Disusun Oleh:
Rais Santika Abdullah 181424023
Rama Luthfi Ramadhan 181424024
II. PEMBAHASAN
Pembahasan Rama (181424024)
Praktikum kali ini yaitu mengenai instrumentasi pengendalian level, di dalam
instumentasi pengendalian level terdapat 5 unit utama yaitu unit proses, unit pengukuran, unit
kendali, unit kendali akhir, dan unit Pengubah. Sistem proses dalam pengendalian level
adalah tangki penampung. Variabel pengendali adalah aliran air masuk. Gangguan sistem
adalah aliran air keluar. Variabel proses terkendali adalah level air (tinggi air). Variabel
pengendali adalah aliran air masuk. Gangguan sistem adalah aliran air keluar.
Di dalam unit proses adalah tempat proses berlangsung, Variabel yang akan
dikendalikan dalam unit ini disebut dengan variabel proses terkendali dalam hal ini level air
(tinggi air). Selanjutnya menuju ke unit pengukuran yang berfungsi untuk mengukur variabel
proses (PV) dalam hal ini yaitu sensor dan transmitter, sensor insturmentasi pengendalian
level berdasarkan pada tekanan hidrostatik air, Sehingga masukan kesensor adalah level air
(0-100%) dan keluaran sensor setelah diproses di transmitter adalah sinyal listrik 4-20 mA
yang berupa sinyal pengukuran. Sinyal 4 mA bersesuaian dengan level 0 dan Sinyal 20 mA
bersesuaian dengan level air 100%. Lalu menuju ke unit kendali berupa panel pengendali dan
komputer yang berfungsi menerima sinyal pengukuran sebesar 4-20mA dari unit pengukuran
dan membandingkan hasil pengukuran dari varibel proses (PV) untuk kemudian mengambil
keputusan dan memberikan sinyal kendali berupa arus listrik 4-20mA yang akan diolah di
unit pengubah berupa i/p converter yang berfungsi mengubah informasi dalam besaran
mekanik menjadi elektrik atau sebaliknya, sehingga menjadi sinyal pneumatic 3-15 psig.
maka masukan I/P Converter adalah sinyal listrik 4-20 mA dan keluarannya sinyal pneumatik
3-15 psig yang dikirim ke Unit kendali akhir untuk melakukan tindakan tertentu. Selanjutnya
adalah unit kendali akhir berupa control valve yang berfungsi mengatur aliran fluida dan unit
yang akan melakukan tindakan akhir sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit
kendali. Control valve yang dipakai jenis fail-closed (FC). Artinya, dalam keadaan tanpa
energi tekanan udara atau kegagalan energi, maka katup akan tertutup penuh. Unit kendali
akhir akan mendapatkan Sinyal pnuematik 3-15 psig dari i/p converter yamg dipakai untuk
membuka atau menutup control valve. Bila mendapat sinyal pneumatik maksimum (15 psig),
katup akan terbuka penuh. Sinyal penumatik antara 3-15 psig maka katup akan terbuka
sebagian. Semakin besar sinyal penumatik, maka katup semakin terbuka. Dan sebaliknya.
Masukan unit kendali dalam hali ini control valve adalah sinyal pneumatik 3-15 psig dan
keluarannya adalah aliran air (0-100%).
Pembahasan Rais Santika A (181424023)
Pada praktikum ini dilakukan konfigurasi pengendalian level agar dapat
mengidentifikasi unit-unit/elemen-elemen dan variabel-variabel/sinyal-sinyal serta dapat
menjelaskan jenis alat beserta fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian proses.
Pada pengendalian level, yang berperan sebagai unit proses adalah tangki yang
didalamnya memiliki indikator level. Indikator level ini berfungsi untuk mengukur level
cairan dalam tangki sebagai aloran masuk dan hanya untuk membaca ketinggian aliran level
tanpa adanya sinyal keluaran.
Kemudian ketinggian aliran level akan dideteksi oleh sensor dan transmitter yang
merupakan unit pengukuran, berfungsi untuk mengukur variable proses. Pada sensor, yang
terukur merupakan tekanan hidrostatik air, lalu transmitter akan menerjemahkan
menerjemahkan menjadi sinyal elektrik yang akan dilanjutkan ke unit pengendali.
Unit pengendali merupakan otak dari sistem pengendalian proses. Pada instrumen ini
unit pengendali adalah C.R.L . C.R.L akan menerima sinyal dari transmitter berupa sinyal
elektrik dan bertugas membandingkan hasil pengukuran dari variabel proses dan set point
sinyal dari unit kendali akan diteruskan ke transduser
Transducer berfungsi mengubah sinyal elektrik menjadi pneumatic kemudian sinyal
pneumatic dialirkan menuju control valve
Control valve merupakan unit kendali akhir yang berfungsi untuk melakukan tindakan
akhir Sesuai dengan keputusan atau perintah unit pengendali sinyal yang diterima oleh
control valve berupa sinyal pneumatik tindakan yang dilakukan yaitu memperbesar atau
memperkecil bukaan valve.
III. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrumentasi pengendalian level terdiri dari 5 unit utama diantaranya : unit proses,
unit pengukuran, unit kendali, unit pengubah, unit kendali akhir.
2. Ada 2 sinyal di instrumentasi pengendalian aliran yaitu sinyal pengukuran, sinyal
kendali, sinyal pneumatik. Sinyal pengukuran adalah sinyal dari unit pengukuran
(sensor dan transmitter) yang dikirim/masukan ke unit kendali (panel kendali dan
komputer), keluaran dari unit kendali adalah sinyal kendali yang dikirim/masukan ke
unit pengubah(i/p conveter), keluaran dari unit pengubah adalah sinyal pneumatik
yang dikirim ke unit kendali akhir(control valve).
3. Didalam instrumentasi pengendalian level, unit pengukuran(sensor dan transmitter)
berfungsi merubah/mengkonversi tinggi air 0-100% menjadi tegangan listrik 1-5 volt.
Unit pengubah(i/p converter) mengubah/mengkonversi arus listrik 4-20 mA menjadi
sinyal pneumatik 3-15 psig. Masukan ke unit kendali akhir(control valve) adalah
sinyal pneumatik 3-15 psig dan keluarannya adalah level air.
4. Unit kendali dalam pengendalian level adalah CRL. CRL akan menerima sinyal listrik
dari transmitter kemudian dibandingkannya dengan set point. Keluaran dari CRL
adalah sinyal listrik yang telah dibandingkan dengan set point
5. Mekanisme dalam pengendalian proses terdiri dari mengukur, membandingkan
variable yang terukur dengan set point, mengevaluasi besaran perbedaan (EROR), lalu
mengoreksi dengan cara manipulated varibel agar proses berlangsung sesuai dengan
cara yang diharapkan.
6. Unit proses dalam pengendalian level adalah tangka penampung.