Anda di halaman 1dari 69

S NEGERI

SE
TA

SI

M
UNIVER

AR
ANG
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA
KELAS X SMA NEGERI 1 PATI TAHUN AJARAN 2007/2008
TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan Jurusan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia

oleh
Khida Efti Nely Ifada
4301404075

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal

Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun

Ajaran 2007/2008 terhadap Pencapaian Kompetensi” telah disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan di sidang ujian skripsi Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Semarang, 23 Januari 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D
NIP 131386647 NIP 130805079

ii
PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

FMIPA UNNES pada:

Hari : Senin
Tanggal : 9 Februari 2009

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S., M.S Drs. Sigit Priatmoko, M.Si


NIP 13078101 NIP 131965839

Penguji I Penguji II

Drs. Soeprodjo, MS Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt.,


Ph.D
NIP 130821920 NIP 130805079

Penguji III

Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si


NIP 131386647

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini merupakan hasil karya

saya, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 23 Januari 2009

Penulis,

Khida Efti Nely Ifada


NIM 4301404045

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu

sendiri yang mengubah nasibnya (QS Ar Ra’ad :11)

 Allah tidak akan menimpakan beban kepada hamba-Nya di luar

kemampuannya (QS. Al Baqarah: 286)

 Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang setia bilamana dia masih

menuntutnya, tetapi apabila pada suatu hari dia berkata aku sudah pintar, maka

sesungguhnya dia sudah menjadi bodoh dengan sendirinya (Ali r.a)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Bapak Sam i’un dan Ibu A llief U m am y

 M auria yang m enjadi inspirasi dalam hidupku

 Keluarga besar Bani H asbullah tercinta

 Sahabat-sahabatku

 Pem baca yang budim an

v
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan ijin dan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad saw.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNNES.

3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

4. Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si dan Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt.,Ph.D,

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan ijin penelitian.

6. Drs. Suhendro selaku guru pamong mata pelajaran Kimia selama masa PPL

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan.

7. Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia

pendidikan dan bagi pembaca pada khususnya.

Semarang, 23 Januari 2009

Penulis

vi
ABSTRAK

Ifada, Khida Efti N. 2009. Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Bidang Studi Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran
2007/2008 terhadap Pencapaian Kompetensi. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Dra.
Murbangun Nuswowati, M.Si dan Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D.
Kata Kunci: analisis, validitas, reliabilitas, pencapaian kompetensi.

Kegiatan evaluasi mempunyai peranan penting dalam pendidikan,


khususnya dalam proses pembelajaran karena dengan evaluasi dapat diketahui
hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tersebut dapat
ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Berlakunya kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) sekarang ini memberikan keleluasaan bagi guru dalam
melakukan penilaian mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, termasuk dalam
menyusun soal tes. Baik tidaknya soal tes sangat ditentukan oleh kemampuan
guru dalam instrumen pengujian. Soal ulangan akhir semester yang diujikan di
SMA Negeri 1 Pati disusun sendiri oleh guru bidang studi yang mengampu di
sekolah tersebut. Untuk mengetahui apakah evaluasi yang dilakukan melalui
penilaian dengan menggunakan tes sesuai dengan yang diharapkan maka
diperlukan peninjauan kembali, setidaknya instrumen pengujiannya.
Penelitian ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah
semua peristiwa yang diperhatikan terjadi dan bertujuan untuk mengetahui
kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA
Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Instrumen uji ditinjau melalui analisis
validitas dan reliabilitasnya terhadap pencapaian kompetensi dasarnya. Sampel
dalam penelitian ini adalah soal ulangan akhir semester genap dari siswa kelas X-
RSBI SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Variabel yang terukur dalam
penelitian ini berupa validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, serta
tingkat pencapaian kompetensi siswa yang diharapkan terukur.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa soal pilihan ganda
ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun
ajaran 2007/2008 memiliki reliabilitas yang tinggi dengan harga r11 = 0,78. Dari
analisis validitasnya terdapat 30 soal yang valid dari 35 soal yang ada. Memiliki
daya beda yang cukup dan tingkat kesukaran yang belum proporsional. Terdapat
30 soal yang mampu mengukur kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada
semester tersebut, sementara 5 soal sisanya diperlukan penyesuaian untuk
mengukur kompetensi yang diharapkan. Nilai rata-rata ketuntasan yang dapat
dicapai siswa dengan menggunakan alat tes tersebut sebesar 66,14. Berbeda
dengan rata-rata yang diperoleh dari hasil pengedropan soal-soal yang tidak valid,
yaitu sebesar 69,70. Namun hasil pengedropan ini tidak merubah jumlah siswa
yang tuntas dalam pencapaian kompetensinya, yaitu dari 38 siswa target hanya 21
siswa yang tuntas. Diperlukan kemampuan yang cukup, kejelian serta pengalaman
dalam mengembangkan butir uji supaya butir uji tersebut dapat menjalankan
fungsinya dengan baik yaitu mengukur seberapa jauh kompetensi dasar yang
dicapai oleh siswa melalui pengujian tersebut.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

Prakata ................................................................................................ vi

Abstrak ................................................................................................ vii

Daftar Isi.............................................................................................. viii

Daftar Tabel ........................................................................................ x

Daftar Lampiran .................................................................................. xi

BAB

1. PENDAHULUAN.................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5
1.5 Penegasan Istilah..................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 9

2.1 Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan ........................ 9


2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan................................. 10
2.3 Prinsip-prinsip Dasar Tes Hasil Belajar................................. 11
2.4 Persyaratan Tes ....................................................................... 14
2.5 Pengertian tentang Tes Ulangan Akhir Semester.................... 20
2.6 Analisis Tes............................................................................. 21
2.7 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan................................... 22
2.8 Standar kompetensi Kimia kelas X di SMA N 1 Pati ............ 24
2.9 Diagram Alir Kerangka Berfikir ............................................. 25

3. METODE PENELITIAN ..................................................... 28

3.1 Objek Penelitian...................................................................... 28


3.1.1 Populasi Penelitian.................................................................. 28

viii
3.1.2 Sampel Penelitian.................................................................... 28
3.2 Sumber Data Penelitian........................................................... 29
3.3 Variabel Penelitian.................................................................. 29
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 30
3.5 Rancangan Penelitian.............................................................. 30
3.6 Metode Analisis Data.............................................................. 31
3.6.1 Uji Normalitas dan Homogenitas............................................ 31
3.6.2 Analisis Validitas .................................................................... 33
3.6.3 Analisis Reliabilitas ................................................................ 35
3.6.4 Analisis Tingkat Kesukaran .................................................... 36
3.6.5 Analisis Daya Pembeda........................................................... 37
3.6.6 Analisis Pencapaian Kompetensi ............................................ 38

4. HASIL PENELITIAN .......................................................... 40

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 40


4.2 Pembahasan............................................................................. 45

5. PENUTUP.............................................................................. 54

5.1 Simpulan ................................................................................. 54


5.2 Saran ...................................................................................... 55

Daftar Pustaka................................................................................... 57

Lampiran ........................................................................................... 59

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil analisis tahap awal (Uji Normalitas Data) ........................ 40

4.2 Hasil analisis validitas soal pilihan ganda ................................. 41

4.3 Hasil analisis reliabilitas soal pilihan ganda .............................. 41

4.4 Hasil analisis daya pembeda soal pilihan ganda ........................ 42

4.5 Hasil analisis tingkat kesukaran soal pilihan ganda................... 42

4.6 Hasil analisis pencapaian kompetensi soal pilihan ganda.......... 43

4.7 Hasil analisis ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi . 44

4.8 Rekapitulasi hasil analisis soal pilihan ganda ............................ 50

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Penulisan Soal ............................................................ 60

2. Lembar Soal Tes ....................................................................... 64

3. Kunci Jawaban Tes ................................................................... 68

4. Data nilai ulangan mid semester 2 kelas X-RSBI ..................... 70

5. Uji Normalitas untuk analisis awal............................................ 71

6. Uji Homogenitas Data ............................................................... 75

7. Contoh Perhitungan Validitas ................................................... 76

8. Contoh Perhitungan Reliabilitas ............................................... 78

9. Contoh Perhitungan Daya Pembeda ......................................... 79

10. Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran ................................... 80

11. Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda ............................................ 81

12. Ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi ...................... 85

13. Surat Ijin Penelitian Fakultas .................................................... 86

14. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah ............................................. 87

xi
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, proses

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Proses belajar mengajar termasuk penguasaan materi selalu akan

berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran tercapai atau

tidak, baru akan terjawab setelah diadakan evaluasi dengan persyaratan

memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran.

Kegiatan evaluasi mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, begitu

pula dalam proses pembelajaran karena dengan evaluasi dapat diketahui hasil dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dari hasil tersebut dapat

ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Evaluasi merupakan suatu tindakan

yang dilakukan oleh evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Alat yang

digunakan sebagai sarana untuk menentukan nilai adalah tes. Tes pada umumnya

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar

kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan pendidikan

dan pengajaran.

Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari pola penilaian hasil belajar

yang telah ditentukan sesuai standar kurikulum yang berlaku. Penilaian merupakan

salah satu bagian penting dalam rangkaian proses pembelajaran dalam pendidikan.
2

Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tidaknya kegiatan pendidikan, salah satunya

ditentukan oleh penilaian hasil belajar. Ketepatan penilaian hasil belajar memberikan

dampak yang sangat signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan di

sekolah.

Tes sebagai alat evaluasi dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting

dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu memperhatikan

validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan perkembangan dalam dunia pendidikan,

maka alat evaluasi yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat

itu. Begitu juga kualitas dari alat evaluasi diharapkan harus memperhatikan validitas

dan reliabilitasnya, serta dapat mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai oleh

siswanya. Soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X yang diujikan di

SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sebagai salah satu alat evaluasi,

sebelumnya tidak diujicobakan terlebih dahulu, sehingga belum diketahui validitas

dan reliabilitas dari setiap butir soal tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga

kerahasiaan dari soal ulangan akhir itu sendiri agar tidak bocor sebelum ujian

dilaksanakan. Sehingga perlu diketahui bagaimanakah kualitas soal-soalnya, apakah

syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya telah terpenuhi

ataukah belum, serta apakah sudah dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan

siswanya terhadap setiap kompetensi dasar yang harus dicapai pada semester tersebut.

Soal dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila mempunyai validitas,

reliabilitas, dan daya beda yang tinggi, serta tingkat kesukaran yang sedang, dan yang
3

tidak kalah pentingnya, soal tersebut dapat mengukur kompetensi yang diharapkan

tercapai.

Berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) sekarang ini

keleluasaan guru dalam melakukan penilaian mulai dari perencanaan sampai

pelaksanaan, termasuk dalam menyusun soal tes. Butir soal yang disusun harus

mencakup seluruh kurikulum, yang di situ kompetensi dasarnya harus dicapai. Setiap

butir soal hendaknya memiliki validitas isi artinya alat ukur tersebut memang benar–

benar memuat materi yang akan diukur, sehingga kesesuaian antara alat ukur dengan

isi yang seharusnya diukur benar–benar terwujud dalam penulisan soal.

Soal Ulangan Akhir Semester untuk bidang studi Kimia yang diujikan di

SMA Negeri 1 Pati berbeda dengan soal yang diujikan untuk sekolah-sekolah SMA

lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Soal Ulangan Akhir Semester yang dilaksanakan

di SMA Negeri 1 Pati disusun sendiri oleh guru-guru bidang studi Kimia yang

mengajar di sekolah tersebut. Sedangkan untuk Soal Ulangan Akhir Semester yang

diujikan di sekolah lainnya, baik yang dilaksanakan di SMA Negeri maupun Swasta

di Kabupaten Pati disusun oleh Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

bidang studi Kimia Kabupaten Pati. Terlepas dari mekanisme penyusunan soal,

berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, SMA Negeri 1 Pati

merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN) dan merupakan satu-satunya sekolah di

Kabupaten Pati yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI). Berawal dari sini mengundang keingintahuan penulis, SMA 1 Pati sebagai

satu-satunya sekolah yang menjadi barometer bagi sekolah-sekolah SMA lainnya


4

yang ada di Kabupaten Pati, apakah soal ulangan akhir semesternya telah memenuhi

syarat-syarat tes yang baik atau belum, sehingga soal ulangan akhir semesternya juga

dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kabupaten Pati.

Syarat-syarat tes yang dimaksud di sini adalah syarat validitas, reliabilitas, daya beda,

tingkat kesukaran, dan syarat yang paling utama adalah apakah soal ulangan akhir

semester tersebut dapat mengukur ketercapaian setiap kompetensi dasar yang

diharapkan tercapai pada semester itu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kualitas Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi

Kimia yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pati.

Untuk mengetahui apakah evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan

menggunakan tes sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan

kembali, setidaknya instrumen pengujiannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka

penulis menganggap perlunya dilakukan penelitian mengenai “ANALISIS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR

SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA KELAS X SMA NEGERI 1 PATI TAHUN

AJARAN 2007/2008 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimanakah kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia

kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari

analisis validitas butir, daya beda dan tingkat kesukarannya?


5

1.2.2 Bagaimanakah kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia

kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari

analisis reliabilitasnya?

1.2.3 Apakah soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan

kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 tersebut

dapat mengukur ketercapaian setiap kompetensi yang diharapkan tercapai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia

kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari

analisis validitas butir, daya beda dan tingkat kesukarannya.

1.3.2 Mengetahui kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia

kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari

analisis reliabilitasnya.

1.3.3 Mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang diharapkan tercapai

melalui soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan

kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berarti sebagai berikut:.

1.4.1 Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pati sebagai bahan untuk menentukan


6

kebijakan dan langkah-langkah yang dipandang efektif di bidang pendidikan,

terutama yang berhubungan dengan evaluasi.

1.4.2 Bagi Guru khususnya penyusun soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia di SMA Negeri 1 Pati, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat

menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik atau tidak

valid, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal, serta dapat membantu

melihat terukur tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai melalui soal

tersebut, sehingga dapat dijadikan umpan balik untuk peningkatan atau

perbaikan hasil belajar siswa pada periode berikutnya.

1.4.3 Soal yang sudah dianalisis dan hasilnya berkualitas dalam arti memiliki

validitas dan reliabilitas yang tinggi, serta dapat mengukur kompetensi yang

diharapkan, dapat dijadikan sebagai kumpulan soal/bank soal.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka dalam penyusunan skripsi ini

perlu adanya penegasan atau batasan istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Analisis Soal

Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan

informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto,

2001: 205). Pada penelitian ini yang di analisis adalah:


7

1.5.2 Validitas

Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur

apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut (Sudijono,2001:182).

1.5.3 Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang

di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada obyek

yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan

hasil yang relatif sama (Arikunto, 2002:86).

1.5.4 Soal

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah

ditentukan (Arikunto, 2001: 53). Adapun soal yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah soal Ulangan Akhir Semester yaitu tes yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

Pati pada tiap semester.

1.5.5 Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap

dan minat yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang dapat

dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan

diamati (Hasan, 2007: 9). Adapun kompetensi yang dimaksudkan di sini adalah

kompetensi dasar dari mata pelajaran Kimia yang diharapkan tercapai melalui soal

tersebut berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat oleh penyusun soal pada semester itu.
8

Jadi yang dimaksud dengan analisis validitas dan reliabilitas butir soal

Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008 terhadap pencapaian kompetensi adalah suatu prosedur yang sistematis

untuk menelaah butir-butir soal Kimia SMA Negeri 1 Pati kelas X yang berupa soal

Ulangan Akhir Semester tahun ajaran 2007/2008, sehingga diperoleh informasi

khusus, informasi khusus dalam hal ini adalah kualitas soal Ulangan Akhir Semester

tersebut ditinjau dari analisis validitas dan reliabilitasnya serta analisis pada terukur

tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai pada semester itu melalui soal ulangan

akhir semester tersebut.


9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan

Secara harafiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam

bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harafiah evaluasi

pendidikan (educational evaluation) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang

pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

pendidikan (Sudijono, 2007: 1). Evaluasi merupakan suatu kegiatan membandingkan

objek yang dinilai dengan standar tertentu.

Arikunto (2007: 3) mendefinisikan evaluasi dengan terlebih dahulu menjelaskan

tentang mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan

satu ukuran dan bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan

terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan

mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yaitu mengukur dan menilai.

Dengan demikian evaluasi adalah menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih

dahulu).

Mengenai evaluasi pendidikan, Arikunto (2002: 3) mengutip pendapat dari

Ralph Tyler (1950) mengatakan bahwa: “Evaluasi pendidikan merupakan sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian

mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa

sebabnya”. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni
10

Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut bukan hanya mengukur

sejauh mana tujuan tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat keputusan.

Dari definisi-definisi tentang evaluasi pendidikan di atas dapat dipahami bahwa

evaluasi pendidikan selain merupakan suatu proses untuk mengukur sejauh mana

tujuan telah tercapai, juga berguna untuk membuat keputusan dalam dunia

pendidikan.

2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan

Bagi penyusun soal, fungsi evaluasi perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh

agar evaluasi yang diberikan betul-betul mengenai sasaran yang diharapkan. Berikut

ini dikemukakan pendapat para ahli tentang tujuan dan fungsi evaluasi.

Menurut Sudjana (2004: 3), evaluasi atau penilaian berfungsi sebagai: (a) alat

untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan itu

dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, sehingga penilaian

harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan instruksional, (b) untuk memberikan

umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan, (c) sebagai

dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya,

mengenai kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi

dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. Sedangkan tujuan dari penilaian

adalah untuk: (1) mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat

diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata

pelajaran yang ditempuhnya, sehingga dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa

dibandingkan dengan siswa lainnya, (2) mengetahui keberhasilan proses pendidikan


11

dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah

tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, (3) menentukan

tindak lanjut hasil penilaian, yaitu melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam

hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya, (4)

memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-

pihak yang berkepentingan, meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua

siswa melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport) pada setiap akhir program,

semester dan caturwulan.

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan

seleksi atau penilaian siswanya. Penilaian selektif mempunyai berbagai tujuan, antara

lain: (1) untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, (2) untuk

memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, dan (3) untuk memilih

siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah (lulus).

2.3 Prinsip-prinsip Dasar Tes Hasil Belajar

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes

hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pembelajaran yang

telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang

diharapkan setelah siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu. Menurut

Purwanto (2004:23), prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:

2.3.1 Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning

outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional. Jika

tujuan tidak jelas, maka penilaian terhadap hasil belajar pun tidak akan terarah
12

sehingga akhirnya hasil penilaian tidak mencerminkan isi pengetahuan atau

keterampilan siswa yang sebenarnya. Dengan kata lain, hasil penilaian

menjadi tidak valid, yaitu tidak mengukur apa yang sebenarnya harus diukur.

Oleh karena itu, untuk dapat menyusun tes yang baik, setiap guru harus dapat

merumuskan kompetensi dasar dengan jelas, terutama indikatornya sehingga

memudahkan baginya dalam menyusun soal-soal tes yang relevan untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskannya.

2.3.2 Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran

yang telah diajarkan. Tes yang kita susun haruslah mencakup soal-soal yang

dianggap dapat mewakili seluruh performance hasil belajar siswa, sesuai

dengan kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Untuk dapat menyusun soal-

soal tes yang benar-benar merupakan sampel yang representatif dalam

mengukur hasil belajar siswa, guru hendaknya terlebih dahulu menyusun tabel

spesifikasi atau kisi-kisi yang memuat standar kompetensi atan kompetensi

dasar dari bahan pelajaran yang telah diajarkan dan penentuan jumlah serta

jenis soal yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dari setiap standar

kompetensi yang bersangkutan.

2.3.3 Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk

mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan. Kita telah

mempelajari bahwa tujuan pengajaran itu bermacam-macam menurut jenis

dan tingkat kesukarannya. Hasil belajar dari tiap-tiap topik bahan pelajaran

tidak selalu sama. Setiap jenis alat evaluasi dan setiap macam bentuk soal
13

hanya cocok untuk mengukur suatu jenis kemampuan tertentu. Oleh karena

itu, penyusunan suatu tes harus disesuaikan dengan jenis kemampuan hasil

belajar yang hendak diukur dengan tes tersebut.

2.3.4 Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang

diinginkan. Dalam evaluasi pendidikan yang menyangkut hasil belajar, kita

mengenal ada empat macam kegunaan tes, yaitu: (1) tes untuk penentuan

penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu

(placement test); (2) tes untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses

belajar mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif); tes untuk mengukur

atau menilai sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang

telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau

kelulusan siswa yang bersangkutan (test sumatif); dan (4) tes untuk mencari

sebab-sebab kesulitan belajar siswa (test diagnostik).

2.3.5 Dibuat seandal (reliable) mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan

baik. Suatu alat evaluasi dikatakan andal (reliable) jika alat tersebut dapat

menghasilkan suatu gambaran (hasil pengukuran) yang benar-benar dapat

dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan andal (memiliki keandalan yang tinggi)

jika tes itu dilakukan berulang-ulang terhadap objek yang sama, hasilnya akan

tetap sama atau relatif sama.

2.3.6 Digunakan untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara

belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri (evaluasi formatif).
14

2.4 Persyaratan Tes

Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur bila memenuhi

persyaratan tes. Adapun persyaratan tes yang baik adalah valid, reliabel, mempunyai

daya pembeda dan tingkat kesukaran soal yang baik. Persyaratan tes yang paling

utama adalah valid. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir

item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Sudijono, 2001:

182).

Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

penilaian tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2002:

67) menjelaskan adanya empat bentuk validitas yaitu: validitas isi, validitas

konstruksi, validitas yang ada sekarang, dan validitas prediksi.

Sebuah tes disebut memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur

kompetensi dasar tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan, sehingga dapat mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

materi disampaikan kepada siswa. Alat tes yang dianggap layak dan dapat

dipertanggungjawabkan validitas isinya apabila dalam penyusunannya berdasarkan

pada tabel kisi-kisi pembuatan soal. Validitas isi hendaknya merujuk pada kesesuaian

antara butir-butir soal dengan kompetensi dasar dan standar kompetensinya. Karena

kompetensi dasar maupun standar kompetensinya tersebut tercantum pada tabel kisi-

kisi sehingga tidak salah apabila dikatakan bahwa penyusunan butir-butir soal yang
15

berdasarkan pada tabel kisi-kisi dianggap layak dan dapat dipertanggungjawabkan

validitas isinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tes yang disusun tidak boleh

keluar dari standar kompetensi mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum.

Sedangkan tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang

membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir (ingatan, pemahaman dan

aplikasi) seperti yang disebutkan pada indikator dalam tabel kisi-kisi.

Validitas isi dan validitas konstruksi ini digolongkan ke dalam validitas logis

atau validitas rasional (Arikunto, 2002: 66). Untuk mengetahui tingkat validitas

rasional dapat dilakukan dengan mengadakan analisis rasional, yaitu analisis

berdasarkan pikiran-pikiran yang logis bahan-bahan apa yang perlu dikemukakan

dalam suatu tes. Jika penganalisaan secara rasional itu menunjukkan hasil yang

membenarkan tentang telah tercerminnya indikator yang ingin dicapai, maka tes hasil

belajar tersebut dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang valid dari segi

susunannya atau telah memiliki validitas isi maupun validitas konstruksi. Pengujian

validitas isi maupun validitas konstruksi dari suatu tes dapat dilakukan baik sesudah

maupun sebelum tes hasil belajar tersebut dilaksanakan (Sudijono, 2006: 167).

Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat

dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki

kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa

statistiknya, ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor

totalnya. Skor total di sini berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent

variable), sedangkan skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent


16

variable). Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui

validitasnya, yaitu valid atau tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai

teknik analisisnya, yaitu teknik korelasi point biserial. Sebutir item dapat dinyatakan

valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang

signifikan dengan skor totalnya.

Validitas yang dimaksud di sini adalah validitas butir. Validitas butir adalah

butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat

diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam

mencapai skor seluruh tes. Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus

korelasi point biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan skor

benar 1 dan skor salah 0, atau data dikotomi asli melawan data interval. Sementara

jika data dikotominya tidak asli tetapi artificial melawan data interval, rumus yang

digunakan adalah korelasi biserial. Rumus dari korelasi point biserial adalah:

M p − Mt p
rpbis = (Arikunto, 2002: 252)
St q

Keterangan:

r pbis : Koefisien Korelasi point biserial

M p : Rerata skor siswa yang menjawab benar

M t : Rerata skor siswa total

p : Proporsi skor siswa yang menjawab benar


q : Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

St : Standar deviasi total


17

Hasil perhitungan rpbis kemudian digunakan untuk mencari thit dengan rumus:

r pbis N − 2
t hit = (Sudjana, 1996: 377)
2
1 − r pbis

Kriteria : jika thitung ≥ t(1-α) dk (N-2) butir soal adalah valid.

Syarat tes yang kedua adalah reliabel. Reliabel artinya dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Suatu alat ukur yang baik adalah alat pengukur yang mempunyai

reliabilitas yang tinggi, artinya setiap kali alat pengukur digunakan untuk mengukur

hal yang sama, maka hasil pengukurannya tetap (Nasoetion, 1993:103). Reliabilitas

suatu tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang didalamnya berupa

seperangkat butir soal apabila diberikan berulangkali pada objek yang sama. Suatu tes

dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif

sama (Arikunto, 2001: 86 ). Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah

adanya pendapat bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Di sini ajeg

atau tetap tidak selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Tentu saja tidak

dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah yang menunjukkan tingginya

reliabilitas suatu tes. Sehubungan dengan reliabilitas ini, menyatakan bahwa

persyaratan bagi suatu tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini

validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya

validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang

valid biasanya reliabel.

Menurut Arikunto (2001: 90), untuk melakukan analisis reliabilitas suatu tes

dapat digunakan beberapa metode yaitu: metode bentuk parallel (equivalent), metode
18

tes ulang (test-retest-method), dan metode belah dua (split-half-method). Rumus yang

digunakan untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus

yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Reliabilitas suatu tes dapat tinggi dapat pula

rendah karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reliabilitas. Faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya reliabilitas adalah : luas tidaknya sampling yang

diambil, perbedaan bakat dan kemampuan murid yang dites serta suasana dan kondisi

testing.

Jika jumlah soal ganjil maka tidak mungkin dengan belah dua tetapi harus

dengan rumus yang lain, yaitu yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Rumus KR-20

digunakan untuk menghitung reliabilitas speedy test, yaitu tes kecepatan. Sedangkan

rumus KR-21 lebih tepat digunakan untuk power test yang memberi kesempatan

kepada siswa untuk dapat menampilkan kemampuannya secara maksimal. Prosedur

menghitung reliabilitas dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes

dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan. Sehingga untuk

menganalisis reliabilitas soal tes dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder

Richardson (KR-21) yaitu:

 k  M (k − M ) 
r11 =  1 −  (Arikunto, 2006: 189)
 (k − 1)  k .Vt 

di mana:

r11 = Reliabilitas soal

k = jumlah butir soal


19

1 = Bilangan konstan

Vt = Variansi skor total = kuadrat simpangan baku skor total

M = Rata-rata skor awal

Hasil perhitungan r11 yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan


standar error dengan rumus:

p' q'
SE11 = (Soeprodjo, 1995: 31)
y N
Keterangan:
p’ = jumlah dari skor yang diperoleh responden
jumlah dari skor maksimal yang mungkin
q’ = 1-p’

y = tinggi ordinat kurva normal berdasarkan harga p’

N = jumlah responden.

Batas minimal reliabilitas adalah harga standar error dikalikan 1,96 yang merupakan

harga Z untuk peluang 95%. Jadi, alat tes dikatakan reliabel jika r11 > SEr11 x 1,96

(Soeprodjo, 1995: 31).

Dengan demikian untuk memperoleh hasil penilaian yang sesuai dengan

tuntutan syarat-syarat penilaian, yaitu valid dan reliabel serta terukurnya kompetensi

yang diharapkan tercapai, maka pemilihan alat penilaian menjadi sangat penting. Hal

ini disebabkan karena kemampuan dari siswa yang akan diungkapkan ditentukan oleh

alat penilaian yang akan digunakan.

Adapun syarat lain yang tidak kalah pentingnya adalah soal harus memiliki

tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik. Tingkat kesukaran (D) adalah angka
20

yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001:

218). Makin besar tingkat kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga

sebaliknya yaitu makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar.

Sedangkan daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar

untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee

yang kemampuannya rendah sedemikian rupa sehingga sebagian besar testee yang

memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak

yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab

butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul (Sudijono,

2001: 386).

2.5 Pengertian tentang Tes Ulangan Akhir Semester

Tes alat evaluasi dalam pendidikan di sekolah adalah tes. Tes yang dilakukan di

sekolah, khususnya di suatu kelas mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur

kemampuan siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Ditinjau

dari segi kegunaan mengukur kemampuan siswa, tes dibedakan menjadi tiga macam

yaitu tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Penilaian tes sumatif di SMA

dilaksanakan pada akhir program selama satu semester yang disebut Ulangan Akhir

Semester (UAS) digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan hasil belajar siswa.

Bahan pertanyaan bersumber dari Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa

berdasarkan silabus pada semester tersebut, yang dituangkan dalam pertanyaan tes

yang pada umumnya dibuat dalam bentuk obyektif (pilihan ganda) dan esai.
21

Pemanfaatan data hasil penilaian Ulangan Akhir Semester (UAS) sangat

berguna bukan hanya bagi Guru, melainkan juga bagi Kepala Sekolah dan supervisor

pendidikan dalam rangka meningkatkan pembinaan pendidikan di sekolah dalam hal

perencanaan, pelaksanaan atau penyelenggaraan, dan dalam penilaian, pengawasan,

atau penentuan proses hasil pendidikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes sumatif (Ulangan Akhir

Semester/UAS) yang merupakan salah satu bentuk alat evaluasi yang akan digunakan

untuk mengambil keputusan. Dari urutan yang logis ini dapat diketahui bahwa

keputusan yang diambil akan tepat mengenai sasaran apabila didukung oleh alat

evaluasi yang berupa butir soal Ulangan Akhir Semester (tes sumatif) yang

memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta dapat

mengukur setiap kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa pada semester

tersebut.

Untuk mengetahui bahwa butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) telah

memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta mampu

mengukur setiap kompetensi yang diharapkan tercapai, maka perlu diadakan analisis

alat evaluasi yang berupa butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) bidang studi

Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 tersebut.

2.6 Analisis Tes

Analisis tes adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka

meningkatkan mutu suatu tes, baik mutu keseluruhan tes maupun mutu tiap butir soal

yang menjadi bagian dari tes itu. Tes sebagai alat evaluasi diharapkan dapat
22

menghasilkan nilai atau skor yang objektif dan akurat. Oleh karena itu perlu

diusahakan agar tes yang diberikan kepada siswa sedapat mungkin cukup baik dan

bermutu dilihat dari berbagai segi. Tes yang baik dapat digunakan berulang-ulang

dengan sedikit perubahan. Sebaiknya tes yang buruk supaya dibuang atau tidak

digunakan untuk memberi nilai kepada siswa (Munaf, 2001:57).

Analisis tes dilakukan untuk mengetahui baik buruknya suatu tes. Analisis tes

yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda serta analisis kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan alat tes tersebut dalam mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai

pada semester itu. Dari uraian mengenai kriteria evaluasi yang baik, kita dapat

mengetahui bagaimanakah kualitas dari soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

Dengan melakukan analisis tes ini, dapat membantu kita dalam

mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek, sehingga memperoleh informasi yang

dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut.

Manfaat terbesar dari analisis tes ini adalah guru semakin memahami bagaimana

wujud tes yang baik dan bagaimana butir soal yang baik. Sehingga pada akhirnya

guru semakin terampil menyusun soal tes dengan baik.

2.7 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15) dikemukakan

bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasinal

yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan


23

KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan

standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai berikut:

1. Pengembangan kurikulum mengacu pada SNP untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

didik. (Mulyasa, 2006: 20)

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada

lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang

tersedia

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan

kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama

Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai. (Mulyasa, 2006: 22)


24

Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain

3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan

atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan

merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan

dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis

4. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga

merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya

mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat

5. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitan dan

penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan

teknologi (Mulyasa, 2006: 133).

2.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia kelas X

semester genap di SMA Negeri 1

a) Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan

kimia (stoikiometri)
25

• Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia

b) Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-

reduksi

• Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data

hasil percobaan.

• Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya

c) Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa

makromolekul

• Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan

hubungannya dengan sifat senyawa

2.9 Diagram Alir Kerangka Berfikir

Tes sebagai alat evaluasi dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting

dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu memperhatikan

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda, serta kemampuannya untuk

dapat mengukur ketercapaian kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh

siswanya. Untuk mengetahui apakah suatu tes telah memenuhi persyaratan tes yang

baik, maka perlu dilakukan analisis terhadap kualitas soal tersebut.


26

Sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri 1 Pati karena merupakan Sekolah

Standar Nasional (SSN), yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) dan merupakan satu-satunya sekolah yang menjadi barometer

bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Oleh karena itu, soal

ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008 yang merupakan salah satu alat evaluasi, maka perlu dilakukan analisis

untuk mengetahui bagaimanakah kualitas soal-soalnya, ditinjau dari validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya, serta apakah melalui soal tersebut

sudah dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan siswanya terhadap ketercapaian

setiap kompetensi dasar yang harus dicapai pada semester itu.

Sebelum diujikan kepada siswanya, soal ulangan akhir semester yang diujikan

di SMA N 1 Pati tidak diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga

kerahasiaan dari soal tersebut. Sehingga belum diketahui kualitas dari alat evaluasi

tersebut. Sebagai sekolah yang menjadi barometer bagi sekolah-sekolah lainnya yang

ada di kabupaten Pati, maka sangatlah penting untuk menganalisis soal ulangan

semester tersebut, sehingga didapatkan informasi mengenai kualitas dari soal

tersebut. Soal ulangan akhir semester yang telah dianalisis dan hasilnya berkualitas

baik, dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang ada di

Kabupaten Pati. Adapun dasar untuk mengembangkan diagram alir dalam penelitian

ini adalah kompetensi dasar serta indikator dalam kisi-kisi soal yang dipakai oleh

penyusun soal dalam mengembangkan soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati.


27

Butir soal Ujian Akhir Semester bidang studi Kimia kelas


X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008

dianalisis

validitas reliabilitas daya beda

0,0-0,2 jelek

Butir/item r11>SEx1,96 r11<Sex1,96 0,2-0,4 cukup

soal soal tidak 0,4-0,7 baik


thit>tt thit<tt reliabel reliabel

0,7-1,0 baik
valid tidak valid sekali

isi dan/ rasional

tingkat kesukaran

kisi-kisi soal kisi-kisi soal


tidak sesuai sesuai standar 0,0-0.3 0,3-0,7 0,7-1,0
standar kompetensi
kompetensi
soal soal soal
sukar sedang mudah
28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti.

Keseluruhan objek penelitian disebut populasi penelitian. Arikunto (2002: 107)

menyebutkan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kerja dalam

suatu lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA

Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2002: 109).

Sampel dalam penelitian ini adalah soal ulangan akhir semester genap bidang studi

Kimia kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Digunakan lembar

jawaban tes ulangan akhir semester genap bidang studi Kimia dari siswa-siswa kelas

X–RSBI SMA Negeri 1 Pati untuk menganalisis soal Ulangan Akhir Semester bidang

studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Adapun yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda sejumlah 35 butir dengan

opsi yaitu A, B, C, D, dan E.


29

3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah lembar soal ulangan akhir semester bidang

studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008, lembar jawaban

serta daftar nama siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati, kisi-kisi penulisan soal ulangan

akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008, serta data mengenai standar kompetensi mata pelajaran Kimia kelas X di

SMA Negeri 1 Pati.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel pertama berupa

validitasdan reliabilitas dari butir soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia

kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008, sedangkan variabel kedua berupa

tingkat ketercapaian siswa terhadap kompetensi dasar yang diharapkan terukur

melalui soal tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002: 136). Untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang perangkat soal dan lembar jawaban dari siswa, daftar

nama-nama siswa kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati yang dipakai sebagai sampel,

standar kompetensi mata pelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati, serta kisi-kisi
30

yang dipakai oleh penyusun soal dalam penulisan soal ulangan akhir semester bidang

studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian tentang validitas dan reliabilitas butir soal ulangan akhir semester

bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 terhadap

pencapaian kompetensinya ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah

semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti memilih satu atau lebih

efek (variabel dependen) dan menguji data dengan kembali menelusuri waktu,

mencari penyebab, melihat hubungan dan memahami artinya (Azwar, 2004: 9). Jenis

dari penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif, yang mana hubungan sebab

akibatnya dapat diselidiki melalui pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah

terjadi dan menengok ulang data yang ada untuk menemukan faktor-faktor penyebab

yang mungkin terdapat di sana.

Penelitian ini dilakukan melalui langkah persiapan dan pelaksanaan. Langkah

persiapan yang dilakukan antara lain adalah menentukan tempat penelitian, yaitu

SMA Negeri 1 Pati sebagai sekolah yang paling tepat untuk melaksanakan penelitian

ini, karena sekolah tersebut merupakan satu-satunya Sekolah Standar Nasional (SSN)

yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan

merupakan sekolah yang menjadi barometer bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang

ada di Kabupaten Pati. Langkah pelaksanaan terdiri atas pengambilan data dengan

mendokumentasikan data tentang perangkat soal dan lembar jawaban dari siswa,
31

daftar nama-nama siswa kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati, serta standar kompetensi

mata pelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati, dan kisi-kisi yang dipakai oleh

penyusun soal dalam penulisan soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas

X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Selanjutnya dilakukan

analisis terhadap data yang diperoleh, untuk dibuat deskripsi mengenai kualitas soal

yang dipaparkan dalam bentuk pembahasan hasil penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Uji Normalitas dan Homogenitas

Analisis tahap awal yang dilakukan adalah uji normalitas data.Uji normalitas

data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan analisis

selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis

yang diajukan adalah : Ho : data tidak berbeda normal, dan Ha : data berbeda normal.

Rumus yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus chi-

kuadrat dengan rumus :

k
(Oi−Ei)2
χ2
=∑
hitung (Arikunto, 2002: 286)
i−l Ei
keterangan :
χ 2 : Chi kuadrat
Oi : frekuensi pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
32

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

2
(1) Ho diterima jika χ hitung < χ 2 (1−α ) ( k −3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat

kebebasan (k-3), yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data

berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.

2
(2) Ho diterima jika χ hitung ≥ χ (21−α )( k − 3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat

kekebasan (k-3), yang berarti bahwa data berbeda normal (tidak berdistribusi

normal) sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik non parametrik

(Sudjana, 2002: 237)

Analisis berikutnya setelah dilakukan uji normalitas data, adalah uji

homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai homogenitas yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas

digunakan uji Bartlett:

χ 2 data = {ln 10}{B − ∑ (ni − 1) log si 2 } (Sudjana, 1996: 263)

B = (log s 2 )∑ (ni − 1)

∑ (n − 1) s 2
2 i i
s =
∑ (n − 1)
i

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : σ 12 = σ 22 dan Ha : σ 12 ≠ σ 22

Tolak H0 jika χ 2 ≥ χ 2 (1−α )( k −1) , dimana χ 2 (1−α )( k −1) diperoleh dari daftar distribusi chi-

kuadrat dengan peluang (1 − α ) dan dk = (k-1).


33

3.6.2 Analisis Validitas

Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur

apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Sudijono, 2001:182). Sebutir

item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid,

jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau

kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi

positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini

berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor item

berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent variable). Untuk sampai pada

kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid atau tidak,

kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya, yaitu teknik

korelasi point biserial. Sebutir item dapat dapat dinyatakan valid, apabila skor item

yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor

totalnya.

Validitas yang dimaksud di sini adalah validitas butir. Validitas butir adalah

butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat

diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam

mencapai skor seluruh tes. Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus

korelasi point biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan skor

benar 1 dan skor salah 0, atau data dikotomi asli melawan data interval. Sementara
34

jika data dikotominya tidak asli tetapi artificial melawan data interval, rumus yang

digunakan adalah korelasi biserial. Rumus dari korelasi point biserial adalah:

M p − Mt p
rpbis = (Arikunto, 2002: 252)
St q

Keterangan:

r pbis : Koefisien Korelasi point biserial

M p : Rerata skor siswa yang menjawab benar

M t : Rerata skor siswa total

p : Proporsi skor siswa yang menjawab benar


q : Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

St : Standar deviasi total


Hasil perhitungan rpbis kemudian digunakan untuk mencari thit dengan rumus:

r pbis N − 2
t hit = (Sudjana, 1996: 377)
2
1 − r pbis

Kriteria : jika thitung ≥ t(1-α) dk (N-2) butir soal adalah valid.

3.6.3 Analisis Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang

di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada objek

yang sama. Suatu tes dikatakan reliable apabila dalam beberapa kali pengujian

memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2001: 90), untuk melakukan

analisis reliabilitas suatu tes dapat digunakan beberapa metode yaitu: metode bentuk

parallel (equivalent), metode tes ulang (test-retest-method), dan metode belah dua
35

(split-half-method). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas dan banyak

digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21.

Apabila jumlah soal ganjil maka tidak mungkin dengan belah dua tetapi harus

dengan rumus yang lain, yaitu yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Rumus KR-20

digunakan untuk menghitung reliabilitas speedy test, yaitu tes kecepatan. Sedangkan

rumus KR-21 lebih tepat digunakan untuk power test yang memberi kesempatan

kepada siswa untuk dapat menampilkan kemampuannya secara maksimal. Prosedur

menghitung reliabilitas dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes

dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan. Sehingga untuk

menganalisis reliabilitas soal tes dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder

Richardson (KR-21) yaitu:

 k  M (k − M ) 
r11 =  1 −  (Arikunto, 2006: 189)
 (k − 1)  k .Vt 

di mana:

r11 = Reliabilitas soal

k = jumlah butir soal

1 = Bilangan konstan

Vt = Variansi skor total = kuadrat simpangan baku skor total

M = Rata-rata skor awal

Hasil perhitungan r11 yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan


standar error dengan rumus:
36

p' q'
SE11 = (Soeprodjo, 1995: 31)
y N
Keterangan:
p’ = jumlah dari skor yang diperoleh responden
jumlah dari skor maksimal yang mungkin
q’ = 1-p’

y = tinggi ordinat kurva normal berdasarkan harga p’

N = jumlah responden

Setelah standar error diperoleh, harga tersebut dikalikan 1,96 (yaitu harga Z untuk

peluang 95%), dan hasilnya merupakan batas minimal validitas. Dapat dinyatakan

bahwa tes reliabel jika r11 > SEr11 x 1,96. (Soeprodjo, 1995: 31)

3.6.4 Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa yang

menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001: 218). Makin besar tingkat kesukaran

berarti soal itu makin mudah, demikian juga sebaliknya yaitu makin rendah tingkat

kesukaran berarti soal itu makin sukar. Untuk menghitung besarnya tingkat kesukaran

digunakan rumus sebagai berikut:

B
P= (Arikunto, 2001: 208)
JS

Keterangan:

P = indeks tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal


37

JS = banyaknya peserta tes

Tingkat kesukaran (D) untuk keseluruhan soal tes adalah rata-rata hitung dari

setiap soal (Slameto, 2001: 219). Adapun klasifikasi indeks tingkat kesukaran butir

soal (Arikunto, 2001: 210) adalah sebagai berikut:

0,00 - 0,30 = soal sukar

0,30 - 0,70 = soal sedang

0,70 – 1,00 = soal mudah

Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik yaitu

soal sedang, yakni soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30-0,70.

3.6.5 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar

untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee

yang berkemampuan rendah sedemikian rupa sehingga sebagian besar testee yang

memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak

yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab

butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul (Anas

Sudijono, 2001: 386).

Rumus yang digunakan untuk mencari indeks daya pembeda adalah:

BA BB
D= − = PA − PB (Arikunto,2001: 213)
JA JB

keterangan:
38

D = indeks daya pembeda

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda soal (Arikunto, 2001: 218) adalah:

D: 0,00-0,20 = jelek

D: 0,20-0,40 = cukup

D: 0,40-0,70 = baik

D: 0,70-1,00 = baik sekali

Jika dihasilkan D = negatif, soal tersebut sangat jelek dan sebaiknya dibuang saja.

3.6.6 Analisis Pencapaian Kompetensi


Untuk mengetahui apakah soal tersebut dapat mengukur kompetensi dasar

yang diharapkan tercapai oleh siswa pada semester tersebut, maka dilakukan analisis

validitas isi. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur indikator

tertentu yang sejajar dengan kompetensi dasar yang diberikan. Adapun alat tes yang

dianggap layak dan dapat dipertanggungjawabkan validitas isinya adalah bila dalam

penyusunannya berdasarkan pada tabel kisi-kisi pembuatan soal. Adapun validitas isi

sendiri merujuk pada kesesuaian antara butir-butir soal dengan indikatornya, yang

dalam hal ini adalah standar kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa. Pada

dasarnya standar kompetensi dan kompetensi dasar itu sendiri tercantum pada tabel

kisi-kisi sehingga tidak salah apabila dikatakan bahwa penyusunan butir-butir soal

yang berdasarkan pada tabel kisi-kisi pembuatan soal dianggap layak dan dapat
39

dipertanggungjawabkan validitas isinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tes yang

disusun tidak keluar dari standar kompetensi mata pelajaran yang ada di dalam

kurikulum.

Analisis pencapaian kompetensi ini merupakan analisis secara kualitatif, yang

dapat dilakukan dengan mencocokkan tiap butir soal dengan standar kompetensi yang

ada dalam kurikulum Kimia. Apabila soal tersebut standar kompetensinya telah

sesuai dengan kurikulum maka soal tersebut tergolong baik dan layak diujikan,

apabila tidak sesuai dengan kurikulum sebaiknya jangan diujikan. Adapun perlunya

dilakukan analisis pencapaian kompetensi ini adalah untuk mengetahui apakah kisi-

kisi penulisan soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1

Pati tahun ajaran 2007/2008 sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan

tercapai pada semester tersebut.


40

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Analisis tahap awal dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui

kenormalan data dan untuk menentukan analisis selanjutnya apakah menggunakan

statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis data awal uji normalitas dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil analisis awal (Uji Normalitas Data)

Sumber Variansi Kelas X-1 Kelas X-2 Kelas X-3 Kelas X-4

χ2 3,8256 2,6537 5,4758 2,3177


hitung

dk 2 2 3 2

χ2 5,99 5,99 7,81 5,99


tabel

Kriteria normal normal normal normal

(Sumber: nilai ulangan mid semester 2)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa keempat kelas X-RSBI

berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam

analisis selanjutnya dengan menggunakan statistika parametrik. Perhitungan uji

normalitas secara lengkap disajikan pada lanpiran 5. Selanjutnya dilakukan uji

homogenitas dan memberikan hasil bahwa keempat kelas X-RSBI memiliki

homogenitas yang sama, karena χ 2 2


< χ table (7,81), dengan dk:3.
hitung (2,281)
41

Rangkuman dari hasil analisis soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester

bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Hasil analisis validitas soal-soal UAS studi Kimia kelas X semester genap

SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008

Kategori Nomor Soal Jumlah

Valid 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 30


18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30,
31, 32, 34, 35

Tidak Valid 3, 5, 9, 29, 33 5

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat dari analisis validitas butirnya, soal

ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1

Pati tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 35 soal pilihan ganda, setelah dianalisis

ternyata didapatkan 30 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid.

Tabel 4.3 Hasil analisis reliabilitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia

kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

R11 SE X 1,96 Keterangan

0,78 0,4 R11 > SE X 1,96, maka alat tes reliabel

Berdasarkan data hasil analisis reliabilitas seperti terlihat pada tabel 4.3

ternyata soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X
42

semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 memiliki reliabilitas yang

tinggi, dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,7.

Tabel 4.4 Hasil analisis daya pembeda soal Ulangan Akhir Semester bidang studi

Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008.

Kategori Nomor soal Jumlah

Jelek 3, 5, 9, 29, 33 5

1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 27

Cukup 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 34

Baik 16,26,35 3

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa daya beda dari soal termasuk dalam

kategori cukup. Dari 35 jumlah soal termasuk dalam kategori soal jelek ada 5 soal,

soal cukup 27 soal, soal baik 3 soal dan tidak terdapat soal yang memiliki daya

pembeda baik sekali.

Tabel 4.5 Hasil analisis tingkat kesukaran soal Ulangan Akhir Semester bidang studi

Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008.

Kategori Nomor soal Jumlah

Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 24, 27, 28, 20

29, 30, 33
43

Sedang 7, 8, 10, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 31, 32 13

Sukar 34, 35 2

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kesukaaran soal-soal pilihan ganda

seperti yang terlihat pada tabel 4.5 ternyata soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 termasuk

soal yang mudah. Dari jumlah 35 soal terdapat 2 soal termasuk soal sukar, 13 soal

sedang dan 20 soal termasuk soal yang mudah. Adapun perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.6 Hasil analisis pencapaian kompetensi soal Ulangan Akhir Semester bidang

studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran

2007/2008.

No Kompetensi dasar yang harus dicapai Nomor Soal Jumlah

1 Membuktikan dan 10, 11, 12, 13, 14, 14

mengkomunikasikan berlakunya 15, 16, 17, 18, 19,

hukum-hukum dasar kimia melalui 20, 21, 22, 23

percobaan serta menerapkan konsep

mol dalam menyelesaikan perhitungan

kimia

2 Mengidentifikasi sifat larutan non- 1, 2, 3 3

elektrolit dan elektrolit berdasarkan


44

data hasil percobaan.

3 Menjelaskan perkembangan konsep 4, 5, 6, 7, 8, 9 6

reaksi oksidasi-reduksi dan

hubungannya dengan tata nama

senyawa serta penerapannya

4 Menggolongkan senyawa hidrokarbon 24, 25, 26, 27, 12

berdasarkan strukturnya dan 28, 29, 30, 31,

hubungannya dengan sifat senyawa 32, 33, 34, 35

Dilihat dari hasil analisis pencapaian kompetensi yang terdapat pada tabel 4.6

dapat diketahui bahwa soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X

semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah mampu mengukur

semua kompetensi yang harus dicapai siswa pada semester genap. Hal ini juga dapat

diketahui dari kisi-kisi pembuatan soalnya, soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah

sesuai dengan kisi-kisi pembuatan soalnya dan dapat mengukur semua kompetensi

dasar yang diharapkan tercapai pada semester tersebut.

Tabel 4.7 Hasil analisis ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi

Sebelum 5 soal yang tidak valid di drop Setelah 5 soal yang tidak valid di drop
Jumlah Tuntas Belum Nilai Jumlah Tuntas Belum Nilai
soal tuntas rata-rata soal tuntas rata-rata
35 21 siswa 17 siswa 66,14 30 21 siswa 17 siswa 69,70
45

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud ingin mengetahui kualitas butir soal

ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1

Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari analisis validitas dan reliabilitasnya,

serta untuk mengetahui terukur tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai

melalui soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan kepada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Pati di semester genap tahun ajaran 2007/2008 tersebut.

Peneliti memilih SMA Negeri 1 Pati sebagai tempat pelaksanaan penelitian

karena berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, SMA Negeri 1 Pati

merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Pati yang sedang merintis untuk

menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan dijadikan barometer bagi sekolah-

sekolah SMA lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Alasan terpenting mengapa

peneliti memilih untuk menganalisis soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia

kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 adalah karena

Soal Ulangan Akhir Semester untuk bidang studi Kimia yang diujikan di SMA

Negeri 1 Pati itu berbeda dengan soal yang diujikan untuk sekolah-sekolah SMA

lainnya yang ada di Kabupaten Pati, yang mana soal tersebut dibuat sendiri oleh guru

bidang studi yang bersangkutan. Berawal dari sinilah peneliti ingin tahu apakah soal

ulangan akhir semester yang diujikan di SMA N 1 Pati tersebut telah memenuhi

syarat-syarat tes yang baik, sehingga soal ulangan akhir semesternya juga dapat

dijadikan sebagai contoh alat evaluasi yang baik bagi sekolah-sekolah SMA lainnya

yang ada di Kabupaten Pati.


46

Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) merupakan suatu penilaian tes sumatif di

SMA yang dilaksanakan pada akhir program selama satu semester yang digunakan

untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Bahan pertanyaan dalam soal

tes tersebut bersumber dari Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa berdasarkan

kurikulum pada semester tersebut, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk obyektif

(pilihan ganda) dan esai. Begitu juga dengan soal ulangan akhir semester bidang studi

Kimia kelas X-RSBI semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008

yang terdiri dari 35 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Jika ditinjau dari kisi-kisi

pembuatan soalnya, bahan pertanyaan dari setiap butir soalnya telah sesuai dengan

kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada kisi-kisi pembuatan soalnya dan

juga dapat mengukur semua kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswanya pada

semester tersebut. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan

(Arikunto, 2002: 67). Soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X

semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah mampu mengukur

kompetensi dasar yang diharapkan tercapai oleh siswanya pada semester tersebut,

maka soal tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas isi.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistika parametrik, sehingga

data yang digunakan harus berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas data

dilakukan analisis awal berupa uji normalitas data. Hasil dari uji normalitas, diketahui

bahwa keempat kelas X-RSBI berdistribusi normal. Sehingga langkah analisis

selanjutnya dapat menggunakan statistika parametrik.


47

Berdasarkan hasil analisis validitas butirnya soal-soal pilihan ganda pada

Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1

Pati tahun ajaran 2007/2008, ternyata didapatkan 30 soal yang valid artinya soal

tersebut dapat mengukur kompetensi yang diharapkan, dan 5 soal yang tidak valid

artinya soal tersebut tidak dapat mengukur kompetensi yang diharapkan. Suatu teknik

evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik

evaluasi atau tes tersebut dapat sepenuhnya mengukur kemampuan tertentu yang

diharapkan (Arikunto, 2002: 65). Dari hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.2

dapat diketahui bahwa dari 35 soal yang ada hanya terdapat 5 soal yang tidak valid.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa soal-soal pilihan ganda pada Ulangan

Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun

ajaran 2007/2008 cukup valid. Namun agar semua soal dapat memenuhi syarat

validitas secara keseluruhan, kelima soal yang tidak valid tersebut harus direvisi

terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil perhitungan seperti terlihat pada tabel 4.3 ternyata soal

pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap

SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sudah reliabel dengan harga koefisien

korelasi sebesar 0,78. Karena besarnya R11 > SE X 1,96, maka soal tersebut dapat

dikatakan reliabel. Artinya soal-soal tersebut memiliki keterandalan yang tinggi.

Keterandalan yang dimaksud dalam hal ini meliputi ketepatan atau kecermatan hasil

pengukuran dan keajegan atau kestabilan dari hasil pengukuran. Sehingga apabila
48

dilakukan pengujian beberapa kali pada soal tes ini, akan memberikan hasil yang

tetap atau relatif sama.

Berdasarkan hasil analisis daya beda soal-soal pilihan ganda pada Ulangan

Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun

ajaran 2007/2008 dapat diketahui bahwa dari 35 soal yang termasuk dalam kategori

soal jelek ada 5 soal, soal cukup 27 soal, soal baik 3 soal dan tidak terdapat soal yang

memiliki daya pembeda baik sekali. Dapat dikatakan bahwa soal tersebut memiliki

daya beda yang tergolong dalam kategori cukup, karena memiliki indeks daya beda

berkisar antara 0,20-0,40.

Menurut Arikunto (2002: 211), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu

soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh

siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang tidak baik

karena tidak mempunyai daya pembeda. Begitu pula sebaliknya, suatu soal yang tidak

dapat dijawab oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, termasuk soal yang tidak baik.

Jadi soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang

pandai saja.

Soal-soal pilihan ganda pada Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia

kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 dengan daya

pembeda yang cukup telah mampu membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Namun

untuk 5 soal yang memiliki daya pembeda jelek, yaitu soal nomor 3, 5, 9, 29, 33 perlu
49

dilakukan revisi agar memenuhi persyaratan sebagai soal yang baik. Setelah kelima

soal tersebut dianalisis, ternyata jawaban benar dipilih hampir sama banyak antara

kelompok atas dan kelompok bawah, sehingga kelima soal ini tidak dapat

membedakan antara kelompok yang pandai dan kurang pandai. Hal ini juga

disebabkan karena pilihan jawaban yang terlalu mencolok perbedaannya antara

jawaban yang benar dan yang salah (tidak homogen), sehingga membuat kelompok

atas dan kelompok bawah dapat dengan mudah menentukan jawaban yang benar.

Semua faktor di atas menyebabkan kelima soal tersebut tidak valid dan memiliki daya

beda yang jelek, sehingga belum memenuhi persyaratan untuk menjadi soal yang

baik.

Berdasarkan data hasil perhitungan tingkat kesukaran soal seperti terlihat pada

tabel 4.5 ternyata soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester

genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sebagian besar mempunyai tingkat

kesukaran yang mudah dan hanya ada 2 soal yang mempunyai kriteria sukar,

sedangkan soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang berjumlah 13, sehingga

jumlahnya tidak seimbang. Menurut Sudjana (2004: 136), sebaiknya sebuah paket

soal yang diberikan kepada siswa memiliki keseimbangan antara sukar : sedang :

mudah dengan perbandingan 3 : 4 : 3 atau 2 : 5 : 3. . Dari jumlah 35 soal terdapat 2

soal termasuk soal sukar, 13 soal sedang dan 20 soal termasuk soal yang mudah. Dari

data di atas dapat diketahui bahwa paket soal tersebut terdiri dari soal mudah, soal

sedang, dan soal sukar dengan perbandingan 20 : 13 : 2 atau 10 : 6,5 : 1. Hal inilah

yang menyebabkan soal-soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi
50

Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 memiliki

proporsi yang tidak seimbang.

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha siswa

untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauannya (Arikunto, 2002: 207). Untuk membuat soal yang tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu sukar, seorang guru perlu melihat kemampuan siswa dalam

menangkap atau memahami materi yang disampaikan.

Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil analisis soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia

kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008.

Butir Tingkat
uji Validitas Reliabilitas Daya beda kesukaran Kriteria
1 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
2 Valid R11=0,77 Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
3 Tidak Valid (tinggi) Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
4 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
5 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
6 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
7 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
8 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
9 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
10 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
11 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
12 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
13 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
14 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
15 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
16 Valid Baik Sedang Memenuhi persyaratan
17 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
18 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
19 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
20 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
51

21 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan


22 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
23 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
24 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
25 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
26 Valid Baik Sedang Memenuhi persyaratan
27 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
28 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
29 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
30 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
31 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
32 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
33 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
34 Valid Cukup Sukar Memenuhi persyaratan
35 Valid Baik Sukar Memenuhi persyaratan

Dengan merujuk pada sumber-sumber yang telah diuraikan sebelumnya, soal

yang baik adalah soal yang memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya

pembeda baik, dan tingkat kesukaran yang sedang. Dari hasil rekapitulasi analisis

soal yang terdapat pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa soal-soal yang telah

memenuhi kriteria dari persyaratan tersebut ada 30 soal. Soal-soal tersebut adalah

soal dengan nomor: 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 35. Soal-soal yang telah memenuhi persyaratan

ini dapat disimpan dalam bank soal sehingga suatu saat dapat dipergunakan lagi.

Sedangkan soal yang belum memenuhi persyaratan di atas, artinya soal

tersebut tidak valid, tidak reliabel, memiliki daya pembeda jelek dan taraf kesukaran

yang terlalu sukar dan terlalu mudah, perlu dibenahi lagi atau sama sekali diganti

untuk tujuan pengukuran kompetensi yang sama. Soal-soal yang belum memenuhi

persyaratan tersebut ada 5 yaitu soal dengan nomor: 3, 5, 9, 29, 33.


52

Ketuntasan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah

atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian. Ketuntasan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes. Ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan

strategi guru dalam pembelajaran. Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika

ia mampu menyelesaikan dan menguasai kompetensi atau mencapai tujuan

pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan

pembelajaran dianggap berhasil bila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta

didik yang ada di kelas tersebut mampu menguasai tujuan pembelajaran minimal 65%

(Mulyasa, 2004: 99).

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditentukan oleh masing-masing sekolah

berdasarkan keadaan dimana sekolah itu berada. Dalam hal ini sekolah yang satu

dengan yang lain mempunyai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang berbeda.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh forum MGMP

sekolah.. Berdasarkan surat edaran kepala SMA Negeri 1 Pati diketahui KKM mata

pelajaran kimia adalah 70. Apabila nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM

maka siswa tersebut belum tuntas dan sebaliknya.

Berdasarkan soal ulangan akhir semester yang dianalisis peneliti, didapatkan

informasi mengenai kemampuan siswa dalam mencapai tingkatan kompetensi dasar

yang harus dicapai. Siswa yang tuntas dalam mencapai kompetensi dasar yang

diharapkan tercapai pada semester itu hanya ada 21 siswa dari 38 siswa yang menjadi
53

target dalam pengujian soal tersebut. Artinya terdapat 21 siswa yang mendapatkan

nilai di atas 70 dan 17 siswa yang lainnya mendapatkan nilai di bawah 70. Hasil ini

membuktikan bahwa dengan menggunakan alat tes tersebut belum dapat

menunjukkan ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan

tercapai pada semester itu. Pembelajaran dapat dianggap berhasil bila sekurang-

kurangnya terdapat 32 siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensi dari 38 siswa

yang menjadi target dalam pengujian alat tes tersebut.

Adapun dari hasil pengedropan soal-soal yang tidak valid, tetap tidak merubah

jumlah siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensinya, yaitu hanya terdapat 21

siswa yang tuntas dari 38 siswa yang menjadi target dalam pengujian tes tersebut..

Karena ada 5 soal yang tidak valid di hilangkan, maka jumlah soal yang semula 35

menjadi 30 butir. Yang berbeda hanyalah besarnya nilai akhir yang diperoleh masing-

masing siswa. Sehingga nilai rata-rata ketuntasan yang diperoleh siswa target juga

berubah dari 66,14 menjadi 69,70. Artinya dengan pengedropan soal-soal yang tidak

valid hanya mampu menaikkan nilai rata-rata siswa yang menjadi target dalam

pengujian alat tes tersebut, tetapi belum dapat meningkatkan ketuntasan siswa dalam

pencapaian kompetensi yang diharapkan tercapai pada semester itu.

Hasil analisis tingkat pencapaian kompetensi ini, dapat memberikan petunjuk

kepada para guru dalam menentukan Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Dalam

penentuan SKM, guru harus mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta

didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam

proses pembelajaran.
54

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester

genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 bila ditinjau dari analisis

validitas butirnya sudah baik, yaitu terdapat 30 soal yang valid dari 35 soal

yang ada, memiliki daya beda yang cukup. Sedangkan dari analisis tingkat

kesukarannya, soal belum proporsional.

5.1.2 Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap

SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008, secara statistik memiliki

reliabilitas relatif tinggi dengan harga R11=0,77.

5.1.3 Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap

SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sudah dapat mengukur setiap

kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai pada kisi-kisi pembuatan

soalnya. Namun belum dapat menunjukkan ketuntasan siswa dalam

pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan pada semester tersebut.

5.1.4 Nilai rata-rata ketuntasan yang dapat dicapai siswa dengan menggunakan alat

tes tersebut sebesar 66,14. Berbeda dengan rata-rata yang diperoleh dari hasil

pengedropan 5 soal yang tidak valid, yaitu sebesar 69,70. Namun hasil
55

pengedropan ini tidak merubah jumlah siswa yang tuntas dalam pencapaian

kompetensinya, yaitu dari 38 siswa target hanya ada 21 siswa yang tuntas.

5.2 Saran

5.2.1 Disarankan kepada tim pembuat soal Ulangan Akhir Semester, agar ke depan

melakukan analisis soal secara lebih rinci untuk mengetahui soal-soal yang

baik dan kurang baik.

5.2.2 Untuk soal yang dianggap kurang baik perlu dikaji ulang ditinjau faktor

penyebabnya dan diperbaiki sesuai kebutuhan.

5.2.3 Sebaiknya dalam membuat soal tes, seorang guru harus mengetahui

kemampuan siswanya dalam menguasai kompetensi dasar yang harus dicapai

pada semester itu.

5.2.4 Sebaiknya sebuah paket soal yang diberikan kepada siswa memiliki taraf

kesukaran yang proporsional, yaitu seimbang antara soal sukar : sedang :

mudah dengan perbandingan 3 : 4 : 3 atau 2 : 5 : 3.

5.2.5 Bila memungkinkan sebaiknya soal disajikan secara urut sesuai dengan urutan

kompetensi dasar yang telah diajarkan dan ingin diukur pencapaiannya.

5.2.6 Karena tujuan pengujian kemampuan kognitif adalah untuk mengetahui

ketercapaian kompetensi maka kekurangan yang diperoleh pada hasil kerja

siswa melalui tes hendaknya dipakai juga sebagai dasar untuk mengetahui

kelemahan siswa pada upaya pencapaian kompetensinya (tujuan formatif).


56

5.2.7 Karena hanya dengan mengunakan 30 butir soal yang valid saja sudah dapat

memberikan tingkat pencapaian kompetensi yang sama, maka tidak perlu

dipaksakan untuk mengunakan 35 butir soal dalam pengujian.


57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (edisi revisi I). Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

. 2006. Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasan, S.H. 2007. Pengembangan dan Implementasi KTSP Konsep dan Substansi.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan, UNNES, Semarang,
15 Maret.

Munaf, Syambasri. 2001. Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: FMIPA UPI.

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasoetion, Noehi. 1993. Materi Pokok Evaluasi Proses dan Hasil Belajar IPA.
Jakarta: Depdikbud.

Purba, Michael. 2003. Kimia 2000 Untuk SMU Kelas 3 Jilid 3A Semester 1. Jakarta:
Erlangga.

. 2007. Kimia 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. 2005. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Soeprodjo. 1995. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Semarang: Pendidikan Kimia


FMIPA Universitas Negeri Semarang.
58

Soeprodjo. 2007. Kontribusi Statistik dalam penelitian. Semarang: Jurusan Kimia


FMIPA Unnes.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai