Anda di halaman 1dari 26

1

I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA (Tamat)
Suku / Warganegara : Jawa
Alamat : Kendal
Status perkawinan : belum Menikah
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Tanggal pemeriksaan : 13 Maret 2018
No. CM : 00128159
Diperiksa oleh : Reza Sebastian

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Alloanamnesis diperoleh pada tanggal 13 Maret 2018 dari :

Nama Ny. WA
Alamat Kendal
Pekerjaan Penjual di warung
Pendidikan SMA (Tamat)
Umur 41 tahun
Agama Islam
Hubungan Keponakan
Lama kenal 41 tahun
Sifat perkenalan akrab
2

a. Sebab dibawa ke Rumah Sakit:


Keluhan Pasien:
Pasien tidak tahu
Keluhan keluarga/pengantar:
Pasien berbicara sendiri

b. Riwayat Penyakit Sekarang: (onset, tanda dan gejala, hendaya, stresor)


4 tahun yang lalu pasien sering bicara sendiri. Pasien merupakan anak terakhir
dari 6 bersaudara. Pasien belum menikah dan belum memiliki anak. Pasien tinggal
dengan kakak pertama, namun 6 tahun yang lalu kakak pasien tersebut meninggal.
Sejak kakaknya meninggal, pasien mulai sulit diajak berkomunikasi dan lebih sering
diam. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien tinggal sendirian di rumah sejak
kakaknya meninggal. Pasien masih aktif bekerja pabrik sumpit. Waktu luang pasien
digunakan untuk menonton tv, membersihkan rumah, dan masih bisa berkomunikasi
dengan tetangga sekitar rumahnya. Perawatan diri seperti makan, mandi dan
beribadah secara mandiri atas inisiatif pasien sendiri. Kondisi ini bertahan kurang
lebih 2 tahun (GAF 70)
2 tahun sejak kakak pasien meninggal dan tinggal sendirian, pasien semakin
sulit diajak berkomunikasi. Pasien sering berbicara sendiri, dan jarang menjawab bila
ditanya orang lain. Pasien mulai malas untuk berangkat bekerja dan sering bolos.
Pasien yang biasanya setiap sore mengobrol dengan tetangga di depan rumah, kini
jarang untuk keluar rumah. Pasien merasa sering mendengar suara yang berkomentar
tentang apapun yang pasien lakukan, namun pasien tidak memperdulikan suara
tersebut. Waktu luang pasien dihabiskan di rumah dengan melamun, menonton tv,
terkadang mencuci pakaiannya sendiri. Perawatan diri seperti makan, minum dan
beribadah masih bisa dilakukan mandiri namun kadang harus diingatkan keluarga.
Pasien tidak pernah mengamuk atau berusaha mencelakakan orang lain. (GAF 50).
Karena dirasakan kondisi pasien semakin parah, keponakan pasien membawa
pasien ke RS Kendal. Pasien dirawat jalan dan diberikan 2 macam obat, nama
obatnya keponakan pasien tidak tahu. Obat diminum setiap hari satu kali, warna obat
putih dan biru muda. Pasien tinggal bersama keponakannya, minum obat teratur dan
3

rutin kontrol ke RS Kendal setiap bulan diantar keponakannya. Setelah minum obat,
kondisi pasien dirasakan membaik. Pasien sudah bisa diajak berkomunikasi,
menjawab bila ditanya dan nyambung, Pasien mulai jarang berbicara sendiri. Pasien
juga tidak mendengar suara-suara yang menyuruhnya lagi. Pasien tidak bekerja lagi di
pabrik, namun bekerja membantu saudaranya mengupas bawang. Waktu luang
dihabiskan dengan menonton tv, kadang membantu mencuci pakaiannya sendiri,
mengobrol dengan tetangga sekitar rumah dan berhubungan baik dengan keluarga dan
tetangga sekitar. tapi terkadang masih sering melamun. Makan, mandi dan beribadah
atas inisiatif sendiri. Pasien rutin minum obat (GAF 60)
6 bulan SMRS gejala pasien mulai kambuh. Pasien sudah tidak mau minum
obat sama sekali, tidak mau diajak kontrol ke dokter. Pasien mulai sering melamun
sendiri, keluar masuk kamar tanpa tujuan, bicara sendiri. Pasien seperti sedang
berbicara dengan seseorang namun tidak ada orang di hadapannya. Pasien sulit diajak
berkomunikasi, bila ditanya, kadang menjawab nyambung tapi seringkali tidak
nyambung bahkan diam tidak menjawab. Pasien tidak mau bekerja, hanya mau di
rumah. Pasien tidak mau keluar rumah untuk bersoosialisasi dengan tetangganya.
Pasien mulai mendengar suara-suara orang namun tidak jelas apa yang dibicarakan,
karena dirasa tidak mengganggu pasien mengabaikan suara tersebut. Pasien terkadang
merasa ada sebuah kekuatan dari luar yang ingin memasuki dirinya. Perawatan diri
pasien seperti makan mandi dapat dilakukan pasien namun terkadang harus
diingatkan. Pasien sudah jarang beribadah, dan hanya melamun saja. (GAF 50)
3 bulan SMRSJ, gejala pasien dirasa semakin memburuk, Pasien sering
menyebut-nyebut nama suami dan anak pasien berulang-ulang. Pasien merasa sudah
memiliki suami dan anak dan harus mengurusnya di rumah. Pasien tidak mau bekerja.
Pasien mendengar suara yang menyuruhnya untuk membuang bajunya dan kemudian
pasien membuang baju-bajunya di depan rumah. Pasien masih mendengarkan banyak
suara orang namun tidak jelas apa yang dibicarakan. Suara yang pasien dengar hanya
didengar ketika pasien sedang tidak tidur. Pasien tidak marah-marah dan berusaha
mencelakai tetangga atau keluarganya. Pasien juga masih merasakan ada sebuah
kekuatan yang ingin memasuki dirinya. Pasien tidak mau makan dan harus dipaksa.
4

Mandi harus dipaksa oleh keponakan pasien. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSJ
Amino (GAF 30)

Kurva Perjalanan Penyakit


80

70

60

50
Axis Title

40

30

20

10

0
± 4 tahun ± 2 tahun 1 tahun ± 6 bulan ± 3 bulan
SMRSJ SMRSJ SMRSJ SMRSJ SMRSJ
GAF 70 60 65 50 40

c. Riwayat Sebelumnya
1. Psikiatri:
Pasien belum pernah memiliki gangguan psikiatri sebelumnya

2. Medis Umum
Riwayat kejang demam :disangkal
Riwayatepilepsi :disangkal
Riwayat trauma kepala :disangkal
Riwayat hipertensi :disangkal
Riwayat diabetes mellitus :disangkal
Riwayat nyeri dada/sakit jantung :disangkal
Riwayat sakit maag :disangkal
Riwayat pingsan :disangkal
5

Riwayat gegar otak :disangkal

3. Penggunaan Obat – obatan dan NAPZA :


Riwayat penggunaan obat-obatan dan NAPZA disangkal.

III. Riwayat Pramorbid


1. Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak terakhir dari enam bersaudara. Kehamilan direncanakan dan
diinginkan tidak ada data. Tidak ada masalah saat kehamilan dan persalinan ibu tidak
ada data. Pasien lahir cukup bulan, spontan, tanpa penyulit dan cacat bawaan tidak
ada data. Keadaan bayi saat lahir langsung menangis, riwayat badan biru saat lahir
tidak ada data, riwayat gangguan napas tidak ada data, berat badan dan panjang badan
saat lahir tidak ada data.

2. Masa Anak Awal (sampai 3 tahun )


Pasien saat lahir diasuh dengan penuh kasih sayang oleh orangtuanya. Pasien tidak
pernah diasuh oleh orang lain selain orangtua pasien. Riwayat tumbuh kembang
normal sesuai usia.

3. Masa Kanak Pertengahan (3 – 7 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak seusianya. Pasien mulai
masuk pendidikan SD pada usia 6 tahun. Pasien dapat bersosialisasi dengan teman
sekolah, teman bermain, maupun saudara pasien.

4. Masa Kanak Akhir ( 7 – 11 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan usianya. Pasien dapat
membina hubungan baik dengan guru, teman sekolah, teman bermain, maupun
saudara pasien.

5. Masa Remaja (11 – 18 tahun)


6

Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena alasan ekonomi.


Selama menyelesaikan pendidikan SMA nya, pasien tidak pernah tinggal kelas dan
lulus tepat waktu. Setelah lulus, pasien langsung bekerja di pabrik sumpit, pasien
belum menikah dan belum memiliki anak. Pasien tinggal bersama orang tua dan
kakaknya.

6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Tamat SMA
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di pabrik sumpit dan membantu mengupas bawang di usaha milik
saudara pasien
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan taat beribadah. Keluarga pasien juga memeluk agama
Islam dan taat beribadah.
d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah dan belum memiliki anak
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan atau pelatihan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat pelanggaran hokum.
g. Riwayat Sosial
Pasien memiliki hubungan yang cukup baik dengan orang-orang di lingkungan
pasien yaitu keluarga dan tetangga pasien.
h. Situasi Hidup Sekarang
Saat ini pasien tinggal bertiga dengan keponakan pasien dari kakak pertamanya di
rumah keponakan pasien. Sehari-hari pasien berbicara sendiri, tidak mau bekerja.
Hubungan pasien dengan keluarga pasien kurang baik. Pasien belum menikah dan
belum memiliki anak. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai buruh di pabrik
sumpit dan membantu mengupas bawang usaha saudaranya. Namun sejak sakit
7

pasien tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah saja. Pasien hidup bergantung
pada kedua keponakannya yang sudah mandiri. Kesan ekonomi: kurang.
7. Riwayat Psikoseksual
Pasien dibesarkan sebagai perempuan, haid pertama pada usian 14 tahun, pasien
pertamakali melakukan aktivitas seksual pada usia 17 tahun setelah menikah, dan
tidak pernah mendapatkan pelecehan seksual sebelumnya.

8. Riwayat Keluarga: Silsilah keluarga

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal dunia
Gangguan jiwa
Pasien
Tinggal satu rumah

9. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Tidak dapat dinilai

IV. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a) Penampilan Umum
Seorang perempuan berusia 53 tahun, tampak sesuai usia, kulit sawo matang,
tinggi cukup, perawakan kurus, kebersihan dan kerapihan kurang.
b) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama pemeriksaan berlangsung, pasien mengalami tampak hipoaktif.
c) Sikap Terhadap Pemeriksa
Kurang kooperatif
8

Kontak psikis ada, tidak wajar, tidak dapat dipertahankan


d) Mood dan Afek
Mood(pasien): tidak dapat dinilai
Afek : datar
B. Pembicaraan (volume suara, intonasi, banyak/sedikit pembicaraan)
Volume pelan, intonasi datar, kuantitas sangat kurang, kualitas bicara sangat kurang.
C. Gangguan Persepsi
Ilusi : tidak dapat dinilai
Halusinasi : Akoasma, halusinasi auditorik
D. Pikiran
a. Aruspikir
Flight of Idea : Tidak ada
Asosiasi longgar : Tidak ada
Pikiran berpacu : Tidak ada
Tangensialitas : Tidak ada
Sirkumstansialitas : Tidak ada
Inkoherensi : Ada
Asosiasi bunyi : Tidak ada
Verbigerasi : Tidak ada
Persevasi : Tidak ada
Blocking : Ada
Pikiran samar-samar : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada

b. Isi Pikir
Waham : Tidak ada
Paranoia : Tidak ada
Preokupasi : Tidak ada
Obsesi dan Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan bunuh diri/membunuh:Tidak ada
9

Ide-ide referensi/influence: Tidak ada


Kemiskinan isi : Tidak ada

E. Sensorium dan Kognitif


a. Kesadaran : berkabut
b. Orientasi
Personal : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik Situasional : Baik
c. Daya ingat
Segera : Baik Jangka Sedang : kurang
Jangka Pendek : Baik Jangka Panjang : Kurang
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi : kurang
Perhatian : hipovigilitas
e. Kapasitas untuk Membaca dan Menulis
Baik
f. Kemampuan Visuospasial
Baik
g. Pikiran Abstrak
Tidak ada
h. Pengendalian Impuls
Impuls baik

G. Tilikan
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit / gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan dan
pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab
eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab
sakitnya
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian dari
penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien,
10

namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya


(misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight : Pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti tilikan
derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri
pasien sendiri dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini membuat
perubahan perilaku pada pasien.

H. Pertimbangan
Tidak dapat dinilai
I. Taraf Dapat Dipercaya
Tidak dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
Keadaan Umum :
Tensi :120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit
RR : 24 x/menit Suhu :36,5oC
BB :34 kg TB : 155 cm
Kesadaran : jernih
Kepala&leher : mesosefal, konjungtiva palpebral tidak pucat, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Ekstremitas : tidak ada edem tidak ada hiperemia
Thoraks : cor : bunyi janting I-II normal
Pulmo : suara dasar veskiluer di seluruh lapang paru, tidak ada
suara nafas tambahan
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bising usus
Kesan :
B. Status Neurologis
GCS : E4M6V5
Kesan : dalam batas normal
Motorik superior inferior
Gerak +/+ +/+
Kekuatan 555/555 555/555
11

Tonus N/N N/N


Trofi E/E E/E
Reflek fisiologis ++/++ ++/++
Reflek patologis -/- -/-
Klonus -/-

C. Laboratorium (keterangan di lampiran)


(-)

D. Pemeriksaan Penunjang Lain (EKG, Foto toraks, EEG, CT Scan)


(-)

E. Pemeriksaan psikometri {PANSS EC (IGD), PANSS (bangsal), MINI-ICD10:


skrining, HDRS, HDAS: depresi dan ansietas, MMSE: kognitif ( dementia, geriartri,
GMO)}
12

PANSS EC

NAMA : Ny F Umur: 24 tahun


Ruang : 3 Alamat : Semarang
NO Penilaian Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4
1. P4 Score 1
GADUH GELISAH
2. P7 Score 1
PERMUSUHAN
3. G4 Score 1
KETEGANGAN
4. G8 Score 2
KETIDAK KOOPERATIFAN
5. G14 Score 1
PENGENDALIAN IMPULS
YANG BURUK
Jumlah 6

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA/ FORMULASI DIAGNOSTIK


Seorang perempuan usia 53 tahun, agama Islam, suku Jawa, belum menikah,
pendidikan terakhir tamat SMA, dibawa oleh orangtuanya ke IGD RSJ Amino
Gondohutomo dengan keluhan berbicara sendiri selama 6 bulan.

Aksis I

Berdasarkan hasil alloanamnesis, didapatkan bahwa setelah kakak pasien meninggal


pasien menjadi sering berbicara sendiri dan sulit diajak berkomunikasi dengan
keluarga dan tetangganya. Pasien tinggal seorang diri karena belum menikah dan
belum memiliki anak. Kemudian keponakan pasien memeriksakan pasien ke RS
Kendal dan dirawat jalan dengan rutin minum obat dan kontrol, dan kondisi pasien
pun membaik. Sejak sakit pasien tidak lagi bekerja menjadi buruh di pabrik sumpit. 6
bulan terakhir gejala pasien kambuh karena tidak mau minum obat dan kontrol.
Pasien sering berbicara sendiri. Pasien sering menyebut suami dan anaknya dan harus
mengurus mereka, padahal pasien belum memiliki suami dan anak. Pasien juga
mendengar suara yang menyuruhnya untuk membuang bajunya, dan pasien
membuang bajunya, Pasien juga mendengar suara yang tidak jelas. Suara tersebut
didengar pasien ketika pasien tidak tidur. Hubungan dengan keluarga dan tetangga
masih baik, namun tidak pernah lagi bersosialisasi. Makan dan minum sangat susah,
mandi pun harus dipaksa. Waktu luang dihabiskan dengan berbicara sendiri, berjalan
mondar-mandir di dalam rumah atau keluar masuk kamar tanpa tujuan.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan pasien sesuai usia, kurang
bersih dan kurang rapih, perilaku normoaktif, sikap kurang kooperatif terhadap
pemeriksa. Kesadaran jernih, kontak psikis ada, tidak wajar, dan tidak dapat
dipertahankan. Mood tidak dapat dinilai, afek datar, kualitas dan kuantitas bicara
13

kurang. Didapatkan halusinasi auditorik dan akoasma. Kognitif tidak dapat dinilai.
Tilikan derajat 1.

Menurut PPDGJ III, pasien mengalami gangguan /penyimpangan yang fundamental


pada sikap, perilaku, dan pembicaraan pasien. Pasien memiliki gejala adanya
inkoherensi saat berbicara, afek yang tidak wajar (inappropriate), adanya halusinasi
auditorik dan akoasma. Pasien juga mengalami gejala negative yaitu respons
emosional yang tidak wajar, penarikan diri secara social dan penurunan kinerja social.
Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama  3 tahun dan menyebabkan hendaya
pada fungsi social, peran, perawatan diri, dan waktu luang. Pasien menunjukkan
gejala halusinasi auditorik yang menonjol, disertai beberapa gejala negatif yang sudah
dialami pasien lebih dari satu tahun sehingga dapat disimpulkan pasien didiagnosis
dengan Skizofrenia tak terinci

Aksis II

Dari riwayat premorbid masa kanak awal hingga dewasa pasien tidak ada gangguan,
sehingga dapat disimpulkan Z 03.2 tidak ada diagnosis pada aksis II

Aksis III

Pada alloanamnesis, autoanamnesis, pemeriksaan fisik, neurologis, dan laboratorium


dalam batas normal, maka aksis III tidak ada diagnosis.

Aksis IV

Pada alloanamnesis dan autoanamnesis, stressor pada pasien adalah kakak pertama
pasien yang meninggal, sehingga pasien menjadi terganggu psikisnya

Aksis V

GAF 1 tahun terakhir terbaik = 50

GAF saat masuk = 40

GAF saat diperiksa = 30

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Menurut PPDGJ – III


Aksis I :F 20.3 Skizofrenia tak terinci
DD : .F 32.3Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
14

Aksis IV : stressor yaitu kematian kakak pasien


Aksis V : GAF 1 tahun terakhir (terbaik) 50
GAF saat masuk 30
GAF saat diperiksa 30

VIII. PENATALAKSANAAN RSJD Amino Gondohutomo


1. Farmakoterapi (Resep) Dr. Clarin Hayes

Risperidone 2x2 mg R/ Risperidone 2 mg tab no X


S 2 dd tab no I

Pro: Ny F
Usia: 24 tahun

2. Psikoterapi
a. Terapi Kelompok
Pembinaan pasien dalam kegiatan kelompok selama dirawat inap agar pasien
dapat berinteraksi denga npasien lain dan dapat membanguun kemampuan
bersosialisasi seperti pasien diajak berbincang-bincang, bermain, senam pagi, dan
jalan-jalan bersama.

b. Terapi Keluarga
Memberi pengetahuan mengenai gangguan yang dialami pasien yang akan
berlangsung lama sehingga perlu kesebaran dalam merawat pasien. Tetap melatih
pasien dan mendukung pasien untuk berinteraksi dengan lingkungan.

c. Terapi Suportif
Memberi dukungan agar pasien menerima kodisinya saat ini dan membesarkan
hati pasien atas penyakit yang dideritanya dan memotivasi pasien untuk sembuh
serta harus patuh minum obat.
15

d. Terapi Okupasional
Memberi dukungan agar pasien dapat melakukan kegiatan seperti yang dilakukan
pada saat pasien sebelum sakit secara bertahap. Mengikuti rehabilitasi sesuai hasil
seleksi.

IX. PROGNOSIS:
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam

FAKTOR BAIK BURUK


GENETIK Tidak ada Ada
PENCETUS Stressor: jelas Stressor: tidak jelas
STATUS MARITAL Menikah Tidak Menikah
STATUS EKONOMI Cukup Kurang
KEKAMBUHAN Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
GEJALA Gejala positif menonjol Gejala negatif menonjol
RIWAYAT PRAMORBID Baik Buruk
SUPPORT LINGKUNGAN Baik Kurang
ONSET Akut Kronik
USIA < 25 Tahun < 18 tahun atau > 25
tahun
16

Lampiran : instrumen depresi

HAMILTON PSYCHIATRY RATING SCALE FOR DEPRESSION (HDRS)


Nama : Umur :
Jenis kelamin : Tanggal :
1. Keadaan perasaan depresi (sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna) = Skore
0 = Tidak ada
1 = Perasaan ini hanya dinyatakan bila ditanya.
2 = Perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal, misalnya : ekspresi mukanya,
bentu, suara dan kecenderungan menangis
2. Perasaan Bersalah
0 = Tidak ada lalu
1 = Menyalahkan diri sendiri, merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain
2 = Ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-kesalahan masa lalu
3 = Sakit sebagai hukumannya , delusi bersalah
4 = Suara-suara kejaran atau tuduhan-tuduhan dengan/ dan halusinasi penglihatan
tentang hal-hal yang mengancamnya
3. Bunuh diri
0 = Tidak ada
1 = Merasa hidup tak ada gunanya
2 = Mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain ke arah hal itu
3 = Ide-ide bunuh diri atau pikiran-pikiran lain ke arah hal itu
4 = Percobaan bunuh diri
4. Insomnia (Initial)
0 = Tidak ada kesukaran masuk tidur
1 = Keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur misalnya lebih dari setengah jam baru
dapat tidur
2 = Keluhan tiap malam sukar masuk tidur
5. Insomnia (Middle).
0 = Tidak ada kesukaran untuk mempertahankan tidur
1 = Pasien mengeluh, gelisah dan terganggu sepanjang malam
2 = Terjaga sepanjan malam (bangun dari tempat tidur, kecuali buang air kecil)
6. Insomnia (Late)
0 = Tidak ada kesukaran atau keluhan bangun terlalu pagi
17

1 = Bangun di waktu fajar, tetapi tidur lagi


2 = Bila telah bangun, tak biasa tidur lagi di waktu fajar
7. Kelambanan (lambat dalam berfikir dan berbicara, gagal berkonsentrasi, aktivitas
motorik menurun)
0 = Normal dalam berbicara dan berfikir
1 = Sedikit lamban dalam wawancara
2 = Jelas lamban dalam wawancara
3 = Sukar dowawancarai
4 = Stupor (diam sama sekali)
8. Kegelisahan / Agitasi
0 = Tidak ada
1 = Kegelisahan ringan
2 = Mainkan tangan, rambut dan lain-lain
3 = Bergerak terus, tidak bisa duduk tenang
4 = Meremas-remas tangan, menggigigit-gigit kuku, menarik-narik rambut,
menggigit-gigit bibir
9. Anxietas psikis
0 = Tidak ada kesukaran
1 = Ketegangan subjektif dan mudah tersinggung
2 = Mengkhawatirkan hal-hal kecil
3 = Sikap kekhawatiran yang tercermin di wajah atau pembicaraannya
4 = Ketakutan yang diutarakan
10. Anxietas somatik
0 = Tidak ada
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = Berat
11. Gejala somatik umum
0 = Tidak ada
1 = Anggota geraknya, punggung atau kepala terasa berat, sakit punggung, kepala dan
otot-otot, hilangnya kekuatan dan kemampuan
2 = Gejala-gejala di atas yang jelas
12. Hypochondriasis
0 = Tidak ada
18

1 = Dihayati sendiri
2 = Preokupasi mengenai kesehatan diri sendiri
3 = Sering mengeluh, membutuhkan pertolongan dan lain-lain
4 = Delusi hypochondriasis
13. Insigh
0 = Mengetahui sedang depresi dan sakit
1 = Mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab-penyebab iklim, makanan,
bekerja berlebih-lebihan, virus, perlu istirahat dan lain-lain
14. Depersonalisasi dan derealisasi
0 = Tidak ada
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = Berat
4 = Berat sekali
15. Gejala-gejala obsesi dan kompulsi
Skore
0 = Tidak ada
1 = Ringan
2 = Berat
19

Lampiran: INSTRUMEN MENGUKUR SIMPTOM SKIZOFRENIA

THE POSITIVE AND NEGATIVE SYNDROME SCALE (PANSS)


Instrumen PANSS digunakan untuk mengukur gejala positif dan negatif pada penderita
skizofrenia.
Instrumen ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain, metode operasionalnya lebih jelas,
penilaian gejalanya lebih menyeluruh, penentuan skornya lebih terstandarisasi serta sudah
divalidasi di indonesia.
Pengukuran PANSS berdasarkan hasil wawancara klinis 4 tahap, ditambah informasi perilaku
pasien yang didapatkan dari laporan keluarga atau perawat.
Skala terdiri dari 7 angka untuk menilai 30 butir gejala dengan derajat beratnya masing-
masing skala penilaian diberikan definisi yang jelas dan terperinci.
Skala 1= tidak ada gejala skala 2= gejala minimal
skala 3= gejala ringan skala 4= gejala sedang
skala 5= gejala agak berat skala 6= gejala berat
skala 7- gejala sangat berat.
Instrumen PANSS dapat digunakan untuk mengukur respon terapi yang diberikan terhadap
penderita skizofrenia yang ditandai dengan menurunnya nilai total skor PANSS.
PANSS terdiri dari Skala Positif, Skala Negatif dan Skala Psikopatologi Umum

Skala Positif
Waham, kekacauan proses pikir, perilaku halusinasi, gaduh gelisah, waham
kebesaran, kecurigaan atau kejaran, dan permusuhan.

Skala Negatif
Afek tumpul, penarikan emosional, kemiskinan rapport, kesulitan dalam pemikiran
abstrak, kurangnya spontanitas dan arus percakapan, dan pemikiran stereotipik.

Skala Psikopatologi Umum


Kekhawatiran somatik, anxietas, rasa bersalah, ketegangan, mannerisme dan sikap
tubuh, depresi, retardasi motorik, ketidakkooperatifan, isi pikiran yang tidak biasa,
disorientasi, perhatian buruk, kurangnya daya nilai dan tilikan, gangguan
dorongan
kehendak, pengendalian impuls yang buruk, preokupasi dan penghindaran sosial
secara aktif.
20

SKALA POSITIF (P) terdiri dari :


P1. Waham
Keyakinan yang tidak mempunyai dasar, tidak realistik dan aneh (idiosinkratik).
Dasar penilaian: isi pikir yang diekspresikan dalam wawancara dan pengaruhnya
terhadap realisasi sosial dan perilaku.

P2. Kekacauan Proses Pikir (Conceptual Disorganization)


Kekacauan proses pikir ditandai oleh putusnya tahapan penyampaian maksud, misalnya
sirkumstansial, asosiasi longgar, tidak berurutan, ketidaklogisan yang parah, atau
putusnya arus pikir.
Dasar penilaian : proses pikir kognitif verbal yang diamati selama wawancara.

P3. Perilaku Halusinasi


Laporan secara verbal atau perilaku yang menunjukkan persepsi yang tidak
dirangsang oleh stimuli luar.Dapat terjadi halusinasi pendengaran, penglihatan,
penciuman, atau somatik.
Dasar penilaian : laporan verbal dan manifestasi fisik selama wawancara dan juga
perilaku yang dilaporkan oleh perawat atau keluarga.

P4. Gaduh Gelisah (Exicitement)


Hiperaktivitas yang ditampilkan dalam bentuk percepatan perilaku motorik,
peningkatan respons terhadap stimuli, waspada berlebihan (hipervigilence) atau
labilitas alam perasaan (mood) yang berlebihan.
Dasar penilaian : manifestasi perilaku selama wawancara dan juga laporan perawat atau
keluarga tentang perilaku.

P5. Waham kebesaran


Pendapat tentang diri sendiri yang berlebihan dan keyakinan tentang superioritas yang
tidak realistik, termasuk waham tentang kemampuan diri yang luar biasa, kekayaan,
pengetahuan, kemasyuran, kekuasaan dan kebajikan moral.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan selama wawancara dan pengaruhnya
terhadap perilaku.

P6. Kecurigaan atau Kejaran


Ide-ide kejaran yang tidak realistik atau berlebihan, yang tercermin dalam sikap
berjaga-jaga, sikap tidak percaya, kewaspadaan yang berlebihan berdasarkan
kecurigaan atau waham jelas bahwa orang lain berniat mencelakakan.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan dalam wawancara dan pengaruhnya
terhadap perilaku.

P7. Permusuhan
Ekspresi verbal dan nonverbal tentang kemarahan dan kebencian, termasuk sarkasme,
perilaku pasif agresif, caci maki dan penyerangan.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal yang diamati selama wawancara dan laporan
oleh perawat atau keluarga.
21

SKALA NEGATIF (N) terdiri dari :

N1. Afek Tumpul


Berkurangnya respon emosional yang ditandai oleh berkurangnya ekspresi wajah,
gelombang (modulation) perasaan dan gerak-gerik komunikatif.
Dasar penilaian : observasi manifestasi fisik, suasana afek dan respons emosional selama
wawancara.

N2. Penarikan Emosional (emotional withdrawal)


Berkurangnya minat dan keterlibatan serta curahan perasaan terhadap peristiwa
kehidupan.
Dasar penilaian : laporan-laporan tentang fungsi dari perawat atau keluarga dan
observasi perilaku interpersonal selama wawancara.

N3. Kemiskinan Rapport


Berkurang empati interpersonal, kurangnya keterbukaan dalam percakapan dan rasa
keakraban, minat atau keterlibatan dengan pewawancara.Ini ditandai oleh adanya
jarak interpersonal dan berkurangnya komunikasi verbal dan nonverbal.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal selama wawancara.

N4. Penarikan Diri dari Hubungan Sosial Secara Pasif atau Apatis
Berkurangnya minat dan inisiatif dalam interaksi sosial, yang disebabkan oleh pasivitas,
apatis, anergi atau tidak ada dorongan kehendak.Hal ini mengarah pada berkurangnya
keterlibatan interpersonal dan mengabaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Dasar penilaian :
laporan perilaku sosial penderita dari perawat atau keluarga.

N5. Kesulitan dalam Pemikiran Abstrak


Hendaya dalam penggunaan cara berpikir abstrak atau simbolik, yang dibuktikan dalam
kesulitan mengklasifikasikan, membentuk generalisasi dan berpikir secara konkrit atau
egosentrik dalam memecahkan masalah.
Dasar penilaian :
respons terhadap pertanyaan mengenai interpretasi persamaan dan peribahasa, dan
penggunanan cara berpikir konkrit dengan abstrak selama wawancara.

N6. Kurangnya Spontanitas dan Arus Percakapan


Berkurangnya arus normal percakapan yang disertai dengan apatis, avolisi (tidak ada
dorongan kehendak), defensif atau defisit kognitif. Ini dimanifestasikan oleh
berkurangnya kelancaran dan produktivitas dalam proses interaksi verbal.
Dasar penilaian :
proses kognitif verbal yang dapat diiobservasi selama wawancara.

N7. Pemikiran Stereotipik


Berkurangnya kelancaran, spontanitas dan fleksibilitas proses pikir yang terbukti dari
kekakuan, pengulangan atau isi pikir yang miskin.
Dasar penilaian :
proses kognitif verbal yang diobservasi selama wawancara.
22

SKALA PSIKOPATOLOGI UMUM (G)terdiri dari :

G1. Kekhawatiran somatik


Keluhan-keluhan fisik atau keyakinan tentang penyakit atau malfungsi tubuh. Ini mungkin
berkisar dari rasa yang samar tentang perasaan tidak sehat sampai pada waham yang jelas
tentang penyakit fisik yang parah.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan dalam wawancara.

G2. Anxietas
Pengalaman subyektif tentang kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan (apprehension), atau
ketidaktenangan yang berkisar dari kekhawatiran yang berlebihan tentang masa kini atau
masa depan sampai perasaan panik.
Dasar penilaian : laporan lisan selama wawancara dan manifesatsi fisikyang terkait.

G3.Rasa Bersalah
Rasa penyesalan yang mendalam atau menyalahkan diri sendiri terhadap perbuatan salah
atau bayangan kelakuan buruk pada masa lampau.
Dasar penilaian : laporan lisan mengenai perasaan bersalah selama wawancara dan
pengaruhnya terhadap sikap dan pikiran.

G4. Ketegangan
Manifestasi fisik yang jelas tentang ketakutan, anxietas dan agitasi, seperti kekakuan,
tremor, keringat berlebihan, dan ketidaktenangan.
Dasar penilaian : laporan lisan membuktikan adanya anxietas dan karenanya derajat
keparahan manifestasi fisik ketegangan dapat dilihat selama wawancara.

G5. Mannerisme dan Sikap Tubuh


Gerakan atau sikap yang tidak wajar seperti yang ditandai oleh kejanggalan, kaku,
disorganisasi atau penampilan yang bizar.
Dasar penilaian : observasi tentang manifestasi fisik selama wawancara dan juga laporan
dari perawat atau keluarga.

G6. Depresi
Perasaan sedih, putus asa, rasa tidak berdaya, dan pesimisme.
Dasar penilaian : laporan lisan tentang alam perasaan depresi selama wawancara dan yang
teramati pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku.

G7. Retardasi Motorik


Penurunan aktivitas seperti tampak dalam perlambatan atau kurangnya gerakan dan
pembicaraan, penurunan respons terhadap stimuli dan pengurangan tonus tubuh.
Dasar penilaian: manifestasi selama wawancara dan juga laporan oleh perawat atau
keluarga.

G8. Ketidakkooperatifan
Aktivitas menolak untuk patuh terhadap keinginan tokoh bermakna termasuk
pewawancara, staf rumah sakit, atau keluarga, yang mungkin disertai dengan rasa tidak
percaya, defensif, keras kepala, negativistik, penolakan terhadap otoritas, hostilitas, atau
suka membangkang.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal yang diobservasi selama wawancara, dan juga
dilaporkan oleh perawat dan keluarga.
23

G9. Isi Pikiran Yang Tidak Biasa


Proses pikir ditandai oleh ide-ide yang asing, fantastik atau bizar berkisar dari yang ringan
atau atipikal sampai distorsi tidak logis dan sangat tidak masuk akal.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan selama wawancara.

G10. Disorientasi
Kurang menyadari (awareness) hubungan seseorang dengan ligkungan, termasuk orang,
tempat, dan waktu, yang mungkin disebabkan oleh kekacauan atau penarikan diri.
Dasar penilaian : respons terhadap pertanyaan tentang orientasi.

G11. Perhatian Buruk


Gagal dalam memusatkan perhatian yang ditandai oleh konsentrasi buruk, perhatian
mudah teralih oleh stimuli eksternal dan internal dan kesulitan dalam mengendalikan
(hamessing), mempertahankan atau mengalihkan (shifting) fokus pada stimuli baru.
Dasar penilaian : manifestasi-manifestasi selama wawancara.

G12. Kurangnya Daya Nilai dan Tilikan


Hendaya kesadaran (awareness) atau pemahaman atas kondisi psikiatrik dan situasi
kehidupan dirinya.Dibuktikan oleh kegagalan untuk mengenali penyakit atau gejala-gejala
psikiatrik yang lalu atau sekarang, menolak perlunya perawatan atau pengobatan
psikiatrik, keputusan ditandai oleh buruknya antisipasi terhadap konsekuensi, serta
rencana jangka pendek dan jangka panjang yang tidak realistik.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan selama wawancara.

G13. Gangguan Dorongan Kehendak


Gangguan dalam dorongan kehendak, makan dan minum, dan pengendalian pikiran,
perilaku, gerakan-gerakan, serta pembicaraan.
Dasar penilaian : isi pikiran dan perilaku yang dimanifestasikan selama wawancara.

G14. Pengendalian Impuls Yang Buruk


Gangguan pengaturan&pengendalian impuls yang mengakibatkan pelepasan
ketegangan&emosi yang tiba-tiba, tidak teratur, sewenang-wenang tanpa merisaukan
konsekuensinya.
Dasar penilaian : perilaku selama wawancara dan yang dilaporkan oleh perawat/keluarga.

G15. Preokupasi
Terpaku pada pikiran dan perasaan yang timbul dari dalam diri dan disertai pengalaman
autistik sedemikian rupa sehingga terjadi gangguan orientasi realita dan perilaku adaptif.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal yang tampak selama wawancara.

G16. Penghindaran Sosial Secara Aktif


Penurunan keterlibatan sosial yang disertai adanya ketakutan yang tidak beralasan,
permusuhan atau ketidak percayaan.
Dasar penilaian : laporan fungsi sosial oleh perawat atau keluarga.
24

LEMBAR PENILAIAN PANSS-EC

P4. Gaduh Gelisah


1 Tidak ada – definisi tidak dipenuhi
2 Minimal – patologis diragukan
3 Ringan –sedikit agitatif, waspada berlebihan, atau sedikit mudah terangsang selama wawancara,
tanpa episode yang jelas dari gaduh gelisah atau labilitas alam perasaan yang mencolok.
Pembicaraan mungkin sedikit mendesak
4 Sedang – Agitasi atau mudah terangsang yang jelas, ledakan-ledakan episodik
5 Agak berat –hiperaktivitas yang bermakna, sering terjadi ledakan-ledakan atau aktivitas motorik,
sulit untuk tetap duduk
6 Berat – Gaduh gelisah yang mencolok mempengaruhi fungsi sehari-hari seperti makan dan tidur.
7 Sangat berat – Gaduh gelisah yang mencolok, mempengaruhi kegiatan makan dan tidur, serta jelas
tidak memungkinkan interaksi interpersonal. Percepatan pembicaraan dan aktivitas motorik dapat
menimbulkan inkoherensi dan kelelahan

P7. Permusuhan
1 Tidak ada – definisi tidak dipenuhi
2 Minimal – patologis diragukan
3 Ringan – melampiaskan kemarahan secara tidak langsung atau ditahan
4 Sedang – sikap bermusuhan yang nyata
5 Agak berat – pasien sangat mudah marah dan kadang-kadang memaki dengan kata-kata kasar atau
mengancam
6 Berat – tidak kooperatif dan mencaci maki dengan kasar atau mengancam ,dapat beringas dan
merusak tetapi tidak menyerang orang lain secara fisik
7 Sangat berat – kemarahan yang hebat berakibat sangat tidak kooperatif, menghalangi interaksi,
atau secara episodik melakukan penyerangan fisik terhadap orang lain

G4. Ketegangan
1 Tidak ada – definisi tidak dipenuhi
2 Minimal – patologis diragukan
3 Ringan – postur dan gerakan-gerakan menunjukkan kekhawatiran ringan, ketidak tenangan yang
sekali-sekali, perubahan posisi, atau tremor tangan yang halus dan cepat
4 Sedang – nyata-nyata gelisah seperti perilaku tidak tenang, tremor tangan yang nyata, keringat
berlebihan, atau manerisme karena gugup
5 Agak berat – ketegangan yang berat, manifestasi seperti gemetar karena gugup, keringat sangat
berlebihan dan ketidak tenangan, perilaku selama wawancara tidak terpengaruh secara bermakna
6 Berat – ketegangan berat, taraf interaksi terganggu. Misalnya, terus menerus bergerak, tidak dapat
tetap duduk, hiperventilasi
7 Sangat berat – ketegangan sangat mencolok, tanda panik atau percepatan gerakan motorik kasar,
ketidakmampuan tetap duduk > 1 menit yg menyebabkan percakapan tdk mungkin diteruskan

G8. Ketidakkooperatifan
1 Tidak ada – definisi tidak dipenuhi
2 Minimal – patologis diragukan
3 Ringan – patuh tapi disertai sikap marah tidak sabar atau sarkasme, mungkin ada penolakan yang
tidak mengganggu terhadap penyelidikan yang sensitif selama wawancara
4 Sedang - kadang-kadang terdapat penolakan langsung untuk patuh, memproyeksikan
hostilitas,defensif atau bersifat negatif tetapi biasanya masih dapat diatasi
5 Agak berat - seringkali tidak patuh, jelas defensif atau iritabilitas terhadap pewawancara dan
mungkin tidak bersedia menghadapi banyak pertanyaan
6 Berat - sangat tidak kooperatif, negativistik dan suka membangkang. Menolak untuk patuh, tidak
25

mau memulai atau mengikuti wawancara sepenuhnya


7 Sangat berat – resistensi aktif, menolak untuk ikut dalam aktivitas sosial apapun, mengurus
kebersihan diri, bercakap-cakap dengan keluarga atau staf dan bahkan untuk berpartisipasi dalam
wawancara singkat

G.14 Pengendalian Impuls


1 Tidak ada – definisi tidak dipenuhi
2 Minimal – patologis diragukan
3 Ringan - cenderung mudah marah dan frustrasi bila menghadapi stres atau pemuasannya ditolak
tetapi jarang bertindak impulsif
4 Sedang - dengan provokasi yang minimal, pasien menjadi marah dan mencaci maki. Mungkin
sekali-kali mengancam, merusak atau terdapat satu atau dua episode yang melibatkan konfrontasi
fisik atau perselisihan ringan
5 Agak berat - memperlihatkan episode impulsif yang berulang, termasuk mencaci maki, merusak
harta benda atau ancaman fisik. Mungkin ada satu atau dua episode yang melibatkan serangan
serius
6 Berat - agresif secara impulsif, mengancam, menuntut dan merusak, tanpa pertimbangan terhadap
konsekuensinya. Menunjukkan perilaku menyerang
7 Sangat berat - memperlihatkan serangan kebrutalan dan berbahaya

PANSS – EC
NAMA : Umur:
Ruang : Almt:
NO Penilaian Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4
1. P4 Score
GADUH GELISAH
2. P7 Score
PERMUSUHAN
3. G4 Score
KETEGANGAN
4. G8 Score
KETIDAK KOOPERATIFAN
5. G14 Score
PENGENDALIAN IMPULS
YANG BURUK
Jumlah
Mini Mental State Examination (MMSE)
Nama pasien : Tanggal:
Nilai Nilai pasien Pertanyaan
maksimal
5 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa?
5 Kita berada dimana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar)
3 Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
5 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
3 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas
2 Psien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, arloji)
1 Pasien diminta mengulang rangkaian kata: “tanpa kalau dan atau tetapi”
3 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
1 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda”
1 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan)
1 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini
26

30 TOTAL

Anda mungkin juga menyukai