Anda di halaman 1dari 8

Derita Kuli Angkut Pasar

Seorang laki-laki umur 45 tahun pekerjaan tukang angkut pasar, dating ke dokter untuk
memeriksaan benjolan yang ada dilipat paha kanan sudah 3 bulan ini, dia merasa risih dan
kadang-kadang timbul nyeri. Dia menceritakan dulu benjolan ini bisa hilang namun saat ini
benjolan tersebut irreponible. PF : tekanan darah :120/80 mmHg, frekuensi nadi : 100x/menit,
RR : 16x/menit, suhu: afebris. Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rotgen
daerah perut.

Step 1  Klarifikasi Istilah

1. Irreponible : menetap
2. Afebris : Tidak demam

Step 2  Daftar Masalah

1. Apa hubungan pekerjaan dengan keluhan pasien ?


2. Mengapa benjolan dilipat paha kanan yang dulunya reponible lama-lama menjadi
irreponible ?
3. Mengapa benjolan menimbulkan nyeri ?
4. Faktor resiko timbulnya benjolan di lipat paha ?
5. Mengapa bisa muncul benjolan di lipat paha ?
6. Diagnosis ? (definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi) ?
7. DD (Diagnosis Banding) ?
8. KKomplikasi ?
9. Penatalaksanaan ?
10. Prognosis ?
11. Pemerikasaan penunjang ?

Step 3  Analisis Masalah

1. Berhubungan , karena tekanan intraabdomen meningkat  mendorong isi peritoneum.


2. Karena pengaruh pekerjaan waktu timbulnya gejala.
3. Rasa nyeri  obat abdomen melemah  kantong hernia tertekan pembuluh darah dan
saraf.
4. Pekerjaan, Jenis kelamin, usia, congenital, kehamilan, definisi, sering mengejan.
5. Karena pada kasus ini testis kiri lebih keluar dan testis kanan setelah testis kiri 
sehingga proc.inguinalis tidak menutup sempurna  timbul benjolan dilipat paha kanan
6. Hernia
- Definisi : penonjolan sebagian isi abdomen diluar batas-batas normal dinding
abdomen.
- Etiologi : SB
- Kasifikasi : hernia inguinalis (direk dan indirek), hernia femoralis, hernia umbilicalis,
hernia epigastrium, hernia linea semilunaris, hernia lumbalis, hernia internalis.
7. Hernia femoralis, andenscendensis testis, limfoma, hydrocele, vaginal hydrocel.
8. SB
9. SB

Step 4

Nyeri hilang
Pekerja afebris
timbul
an kuli
angku Hernia
t
Benjolan Benjolan di
irreponible lipat kanan
bawah

Step 5

1. Diagnosis (definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi)


2. Komplikasi
3. Penatalaksanann
4. Prognosis
5. Pemeriksaan penunjang.

Step 6 belajar mandiri

HERNIA

A. PENGERTIAN
q Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal
melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat.

q Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti
peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga
timbul kantong berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000)

B. KLASIFIKASI

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya :

q Macam-macam hernia :

Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :

- Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :

§ Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus
melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada wanita. Insidennya tinggi
pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke
skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan
adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau mengangkat benda berat
atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.

§ Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui
kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia.
Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi
kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap
akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian
atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa
hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus inguinalis eksterna yang
mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka
hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.

- Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita
daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan
secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih
masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan
tipe hernia ini.
- Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita
multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh
secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat,
distensi ekstrem atau kegemukan.

- Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

q Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

- Hernia bawaan atau kongenital

§ Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek):

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke
daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam
beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila
prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan
lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal
meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

- Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).

q Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :

- Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

- Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena
fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

- Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer = penjara),


yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
Secara klinis “hernia inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan
gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia
strangulata”. Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di
dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit.
Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat
pertolongan segera.

C. ETIOLOGI

q Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang dipandang
berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian
tekanan di dalam rongga perut (karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan miksi misalnya akibat
hipertropi prostat) dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Adanya prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal


terjadinya hernia tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup
besar. Tekanan intraabdominal yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik,
hipertropi prostat, konstipasi dan ansietas sering disertai hernia inguinalis.

Secara patofisiologi hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inguinalis di
atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat
kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu menyebabkan konstriksi suplai
darah ke kantong skrotum, kemudian akan mengalami nyeri dan gelala-gejala obstruksi usus
(perut kembung, nyeri kolik abdomen, tidak ada flatus, tidak ada feces, muntah)

Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan
n.iliofemoralis setelah apendiktomi.

q Hernia Femoralis

Umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali laki-laki. Pintu
masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis.

Secara patofisiologis peninggian tekanan intra abdominal akan mendorong lemak


pre peritoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas
dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
D. PATOFISIOLOGI

Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena kelemahan jaringan atau ruas luas pada
ligamen inguinal, atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra-abdominal paling umum
meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga
menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dancedera traumatik karena tekanan
tumpul. Bila dua faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami
hernia.

F. PEMERIKSAAN FISIK

q Inspeksi daerah inguinal dan femoral

Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia ditemukan di
daerah inguinal. Biasanya, impuls hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Suruhlah pasien
memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah inguinal
dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat
menunjukkan hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan
bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama
batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu.

q Palpasi hernia inguinal

Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan pemeriksa didalam
skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang
cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku
menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tindakan ini diperlihatkan dalam gambar.

Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik.
Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal
sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang
terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan
dimasuki oleh jari tangan. Posisi tangan kanan yang tepat diperlihatkan dalam gambar.

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah pasien
untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada hernia, akan terasa
impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. Jika ada hernia, suruh pasien
berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang
lembut dan terus menerus pada masa itu. Jika pemeriksaan hernia dilakukan dengan kulit skrotum
yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri.
Uraian tentang ciri-ciri hernia akan dibahas berikutnya.
Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih
suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua
teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasa lebih nyaman.

Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinal indirek
mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada
bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan dignosis hernia inguinal
indirek.

H. PENATALAKSANAAN MEDIKAL

Hernia yang tidak terstrangulata atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang. Suatu penyokong
dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang. Penyokong ini adalah bantalan yang
diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan ditempatkan diatas hernia setelah hernia dikurangi dan
dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dari kekambuhan. Klien harus secara cermat
memperlihatkan kulit dibawah penyokong untuk memanifestasikan kerusakan.

I. PENATALAKSANAAN BEDAH

Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung diatas area yang lemah.
Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perineal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan
kencang diatas area tersebut. Hernia di region inguinal biasanya diperbaikan hernia saat ini dilakukan
sebagai prosedur rawat jalan.
Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena ada insufisiensi massa otot untuk mempertahankan usus
ditempatnya. Pada kasus ini, graft mata jala tembaga (steel mesh) digunakan untuk menguatkan area
herniasi. Klien dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit selama 1-2 hari untuk
mendapatkan antibiotik profilaksis
Daftar pustaka :

 Katzung bertam G. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 1. Jakarta. Salemba Medika. 2001.
 Syarif Amir, dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. Balai penerbit FK UI.2007.
 Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi Idrus , Simadibrata M.,Setiati S.Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam
Edisi keempat Jilid I. Jakarta . pusat penerbitan Departemen Ilmu penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia .2006.
 Kumar, Robbins, Cotran . Buku Ajar patologi Edisi 7 Vol 1 . Jakarta . EGC.2007.

LAPORAN PBL
Disusun oleh : Afifa Khairinnisa A
Astri Nenti
Gita Puspa A
Juwita Agustina
Lugindo
Nissa Nurmuflihah
Nuzul Dio Ika P
Rina S
Wahyu wibowo

FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI 2011

CIREBON

Anda mungkin juga menyukai