Anda di halaman 1dari 15

RESUME MANAJEMEN ORGANISASI DAN PENGHITUNGAN

TENAGA PERAWAT

MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

disusun oleh :
Kelompok I Kelas D 2016
Siti Raudatul Jannah NIM 162310101146
Muhammad Nazeh A. NIM 162310101155
Cirila Aripratiwi NIM 162310101161
Akhmad Naufal Su’ud NIM 162310101172
Berril Kholif Arrohman NIM 162310101177

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
MANAJEMEN ORGANISASI

a. Metode tim keperawatan /keperawatan kelompok


Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien
dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (“registered
nurse”). Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan . Selanjutnya ketua grup
yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien ( Endah, 2002).
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat
inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.
1) Konsep metode Tim:
a. ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan;
b. pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin;
c. anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
d. peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang
2) Keuntungan
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat
tim cara ini efektif untuk belajar.
d. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif.
3) Kerugian
a. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
c. Akontabilitas dalam tim kabur.
4) Tanggung jawab anggota tim:
a. memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya;
b. kerja sama dengan anggota tim dan antartim;
c. memberikan laporan.
5) Tanggung jawab ketua tim:
a. membuat perencanaan;
b. membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien;
d. mengembangkan kemampuan anggota;
e. menyelenggarakan konferensi.
6) Tanggung jawab kepala ruang:
a. perencanaan:
 menunjuk ketua tim yang akan bertugas di
ruangan masing-masing;
• mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
• mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi,
dan persiapan pulang, bersama ketua tim;
• mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan; • merencanakan strategi pelaksanaan
keperawatan;
• mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien;
• mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk;
• membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
• membantu membimbing peserta didik keperawatan;
• menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. pengorganisasian:
• merumuskan metode penugasan yang digunakan;
• merumuskan tujuan metode penugasan;
• membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
• membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2–3 perawat;
• mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
• mengatur dan mengendalikan logistik ruangan,
• mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
• mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada ketua tim;
• memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien; • mengatur penugasan jadwal pos dan
pakarnya;
• identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. pengarahan:
• memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
• memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik; • memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap;
• menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
• melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan;
• membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya;
• meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. pengawasan:
• melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien;
• melalui supervisi:
1) pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan,
dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga;
2) pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas;
3) evaluasi;
4) mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim;
5) audit keperawatan.
b. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung
jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi
tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila
perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan
klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat
pengalaman dan keterampilannya (associate nurse) (Endah, 2002).
1) Keuntungan
a. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
2) Kerugian
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
b. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
3) Konsep dasar metode primer:
a. ada tanggung jawab dan tanggung gugat;
b. ada otonomi;
c. ketertiban pasien dan keluarga.
4) Tugas perawat primer:
a. mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif;
b. membuat tujuan dan rencana keperawatan;
c. melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas;
d. mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain;
e. mengevaluasi keberhasilan yang dicapai;
f. menerima dan menyesuaikan rencana;
g. menyiapkan penyuluhan untuk pulang;
h. melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat;
i. membuat jadwal perjanjian klinis;
j. mengadakan kunjungan rumah.
5) Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer:
a. sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer;
b. orientasi dan merencanakan karyawan baru;
c. menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten;
d. evaluasi kerja;
e. merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf;
f. membuat 1–2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
6) Ketenagaan metode primer:
a. setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat
dengan pasien;
b. beban kasus pasien 4–6 orang untuk satu perawat primer;
c. penugasan ditentukan oleh kepala bangsal;
d. perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun
nonprofesional sebagai perawat asisten;
c. Metode Modular
Merupakan suatu variasi dalam metode pelayanan keperawatan primer.
Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan tim. Misalnya, dalam
satu tim terdiri dari 2 atau 3 perawat yang memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien yang berjumlah 8 sampai 12 pasien. Gillies (1994) dalam
Arwani dkk (2006) menyatakan bahwa metode modular menggunakan cara dua
atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak
masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up
care. Setiap perawat yang bertanggung jawab penuh pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya. Apabila perawat profesional sebagai ketua tim dalam
keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan
oleh perawat profesional lainnya yang berperan sebagai ketua tim (Panjaitan,
sulastri & manurung, 2015).
Kelebihan dan kekurangan metode ini sama dengan gabungan antara metode
tim dan metode perawatan primer.
d. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002 dalam Krisnawati, 2017).
1. Kekurangan metode kasus :
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.
2. Kelebihan metode kasus:
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
e. Manajemen Kasus
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan
keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya
manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu
episode penyakit hingga perawatan lanjut.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai
case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit
hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case
manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case
manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-cost-access dan
consumers- providers-funders.
1. Kekurangan
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.
2. Kelebihan
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
PENGHITUNGAN TENAGA PERAWAT
a. Rasio
Metode rasio yakni metode perhitungan jumlah tenaga perawat dengan
menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denomintaor personal yang diperlukan.
Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit dan kapan personal tersebut
dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Syarat
menggunaan metode ini apabila kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan
personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes
R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar
sebagai berikut :
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT
A dan B 1/ (4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan
Keterangan :
TM : Tenaga Medis
TT : Tempat Tidur
TPP : Teaga Para Medis Perawatan
TPNP : Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNM : Tenaga Non Medis
b. Metode Douglas
Menurut Douglas (1984), menyampaikan standar pelayanan pasien awat inap
sebagai berikut :
Perawat minimal 1-2 jam/ 24 jam
Perawatan intermediet/ parsial 3-4 jam/ 24 jam
Perawatan maksimal/ total 5-6 jam/ 24jam
Sistem kualifikasi penetapan hal diatas adalah sebagai berikut :
1. Kategori I : Self Care/ Perawatan Mandiri (Minimal)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum
baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu,
tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan
simpel. Asuhan keperawatan yang tergolong dalam keperawatan minimal
ialah sebagai berikut :
o Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
o Makan dan minum dilakukan sendiri
o Ambulansi dengan pengawasan
o Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
o Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
o Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
2. Kategori II: Interediet Care/ Perawatan Sedang (Partial)
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu
makan. memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri
juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.Penampilan
pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-
tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan
pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi. Asuhan
keperawatan yang tergolong dalam keperawatan parsial ialah sebagai
berikut :
o Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
o Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
o Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
o Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake
output cairan dicatat / dihitung.
o Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan
prosedur
3. Kategori III : Intensive Care / Perawatan Total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu
oleh perawat penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-
menerus. Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
o Semua keperluan pasien dibantu
o Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2
jam
o Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
o Dilakukan penghisapan lender (suction)
o Gelisah / disorientasi.
Berikut klasifiasi Pasien :
Jumlah Klasifikasi Pasien
Pasien Minimal Partial Total
pagi siang malam pagi siang malam pagi siang Malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0.45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst
Contoh :
Ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan perawatan minimal, 14
klien dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total)
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah :
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,80
Total = 0,51 + 3,78 + 1,80
= 6,09 (6 orang)
c. Metode Gilies
1. Keperawatan Tidak Langsung : 1 jam/pasien/24 jam
a Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik
b Mempersiapkan pasien untuk tindakan keperawatan
c Merapikan meja suntik, dll
2. Pendidikan Kesehatan : 15 menit/pasien/24 jam

Gillies (1999) :
𝐴𝑥𝐵𝑥365
Tenaga Perawat (TP) = (365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

Ket :
A = Jam Perawatan/24 Jam (waktu yang dibutuhkan pasien)
B = Sensus Harian (BOR x Jumlah Tempat Tidur)
C = Jumlah Hari Libur
365 = Jumlah hari kerja selama setahun

Contoh :
RS dengan tempat tidur 100, BOR 70%, waktu perawatan 6 jam/hari,
jam kerja 6 jam/hari, libur 76 hari tiap tahun. Hitung tenaga perawat
menurut formula Gillies?
𝐴𝑥𝐵𝑥364
Tenaga Perawat (TP) = (365−𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
6𝑥(0,7𝑥100)𝑥365 6𝑥70𝑥365
= (365−76)𝑥6
= 289𝑥6
153.300
= = 88 orang
1734

d. Metode Depkes
1. Rawat Jalan
Tenaga Perawat =
𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛+𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 15%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 60

Misal :
Rawat Jalan :
Rata rata jumlah pasien 1 hari = 100 orang
Jumlah jam perawatan 1 pasien = 15 menit
Jadi jumlah tenaga perawat di rawat jalan adalah sebagai berikut :
Tenaga Perawat =
100 𝑥 15 + (100𝑥15)15%
7𝑥 60

Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan : 5 orang

2. Kamar Bersalin
𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
Tenaga Perawat =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖

Kamar Bersalin :
o Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
mencakup kala I s.d IV = 4 jam/ pasien
o Jam efektif kerja bidan jam 1 hari = 7 jam
o Rata-rata jumlah pasien setiap hari =10 pasien
Contoh :
Jumlah perawat yang diperlukan
10 𝑥 4 40
= = 5,7 = 6 orang + loss day
7 7

3. Kamar Operasi
Berdasarkan ketergantungan pasien :
Operasi besar : 5 jam/ 1 operasi
Operasi sedang : 2 jam/ 1 operasi
Operasi kecil : 1 jam/ 1 hari
Tenaga perawat Jumlah jam keperawatan/hr xhari pertahun x
yang dibutuhkan= jumlah operasi x jumlah perawat dalam tim
Jumlah hari efektif 1 tahun X jumlah jam kerja
efektif / hari

4. UGD
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 52 𝑥 7 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tenaga Perawat = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 40 ℎ𝑎𝑟𝑖
DAFTAR PUSTAKA

Endah, R. 2002. Pengorganisasian dalam keperawatan. Makalah Diskusi Panel.


Medan : Pelatihan Manajemen Keperawatan, 29 Juli- 3 Agustus
Krisnawati, K. M. S. 2017. Metode asuhan keperawatan Profesional. Literature
review. Bali : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Udayana
Panjaitan, L. S. R., I. Manurung, dan Sulastri. 2015. Perbedaan Kelengkapan
Dokumentasi Antara Metoda Modular dan Metoda Tim Di Rs Mitra Husada
Pringsewu. Jurnal Keperawatan. 11(2): 318-323

Anda mungkin juga menyukai