengembangan Akses Industri Internasional
Logam, Mesin, sejak Juni 2016.
pada tahun
Alat Transportasi,  Sebelumnya menjabat sebagai Direktur
1961.
dan Elektronika Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka
(2015-2016), Direktur Jenderal Basis Industri
Manufaktur (2014-2015), Direktur
Kerjasama Industri Internasional Wilayah I
dan Multilateral tahun 2010.
 Pernah menjadi Atase Perindustrian pada
KBRI Brussel tahun 2007, dan pernah
menjabat sebagai Kepala Sub. Direktorat
Iklim Usaha pada Direktorat Industri Logam
tahun 2006.
 Meraih Sarjana Teknik Metalurgi tahun 1986
dari Universitas Indonesia dan Magister
jurusan Mechanical Engineering tahun 1992
dari KEIO University.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 pada tahun 2006.

5. Gati Wibawaningsih Direktur Jenderal Lahir di Bogor  Sebelumnya menjabat sebagai Direktur
Industri Kecil pada tahun Industri Kecil dan Menengah Wilayah II
Menengah dan 1961. (2010 - 2014), Sekretaris Direktorat Jenderal
Aneka Industri Unggulan Berbasis Teknologi
Tinggi (2014 - 2015), dan Direktur IKM
Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan (2015
- 2016).
 Meraih Sarjana Kimia di Institut Teknologi
Tekstil, Bandung dan Magister Ekonomi di
Vanderbilt University, Amerika Serikat.
 Memperoleh Penghargaan Satyalancana

11 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Karya Satya 10 tahun pada 2001 dan
Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada
2015.

6. Setyo Wasisto Inspektur Jenderal Lahir pada  Dilantik menjadi Inspektur Jenderal
tahun 1961 di Kementerian Perindustrian Tahun 2018.
Semarang.  Sebelumnya, menduduki jabatan Kepala
Divisi Humas Polri 2017, Menjabat sebagai
Wakabaintelkam 2016.
 Meraih Gelar postgraduate certificate in
criminal justice and police management
1999.

7. Ngakan Timur Kepala Badan Lahir di  Sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli
Antara Penelitian dan Gianyar pada Menteri Bidang Penguatan Struktur Industri
Pengembangan tahun 1959. dan pernah menjabat Kepala Balai Besar
Industri Pulp dan Kertas di Bandung.
 Meraih Sarjana Teknologi Pertanian tahun
1982 dari Institut Pertanian Bogor dan
Doktoral (Doctor of Philosophy in Food
Science) tahun 1992 dari University of
Leeds, Inggris.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 tahun pada tahun 2002 dan
Satyalancana Karya XX tahun pada tahun
2006.

8. Soerjono Staf Ahli Menteri Lahir di Gresik  Sebelumnya menjabat sebagai Direktur
Bidang pada tahun Industri Alat Transportasi Darat sejak tahun
Pendalaman, 1959. 2013.
Penguatan dan  Pernah menjabat sebagai Direktur Industri
Penyebaran Maritim, Kedirgantaraan, dan Alat
Industri Pertahanan pada tahun 2010 – 2013.

12 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
 Meraih Sarjana Teknik Perkapalan tahun
1986 dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember dan Magister Marketing
Manajemen tahun 1995 dari IPPM.

9. Imam Haryono Staf Ahli Menteri Lahir di  Menjabat Direktur Jenderal Pengembangan
Bidang Iklim Sukoharjo Perwilayahan Industri Kementerian
Usaha dan 1961. Perindustrian tahun 2014 - sekarang.
Investasi Sebelumnya menjabat sebagai Inspektur
Jenderal tahun 2010 - 2014.
 Pernah menjadi Kepala Biro Perencanaan
pada Sekretariat Jenderal tahun 2008 - 2010,
Direktur Industri Minuman dan Tembakau
tahun 2005 - 2008 pada Direktorat Jenderal
Industri Agro, Sekretaris Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri dan
Perdagangan tahun 2002 - 2005 pada
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
 Meraih Sarjana Pengolahan Hasil Pertanian
tahun 1984 dari Universitas Gadjah Mada
dan Magister jurusan Food And Nutrition
Science tahun 1990 University of
Agriculture, Jepang sedangkan gelar
Doktoral Agricultural Chemistry diraih di
Tokyo University of Agriculture tahun 1995.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 20 tahun oleh Presiden
RI pada tahun 2001 dan 2005.

10. Herman Supriadi Kepala Biro Lahir pada  Dilantik menjadi Direktur Industri Kimia
Perencanaan tahun 1963 di Hilir pada Februari 2016.
Lebak, Banten  Sebelumnya, sejak Agustus 2013, menjabat
sebagai Kepala Sub Direktorat Program,

13 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Evaluasi dan Pelaporan serta sejak Mei 2012
menduduki jabatan Kepala Sub Direktorat
Industri Material Dasar Logam Lainnya pada
Direktorat Industri Material Dasar.
 Meraih gelar Sarjana Teknik dan Manajemen
Industri di Universitas Pasundan, Bandung
serta gelar Magister Institut Pertanian Bogor.

11. Yedi Sabaryadi Kepala Biro Lahir di Bogor  Menjabat Kepala Biro Umum sejak 29 Juni
Organisasi dan pada tahun 2016. Sebelumnya beliau menjabat sebagai
Sumber Daya 1967 Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Manusia SDM Aparatur periode 2011-2016 dan
Kepala Bagian Pengembangan Pegawai pada
Biro Kepegawaian 2007-2010.
 Meraih sarjana Administrasi dari Universitas
Tanjungpura pada tahun 1992.
 Penghargaan yang pernah diraihnya yaitu
Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2014.

12. Fauzi Saberan Kepala Biro Lahir di  Dilantik kembali sebagai Kepala Biro
Keuangan Rantau pada Keuangan pada Januari 2016, dimana
tahun 1959 sebelumnya menduduki jabatan yang sama
sejak Maret 2014.
 Lulusan Sarjana Ekonomi Perusahaan di
Universitas Islam Indonesia tahun 1984 ini
pernah menjabat sebagai Kepala Bagian
Pelaksanaan Anggaran Biro Keuangan sejak
Agustus 2005 – Maret 2014, dan pernah
menjabat Kepala Sub. Bagian
Perbendaharaan Biro Keuangan dan
Perlengkapan tahun 2001-2005.
 Penghargaan yang diraih Satyalancana Karya

14 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Satya 10 tahun pada tahun 2001.

13. Setia Utama Kepala Biro Lahir pada  Dilantik menjadi Kepala Biro Hubungan
Humas tahun 1961 di Masyarakat pada Februari 2016.
Jakarta  Sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Bidang Pelayanan Informasi Industri sejak
November 2010.
 Meraih gelar Sarjana Elektronika di Institut
Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
Jakarta.

14. Edy Sutopo Direktur Industri Lahir di  Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub
Hasil Hutan dan Kendal, Jawa Direktorat Industri Hasil Perkebunan -
Perkebunan Tengah pada Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan
tahun 1964 Perika sejak Oktober 2010 dan dilantik
menjadi Direktur Industri Hasil Hutan dan
Perkebunan pada Februari 2016.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Kimia tahun
1991 di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya serta Magister
Ilmu Perencanaan dan Kebijaksanaan Publik
tahun 2001 di Universitas Indonesia.

15. Enny Ratnaningtyas Direktur Industri Lahir di  Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro
Makanan, Hasil Banjarmaspa yang diangkat kembali pada Januari 2016,
Laut, dan da tahun dimana sebelumnya menduduki jabatan sama
Perikanan sejak Maret 2014.
1960
 Pernah menjabat sebagai Direktur Industri
Minuman dan Tembakau periode 2010 -
2014 dan Kepala Sub Direktorat Program
pada Direktorat Industri Minuman dan
Tembakau tahun 2005 - 2010.
 Meraih gelar Sarjana Gizi Masyarakat dan

15 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Sumberdaya Manusia tahun 1984 di Institut
Pertanian Bogor dan Magister In
Agricultural and Resource Economics tahun
1993 di Colorado State University, Amerika
Serikat.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 tahun oleh Pemerintah RI
tahun 1998.

16. Muhammad Khayam Sekretaris Lahir di  Diangkat menjadi Direktur Industri Kimia
Direktorat Jakarta pada Dasar pada Maret 2014 sampai sekarang.
Jenderal Industri tahun 1962  Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub.
Kimia, Farmasi Direktorat Industri Kimia Organik Dasar
dan Tekstil pada Direktorat Industri Kimia Dasar,
Direktorat Jenderal Basis Industri
Manufaktur, 2010 – 2014, Kepala Sub.
Direktorat Kerjasama Industri dan Promosi
Investasi, pada Direktorat Jenderal Industri
Agro dan Kimia dari tahun 2007-2010.
 Meraih gelar sebagai Sarjana Teknik Kimia
dari Institut Teknologi Bandung tahun 1990
dan Magister Teknik Mesin dari Universitas
Indonesia tahun 2002. Penghargaan yang
diraih yaitu Satyalancana Karya Satya X
tahun pada tahun 2001.

17. Muhdori Direktur Industri Lahir di  Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki
Tekstil, Kulit, dan Kebumen pada dan Aneka, dan sebelumnya menjabat
Alas Kaki tahun 1959 sebagai Kepala Biro Umum pada Oktober
2010 hingga 2015, menjabat Kepala Biro
Umum dan Humas tahun 2007 - 2010, dan
sebagai Kepala Bagian Tata Usaha
Departemen pada Biro Umum dan Humas

16 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
tahun 2005 - 2007.
 Menyelesaikan Sarjana Administrasi Niaga
dari Universitas Jakarta tahun 1987 dan
Magister Kriminologi tahun 2003 di
Universitas Indonesia.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 30 tahun pada tahun
2000 dan 2013.

18. Zakiyudin Direktur Industri Lahir di Banda  Dilantik menjadi Direktur Industri
Permesinan dan Aceh pada Elektronika dan Telematika pada Januari
Alat Mesin tahun 1960 2016.
Pertanian  Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat
Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan
Intelektual sejak Maret 2014.
 Pernah sebagai Atase Perdagangan Pada
KBRI Di Copenhagen - Denmark - Atase
Perindustrian Dan Perdagangan pada tahun
2000 – 2005.
 Meraih Sarjana Teknologi Kimia di Institut
Teknologi Bandung tahun 1986 dan Magister
Economic di New Mexico State University,
Amerika Serikat tahun 1993.

19. Putu Juli Ardika Direktur Industri Lahir pada  Dilantik menjadi Direktur Akses Pasar
Maritim, Alat tahun 1965 di Industri Internasional pada Februari 2016.
Transportasi, dan Banjar, Bali  Sebelumnya menjabat sebagai Atase
Alat Pertahanan Perindustrian pada Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Brussels sejak Februari 2014.
 Meraih gelar Sarjana Pemuliaan Tanaman
tahun 1989 di Universitas Mataram serta
Magister Management Science and Public
Policy Studies tahun 2001 di The University

17 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
of Tsukuba, Jepang.

20. Eddy Siswanto Sekretaris Lahir di  Merupakan Kepala Balai Besar Logam dan
Direktorat Yogyakarta Mesin tahun 2012 sampai saat ini.
Jenderal Industri pada tahun Sebelumnya menjabat Kepala Balai Besar
Kecil Menengah 1959 Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
dan Aneka Semarang tahun 2010 - 2012, Direktur
Industri Kecil dan Menengah Wilayah III
tahun 2010, Direktur Industri Pangan tahun
2010.
 Meraih Sarjana jurusan Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor tahun 1984 dan
Magister jurusan Agri Bisnis Manajemen di
Mississippi State University tahun 1992.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 20 tahun pada tahun 2009

21. Sri Yunianti Direktur Industri Lahir di  Merupakan Direktur Pengembangan


Kecil dan Jakarta pada Wilayah Industri III yang diangkat tahun
Menengah tahun 1962 2017 – sekarang, dan sebelumnya pernah
Pangan, Barang Kepala Sub Direktorat Pengembangan
dari Kayu, dan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri pada
Furnitur Direktorat PWI III pada tahun 2016, serta
Kepala Sub direktorat Pengembangan Sentra
Industri Kecil dan Industri Menengah tahun
2016.
 Meraih gelar Sarjana Teknologi Pangan
tahun 1986 di Institut Pertanian Bogor dan
Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
tahun 2001 di Universitas Indonesia.

18 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
22. E. Ratna Direktur Industri Lahir di  Merupakan Direktur Industri Kecil dan
Utarianingrum Kecil dan Yogyakarta Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan
Menengah Kimia, pada tahun Kerajinan yang diangkat tahun 2017 –
Sandang, 1964 sekarang, dan sebelumnya pernah menjabat
Kerajinan dan Kepala Balai Pengembangan Industri
Industri Aneka Persepatuan Indonesia pada tahun 2009.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Kimia di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
dan Magister Sains di Universitas Gajah
Mada tahun 2005.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 20 tahun pada tahun
2005 dan 2015.

23. Endang Suwartini Direktur Industri Lahir di  Merupakan Direktur Industri Kecil dan
Kecil dan Purworejo Menengah Wilayah III yang diangkat pada
Menengah pada tahun September 2013.
Logam, Mesin, 1960  Sarjana Peternakan tahun 1983 Universitas
Elektronika, dan Gadjah Mada dan Magister Ekonomi
Alat Angkut Pertanian tahun 1994 ini pernah menjabat
Kepala Sub. Direktorat Industri Software dan
Konten pada 2011 - 2013 dan Kepala Sub.
Direktorat Program, Evaluasi dan Pelaporan
pada Direktorat Industri Maritim dan
Kedirgantaraan tahun 2010 - 2011.

24. Restu Yuni Widayati Sekretaris Lahir di  Merupakan Sekretaris Diretorat Jenderal
Direktorat Ponorogo pada Pengembangan Perwilayahan Industri,
Jenderal tahun 1966 Sebelumnya menjabat sebagai Direktur
Ketahanan, Kerjasama Industri Internasional Wilayah II
Perwilayahan dan dan Regional pada bulan Agustus tahun
Akses Industri 2014. Sarjana Pertanian Tanaman Pangan
Internasional dan Gizi tahun 1988 dari Institut Pertanian

19 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Bogor, dan Magister Economic tahun 1997
di University of Colorado ini pernah
menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal
Kerjasama Industri Internasional tahun 2013
- bulan Juli 2014, Kepala Sub Direktorat
Regional pada Direktorat Jenderal
Kerjasama Industri Internasional Wilayah II
dan Regional tahun 2010 - 2013.

25. Reni Yanita Direktur Lahir di  Merupakan Kepala Pusat Penelitian dan
Ketahanan dan Tanjung Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha
Iklim Usaha Karang pada Industri yang diangkat tahun 2017 –
Industri tahun 1968 sekarang, dan sebelumnya pernah menjabat
Kepala Bidang Kebijakan Fiskal pada tahun
2016, Kepala Bidang Pengkajian Perpajakan
dan Tarif pada Pusat Pengkajian Kebijakan
dan Iklim Usaha Industri tahun 2011 - 2016.
 Meraih gelar Sarjana Pertanian tahun 1990
diUniversitas Lampung, dan Magister Adm.
Industri dan Perdagangan tahun 2003 di
Universitas Indonesia.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 20 tahun pada tahun 2012.

26. Ignatius Warsito Direktur Lahir di  Merupakan Direktur Pengembangan Wilayah


Perwilayahan Surakarta pada Industri III. Sebelumnya pernah menjabat
Industri tahun 1964 Direktur Industri Elektronika dan Telematika
yang dilantik pada bulan Oktober 2014.
 Sarjana Teknik Kimia tahun 1988 dari
Universitas Diponegoro serta Master of
Business Administration, Cleveland State
University, USA ini pernah menjabat sebagai
Kasubdit Program, Evaluasi, dan Pelaporan

20 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Dit. Ind. Elektonika dan Telematika pada Juli
- Oktober 2014, dan Atase Perindustrian
pada KBRI Tokyo pada tahun 2011 - 2014.

27. Dody Widodo Direktur Lahir di  Merupakan Direktur Ketahanan Industri


Direktorat Akses Jakarta pada yang diangkat tahun 2016 – sekarang, dan
Industri tahun 1963 sebelumnya pernah menjabat Kepala Bagian
Internasional Program, Evaluasi dan Pelaporan pada
Sekretariat Direktorat Jendral Industri Kecil
dan Menengah tahun 2014-2016. Meraih
Sarjana Kimia Tekstil tahun 1988 di STTT,
dan Magister Ekonomi Umum tahun 2001 di
Universitas Indonesia.

28. Tony T.H. Direktur Akses Lahir di  Menjabat sebagai Kepala Pusat Standardisasi
Sinambela Sumber Daya Palembang sejak tahun 2010 hingga sekarang, dan
Industri dan pada tahun pernah menjadi Kepala Balai Besar
Promosi 1960 Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Internasional di Semarang tahun 2009 - 2010 serta Kepala
Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya tahun 2007 - 2009.
 Meraih Sarjana Teknik Industri tahun 1984
di Institut Teknologi Bandung dan Master Of
Systems Engineering (MSE) tahun 1992 di
Royal Melbourne Institute of Technology
(RMIT).
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 tahun oleh Presiden RI pada
tahun 1993.

29. Arus Gunawan Inspektur I Lahir di  Merupakan Direktur Industri Permesinan dan
Lamongan Alat Mesin Pertanian, Sebelumnya pernah
pada tahun menjabat Sekretaris Inspektorat Jenderal
1965 pada Maret 2014. Sarjana Teknik Elektro
21 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia
lulusan 1993 dari Yayasan Perguruan Tinggi
Cikini ini sebelumnya menjabat Kepala Sub.
Direktorat Industri Elektronika Konsumsi
dan Komponen pada Direktorat Industri
Elektronika dan Telematika, Direktorat
Jenderal Industri Unggulan Berbasis
Teknologi Tinggi tahun 2011 - 2014, serta
Kepala Sub. Direktorat Program, Evaluasi
dan Pelaporan pada Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin tahun 2010 -
2011.

30. Achmad Rodjih Inspektur II Lahir di  Merupakan Direktur Industri Elektronika dan
Almanshoer Banyumas Telematika yang diangkat tahun 2016 –
pada tahun sekarang, dan sebelumnya pernah menjabat
1960 Kepala Subdirektorat Industri Alat
Transportasi Darat pada tahun 2016 dan
Kepala Sub Direktorat Industri
Kedirgantaraan dan Alat Pertahahan pada
Direktorat Industri Maritim, tahun 2011 -
2015.
 Meraih gelar Sarjana Elektro tahun 1987 di
Institut Sains dan Teknologi Nasional.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 20 tahun pada tahun
2001 dan 2011.

31. Pranata Inspektur III Lahir di  Merupakan Inspektur I pada Inspektorat


Sleman pada Jenderal. Sebelumnya menjabat Direktur
tahun 1961 Industri Hasil Hutan dan Perkebunan pada
Maret 2014.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Kimia 1988
dari Universitas Gadjah Mada dan

22 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala
Sub. Direktorat Industri Selulosa dan Karet
(2010 - Maret 2014) pada Direktorat Industri
Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian
Perindustrian.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 20 oleh Kementerian Sekretariat
Negara tahun 2012 dan 10 tahun oleh
Pemerintah RI tahun 2001.

32. Yang Yang Setiawan Sekretaris Badan Lahir di  Diangkat dan dilantik sebagai Sekretaris
Penelitian dan Purwakarta Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan
Pengembangan pada tahun Mutu Industri pada Maret 2014.
Industri 1958  Sarjana Mekanisasi dan Teknologi Hasil
Pertanian tahun 1980 Institut Pertanian
Bogor, dan Magister In Agricultural
Engineering tahun 1986 dari Cranfield
Institute of Technology, Inggris ini pernah
menjabat Kepala Balai Besar Industri Agro
dari tahun 2004 – 2014, serta Kepala Balai
Riset dan Standardisasi Industri Tanjung
Karang tahun 2003 - 2004.

33. Sony Sulaksono Kepala Pusat Lahir di  Merupakan Kepala Balai Besar Tekstil yang
Penelitian dan Bandung pada diangkat tahun 2014 sampai sekarang.
Pengembangan tahun 1962 Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala
Industri Kimia, Baristand Industri Pontianak tahun 2009-
Farmasi, Tekstil, 2014. Kepala Bidang Pengujian, Sertifikasi
Logam, Mesin, dan Kalibrasi pada tahun 2007-2009.
Alat Transportasi  Meraih Sarjana Teknik Mesin tahun 1989 di
dan Elektronika Institut Teknologi Bandung, dan Master of
Business Studies tahun 1998 di Institut
Massey University.

23 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
34. Yan Sibarang Kepala Pusat Lahir pada  Sebelumnya pernah menjabat Kepala Sub
Tandiele Standardisasi tahun 1965 Direktorat Industri Komponen pada
Industri Direktorat Industri Alat Transportasi Darat
sejak Mei 2012 serta Kepala Sub Direktorat
Industri Perkapalan pada Direktorat Industri
Maritim, Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan sejak Oktober 2010.
 Dilantik menjadi Direktur Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan pada
Februari 2016.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Perkapalan
tahun 1991 di Universitas Hasanudin,
Makassar serta Magister Teknik Industri
tahun 2001 di Osaka Prefecture University,
Jepang.

35. Teddy Caster Kepala Pusat Lahir di  Merupakan Direktur Industri Permesinan dan
Sianturi Industri Hijau Jakarta pada Alat Mesin Pertanian yang diangkat tahun
tahun 1960 2011–sekarang, dan sebelumnya pernah
menjabat Kepala Sub Direktorat Industri
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan pada
2010-2011, Kepala Subdit Program tahun
2008 - 2010.
 Meraih Sarjana Teknik Mesin tahun 1990 di
Sekolah Tinggi Teknik Jakarta, dan Magister
Ilmu Ekonomi tahun 1996 di Vanderbilt
University, Amerika Serikat tahun 1996.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 10 dan 20 tahun oleh Presiden
RI pada tahun 1999 dan 2009.

24 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
36. Budi Susanto Kepala Balai Lahir pada  Sebelumnya menduduki jabatan sebagai
Besar Bahan dan tahun 1962 di Kepala Bidang Standardisasi sejak Oktober
Barang Teknik Kebumen, 2009 dan dilantik menjadi Kepala Balai
Jawa Tengah Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T)
Bandung pada Februari 2016.
 Meraih gelar Sarjana Teknik dan Manajemen
Industri tahun 1992 serta Magister Teknik
dan Manajemen Industri tahun 2006 di
Univeritas Pasundan, Bandung.

37. Enuh Rosdeni Kepala Balai Lahir di  Merupakan Kepala Balai Besar Industri
Besar Logam dan Bandung pada Logam dan Mesin yang diangkat tahun 2017
Mesin tahun 1963 – sekarang, dan sebelumnya pernah menjabat
Kepala Bidang Inspeksi Teknik di B4T pada
tahun 2009.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin tahun
1987 di Institut Teknologi Bandung dan
Magister Mechanical Engineering tahun
2008 di Swinburne University of
Technology, Australia.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana
Karya Satya 20 tahun pada tahun 2013.

38. Agus Kuntoro Kepala Balai Lahir di  Merupakan Kepala Balai Besar Kulit, Karet
Besar Kulit, Karet Wonosobo dan Plastik tahun 2016 – sekarang, dan
dan Plastik pada tahun sebelumnya pernah menjabat Kepala
1963 Baristand Tanjung Karang, Lampung pada
tahun 2009.
 Meraih gelar Sarjana Teknik Industri tahun
1991 di Universitas Islam Indonesia dan
Magister Teknologi Agro industri tahun
2010 di Universitas Lampung.
 Penghargaan yang diraih yaitu Satyalancana

25 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Karya Satya 10 dan 20 tahun pada tahun
2004 dan 2012.

39. Titik Purwati Kepala Balai Lahir di  Sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Widowati Besar Kerajinan Yogyakarta Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi
dan Batik pada tahun sejak Februari 2007 serta dilantik menjadi
1961 Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang
pada Februari 2016.
 Meraih gelar Sarjana Teknologi Pertanian
tahun 1984 serta lulus Magister Pertanian
tahun 1997 di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

E. Tugas Pokok dan Fungsi Menteri Perindustrian Republik Indonesia

1. Tugas Pokok

Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang


perindustrian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan Negara.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perindustrian;


2) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di
bidang perindustrian;
3) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian;
4) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi
di Lingkungan Kementerian Perindustrian;

26 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
5) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di Lingkungan Kementerian
Perindustrian;
6) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perindustrian.

F. Sejarah Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensiil tanggal


19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab sektor industri dan perdagangan
berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Soerachman
Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet ini tanggal 14 November 1945. Dalam
Kabinet Sjahrir I, dengan sistem pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran
dipimpin oleh Ir. Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri
Perdagangan dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai
dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan
pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian Kemakmuran
yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda Kemakmuran, Mr. Joesoef
Wibisono. Dalam serah terima dari Kebinet Sjahrir III kepada Kabinet Amir Sjarifoedin I
tanggal 3 Juli 1947, pembinaan sektor industri dan perdagangan masih tetap di bawah
Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K.Gani dibantu oleh dua orang
Menteri Muda yaitu I.J. Kasimo dan Dr. A. Tjokronegoro sampai berakhirnya Kabinet
Sjarifoedin II pada tanggal 29 Januari 1948.

Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem parlementer
menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Sjafroeddin
Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa kabinet itu (tanggal 19
Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor industri dan perdagangan
dipercayakan kepada Ir. Indratjaja.

Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember 1949, Ir.
Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS dengan sistem
parlementer, yaitu sejak tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal 21 Januari 1950, yang
merupakan kabinet peralihan RI Yogyakarta. Selanjutnya dalam Kabinet Halim (RI
Yogyakarta) dari tanggal 21 Januari sampai dengan 6 September 1950, sektor industri dan

27 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
perdagangan menjadi satu dalam Kementerian Perdagangan dan Perindustrian yang
dipimpin oleh Mr. Tandiono Manoe.

Kembali pada Kabinet Hatta dengan sistem parlementer, dari tanggal 20 Desember
1949 sampai dengan tanggal 6 September 1950, sektor industri dan perdagangan masuk
dalam wewenang dan tanggung jawab Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir.
Djoeanda.

Pada masa Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan 27 April
1951, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dipercayakan kepada Dr. Soemitro
Djojohadikoesoemo. Karena adanya perubahan dalam Kabinet tersebut maka Menteri
Perdagangan dan Perindustrian diserahkan kepada Mr. Soejono Hadinoto.

Pada masa Kabinet Wilopo, sejak tanggal 3 April 1952, sektor industri dan
perdagangan menjadi tanggung jawab Kementerian Perekonomian yang dipimpin oleh
Mr. Soemanang. Kemudian Mr. Soemanang digantikan oleh Mr. Iskaq Tjokrohadisoerjo
sampai tanggal 12 Agustus 1955. Masa Kementerian Perekonomian berlangsung selama 5
tahun, yaitu sampai Kabinet Ali Sastroamidjojo II yang berakhir pada tanggal 9 April
1957.

Dalam Kabinet Boerhanuddin Harahap yang berakhir pada tanggal 24 Maret 1956,
Menteri Perekonomian dijabat oleh I.J. Kasimo. Sementraa dalam Kabinet Ali-Roem-
Idham, Menteri Perekonomian dijabat oleh Mr. Boerhanuddin yang dibantu Menteri
Muda Perekonomian, F.F. Oembas.

Ketika terbentuk Kabinet Karya yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda, sektor industri dan
perdagangan dipisahkan pada kementerian tersendiri; yaitu sektor perdagangan masuk
dalam Kementerian Perdagangan yang dipimpin oleh Prof. Soemardjo, sebagai Menteri
Perdagangan dijabat oleh Drs. Rachmat Muljomiseno, sektor industri dibina oleh Menteri
Perindustrian yang dijabat oleh Ir. F.J. Inkiriwang, berakhir pada tanggal 22 Juli 1959.

Dalam Kabinet Kerja dengan sistem presidensiil sampai tanggal 18 Februari 1960,
Menteri Muda Perindustrian Rakyat dijabat oleh Dr. Soeharto dan Menteri Muda
Perindustrian Dasar dan Pembangunan dijabat oleh Chairoel Saleh sementara Menteri
Muda Perdagangan dijabat oleh Mr. Arifin Harahap. Dalam periode itu Chairoel Saleh

28 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
juga ditunjuk sebagai Menteri Pembangunan dan Dr. J. Leimena sebagai Menteri
Distribusi.

Ketika diberlakukannya program Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang


dimulai tahun 1961, pembinaan industri ditangani oleh dua departemen, yaitu
Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan (Deperdatam) dan Departemen
Perindustrian Rakyat (Depperindra). Meskipun antara tahun 1961 sampai dengan Agustus
1964 telah terjadi pergantian kabinet sebanyak 2 (dua) kali, namun Deperdatam dan
Depperindra tidak mengalami perubahan. Perubahan organisasi baru terjadi pada periode
konfrontasi dengan Negara Federasi Malaysia.

Dalam Kabinet Kerja II, Chairoel Saleh ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian
Dasar dan Pertambangan, sedangkan Dr. Soeharto dan Mr. Arifin Harahap masing-
masing sebagai Menteri Perindustrian Rakyat dan Menteri Perdagangan sampai
perubahan kabinet tanggal 6 Maret 1962. Dalam Kabinet Kerja IV yang berakhir pada
tanggal 27 Agustus 1964, Menteri Perindustrian dan Pertambangan masing-masing
dipegang oleh Chairoel Saleh, Mayjend Dr. Aziz Saleh selaku Menteri Perindustrian
Rakyat, sementara Menteri Perdagangan digantikan oleh Adam Malik.

1) Kabinet Dwikora

Dalam Kabinet Dwikora yang dipimpin oleh Perdana Menteri, dibantu oleh sebuah
Presidium, terdiri dari tiga Wakil Perdana Menteri (Waperdam). Kabinet yang tersusun
atas lima belas Kompartemen tersebut masing-masing membawahi beberapa
Kementerian. Pada saat itu, Kementerian Departemen Perindustrian Dasar dan
Pertambangan (Deperdatam) dipecah menjadi tiga Kementerian yang berada di bawah
naungan Kompartemen Pembangunan, terdiri dari Kementerian Perindustrian Dasar,
Kementerian Pertambangan dan Kementerian Minyak dan Gas Bumi. Departemen
Perindustrian Rakyat (Depperindra) dipecah menjadi empat Kementerian yang berada di
bawah Kompartemen Perindustrian Rakyat terdiri dari Kementerian Perindustrian Tekstil,
Perindustrian Ringan, Perindustrian Kerajinan dan Perindustrian Rakyat serta Urusan
Berdikari. Sementara, Departemen Perdagangan dan Departemen Koperasi berada di
bawah naungan Kementerian Perdagangan.

29 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Pada masa Kabinet Dwikora periode 27 Agustus 1964 sampai dengan 22 Februari
1966, jabatan Menteri Perindustrian Dasar dipercayakan pada Hadi Thayeb, Menteri
Perindustrian Pertambangan dijabat oleh Armunanto, Menteri Perindustrian Tekstil
dipimpin oleh Brigjen Ashari Danoedirdjo, Menteri Perindustrian Ringan dipimpin oleh
Brigjen M. Yoesoef, Menteri Perindustrian Kerajinan dipimpin oleh Mayjen Dr. Aziz
Saleh, Menteri Perdagangan Dalam Negeri oleh Brigjen Achmad Joesoef dan Menteri
Perindustrian Maritim dijabat oelh Mardanoes. Sewaktu Kabinet Dwikora
disempuranakan, maka sebagai Menteri Perindustrian Dasar ditetapkan Brigjen M.
Joesoef, Menteri Perindustrian Rakyat ditetapkan Mayjen Dr. Aziz Saleh, Menteri
Perindustrian Tekstil Brigjen Ashari Danoedirdjo, Menteri Perindustrian Kerajinan Hadi
Thajeb, Menteri Perindustrian Ringan Laksda (U) Soeharnoko Harbani dan Menteri
Perdagangan tetap dipegang oleh Brigjen Achmad Joesoef. Menteri Perindustrian
Maritim masih dijabat oleh Mardanus sampai kabinet ini berakhir tanggal 28 Maret 1966.

Selanjutnya, berlangsung Kabinet Dwikora dan Brigjen M. Joesoef ditetapkan sebagai


Menteri Perindustrian Dasar dan Ringan, Ir. Sjafiun sebagai Menteri Perindustrian
Tekstil, brigjen Ashari Danudirdjo diangkat sebagai Menteri Perdagangan, Kom (U) J.
Salatoen sebagai Menteri Perindustrian Penerbangan dan Mardanus tetap sebagai Menteri
Perindustrian Maritim sampai berakhirnya Kabinet Dwikora tanggal 25 Juli 1966.

Di era Orde Baru dengan terbentuknya Kabinet Ampera sampai 17 Oktober 1967
Mayjen M. Joesoef ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian Dasar, Ringan dan Tenaga,
Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan Rakyat, Ir. H. M. Sanusi dan Menteri
Perdagangan dijabat oleh Mayjen Ashari Danoedirdjo, Ir. H. M. Sanusi tetap sebagai
Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan Rakyat dan Mayjen M. Joesoef sebagai
Menteri Perdagangan, yang berakhir pada tanggal 6 Juni 1968.

2) Kabinet Pembangunan

Dalam Kabinet Pembangunan I dengan sistem presidensiil yang terbentuk sejak


tanggal 6 Juni 1968 sampai dengan 28 Maret 1973, Letjen M. Joesoef sebagai Menteri
Perindustrian sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan II dan Prof. Dr. Soemitro
Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perdagangan, kemudian digantikan oleh Drs.
Radioes Prawiro.

30 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Dalam Kabinet Pembangunan III, tanggal 29 Maret 1978 sampai dengan 19 Maret
1983, Ir. A.R. Soehoed sebagai Menteri Perindustrian, Drs. Radioes Prawiro sebagai dan
Menteri Perdagangan dan Koperasi, Bustanil Arifin SH ditunjuk sebagai Menteri Muda
Urusan Koperasi. Selanjutnya sejak tanggal 29 Maret 1983 sampai dengan 19 Maret
1988, Rachmat Saleh, SE ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan, sementara Bustanil
Arifin, SH sebagai Menteri Koperasi.

Dalam Kabinet Pembangunan IV, sebagai Menteri Perindustrian adalah Ir. Hartarto
sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan V tanggal 19 Maret 1993. Menteri Muda
Perindustrian dijabat oleh Ir. T. Ariwibowo, Menteri Perdagangan dijabat oleh Dr. Arifin
Siregar dan sebagai Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh Dr. Soedradjat Djiwandono.

Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai dengan 19


Maret 1998, Ir. T. Ariwibowo ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian dan sebagai
Menteri Perdagangan ditunjuk Prof. Dr. Satrio Budihardjo Joedono yang berakhir sampai
tanggal 6 Desember 1995, sebagai awal digabungnya Departemen Perindustrian dan
Departemen Perdagangan. Sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan diangkatlah
Ir. T. Ariwibowo.

Pada tangal 16 Maret 1998, menggantikan Ir. T. Ariwibowo diangkat Mohammad


Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dua bulan berselang dengan
terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI mengalami perubahan.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Mohammad Hasan digantikan oleh Prof. Dr. Ir. Rahardi
Ramelan, M.Sc.

Selanjutnya dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan


Presiden Abdurrahman Wahid, tanggal 26 Oktober 1999 ditetapkan Drs. Jusuf Kalla
menggantikan Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc. Enam bulan kemudian, tepatnya
tanggal 26 April 2000, pergantian pimpinan Depperindag kembali terjadi yakni dari Drs.
Jusuf Kalla diserahkan kepada Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan.

31 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
3) Kabinet Gotong Royong

Pada tanggal 9 Agustus 2001, dalam Kabinet Gotong Royong di bawah


kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, maka pimpinan Depperindag diserahterimakan
dari Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan kepada Rini M.S. Soewandi.

Selama kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, selaku Presiden Republik


Indonesia ke-4, dengan berbagai alasan dan masalah yang dihadapi telah berkali-kali
merubah susunan dan komposisi personalia kabinet yang dipimpinnya. Dalam hubungan
ini telah terjadi sebanyak tiga kali pergantian Menteri Koordinator Perekonomian
Nasional, semula dijabat oleh Dr. Kwik Kian Gie; kemudian berturut-turut dipegang oleh
Dr. Rizal Ramli dan Drs, Burhanuddin Abdullah MA hingga berakhirnya pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid. Sedangkan Menteri yang menjabat bidang perindustrian
dan perdagangan ditetapkan semula Drs. Jusuf Kalla, kemudian diganti oleh Letjen TNI
Luhut B. Pandjaitan seperti yang telah diungkapkan di atas.

Presiden Abdurrahman Wahid kemudian diberhentikan oleh MPR - RI melalui suatu


Sidang Istimewa (SI) pada tanggal 23 Juli 2001. Selanjutnya, sesuai konstitusi, Wakil
Presiden RI Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Presiden RI ke-5 yang menjabat
hingga tahun 2004. Sedang sebagai Wakil Presiden RI untuk periode yang sama terpilih
Dr. Hamzah Haz.

Harapan besar bangsa Indonesia yang diletakkan di pundak Megawati Soekarnoputri


dan Hamzah Haz memang beralasan. Betapa tugas-tugas berat tersebut harus diemban,
tidak saja melingkupi bidang perekonomian, penegakan hukum, pemulihan keamanan
serta persoalan-persoalan lain yang demikian kompleks menjadi dambaan seluruh rakyat
Indonesia untuk segera berakhir. Bangsa Indonesia demikian menyadari bahwa
globalisasi semakin dekat, sementara jika persoalan di dalam negeri masih belum
terselesaikan secara baik, sangat mustahil akan mampu bersaing di kancah internasional.

Bercermin dati pengalaman dua tahun kepemimpinan Presiden Abdurrachman Wahid,


Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI ke-5 didampingi oleh Hamzah Haz sebagai
Wakil Presiden RI yang ke-9, membentuk Kabinet Gotong Royong yang didukung dari

32 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
berbagai unsur, baik dari partai politik maupun kalangan profesional dan non politik.
Dengan terbentuknya Kabinet Gotong Royong di bawah pimpinan puteri sulung
Proklamator RI, Ir. Soekarno, yang diumumkan pada tanggal 9 Agustus 2001, bangsa
Indonesia kembali menapak dan berusaha melangkah dengan tegak menyongsong hari
depan yang cerah, agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Penanganan
sektor industri dan perdagangan yang dipercayakan kepada Rini Mariani Soemarno
Soewandi diharapkan mampu menghidupkan kembali perekonomian bangsa Indonesia.

4) Kabinet Indonesia Bersatu

Departemen Perindustrian dan Perdagangan di bawah kepemimpinan Rini M.S.


Soewandi berakhir pada tahun 2004 seiring dengan pergantian Presiden RI, yaitu dengan
terpilihnya Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI melalui pemilihan
langsung yang pertama di Indonesia. Pada Susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I
(Periode 2004 - 2009) di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono
dan Wakil Presiden RI Drs. Jusuf Kalla, Departemen Perindustrian dan Perdagangan
dipecah menjadi dua yaitu Departemen Perindustrian yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andung
A. Nitimihardja (20 Oktober 2004 - 5 Desember 2005) sebagai Menteri Perindustrian dan
Departemen Perdagangan yang dipimpin oleh Mari Elka Pangestu. Pada tanggal 5
Desember 2005 terjadi perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dimana Dr. Ir.
Andung A. Nitimihardja diganti oleh Drs. Fahmi Idris (2005 - 2009) sebagai Menteri
Perindustrian.

Kemudian pada susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (periode 2009 - sekarang)
di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden
RI Boediono, Departemen Perindustrian diubah menjadi Kementerian Perindustrian
dengan Mohamad S. Hidayat sebagai Menteri Perindustrian.

5) Kabinet Kerja

Presiden Joko Widodo secara resmi telah membentuk Kabinet Kerja tanggal 26
Oktober 2014, dan Saleh Husin ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian menggantikan
Mohamad S Hidayat yang telah berakhir masa tugasnya.

33 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Pisah Sambut sekaligus Serah
Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Mohamad S Hidayat kepada penggantinya
Saleh Husin di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, 28 Oktober 2014.
Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian
Perindustrian serta dihadiri oleh para pelaku usaha dan wartawan dari berbagai media
nasional. Saleh Husin akan menjalankan tugas barunya sebagai Menteri Perindustrian di
Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Menteri Perindustrian Saleh Husin akan terus mendorong pengembangan industri


nasional mengingat sektor tersebut merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia,
dimana sektor industri masih memberikan kotribusi yang cukup signifikan terhadap
ekonomi dengan mencapai lebih dari 23% atau menjadi sektor terbesar penyumbang
ekonomi nasional.

Kebijakan pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan terjemahan visi dan


misi Presiden RI dengan mewujudkan dan menjabarkan program Trisakti, yaitu berdaulat
secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.

Dalam bidang ekonomi, program Trisakti tersebut ditujukan untuk mewujudkan


pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan sekaligus mewujudkan perekonomian yang inklusif berbasis ilmu
pengetahuan teknologi dan keunggulan sumber daya manusia.

Sementara itu, penjabaran program dalam Nawa Cita yang terkait sektor industri
adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.

Di samping program-program tersebut, sesuai dengan sidang pertama Kabinet Kerja,


Menteri Perindustrian ditugaskan segera melaksanakan Quick Wins, yaitu: (1) Re-disain
Road Map Industrialisasi sejalan dengan Trisakti dan NawaCita; (2) Hilirisasi hasil
tambang keproduk jasa dan industri; (3) Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi
produk agro industri; (4) Pembangunan 10 kawasan industri di luar pulau Jawa, melalui
kerjasama Pemerintah dan swasta; (5) Expo dan pemberian penghargaan terhadap inovasi
produk-produk industri; (6) Kampanye sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan
34 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia
apresiasi terhadap kegiatan industri dalam mendukung Peningkatan Penggunaan Produksi
Dalam Negeri (P3DN); (6) Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri
hulu (dasar) dan industri hilir (light).

35 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Kemenperin. (2016). Sejarah Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01 Agustus 2019,


dari https://www.kemenperin.go.id/profil/69/sejarah-kementerian-perindustrian

Kemenperin. (2016). Visi dan Misi Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01 Agustus
2019, dari https://www.kemenperin.go.id/visi-misi-kementerian-perindustrian

Kemenperin. (2016). Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01
Agustus 2019, dari https://www.kemenperin.go.id/tugas-pokok-fungsi-kementerian-
perindustrian

Kemenperin. (2016). Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01


Agustus 2019, dari https://www.kemenperin.go.id/struktur/kemenperin

Kemenperin. (2016). Profil Singkat Pejabat Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01


Agustus 2019, dari https://www.kemenperin.go.id/pejabat

Kemenperin. (2016). Buku Alamat Pejabat Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01


Agustus 2019, dari https://www.kemenperin.go.id/buku-alamat-pejabat

Kemenperin. (2016). Logo Kementerian Perindustrian. Diakses pada 01 Agustus 2019, dari
https://www.kemenperin.go.id/profil/73/logo-kementerian-perindustrian

Kemenperin. (2016). Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal. Diakses pada 01 Agustus


2019, dari https://www.kemenperin.go.id/struktur/setjen

36 | Sejarah, V i s i , M i s i , M a k n a L o g o & Warna Kementerian


Perindustrian Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai