Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT DALAM

MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN


(Studi Kasus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II)

EVALUATION OF HOSPITAL FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN DEALING


WITH FIRE DISASTER
(Case Study in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Hospital)

Mirza Sanjaya¹,Maria Ulfa²


Email: missmariaulfa@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II memiliki enam
blok bangunan gedung. Masing-masing blok gedung terdiri dari empat lantai.
Kondisi bangunan dan kerentanan di dalamnya membuat RS ini memiliki
risiko tinggi akan terjadinya bencana kebakaran, sehingga diperlukan
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran.
Metode: jenis penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek
penelitian adalah pihak manajemen dan petugas rumah sakit. Objek
penelitian yaitu kondisi kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan
bencana kebakaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Hasil dan Pembahasan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
memiliki kelengkapan sarana dan prarasana penanggulangan bencana yang
sebagian besar telah sesuai dengan standar. Terdapat beberapa unsur yang
perlu ditingkatkan, seperti penambahan detektor asap dan APAR,
pemerataan sprinkler, jalur evakuasi untuk lantai atas, perbaikan jalur keluar
darurat dan papan nama di titik berkumpul. Faktor pendukung yang terdapat
di RS ini adalah ketersediaan sarana dan prasarana maupun antusiasme SDM
untuk memiliki kemampuan penanggulangan bencana kebakaran. Faktor
penghambatnya yaitu anggaran yang lebih diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II telah memiliki
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran, namun
masih terdapat beberapa unsur yang harus ditingkatkan agar sesuai standar.

Kata Kunci: Sarana Prasarana, Penanggulangan Kebakaran, Manajemen


Bencana Rumah Sakit

1
ABSTRACT

Background: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II has six building blocks.


Each block include four floors. This condition and the inside hospital
vulnerability cause this hospital in a high risk of fire disaster. Thus, the hospital
has to prepare facilities and infrastructure well to face the fire disaster.
Method: this study was a qualitative research and the design of this study
using a case study. Subject in this study was the hospital management and
hospital officer. The object of this study was the readiness of fire disaster
management facilities and infrastructure. Data was collected through
interviews and observation, then analyzed through descriptive qualitative
Result and Discussion: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has
the completeness of infrastructure and disaster management largely complies
with the standards. There was some elements that need to be improved, such as
the addition of smoke detectors and fire extinguisher, sprinkler equity in all the
building blocks, evacuation paths from the top floor, repairing of the emergency
exit, and the nameplate at the end point. The supporting factors in this hospital
was the availability of facilities and infrastructure, also human resources
enthusiasm to have a fire disaster management capabilities. The inhibiting
factor was the budget that is more geared to improving health services.
Conclusions: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has had
preparedness of facilities and infrastructure fire disaster management, but
there was some elements that need to be improved to pass the standards.
Keywords: Facilities and Infrastructure, Fire Disaster Management, Hospital
Disaster Management

2
PENDAHULUAN Bencana tersebut merupakan
Rumah sakit merupakan bagian dari kondisi
institusi pelayanan kesehatan yang kegawatdaruratan yang mungkin
menyelenggarakan pelayanan dialami rumah sakit. Bencana
kesehatan perorangan secara internal yang berpotensi terjadi di
paripurna yang menyediakan rumah sakit meliputi kebakaran,
pelayanan rawat inap, rawat jalan, ledakan, serta tumpahan atau
dan gawat darurat menurut kebocoran gas berbahaya.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun Sementara bencana yang
2009 tentang Rumah Sakit pada memberikan ancaman bagi
Pasal 1 ayat 1.1 Rumah sakit masyarakat luas, termasuk rumah
dituntut untuk dapat memberikan sakit pada umumnya merupakan
pelayanan kesehatan yang terbaik bencana alam seperti gempa bumi,
bagi pasiennya secara khusus serta angin ribut, banjir, dan lain
bagi masyarakat umum secara sebagainya.2 Berdasarkan atas
luas. Kualitas rumah sakit sangat berbagai ancaman bencana yang
ditentukan oleh dua faktor utama mungkin dialami rumah sakit
yaitu pelayanan oleh petugas tersebut, maka setiap rumah sakit
rumah sakit dan bangunan serta kemudian dituntut untuk memiliki
prasarana dari rumah sakit itu kesiapan dalam menanggulangi
sendiri. Dampak yang dapat kondisi kegawatdaruratan terkait
ditimbulkan ketika kedua faktor bencana yang mungkin terjadi.
tersebut tidak terpenuhi dangan Berdasarkan ketentuan pada Pasal
baik adalah buruknya pelayanan 7 Undang-Undang Nomor 44
rumah sakit baik dalam keadaan Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
normal maupun saat terjadi dapat diketahui bahwa “Rumah
bencana. Sakit harus memenuhi persyaratan
Bencana yang terjadi di rumah lokasi, bangunan, prasarana,
sakit dalam hal ini berkaitan sumber daya manusia,
dengan bencana internal maupun kefarmasian dan peralatan”. Bagi
bencana yang juga memberi rumah sakit yang tidak memenuhi
ancaman bagi masyarakat umum. persyaratan maka tidak akan

1
diberikan izin mendirikan, dicabut kesiapan dari sistem pencegahan
izinnya atau tidak diperpanjang dan penanggulangan bencana di
izin operasional rumah sakitnya. rumah sakit dapat dilihat pada
Bencana yang dimaksud dalam kondisi sarana dan prasarana yang
hal ini adalah peristiwa atau ada.4 Sarana dan prasarana
rangkaian peristiwa yang penganggulan dalam menghadapi
mengancam dan mengganggu bencana tersebut merupakan alat-
kehidupan masyarakat, baik oleh alat yang dipakai untuk
faktor alam dan/atau non alam mempermudah pekerjaan,
maupun faktor manusia sehingga pencapaian maksud dan tujuan,
mengakibatkan timbulnya korban serta upaya yang digunakan untuk
jiwa manusia, kerusakan mencegah, mengatasi, dan
lingkungan, kerugian harta benda, menanggulangi bencana.
dan dampak psikologis tertentu.3 Salah satu bentuk bencana yang
Apabila dilihat dari definisi dapat terjadi di rumah sakit adalah
tersebut maka istilah bencana bencana kebakaran. Berdasarkan
tidak hanya merujuk pada bencana data dari Badan Nasional
alam, tetapi juga bentuk bencana Penanggulangan Bencana (BNPB)
lain seperti misalnya kebakaran. tercatat 926 kasus kebakaran yang
Sistem pencegahan dan terdiri dari 925 kasus kebakaran
penanggulangan bencana di rumah pada pemukiman penduduk dan 1
sakit menjadi sangat perlu kasus kebakaran pada rumah sakit
diwujudkan guna menjamin yang terjadi di Indonesia dari
keamanan seluruh warga rumah tahun 2011-2014. Dari total 926
sakit, termasuk pasien dan kasus kebakaran tersebut,
pengunjung ketika terjadi bencana. terdapat 4 kasus kebakaran yang
Sementara itu, menurut terjadi di Yogyakarta sepanjang
Peraturan Menteri Dalam Negeri tahun 2012-2013. Meskipun
No. 27 Tahun 2007 tentang sebagian besar kasus kebakaran
Pedoman Penyiapan Sarana dan tersebut terjadi di pemukiman
Prasarana dalam Penanggulangan penduduk, namun harus tetap
Bencana Pasal 1 ayat 2, salah satu diwaspadai karena sekitar 90%

2
dari penyebab kebakaran adalah Berdasarkan hal tersebut, maka
sambungan pendek arus listrik pada penelitian ini dirumuskan
yang merupakan salah satu pemicu permasalahan “Bagaimana
kebakaran di rumah sakit.5 kesiapan sarana dan prasarana
Dalam hal ini, rumah sakit dalam menghadapi bencana
merupakan salah satu bangunan kebakaran di RS PKU
yang memiliki risiko tinggi akan Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terjadinya bencana kebakaran. II?”. Rumusan masalah utama
Tingginya risiko kebakaran di tersebut selanjutnya akan
rumah sakit selain dipicu oleh diturunkan dalam beberapa
sambungan pendek arus listrik pertanyaan penelitian yang lebih
juga dapat dipicu oleh penggunaan operasional sebagai berikut:
peralatan listrik, penggunaan 1. Bagaimana kelengkapan
tabung gas bertekanan, serta sarana dan prasarana dalam
penggunaan berbagai macam menghadapi bencana
bahan kimia baik cair maupun kebakaran di RS PKU
padat yang bersifat flammable, Muhammadiyah Yogyakarta
korosif, dan harmful. Banyaknya Unit II?
sumber potensi bahaya kebakaran 2. Bagaimana pemanfaatan
tersebut kemudian membuat sarana dan prasarana
rumah sakit menjadi bangunan penanggulangan bencana
yang cukup tinggi risiko kebakaran yang tersedia di
kebakarannya.Terlebih lagi bahwa RS PKU Muhammadiyah
sebagian penghuni rumah sakit Yogyakarta Unit II?
merupakan orang sakit tersebut 3. Apa faktor pendukung serta
yang tidak mampu melayani dan penghambat kesiapan sarana
menyelamatkan dirinya sendiri dan prasarana dalam
apabila terjadi kebakaran.6 Oleh menghadapi bencana
sebab itu, kesiapan rumah sakit kebakaran di rumah sakit
dalam menanggulangi bencana tersebut?
kebakaran menjadi sangat BAHAN DAN CARA
diperlukan.

3
Penelitian ini merupakan Kelengkapan sarana dan
jenis penelitian kualitatif. prasarana menghadapi bencana
Rancangan penelitian ini kebakaran di RS PKU
menggunakan penelitian studi Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
kasus. Penelitian ini dilakukan di dapat dilihat berdasarkan hasil
RS PKU Muhammadiyah observasi yang telah dilakukan.
Yogyakarta Unit II. Subjek dalam Observasi dilakukan secara
penelitian ini adalah manajemen menyeluruh di komplek bangunan
dan petugas medis maupun non RS PKU Muhammadiyah
medis rumah sakit tersebut yang Yogyakarta Unit II. Bangunan
diambil dengan menggunakan tersebut secara keseluruhan
teknik purposive. Teknik purposive terdiri dari 6 (enam) blok
dapat dilakukan dengan memilih bangunan, yaitu blok A, B, C, D, E,
informan berdasarkan dan F. Saat observasi dilakukan,
pertimbangan, kriteria, atau ciri- blok gedung C, D, E, dan F telah
ciri tertentu yang ditetapkan beroperasi. Masing-masing blok
berdasarkan tujuan penelitian.7. bangunan tersebut terdiri dari 4
Sementara objek penelitian yaitu (empat) lantai. Sementara untuk
kondisi kesiapan sarana dan blok gedung A belum sepenuhnya
prasarana penanggulangan selesai dibangun karena hanya
bencana kebakaran. Pengumpulan lantai 1 saja yang telah selesai
data dilakukan dengan teknik dibangun, sedangkan untuk
wawancara dan observasi. Data gedung di blok B belum dilakukan
yang telah dikumpulkan dianalisis pembangunan. Observasi
secara deskriptif kualitatif. kelengkapan sarana dan prasarana
HASIL ini didasarkan pada standar yang
Kelengkapan Sarana dan diatur oleh Direktorat Jendral Bina
Prasarana dalam Menghadapi Pelayanan Medik Departemen
Bencana Kebakaran di RS PKU Kesehatan RI dan Kementerian
Muhammadiyah Yogyakarta Kesehatan RI melalui Pedoman
Unit II Teknis Prasarana Rumah Sakit
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif.

4
1. Kelengkapan Sarana Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Berdasarkan ketentuan menunjukkan bahwa sebagian
Pedoman Teknis Prasarana Rumah besar sarana tersebut telah
Sakit Sistem Proteksi Kebakaran dipenuhi kelengkapannya, namun
Aktif dari Kementerian Kesehatan adapula sarana yang belum
Tahun 2007, sarana menghadapi tersedia. Salah satu sarana penting
bencana kebakaran di rumah sakit dalam sistem penanggulangan
meliputi tanda dilarang merokok, bencana kebakaran yang belum
tanda/ petunjuk keluar, alarm terdapat di dalam bangunan
kebakaran, alat detektor panas, gedung RS PKU Muhammadiyah
alat detekror asap, alat pemadam Yogyakarta Unit II adalah detektor
kebakaran api ringan (APAR), asap. Hasil observasi menunjukkan
slang air dan/atau hidran, serta bahwa alat tersebut belum ditemui
saluran telepon khusus keadaan pada keseluruhan bangunan
darurat.8 gedung. Berikut merupakan tabel
Hasil observasi yang yang menunjukkan hal tersebut:
dilakukan di RS PKU
Tabel 4.1. Kelengkapan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Aspek Ada Tida Sesuai Keterangan
k Ada Standard
Tanda dilarang merokok
a. Sekitar ICU √ Ya Penempatan secara
b. Sekitar ruang gawat darurat √ Ya mencolok
c. Sekitar labortorium √ Ya Penempatan secara
d. Sekitar kamar operasi √ Ya mencolok
Penempatan secara
mencolok
Penempatan secara
mencolok
Tanda/petunjuk KELUAR/EXIT √ Tidak Tidak selalu diterangi
lampu
Alarm kebakaran √ Ya Manual dan otomatis
Alat detektor panas √ Ya Terpasang merata,
terhubung dengan alarm
Alat detektor asap √ Tidak Tidak terdapat detektor
asap
Alat pemadam api ringan

5
(APAR) √ Tidak Jenis APAR belum sesuai
a. Di ruang rawat inap √ Tidak lokasi
b. Di area parkir kendaraan √ Tidak Tidak terdapat APAR
c. Di koridor/lorong menuju Jenis APAR belum sesuai
exit lokasi
Slang air dan/atau hidran
a. Slang air di dalam rumah √ Ya Memadai
sakit √ Ya Memadai
b. Hidran √ Tidak Beberapa gedung belum
c. Sprinkler air dilengkapi sprinkler
Saluran telepon khusus keadaan √ Ya Berfungsi
darurat
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)

Tabel 4.1 menggambarkan Selain sarana


garis besar hasil observasi yang penanggulangan bencana
dilakukan terhadap kelengkapan kebakaran, prasarana
sarana penanggulangan bencana penanggulangan bencana
kebakaran di RS PKU kebakaran juga merupakan aspek
Muhammadiyah Yogyakarta Unit penting dalam keseluruhan sistem
II. Dapat dilihat bahwa masih penanggulangan kebakaran di
terdapat beberapa sarana rumah sakit. Berikut merupakan
penanggulangan bencana tabel yang menunjukkan
kebakaran yang belum terpasang rangkuman hasil observasi
sesuai standar yang diatur oleh prasarana penanggulangan
Dirjen Bina Pelayanan Medik bencana kebakaran di RS PKU
Depkes RI Tahun 2007.8 Muhammadiyah Yogyakarta Unit
2. Kelengkapan Prasarana II:

Tabel 4.2. Kelengkapan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran


di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

Aspek Ada Tida Keterangan


k Ada
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer √ Belum mengarah ke titik
b. Rute evakuasi alternatif √ berkumpul
c. Tanda/simbol menuju rute √ Belum mengarah ke titik
evakuasi √ berkumpul

2
d. Tanda/simbol sepanjang rute √ Terpasang jelas, belum merata
e. Penerangan sepanjang rute √ Terpasang jelas, belum merata
f. Sumber energi alteratif saat listrik Mencukupi
padam Diesel
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya √ Cukup lebar, belum cukup tinggi
dilalui saat keadaan darurat) Tanpa pegangan panik
Menuju arah jalur evakuasi
Jalur yang melandai/ramp √ Cukup lebar
Tanpa pegangan rambatan
Titik lokasi berkumpul sebagai ujung √ Tersedia, namun end point belum
rute evakuasi ada
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan data pada observasi yang menunjukkan
Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada kelengkapan dari unsur-unsur
dasarnya prasarana sarana dan prasarana
penanggulangan bencana penanggulangan bencana
kebakaran di RS PKU kebakaran di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Muhammadiyah Yogyakarta Unit
telah tersedia seluruhnya. Hanya II. Pada bagian ini, lebih lanjut
saja masih terdapat beberapa diuraikan mengenai pemanfaatan
standar yang belum terpenuhi sarana dan prasarana tersebut
menurut Keputusan Menteri yang didasarkan pada hasil
Kesehatan RI Nomor wawancara dengan beberapa
1087/MENKES/SK/VIII/2010 informan. Berdasarkan hasil
tentang Standar Kesehatan dan penelitian yang telah dilakukan,
Keselamatan Kerja di Rumah dapat diketahui bahwa
Sakit.9 pemanfaatan sarana dan prasarana
Pemanfaatan Sarana dan penanggulangan bencana
Prasarana Penanggulangan kebakaran di RS PKU
Bencana Kebakaran yang Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Tersedia di RS PKU berkaitan dengan dua kondisi,
MuhammadiyahYogyakarta yaitu sebelum terjadi bencana dan
Unit II saat terjadi bencana.
Pada bagian sebelumnya 1. Pemanfaatan Sebelum Terjadi
telah diuraikan mengenai hasil Bencana

2
Pemanfaatan sarana dan sakit atas potensi kebakaran
prasarana penanggulangan yang ada.
bencana sebelum terjadi bencana b. Pelatihan penanggulangan
berkaitan dengan proses bencana kebakaran
memanfaatkan sarana dan Pelatihan penanggulangan
prasarana penanggulangan bencana kebakaran di RS PKU
kebakaran yang ada untuk Muhammadiyah Yogyakarta
menyiapkan ketahanaan seluruh Unit II dilakukan melalui
pihak dalam rumah sakit. Artinya, kegiatan sosialisasi SOP
dalam hal ini sarana prasarana penanggulangan bencana
penanggulangan bencana kebakaran, pemberian teori
kebakaran yang ada dimanfaatkan mengenai bencana kebakaran,
untuk membangun kesiapan pada serta pelatihan atau simulasi
diri seluruh pegawai rumah sakit penggunaan APAR dan hidran.
menghadapi kemungkinan Berdasarkan hasil penelitian
bencana kebakaran yang mungkin yang telah dilakukan, dapat
terjadi. diketahui bahwa kegiatan
Hasil penelitian tersebut merupakan kegiatan
menunjukkan bahwa RS PKU rutin. Pelatihan telah dilakukan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II secara rutin, namun saat ini
memanfaatkan sarana prasarana sedang dilakukan perubahan
penanggulangan bencana untuk: frekuensi penyelenggaraanya
a. Mencegah terjadinya bencana yang direncanakan menjadi
kebakaran dua kali dalam satu bulan.
Pemanfaatan sarana prasarana Sebelumnya, pelatihan rutin
penanggulangan kebakaran dilakukan dua kali dalam
untuk pencegahan terjadinya setahun dengan peserta yang
bencana kebakaran dapat berbeda karena sasarannya
dilihat dari pemanfaatan adalah untuk seluruh pegawai.
beragam simbol yang ditujukan 2. Pemanfaatan Saat Terjadi
untuk meningkatkan kesadaran Bencana
seluruh individu dalam rumah

2
Selain pemanfaatan sarana Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
prasarana sebelum terjadinya menjadi sepenuhnya memenuhi
bencana kebakaran, terdapat pula standar. Jalur evakuasi pada
sarana dan prasarana yang secara dasarnya telah tersedia, namun
khsuus hanya dimanfaatkan untuk masih perlu perbaikan. Begitu pula
kondisi darurat yang terjadi. Hasil dengan tangga darurat yang dapat
penelitian menunjukkan bahwa digunakan untuk evakuasi,
bencana kebakaran belum pernah meskipun belum secara khusus
terjadi di RS PKU Muhammadiyah dirancang untuk evakuasi karena
Yogyakarta Unit II. Artinya, sarana didesain untuk perawatan gedung.
prasarana tersebut belum pernah Oleh sebab itu, perlu dilakukan
digunakan. Hanya saja, dalam hal upaya lebih lanjut untuk
ini beberapa sarana prasarana memenuhi standar tersebut.
telah disiapkan secara khusus. Faktor Pendukung serta
Sarana prasarana yang Penghambat Kesiapan Sarana
dirancang khusus hanya dan Prasarana dalam
dimanfaatkan saat terjadi bencana Menghadapi Bencana
adalah lokasi titik berkumpul, jalur Kebakaran di RS PKU
evakuasi, pintu dan tangga darurat. Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah Unit II
Yogyakarta Unit II memiliki satu Hasil penelitian yang
lahan di bagian depan komplek dilakukan di RS PKU
bangunan yang dimanfaatkan Muhammadiyah Yogyakarta unit II
menjadi titik berkumpul. Hanya menunjukkan bahwa terdapat
saja belum terdapat tanda papan beberapa faktor pendukung
nama untuk penunjuk end point- maupun penghambat terkait
nya. dengan kesiapan sarana dan
Masih terdapat beberapa prasarana dalam menghadapi
perbaikan yang perlu dilakukan bencana kebakaran. Faktor
untuk membuat sarana prasarana pendukung yang paling utama
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah ketersediaan
kebakaran di RS PKU sarana dan prasarana

3
penanggulangan bencana bahwa anggaran merupakan
kebakaran di rumah sakit tersebut. bagian dari faktor penghambat
Hal ini diungkapkan oleh seluruh kesiapan sarana prasarana
informan yang menyatakan bahwa penanggulangan bencana
ketersediaan alat sangat kebakaran di RS PKU
mendukung kesiapan, meskipun Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terdapat beberapa hal yang masih II. Anggaran untuk sarana dan
perlu diperbaiki untuk prasarana penanggulangan
membuatnya lebih bermanfaat bencana dirasa masih menjadi
optimal. hambatan tersendiri. Hal ini
Bukan hanya ketersediaan dikarenakan tidak jarang pos
sarana dan prasarana saja yang anggaran yang sudah dianggarkan
menjadi pendukung bagi kesiapan kemudian bergeser untuk
penanggulangan bencana. Lebih pelayanan kesehatan.
dari itu, unsur SDM juga Anggaran masih menjadi
memberikan kontribusi yang hambatan dalam kesiapan sarana
besar. Hal ini dikarenakan SDM dan prasarana penanggulangan
tersebut yang kemudian akan bencana kebakaran di rumah sakit
mengoperasikan sarana dan tersebut. Selain berkaitan dengan
prasarana penanggulangan masalah anggaran, belum adanya
bencana ketika kebakaran benar- simulasi penanggulangan
benar terjadi. Oleh sebab itu, kebakaran secara nyata di dalam
adanya kesiapan yang dibangun gedung juga menjadi hambatan
melalui pelatihan kemudian tersendiri. Hal ini dikarenakan
menjadi satu faktor pendukung evaluasi atas kesiapan sarana
tersendiri. prasarana tersebut menjadi belum
Selain itu, dana juga diketahui secara pasti mengingat
merupakan bagian dari faktor kebakaran belum pernah terjadi.
pendukung bagi kesiapan sarana Simulasi yang tidak
prasarana penanggulangan dilakukan mendekati kondisi
bencana. Pada sisi lain, adapula sebenarnya seperti saat terjadi
beberapa pihak yang menyatakan kebakaran membuat evaluasi

4
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana
menjadi belum teruji akurat. Lebih kebakaran di rumah sakit ini
lanjut, hal ini juga berkaitan menjadi sangat penting karena
dengan hambatan dari kesiapan bencana memiliki potensi untuk
mental para pegawai sendiri ketika menyebabkan kerugian.8 Oleh
menghadapi kondisi tersebut. sebab itu, RS PKU Muhammadiyah
Kesiapan sarana dan prasarana Yogyakarta Unit II memiliki
tidak hanya berkaitan dengan urgensi yang tinggi dalam
ketersediaan alatnya saja, tetapi memenuhi kesiapan sarana dan
juga dengan kesiapan SDM yang prasarana tersebut.
dapat menggunakannya dengan Sebagaimana telah
tepat. Terutama saat kondisi diuraikan pada bagian sebelumnya
kebakaran benar-benar terjadi dan bahwa kelengkapan sarana dan
terdapat kepanikan di antara prasarana RS PKU Muhammadiyah
pegawai. Oleh sebab itu, Yogyakarta Unit II pada dasarnya
diperlukan simulasi dengan telah terpenuhi. Hanya saja
kondisi menyerupai kondisi terdapat komponen yang belum
darurat sebenarnya untuk memenuhi standar. Pemenuhan
mengatasi hambatan tersebut. standar ini tidak dapat
PEMBAHASAN dikesampingkan mengingat
Berdasarkan hasil apabila kondisi darurat benar-
penelitian yang telah diuraikan, benar terjadi dan terdapat
dapat dikatakan bahwa dalam hal komponen yang tidak memenuhi
ini pada dasarnya sarana dan standar, maka akibatnya akan
prasarana penanggulangan sangat fatal. Kondisi ini tidak
bencana kebakaran di RS PKU terlepas dari fungsi rumah sakit
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang memang sangat rentan akan
telah disiapkan, meskipun masih mengalami bencana, terutama
terdapat beberapa kekurangan kebakaran sebagai bencana
untuk menjadi suatu sistem yang internal.8 Oleh sebab itu, berbagai
optimal. Kesiapan sarana dan unsur sarana dan prasarana yang
prasarana sebagai bagian dari belum memenuhi standar

5
sebagaimana diungkapkan dalam prasarana dari unsur kuantitas
penelitian ini sebaiknya segera saja, tetapi juga pemenuhan
ditindaklanjuti untuk standar kualitas sehingga sarana
mengoptimalkan kesiapan dan prasarana tersebut dapat
penanggulangan bencana diandalkan jika bencana terjadi.
kebakaran di RS PKU Beberapa unsur sarana dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit prasarana yang belum memenuhi
II. standar untuk penanggulangan
Hal ini dikarenakan bencana kebakaran di rumah sakit
kesiapan penanggulangan bencana tersebut secara rinci dapat dilihat
kebakaran tidak hanya berkaitan pada tabel berikut:
dengan kelengkapan sarana dan

Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran


di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang Belum Memenuhi
Standar

Aspek Standar RS PKU


Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
Sarana
Tanda/Petunjuk KELUAR/EXIT Selalu diterangi Belum selalu diterangi
lampu lampu
Alat Detektor Asap Ada dalam sistem Belum ada dalam
sistem
APAR Lokasi Beberapa Belum sesuai
penempatan
sesuai dengan
jenis APAR
Sprinkler Air Wajib di setiap Belum terpasang di
lantai untuk setiap lantai
bangunan > 2
lantai
Prasarana
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer Mengarah ke titik Belum mengarah ke
b. Rute evakuasi alternatif berkumpul titik berkumpul
c. Tanda/simbol menuju rute Mengarah ke titik Belum mengarah ke
evakuasi berkumpul titik berkumpul
d. Tanda/simbol sepanjang rute Jelas dan merata Belum terpasang

6
Jelas dan merata merata
Belum terpasang
merata
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya Cukup lebar, Belum cukup tinggi,
dilalui saat keadaan darurat) cukup tinggi, tanpa pegangan panik.
menuju jalur Standar tinggi: 270 cm,
evakuasi, dengan Observasi: 210 cm
pegangan panic
Jalur yang melandai/ramp Cukup lebar Belum ada pegangan
dengan pegangan rambatan
rambatan
Titik lokasi berkumpul Memiliki end point Belum ada end point
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan hal tersebut, dan parasarana, yaitu membangun
dapat diketahui bahwa sarana dan jalur evakuasi dari lantai atas,
prasarana yang belum memenuhi serta pengadaan baju tahan api
standar masih cukup banyak. Hal sebagai bagian dari kelengkapan
ini dapat dijadikan input bagi penanggulangan bencana
proses pengembangan sistem kebakaran di rumah sakit.
penanggulangan bencana Sementara itu, terkait
kebakaran oleh pihak RS PKU dengan pemanfaatan sarana dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit prasarana penanggulangan
II. Perlunya peningkatan standar bencana kebakaran yang ada,
dari unsur-unsur sarana dan dalam hal ini dapat dilihat bahwa
prasarana tersebut dikarenakan pemanfaatannya sebelum bencana
sarana dan prasarana tersebut terjadi masih perlu ditingkatkan.
adalah unsur-unsur wajib yang Sebagaimana diketahui bahwa
harus ada dan telah diatur kesiapsiagaan menghadapi
standarnya. Selain itu, hasil bencana dalam hal ini merupakan
penelitian juga menunjukkan tindakan yang harus diupayakan.
beberapa unsur lain yang juga Artinya, kesiapsiagaan
perlu ditingkatkan oleh pihak RS menghadapi bencana tidak
PKU Muhammadiyah Yogyakarta tumbuh begitu saja namun
Unit II bagi sistem penanggulangan memerlukan upaya untuk
bencana kebakaran. Terutama mencapainya. Sasaran utama dari
berkaitan dengan kesiapan sarana pembentukan kesiapan

2
menghadapi bencana adalah untuk untuk menggunakan sarana dan
menumbuhkan ketangguhan prasarana tersebut.
ketika bencana terjadi.10 Sementara itu, simulasi
Ketangguhan ini tentu hanya dapat yang menyerupai kondisi bencana
disiapkan pada saat sebelum sesungguhnya dalam hal ini sangat
kejadian bencana benar-benar diperlukan untuk melatih kesiapan
terjadi. mental para pegawai rumah sakit.
Hal inilah yang mendasari Sebagaimana diketahui bahwa
perlunya optimalisasi pemanfaatan kondisi bencana kebakaran sangat
sarana dan prasarana sebelum mungkin menimbulkan kepanikan
kondisi darurat terjadi. Terutama bagi para pegawai. Oleh sebab itu,
melalui pelatihan penggunaan apabila simulasi hanya dilakukan
sarana dan prasarana maupun dalam kondisi normal maka
simulasi yang menyerupai kondisi kesiapan mental belum cukup
terjadinya bencana. Simulasi terlatih. Akibatnya, ketika bencana
penggunaan sarana dan prasarana kebakaran terjadi dan para
perlu dilakukan untuk memastikan pegawai mengalami kepanikan,
bahwa setiap pegawai dalam maka teori penanggulangan
rumah sakit memiliki pemahaman bencana kebakaran yang diberikan
mengenai hal tersebut. saat simulasi normal akan sulit
Kemampuan penggunaan sarana untuk dipraktekkan. Kondisi inilah
dan prasarana penanggulangan yang mendorong perlunya
bencana kebakaran oleh setiap dilakukan simulasi dengan
pegawai akan sangat bermanfaat keadaan menyerupai bencana yang
jika bencana benar-benar terjadi sesungguhnya.
karena setiap pegawai menjadi Berdasarkan hal tersebut,
lebih siap untuk berkontribusi dapat dikatakan bahwa simulasi
dalam upaya meminimalisasi tersebut menjadi sangat
jumlah korban. Oleh sebab itu, baik diperlukan guna membangun
staf medis maupun staf non medis kesiapan mental dari para pegawai
harus memiliki kemampuan dasar rumah sakit dalam menghadapi
bencana kebakaran. Hal ini

2
dikarenakan kesiapan tidak hanya Disaster Planning yang belum ada
pada ketersediaan sarana dan dan program peningkatan
prasarana saja, tetapi juga pada kelengkapan sarana dan prasarana
SDM yang nantinya akan penanggulangan bencana yang
mengoperasikan sarana dan belum menjadi program prioritas.
prasarana tersebut. Upaya yang Oleh sebab itu, diperlukan analisis
dapat dilakukan adalah lebih lanjut bagi pihak internal
perencanaan dan program, sistem manajemen rumah sakit untuk
dan prosedur, pelatihan dan mengatasi permasalahan tersebut.
pendidikan untuk menjamin ketika Unsur kedua adalah sistem
bencana benar-benar terjadi maka dan prosedur. RS PKU
sumber daya dapat dimobilisasi Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
secara efektif.8 Secara garis besar, dalam hal ini telah membangun
pada dasarnya ketiga aspek sistem dan prosedur
tersebut telah dipenuhi oleh RS penanggulangan bencana
PKU Muhammadiyah Yogyakarta kebakaran secara komprehensif.
Unit II. Perencanaan dan program Hal ini dapat dilihat dari
dapat dilihat dari perencanaan kelengkapan sarana dan prasarana
anggaran maupun penyusunan yang telah ada, maupun
program-program peningkatan pemanfaatan sarana dan prasarana
sarana prasarana penanggulangan tersebut yang telah disiapkan sejak
bencana kebakaran. Sebagaimana bencana belum terjadi. Selain itu,
diuraikan dalam hasil penelitian alur prosedur komunikasi dan
sebelumnya bahwa pihak koordinasi apabila bencana
manajemen RS PKU kebakaran terjadi juga telah
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II disiapkan dalam suatu rangkaian
telah menganggarkan secara rutin sistem yang jelas. Hal ini akan
pada pos anggaran K3. Sementara sangat bermanfaat untuk
untuk program, dalam hal ini menunjang kesiapan
masih terdapat permasalahan, penanggulangan bencana
terutama berkaitan dengan kebakaran secara keseluruhan di
program perencanaan Hospital rumah sakit tersebut. Namun hal

3
yang masih kurang dalam sistem bencana kebakaran. Uraian
dan prosedur ini yaitu keberadaan tersebut menunjukkan bahwa
SOP (Standard Operational secara fisik pelatihan dan
Procedure) yang masih sangat pendidikan penanggulangan
minim, dimana SOP mengenai bencana kebakaran telah
penanggulangan kebakaran yang dilakukan. Hanya saja untuk sisi
dimiliki oleh RS PKU kesiapan mental pegawai masih
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II diperlukan peningkatan. Hal ini
hanya SOP tentang cara menjadi penting guna memastikan
penggunaan APAR. bahwa teori dan praktek
Unsur ketiga adalah penggunaan sarana prasarana
pelatihan dan pendidikan. yang diberikan dapat dilakukan
Sebagaimana telah diuraikan secara tepat saat kondisi bencana
dalam hasil penelitian sebelumnya benar-benar terjadi.
bahwa RS PKU Muhammadiyah Berdasarkan uraian
Yogyakarta Unit II secara rutin tersebut, dapat dikatakan bahwa
telah memiliki jadwal pelatihan penanggulangan bencana
dan simulasi penanggulangan kebakaran telah dilakukan oleh RS
bencana kebakaran bagi seluruh PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pegawai. Pelatihan tersebut Unit II, baik melalui persiapan
dilakukan untuk memberikan sarana dan prasarana maupun
pemahaman teoritis tentang kesiapan SDM. Penerapannya
pencegahan bencana dan menjadi lebih mudah karena
kebakaran, maupun tindakan yang terdapat berbagai faktor
harus diambil saat bencana pendukung dalam prosesnya.
kebakaran terjadi. Pelatihan Permasalahannya adalah masih
tersebut dilakukan satu rangkaian terdapat beberapa kendala yang
dengan simulasi, sehingga setelah menjadi penghambat untuk
teori diberikan maka para pegawai mencapai kesiapan sarana
juga diberikan pengetahuan prasarana secara optimal.
tentang cara penggunaan sarana KESIMPULAN
dan prasarana penanggulangan

4
Berdasarkan hasil 2. Pemanfaatan sarana dan
penelitian yang diperoleh, dapat prasarana penanggulangan
disimpulkan bahwa pada dasarnya bencana kebakaran telah
RS PKU Muhammadiyah dimanfaatkan untuk mencegah
Yogyakarta Unit II telah memiliki bencana serta disiapkan untuk
kesiapan sarana dan prasarana digunakan saat bencana
penanggulangan bencana kebakaran terjadi.
kebakaran. Hal ini dapat dilihat Permasalahannya,
dari: pemanfaatan ini masih
1. Kelengkapan sarana dan didasarkan pada kondisi
prarasana penanggulangan normal. Belum terdapat
bencana kebakaran sebagian evaluasi terkait
besar telah sesuai dengan pemanfaatannya untuk kondisi
standar Pedoman Teknis bencana maupun kondisi
Prasarana Rumah Sakit Sistem simulasi yang menyerupai
Proteksi Kebakaran Aktif dari bencana. Oleh sebab itu,
Kementerian Kesehatan Tahun kesiapan sarana dan prasarana
2007. Hanya saja masih tersebut secara nyata belum
terdapat beberapa unsur yang terukur dengan tepat.
perlu ditingkatkan, seperti 3. Terdapat faktor pendukung
penambahan detektor asap, yang dapat dioptimalkan,
penambahan jumlah APAR seperti ketersediaan sarana
serta penempatan jenis APAR dan prasarana maupun
yang sesuai menurut antusiasme SDM untuk
lokasinya, pemerataan memiliki kemampuan
sprinkler di semua blok penanggulangan bencana
gedung, jalur evakuasi untuk kebakaran. Hanya saja dalam
lantai atas, perbaikan pintu/ hal ini masih ditemui beberapa
jalan keluar darurat dan papan kendala yang belum
nama serta bangunan di titik terselesaikan. Terutama
berkumpul. berkaitan dengan kendala dari
sisi anggaran yang lebih

5
diprioritaskan untuk http://geospasial.bnpb.go.id/p
meningkatkan pelayanan antauan
kesehatan. bencana/data/datakbmukim.p
DAFTAR PUSTAKA hp, pada tanggal 21 Desember
1. Undang-Undang Nomor 44 2014.
Tahun 2009 tentang Rumah 6. Hesna,Y., Hidayat, B., Suwanda,
Sakit S. 2009. Evaluasi Sistem
2. Saanin, S. 2010. “Pedoman Keselamatan Kebakaran pada
Perencanaan Penyiagaan Bangunan Gedung Rumah Sakit
Bencana Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang. Jurnal
(P3BRS)/ Hospital Disaster Rekayasa Sipil, Volume. 5, No. 2,
Plan”, diakses dari Oktober 2009
http://www.angelfire.com/nc/ 7. Moleong, L. J. 2007. Metodologi
neurosurgery/Hosdipapl.html# Penelitian Kualitatif. Bandung:
jenis, pada tanggal 2 Januari Remaja Rosdakarya Offset.
2014. 8. Direktorat Jenderal Bina
3. Peraturan Kepala Badan Pelayanan Medik Departemen
Nasional Penanggulangan Kesehatan RI. 2007. Hospital
Bencana Nomor 10 Tahun Preparedness for Emergencies &
2008 Disasters. Jakarta: Departemen
4. Peraturan Menteri Dalam Kesehatan RI.
Negeri No. 27 Tahun 2007 9. Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman Penyiapan No. 1087 Tahun 2010 tentang
Sarana dan Prasarana dalam Standar Kesehatan dan
Penanggulangan Bencana Keselamatan Kerja di Rumah
5. Badan Nasional Sakit.
Penanggulangan Bencana. 10. Purwana, R. 2013. Manajemen
2014. Data Kejadian Bencana Kedaruratan Kesehatan
Kebakaran Pemukiman. Diakses Lingkungan dalam Kejadian
dari Bencana. Jakarta: Raja
11. Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai