Anda di halaman 1dari 16

CARA 1

Bagi banyak guru sekolah dasar saya yakin akan mengalami kebimbangan dalam cara pengajaran
tematik, apalagi ketika melihat munculnya banyak tema dan sub tema disana. Tapi menurut saya
ada beberapa cara mudah untuk mengajar sistem tematik tanpa harus menghilangkan initi
pembelajaran. bagaimana caranya simak cara saya berikut ini. eng ..ing… eng…

Saya akan membuat sampel pada kelas 5 SD. seperti diketahui bahwa pada kelas 5 SD terdapat 5
tema dengan masing-masing 3 sub tema. sehingga total ada 15 sub tema pembelajaran yang
harus diselesaikan selama 1 semester.

Hitung-hitungan kalkulator kalender akademik saya bahwa semester 1 2014 hanya mempunyai
rentang waktu antara Agustus, September, Oktober dan Nopember. Itu artinya kita hanya
mempunyai 4 bulan penuh mengajarkan 5 tema inti dengan 3 sub tema masing-masing.

Untuk itu buatlah pembagian tema dengan disesuaikan target pencapainnya seperti gambar tabel
saya dibawah ini:

Artinya tabel ini adalah pada bulan Agustus kita harus


menyelesaikan 2 tema sekaligus, lalu 1 tema pada bulan September dan seterusnya.

Hal ini dilakukan agar ketercapaiannya tema dalam kurikulum 2013.

Lalu selanjutnya, setelah kita membagi tema besar menjadi target perbulan langkah berikutnya
kita membagi 1 bulan dalam skup 3 sub tema. kita akan gunakan sampel bulan september yang
menggunakan 1 tema “Kerukunan dalam bermasyarakat”
Jika 1 bulan terdapat 30 hari sedangkan 1 bulan harus tercapai pembahasan 3 sub tema maka
kira-kira ada 1 minggu target sub tema, dan 1 minggu khusu evaluasi 3 sub tema . gambarannya
seperti dibawah ini.

Berikutnya dengan mudah kita bisa mengklasifikasikan target pembelajaran agar selesai 1 sub
tema. hal ini dikarenakan dalam buku tematik tersebut rata-rata tiap sub tema mempunyai 6 kali
pertemuan pembelajaran. dengan begitu kita bisa menjatah dalam 6 hari terdapat 6 kali
pembahasan sesuai dengan buku. lihat gambar dibawah ini.

Atau dengan cara lain yaitu memfokuskan pelajaran dasar yang tetap muncul seperti Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP, tanpa harus menghilangkan tema inti pembelajaran.

Untuk itu pentingnya seorang guru untuk mengecek pelajaran apa saja yg muncul pada bahasan
sub tema tersebut. misalnya pada kelas 5 SD bulan september Tema “Kerukunan dalam
bermasyarakat” sub tema 1 “bentuk-bentuk kerukunan ” muncul pelajaran IPS, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA tanpa harus kehilangan tema dasar utama. Maka penyebaran
pembelajarannya menjadi seperti gambar dibawah ini.
Demikian pemetaan pembelajar tematik ini, dengan begitu guru dapat membaca tema dan
membagi pembelajaran dengan tempo waktu sesuai dengan target yang diharapkan. sekali lagi
ini hanya buah pemikiran saya , pastilah ada kekurangan disana sini..maklum namanya juga
Kurtilas (kurikulum tidak jelas) maaf ..maksud saya kurikulum 2013..bro…

untuk daftar nilai dan jadwal versi saya sdh bisa didownload kawan-kawan semua…diartikel
saya sebelumnya

sekali lagi selamat berkarya guru2 Indonesia


CARA 2

1. Semua Berawal dari Menciptakan Suasana


Pembelajaran (Learning Conditioning)
Langkah paling awal untuk menciptakan suatu pembelajaran yang efektif adalah dengan
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan nyaman bagi siswa maupun guru.
Bagaimana cara-nya? Berikut kami jabarkan langkah-langkah konkretnya.

Pengkondisian Ruang Belajar

Ruang belajar bisa dianalogikan sebagai sebuah kolam. Jika kolam itu kotor dan tidak ada
sirkulasi udara yang baik maka ikan bakalan tidak nyaman. Begitu juga dengan ruang belajar,jika
ruangan tidak kondusif maka kegiatan belajar yang efektif tidak akan terwujud. Lalu bagaimana
teknik pengkondisian ruang belajar agar guru dapat mengajar dengan efektif? Check this out!

 Pastikan ruang kelas (ruang pembelajaran) dalam kondisi bersih dan rapi sehingga
konsentrasi pembelajaran tidak pecah hanya karena adanya kotoran atau barang
berserakan yang mengganggu pandangan.
 Lengkapi ruang kelas dengan media-media yang akan digunakan dalam pembelajaran di
kelas. Secara tidak langsung hal ini membuat anak antusias.
 Penataan tempat duduk sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di
hari itu. Seringkali di beberapa sekolah penataan tempat duduk tidak berubah selama
bertahun-tahun. Bayangkan saja jika anak SD selama 6 tahun tempat duduknya “gitu-gitu
aja”, apakah tidak bosan? Tentu bosan. Satu yang bisa guru terapkan adalah mengubah
posisi penataan tempat duduk di kelas secara berkala.
 Perhatikan sirkulasi udara dan memberi cukup parfum untuk meningkatkan kesegaran
udara di kelas. Karena tentunya jika di kelas terdapat bau yang tidak sedap pasti akan
mengganggu kenyamanan belajar.
 Pembelajaran tidak akan membosankan jika kelas di dekorasi dan dihias dengan berbagai
hiasan kelas dan dekorasi kelas yang menarik. Guru bersama dengan siswa dapat
menggunakan dekorasi kelas dan hiasan kelas yang beragam. Seperti hiasan dari kertas
origami, kertas crap, balon, sedotan, poster, dan lain sebagainya.

Pengkondisian Kesiapan Psikis Siswa untuk Belajar

Pengkondisian kesiapan psikis anak sangat penting untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif. Karena jika ketika dari awal kondisi psikis anak kurang baik, maka sia-sia saja semua
materi dan nilai yang guru ajarkan dan tanamkan kepada siswa. Entah dikarenakan dari awal
siswa tidak semangat belajar, entah siswa sedang memiliki beban pikiran, entah siswa sedang
merasakan kesedihan, entah siswa ada rasa takut / kurang percaya diri, hal ini akan menghambat
proses belajar siswa di kelas. Lalu bagaimana step-step pengkondisian kesiapan psikis siswa
untuk belajar? Berikut ini tips nya.
 Mengajak siswa untuk bersama-sama berdoa dan sampaikan juga urgensi dari berdoa.
 Memulai pembelajaran dengan sedikit joke/humor untuk memantik senyum dan tawa
siswa. Karena rasa gembira diawal pembelajaran punya peran penting dalam membangun
antusias dan minat belajar siswa
 Sharing and Caring. Sesi “berbagi cerita” juga bisa diimplementasikan di pra-
pembelajaran. Melalui kegiatan berbagi cerita, uneg-uneg/beban pikiran/kesedihan/rasa
takut dll dalam diri siswa dapat tercurahkan sehingga selanjutnya akan bisa focus untuk
belajar.

Pengkondisian Kesiapan Fisik Siswa untuk Belajar

Fisik juga perlu dikondisikan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Jika
sebelum belajar siswa terlihat kurang focus, mengantuk, loyo dll maka siswa tersebut akan sulit
menangkap pengetahuan yang akan dipelajari. Berikut ini langkah-langkah pengkondisian
kesiapan fisik siswa sebelum belajar.

 Mengajak siswa untuk bernyanyi. Bisa menyanyikan lagu nasional, lagu daerah maupun
lagu anak-anak. Dengan bernyanyi, semangat siswa akan mulai terbangun.
 Mengajak siswa untuk meneriakkan yel-yel. Tujuannya sama dengan bernyanyi, yakni
untuk menumbuhkan semangat.
 Asah konsentrasi siswa dengan kegiatan variasi tepuk yang di acak. (tepuk tunggal ganda
trio, tepuk cepat lambat, tepuk lembut keras, tepuk diam dll)
 Asah konsentrasi siswa melalui kegiatan gerakan acak (marina menari, pegang hidung
mata bibir dahi dagu, kepala pundak lutut kaki dll)
 Mengajak siswa untuk mengatur nafas panjang dan dan nafas pendek.
 Mengajak siswa untuk gerak dan lagu (chicken dance, topi saya bundar, dll)

Baca Inspirasi Lainnya ! Calistung adalah : Cara Belajar Mengajar Calistung TK SD Yang
Menyenangkan

Pengkondisian Minat Belajar Siswa

Pengkondisian minat belajar siswa penting dilakukan untuk membangun konsistensi keefektifan
proses pembelajaran. Berikut step yang bisa guru lakukan.

 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari dan kegiatan apa saja yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran. Dengan ini siswa akan bisa membayangkan
apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran nanti.
 Guru menyampaikan alasan mengapa perlu mempelajari materi dan tujuan setelah
mempelajari materi yang akan dibahas. Dengan begitu siswa akan mengetahui
pentingnya mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Sehingga harapannya siswa
akan termotivasi untuk belajar.
 Guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan variatif. (diskusi,
kuis,simulasi,bermain peran,presentasi,pengamatan,penilaian antar teman,lokakarya,field
trip,studi literasi,e-learning, dll)
 Guru menyajikan media pembelajaran yang menarik dan variatif. (media pembelajaran
interaktif, media pembelajaran berbasis audio, media visual, media audio visual, dll)

Pengondisian Antusias Siswa di Tengah Pembelajaran

Terkadang beberapa siswa akan merasa bosan, letih, atau mengantuk di tengah kegiatan belajar
mengajar. Maka langkah yang bisa diterapkan guru adalah sebagai berikut.

 Guru kembali menumbuhkan focus belajar dengan kegiatan saling sapa (Hai Helo, dll)
 Guru menginstruksikan siswa untuk saling pijat pundak dengan teman disampingnya
secara bergantian.
 Guru mengajak siswa meneriakkan tepuk/yel-yel semangat.
 Guru mengajak siswa ke luar kelas sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar (bisa
dengan memberi penugasan yang melibatkan kegiatan pengamatan lingkungan sekitar)
 Guru mengajak siswa melakukan games/kuis yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.

Pengkondisian Akhir Pembelajaran

Pengkondisian di akhir pembelajaran juga harus diperhatikan oleh guru agar pengetahuan yang
telah diperoleh oleh siswa tidak terlupakan begitu saja. Berikut tips pengkondisian di akhir
pembelajaran.

 Guru mengajak siswa untuk mereview ulang apa saja yang sudah dipelajari selama proses
pembelajaran.
 Guru meminta siswa untuk menuliskan apa saja hal-hal menarik dari kegiatan yang sudah
dilakukan.
 Guru memberi apresiasi kepada siswa atas proses belajar yang telah dilaksanakan.
 Guru mengadakan tebak tepat untuk memancing ingatan siswa tentang materi yang sudah
dipelajari.
cara mengajar anak paud tk sd efektif menyenangkan

2. Menerapkan Pembelajaran Interaktif (Interactive


Learning)
Interaktif berarti ada komunikasi aktif antara guru dengan siswa, antara media pembelajaran
dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Maka dari itu guru harus bisa men-desain
pembelajaran yang bisa menampakkan komunikasi aktif selama KBM. Beberapa tips untuk guru
agar dapat mengimplementasikan Active Interaction Learning antara lain :

 Guru harus banyak mengadakan diskusi klasikal dalam pembelajaran. Sehingga siswa
akan terpacu untuk menyampaikan gagasan dan pendapatnya.
 Guru harus memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karya/hasil
pekerjaannya.
 Guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar kelompok.
 Guru dalam menyampaikan ceramah pembelajaran harus memperhatikan teknik bicara,
teknik eye contact, ekspresi wajah, hingga pemilihan kata dalam penyampaian poin-poin
materi yang disampaikan. Hal ini penting agar siswa senantiasa antusias untuk
memperhatikan saat guru berceramah.
 Guru memanfaatkan media pembelajaran interaktif. Contohnya? Silakan baca artikel
berikut ini

Pengertian Contoh dan Software Pembuat Media Pembelajaran Interaktif yang Harus Diketahui
Guru

3. Merancang Pembelajaran yang Aplikatif (Applied


Learning)
Pembelajaran yang aplikatif berarti suatu kegiatan belajar yang menuntut siswa untuk melakukan
praktik langsung untuk lebih memahami materi. Lebih mudahnya, kita bisa memakai istilah
“learning by doing”, belajar dengan praktik langsung. Nah, langsung saja, ini dia beberapa
contoh penerapan applied learning.

 Pengamatan/Observasi bisa diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan


pengenalan suatu fenomena yang ada di lingkungan sekitar (contoh: pengamatan
ekosistem di sawah, pengamatan pemanfaatan sumber energy, pengamatan pertumbuhan
tanaman, dll)
 Simulasi dilakukan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan keterampilan
merangkai/menyusun/membuat sesuatu. (contoh: merangkai rangkaian listrik sederhana,
merancang pesawat sederhana, membuat kincir angin, dll)
 Sosiodrama/Bermain peran. Sosiodrama dan bermain peran diterapkan untuk
mempelajari materi yang berkaitan dengan penanaman karakter. (contoh : bermain peran
berdasarkan sebuah cerita yang didalamnya memuat nilai kejujuran, kesabaran, bijaksana,
dll)
 Demonstrasi diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan keterampilan
dalam mempraktikkan suatu materi. (contoh: demonstrasi pembacaan puisi, demonstrasi
pembacaan pidato, dll)
 Wawancara dapat diterapkan untuk mempelajari materi yang beragam sesuai dengan
kompetensi narasumber. (contoh: wawancara dengan warga, wawancara dengan polisi,
wawancara dengan petugas puskesmas, wawancara dengan pedagang, dll )
 Pembuatan Proyek/Produk. Pembuatan Proyek/Produk dapat diterapkan dalam materi
pembelajaran yang bertujuan untuk dapat menghasilkan proyek/produk. (contoh:
keterampilan membuat anyaman bamboo, keterampilan membuat poster, keterampilan
membuat kompor dari barang bekas, dll )

Baca Inspirasi Lainnya ! Contoh Permainan Ice Breaking dalam Pembelajaran untuk Melatih
Konsentrasi Kekompakan dan Mencairkan Suasana
4. Pemantauan, Analisis dan Pengkategorian (Scanning
and Levelling)
Setiap anak memiliki karakteristik individu dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Maka dari itu,
menganalisis perbedaan anak dan tingkat kecerdasan anak sangat penting dilakukan dalam
mengajar anak Paud/TK/SD . Setelah menganalisis, guru akan bisa melakukan kategorisasi dan
merancang pembelajaran yang tepat untuk setiap kategori kecerdasan anak. Bagaimana langkah-
langkah konkretnya? Berikut ulasannya.

 Guru bisa menganalisis tingkat kecerdasan anak melalui pencapaian hasil belajar anak.
(nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, hasil penilaian proses, hasil
penilaian portofolio, dll)
 Guru menerapkan cara belajar auditori dalam KBM. Auditori adalah cara belajar yang
lebih mengandalkan pendengaran. Contohnya adalah guru menyampaikan materi dengan
ceramah, pemutaran music ketika belajar, memahami materi melalui pemutaran rekaman,
merangkum isi berita yang didengar dari radio, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil
belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya
belajar auditori.
 Guru menerapkan cara belajar visual dalam KBM.Visual adalah cara belajar yang lebih
mengandalkan penglihatan/pengamatan. Contohnya adalah guru menyampaikan materi
melalui tampilan presentasi ppt, pemutaran video pembelajaran, memahami materi
melalui pengamatan lingkungan sekitar, merangkum isi cerita dari penayangan video, dll.
Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui
siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar visual.
 Guru menerapkan cara belajar kinestetik dalam KBM.Kinestetik adalah cara belajar yang
lebih mengandalkan indra peraba dan aktifitas fisik. Contohnya adalah guru
menyampaikan materi melalui alat peraga (alat peraga rangka manusia, alat peraga organ
tubuh, alat peraga rangkaian listrik sederhana, dll), belajar melalui kegiatan praktikum,
memahami materi melalui kegiatan simulasi, memahami cerita dengan praktik
sosiodrama, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat
mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
 Guru mengumpulkan semua hasil analisis tingkat kecerdasan siswa dan cara belajar
siswa.
 Guru mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan. (cerdas, kurang cerdas,
dan perlu bimbingan)
 Guru mengelompokkan siswa berdasarkan cara belajar. (auditori, visual, dan kinestetik)
 Guru menerapkan pembelajaran yang mengacu pada cara belajar auditori, visual, dan
kinestetik secara seimbang agar semua siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan
cara belajar masing-masing.
 Guru memberi perhatian khusus kepada siswa yang masuk dalam kategori perlu
bimbingan dan dapat menjadikan siswa berkategori cerdas sebagai tutor sebaya bagi
teman yang perlu bimbingan.

5. Membiasakan Diskusi dan Memberi Umpan Balik


(Discussion and feedback)
Kegiatan diskusi dan pemberian umpan balik oleh guru adalah hal yang harus ada dalam
pembelajaran. Diskusi bertujuan untuk mempertajam pemahaman siswa dan memecahkan
masalah (tentang suatu materi) secara bersama-sama. Sedangkan feedback (umpan balik) adalah
jawaban sekaligus penguatan dari guru tentang materi yang sedang dibahas. Umpan balik
penting dilakukan untuk memastikan siswa memahami materi pembelajaran. Berikut ini Ragam
diskusi yang bisa diterapkan di kelas.

 Diskusi klasikal (Rain Storming Group). Diskusi siswa lingkup satu kelas. Setiap siswa
bebas untuk bertanya, menjawab, dan berpendapat.
 Diskusi Panel. Diskusi siswa lingkup satu kelas namun dalam satu kelas dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok mewakilkan 1-2 anggota sebagai juru bicara
dalam bertanya, menjawab, maupun berpendapat.
 Diskusi WholeGroup. Diskusi dengan jumlah maksimal 15 orang per kelompok.
 Diskusi Buzz Group. Diskusi dengan jumlah maksimal 4-6 orang per kelompok.
 Diskusi Sundicate Group. Diskusi kelompok kecil 3-5 orang. Setiap kelompok yang ada
di kelas mendiskusikan masalah yang berbeda.

6. Mejelaskan Materi melalui Bercerita (Story Telling)


Cara berikutnya dalam mengajar anak Paud TK SD adalah dengan menerapkan metode bercerita.
Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan oleh guru
dalam bentuk cerita/dongeng. Story telling akan lebih bisa menarik antusias peserta didik
daripada ceramah biasa. Maka dari itu, story telling menjadi satu alternative penting bagi guru
untuk menemukan cara mengajar anak PAUD/TK/SD agar pembelajaran berjalan efektif. Ada
beberapa teknik story telling yang dapat guru terapkan, yakni sebagai berikut.

 Bercerita dengan alat peraga boneka.


 Bercerita dengan alat peraga gambar seri.
 Bercerita dengan media visual tanpa suara (animasi)
 Bercerita dengan alat peraga wayang
 Bercerita sambil menggambar
 Bercerita melalui papan flanel
 Bercerita melalui buku pop up

7. Menjelaskan Materi melalui Perumpamaan dan Study


Kasus (Analogy and Case Study)
Penjelasan materi melalui perumpamaan dan study kasus juga layak untuk dicoba. Karena
melalui perumpamaan dan study kasus ini anak akan diasah kemampuan imajinasinya dan
mengaitkannya dengan materi yang sedang dikaji. Studi kasus bisa diambil dari pengalaman
guru, pengalaman siswa, berita dari media, maupun contoh cerita dari buku. Sedangkan guru bisa
menyampaikannya dengan metode ceramah, metode story telling maupun melalui media
pembelajaran (video, rekaman,dll). Okay, kita akan lanjut ke cara mengajar anak Paud TK SD
berikutnya.

8. Mengajar Sekaligus Memotivasi Siswa (Teaching and


Motivating)
Mengajar dengan selalu memotivasi peserta didik akan dapat meningkatkan gairah belajar dan
rasa keingintahuan yang tinggi. Maka dari itu guru sangat penting untuk menerapkan hal ini.
Berikut contoh konkret bentuk motivasi yang bisa diberikan saat pembelajaran.

 Mengapresiasi positif setiap tanggapan/pendapat/ide/pertanyaan yang dilontarkan siswa.


 Memotivasi siswa untuk terus rajin belajar agar mendapatkan nilai terbaik.
 Memberi reward sederhana atas keberhasilan siswa (contoh:tambahan poin, pemberian
tanda bintang di papan prestasi dll)
 Menghargai setiap hasil pekerjaan siswa.

9. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Menarik (Body


Language)
Penggunaan bahasa tubuh yang baik dalam mengajar akan membuat penyampaian bertambah
terang, lebih jelas, dan lebih menarik perhatian siswa. Berikut beberapa tips bahasa tubuh saat
mengajar.

 Lakukan kontak mata kepada siswa secara merata.


 Posisi mengajar menghadap kepada siswa secara keseluruhan.
 Gunakan gerak tangan untuk memvisualisasikan sesuatu.
 Berpindah tempat sedikit-demi sedikit namun tetap bisa berhadapan degan siswa secara
keseluruhan.
 Penekanan intonasi suara pada poin-poin yang penting.

10. Gunakan Media Gambar dan Desain Grafis


(Picture and Graph Technology)
Penggunaan media gambar dan desain grafis juga menjadi opsi penting untuk dapat mengajar
anak PAUD/TK/SD dengan efektif. Anak akan sangat tertarik untuk melihat gambar/video
visual. Hal ini akan dapat memudahkan anak untuk antusias dan cepat memahami materi.
Berikut contoh konkret ragam media gambar/grafis yang bisa guru gunakan dalam pembelajaran.

 Poster pembelajaran
 Gambar seri pembelajaran
 Kartu belajar bergambar
 Alat peraga gambar peta
 Gambar peta konsep/peta pikiran/siklus
 Gambar bagan
 Gambar animasi bergerak
 Foto tokoh/pahlawan
 Gambar sketsa
 Komik pembelajaran
 Gambar diagram/grafik

CARA 3

Berikut ini adalah 10 cara agar orangtua dapat mendidik anaknya untuk menjadi siswa yang
sukses.

1. Kenali guru-gurunya

Anak remaja Anda dapat berprestasi lebih baik jika orangtua mereka terlibat dalam kehidupan
akademiknya. Menghadiri acara sekolah adalah cara yang baik untuk melihat bagaimana sekolah
anak Anda, juga mengenal gurunya. Anda juga dapat bertemu dengan wali kelasnya untuk
membahas program dan aturan sekolah, serta berbagai pilihan yang perlu diketahui orangtua dan
wali murid.

Menghadiri pertemuan guru dan murid adalah cara yang bagus untuk tetap mengetahui informasi
dari sekolah. Di banyak sekolah, guru biasanya hanya akan memanggil orangtua saat ada
masalah tingkah laku anak atau jika nilai anjlok, tapi jangan sungkan untuk membuat janji
dengan gurunya dan bertemu untuk membahas perkembangan akademis anak Anda, atau
kebutuhan khususnya.

Ingat bahwa orang tua atau wali memiliki hak untuk bertemu dengan guru, kepala sekolah, atau
staff lainnya selama anak masih terdaftar sebagai siswa di sekolah tersebut.

2. Kunjungi sekolah

Mengetahui lay out dan tata letak gedung sekolah dapat membantu Anda terhubung dengan anak
Anda saat sedang berbicara tentang harinya di sekolah. Cari tahu di mana lokasi kelasnya, UKS,
kantin, tempat olahraga, lapangan, taman bermain, aula, dan ruang guru, sehingga Anda bisa
membayangkan dunia anak Anda saat ia sedang bercerita.

Banyak guru kini memiliki website khusus yang memuat detail pekerjaan rumah, tanggal ujian,
dan acara dan perjalanan kelas. Atau mungkin hal ini tercantum di website sekolah anak Anda.
Jika ya, Anda dapat menggunakan website tersebut untuk selalu ter-update dengan hal-hal yang
terjadi di sekolah.

3. Ciptakan suasana dan tempat yang mendukung untuk belajar dan membuat
PR

Pekerjaan rumah atau PR akan membuat anak mengingat pelajaran di kelas dan melatih
kemampuan belajar yang penting. Ini juga membantu anak untuk mengembangkan rasa tanggung
jawab dan etos kerja yang akan bermanfaat di luar kelas.

Selain memastikan anak Anda tahu bahwa PR adalah prioritas, Anda dapat membantunya dengan
membuat lingkungan belajar yang efektif. Sediakan ruang belajar yang rapi, nyaman, tenang, dan
lengkap dengan semua hal yang ia butuhkan untuk mengerjakan PR. Hindari distraksi seperti TV
dan buatlah jadwal kapan ia harus mulai dan kapan ia harus selesai.

Aturan yang bagus untuk PR dan waktu belajar yang efektif adalah sekitar 10 menit per tingkat
sekolah dasar. Misalnya, murid kelas 3 SD, harusnya menghabiskan waktu 30 menit untuk
mengerjakan PR atau belajar di malam hari. Kelas 4 SD perlu menghabiskan waktu 40 menit.
Jika Anda mendapati bahwa waktu pengerjaan PR anak Anda lebih lama daripada ini, bicaralah
dengan guru anak Anda.

Saat anak Anda mengerjakan PR, selalu siap sedia untuk mengartikan instruksi tugas,
menawarkan bimbingan, menjawab pertanyaan, dan mengulas tugasnya yang sudah selesai. Tapi
jangan langsung menyediakan jawaban atau mengerjakan PR anak Anda sendiri. Belajar dari
kesalahan adalah bagian dari proses dan Anda tidak boleh merebut ini dari anak Anda.

4. Pastikan anak Anda berangkat ke sekolah dalam kondisi siap belajar

Sarapan yang bernutrisi membantu anak Anda untuk siap belajar seharian. Umumnya, anak yang
rajin sarapan memiliki energi yang lebih dan akan beraktivitas lebih baik di sekolah. Anak-anak
yang menyantap sarapan juga jarang absen dan jarang masuk UKS dengan masalah perut yang
berkaitan dengan rasa lapar.

Anda dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak dengan menyediakan
sarapan yang kaya akan kacang-kacangan, serat, protein, dan rendah gula. Jika anak Anda tak
ada waktu untuk sarapan di rumah, bawakan ia bekal berupa susu, kacang, yogurt, dan roti
dengan selai kacang atau roti isi pisang.

Remaja memerlukan waktu tidur sekitar 8,5 hingga 9,5 jam setiap malamnya sementara pra-
remaja (usia 12-14) bahkan rata-rata butuh minimal 10 jam tidur setiap malam agar ia siaga dan
siap belajar seharian. Namun, jam masuk sekolah yang sangat pagi, ditambah PR, aktivitas
ekstrakurikuler, dan nongkrong dengan teman-temannya membuat banyak remaja mengalami
masalah kurang tidur. Efeknya, ia akan sulit berkonsentrasi, memori jangka pendeknya menurun,
dan responnya lambat.

5. Tanamkan kemampuan manajemen waktu

Jika anak Anda terorganisir, ia akan mampu untuk fokus pada pelajaran dibandingkan
menghabiskan waktunya pada hal-hal lain yang kurang penting.

Apa artinya terorganisir bagi anak-anak usia sekolah dasar? Di sekolah, ini berarti memiliki buku
khusus untuk mencatat tugas dan PR. Beberapa sekolah biasanya sudah menyediakan hal ini.
Periksa buku tugas anak Anda setiap malam sehingga Anda tahu apa saja yang harus dikerjakan
dan apakah dia sudah mengerjakannya.

Bicarakan dengan anak Anda tentang cara menjaga mejanya tetap rapi sehingga kertas-kertas
tugasnya yang harus ia bawa pulang tidak berserakan dan hilang. Ajari anak Anda cara
bagaimana cara menggunakan kalender dan jadwal agar tetap terorganisir.

Ajari juga anak Anda untuk selalu membuat to-do list alias daftar hal yang harus dikerjakan,
sesuai dengan prioritasnya. Tidak ada orang yang terlahir dengan kemampuan manajemen waktu.
Ini adalah skill yang harus dipelajari dan dipraktikkan, dan anak akan mempelajarinya dari Anda.

6. Ajarkan kemampuan belajar

Bersiap-siap untuk ujian dapat menjadi hal yang menakutkan untuk anak kecil dan banyak guru
berasumsi bahwa orangtua akan membantu belajar untuk menghadapi ujian. Mengenalkan anak
Anda kepada cara belajar yang baik sejak dini akan menghasilkan kebiasaan belajar yang bagus
di kehidupannya di masa depan.

Di sekolah dasar, anak-anak biasanya harus menghadapi ujian maematika, membaca, ilmu
pengetahuan alam, pengetahuan sosial, dan sebagainya. Pastikan Anda tahu kapan saja jadwal
ujian sehingga Anda dapat membantu anak Anda belajar dari jauh-jauh hari dan tidak mendadak
di malam sebelumnya. Anda juga perlu mengingatkan anak Anda untuk mencatat hal-hal penting
yang ia pelajari di sekolah, supaya ia bisa mengulasnya kembali di rumah.
Ajarkan anak Anda bagaimana cara membagi tugas yang besar menjadi sejumlah tugas-tugas
kecil supaya lebih mudah dikerjakan. Ingatlah untuk beristirahat setelah belajar selama 45 menit.
Ini penting untuk membantu proses anak dalam mengingat informasi.

7. Ketahui aturan sekolah

Semua sekolah mempunyai aturan dan konsekuensi mengenai perilaku siswanya. Sekolah
biasanya mencantumkan kebijakan kedisiplinannya (terkadang disebut kode etik sekolah) di
buku pegangan siswa. Aturan ini mencakup tata krama siswa, cara berpakaian, penggunaan alat
elektronik, dan konsekuensi yang harus dihadapi jika melanggar aturan.

Kebijakan ini juga dapat mencakup aturan dan sanksi untuk kehadiran/absensi, vandalisme,
mencontek, berkelahi, dan membawa senjata. Banyak sekolah yang memiliki peraturan khusus
tentang bullying. Ada baiknya jika Anda mengetahui definisi sekolah tentang bullying,
konsekuensinya, dukungan korban, dan prosedur pelaporan tindak bullying.

Sangat penting bagi anak Anda untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di
sekolah, sehingga Anda harus mendukung konsekuensi yang diberikan sekolah saat anak Anda
melakukan pelanggaran. Akan lebih mudah bagi para siswa jika aturan di sekolah tidak jauh
berbeda dengan aturan yang diterapkan di rumah. Penting untuk dicatat bahwa pendidik dapat
memanggil aparat penegak hukum ke sekolah untuk pelanggaran berat dan konsekensinya
tergantung dari umur siswa tersebut.

8. Ikut terlibat dalam kegiatan sekolah

Menjadi sukarelawan dalam acara sekolah anak Anda adalah cara yang tepat untuk menunjukkan
bahwa Anda tertarik dengan pendidikannya.

Tapi ingat, sebagian anak SMP mungkin akan senang saat orangtua mereka hadir ke sekolah atau
pada acara sekolah, dan sebagian lainnya mungkin merasa malu. Pahami isyarat mereka untuk
menentukan seberapa besar interaksi tersebut berguna bagi Anda dan anak Anda, dan apakah
Anda akan bersukarela mengikuti kegiatan sekolah atau tidak. Jelaskan bahwa Anda tidak
bermaksud memata-matainya, Anda hanya berusaha untuk membantunya di sekolah.

9. Awasi absensi anak di sekolah

Anak remaja Anda sebaiknya beristirahat di rumah saat ia mengalami demam, mual, muntah,
diare, atau penyakit lain yang membuatnya tak memungkinkan untuk beraktivitas. Namun selain
itu, sangatlah penting untuk mereka datang ke sekolah setiap harinya, karena mengejar
ketinggalan tugas kelas, proyek, ujian, dan PR adalah hal yang lebih sulit dan akan
mempengaruhi proses belajarnya.

Jika anak terlihat sering beralasan untuk tidak masuk sekolah, mungkin ada alasan lain yang
tidak ia beri tahukan, misalnya bullying, tugas yang susah, nilai rendah, masalah sosial, masalah
dengan teman, atau masalah dengan guru. Bicarakan hal ini dengannya untuk mencari tahu
penyebabnya dan mencari solusinya.
Anak yang sering telat ke sekolah juga mungkin memiliki masalah kurang tidur. Menjaga anak
remaja Anda memiliki jadwal tidur yang teratur dapat membantunya menghindari ngantuk di
sekolah dan mengurangi keterlambatannya.

Untuk remaja yang memiliki masalah kesehatan kronis, para pengajar akan bekerja sama dengan
keluarga dan membatasi tugas mereka sehingga mereka dapat menyesuaikan diri.

10. Luangkan waktu untuk bicara tentang sekolah

Biasanya cukup gampang untuk berbicara dengan siswa sekolah dasar tentang apa yang terjadi di
kelas dan berita terbaru di sekolah. Tapi orangtua dapat menjadi terlalu sibuk dan melupakan
pertanya ansederhana tersebut, padahal percakapan seperti ini dapat mempengaruhi kesuksesan
anak Anda di sekolah.

Buatlah waktu untuk berbicara dengan anak Anda setiap harinya sehingga ia tahu bahwa Anda
menganggap apa yang terjadi di sekolahnya itu penting. Saat anak Anda tahu bahwa Anda
tertarik dengan kehidupan akademiknya, ia akan bersekolah dengan lebih rajin.

Karena komunikasi adalah jalur dua arah, cara Anda berbicara dan mendengar anak juga dapat
mempengaruhi bagaimana anka Anda mendengar dan merespon. Sangatlah penting bagi Anda
untuk mendengarkan dengan saksama, buat kontak mata, dan hindari melakukan hal lain saat
berbicara (misalnya mengecek handphone). Pastikan Anda menanyakan pertanyaan yang
jawabannya bukan hanya “iya” atau “tidak”, melainkan pertanyaan yang mengharuskan anak
menjawab sambil menjelaskan.

Selain waktu makan, waktu yang tepat untuk berbicara adalah selama di dalam mobil, saat
mengajak anjing jalan-jalan, saat menyiapkan makan, atau mengantri di toko. Tahun-tahun awal
sekolah adalah waktu yang penting bagi orangtua untuk mengetahui dan mendukung pendidikan
anak.

Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, atau pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai