SE
TA
SI
M
UNIVER
AR
ANG
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA
KELAS X SMA NEGERI 1 PATI TAHUN AJARAN 2007/2008
TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI
skripsi
oleh
Khida Efti Nely Ifada
4301404075
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D
NIP 131386647 NIP 130805079
ii
PENGESAHAN
Hari : Senin
Tanggal : 9 Februari 2009
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini merupakan hasil karya
saya, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Penulis,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang setia bilamana dia masih
menuntutnya, tetapi apabila pada suatu hari dia berkata aku sudah pintar, maka
Sahabat-sahabatku
v
PRAKATA
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
4. Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si dan Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt.,Ph.D,
5. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan ijin penelitian.
6. Drs. Suhendro selaku guru pamong mata pelajaran Kimia selama masa PPL
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia
Penulis
vi
ABSTRAK
Ifada, Khida Efti N. 2009. Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Bidang Studi Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran
2007/2008 terhadap Pencapaian Kompetensi. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Dra.
Murbangun Nuswowati, M.Si dan Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D.
Kata Kunci: analisis, validitas, reliabilitas, pencapaian kompetensi.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Prakata ................................................................................................ vi
BAB
1. PENDAHULUAN.................................................................. 1
viii
3.1.2 Sampel Penelitian.................................................................... 28
3.2 Sumber Data Penelitian........................................................... 29
3.3 Variabel Penelitian.................................................................. 29
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 30
3.5 Rancangan Penelitian.............................................................. 30
3.6 Metode Analisis Data.............................................................. 31
3.6.1 Uji Normalitas dan Homogenitas............................................ 31
3.6.2 Analisis Validitas .................................................................... 33
3.6.3 Analisis Reliabilitas ................................................................ 35
3.6.4 Analisis Tingkat Kesukaran .................................................... 36
3.6.5 Analisis Daya Pembeda........................................................... 37
3.6.6 Analisis Pencapaian Kompetensi ............................................ 38
5. PENUTUP.............................................................................. 54
Daftar Pustaka................................................................................... 57
Lampiran ........................................................................................... 59
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
pula dalam proses pembelajaran karena dengan evaluasi dapat diketahui hasil dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dari hasil tersebut dapat
ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Evaluasi merupakan suatu tindakan
yang dilakukan oleh evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Alat yang
digunakan sebagai sarana untuk menentukan nilai adalah tes. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
dan pengajaran.
Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari pola penilaian hasil belajar
yang telah ditentukan sesuai standar kurikulum yang berlaku. Penilaian merupakan
salah satu bagian penting dalam rangkaian proses pembelajaran dalam pendidikan.
2
Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tidaknya kegiatan pendidikan, salah satunya
ditentukan oleh penilaian hasil belajar. Ketepatan penilaian hasil belajar memberikan
sekolah.
Tes sebagai alat evaluasi dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting
dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu memperhatikan
maka alat evaluasi yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat
itu. Begitu juga kualitas dari alat evaluasi diharapkan harus memperhatikan validitas
dan reliabilitasnya, serta dapat mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai oleh
siswanya. Soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X yang diujikan di
SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sebagai salah satu alat evaluasi,
dan reliabilitas dari setiap butir soal tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kerahasiaan dari soal ulangan akhir itu sendiri agar tidak bocor sebelum ujian
syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya telah terpenuhi
ataukah belum, serta apakah sudah dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan
siswanya terhadap setiap kompetensi dasar yang harus dicapai pada semester tersebut.
reliabilitas, dan daya beda yang tinggi, serta tingkat kesukaran yang sedang, dan yang
3
tidak kalah pentingnya, soal tersebut dapat mengukur kompetensi yang diharapkan
tercapai.
pelaksanaan, termasuk dalam menyusun soal tes. Butir soal yang disusun harus
mencakup seluruh kurikulum, yang di situ kompetensi dasarnya harus dicapai. Setiap
butir soal hendaknya memiliki validitas isi artinya alat ukur tersebut memang benar–
benar memuat materi yang akan diukur, sehingga kesesuaian antara alat ukur dengan
Soal Ulangan Akhir Semester untuk bidang studi Kimia yang diujikan di
SMA Negeri 1 Pati berbeda dengan soal yang diujikan untuk sekolah-sekolah SMA
lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Soal Ulangan Akhir Semester yang dilaksanakan
di SMA Negeri 1 Pati disusun sendiri oleh guru-guru bidang studi Kimia yang
mengajar di sekolah tersebut. Sedangkan untuk Soal Ulangan Akhir Semester yang
diujikan di sekolah lainnya, baik yang dilaksanakan di SMA Negeri maupun Swasta
di Kabupaten Pati disusun oleh Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
bidang studi Kimia Kabupaten Pati. Terlepas dari mekanisme penyusunan soal,
berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, SMA Negeri 1 Pati
Kabupaten Pati yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI). Berawal dari sini mengundang keingintahuan penulis, SMA 1 Pati sebagai
yang ada di Kabupaten Pati, apakah soal ulangan akhir semesternya telah memenuhi
syarat-syarat tes yang baik atau belum, sehingga soal ulangan akhir semesternya juga
dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kabupaten Pati.
Syarat-syarat tes yang dimaksud di sini adalah syarat validitas, reliabilitas, daya beda,
tingkat kesukaran, dan syarat yang paling utama adalah apakah soal ulangan akhir
diharapkan tercapai pada semester itu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang kualitas Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi
menggunakan tes sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan
1.2.1 Bagaimanakah kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia
kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari
1.2.2 Bagaimanakah kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia
kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari
analisis reliabilitasnya?
1.2.3 Apakah soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan
kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 tersebut
1.3.1 Mengetahui kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia
kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari
1.3.2 Mengetahui kualitas butir soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia
kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari
analisis reliabilitasnya.
melalui soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan
1.4.1 Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
1.4.2 Bagi Guru khususnya penyusun soal ulangan akhir semester bidang studi
Kimia di SMA Negeri 1 Pati, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat
menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik atau tidak
valid, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal, serta dapat membantu
1.4.3 Soal yang sudah dianalisis dan hasilnya berkualitas dalam arti memiliki
validitas dan reliabilitas yang tinggi, serta dapat mengukur kompetensi yang
perlu adanya penegasan atau batasan istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan
informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto,
1.5.2 Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur
1.5.3 Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang
di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada obyek
yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan
1.5.4 Soal
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan (Arikunto, 2001: 53). Adapun soal yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah soal Ulangan Akhir Semester yaitu tes yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
1.5.5 Kompetensi
dan minat yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan
diamati (Hasan, 2007: 9). Adapun kompetensi yang dimaksudkan di sini adalah
kompetensi dasar dari mata pelajaran Kimia yang diharapkan tercapai melalui soal
tersebut berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat oleh penyusun soal pada semester itu.
8
Jadi yang dimaksud dengan analisis validitas dan reliabilitas butir soal
Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran
untuk menelaah butir-butir soal Kimia SMA Negeri 1 Pati kelas X yang berupa soal
khusus, informasi khusus dalam hal ini adalah kualitas soal Ulangan Akhir Semester
tersebut ditinjau dari analisis validitas dan reliabilitasnya serta analisis pada terukur
tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai pada semester itu melalui soal ulangan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara harafiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
satu ukuran dan bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yaitu mengukur dan menilai.
Dengan demikian evaluasi adalah menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih
dahulu).
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa
sebabnya”. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni
10
sejauh mana tujuan tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat keputusan.
evaluasi pendidikan selain merupakan suatu proses untuk mengukur sejauh mana
tujuan telah tercapai, juga berguna untuk membuat keputusan dalam dunia
pendidikan.
agar evaluasi yang diberikan betul-betul mengenai sasaran yang diharapkan. Berikut
ini dikemukakan pendapat para ahli tentang tujuan dan fungsi evaluasi.
Menurut Sudjana (2004: 3), evaluasi atau penilaian berfungsi sebagai: (a) alat
untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan itu
dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, sehingga penilaian
umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan, (c) sebagai
dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya,
mengenai kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi
dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. Sedangkan tujuan dari penilaian
adalah untuk: (1) mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya, sehingga dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, (3) menentukan
tindak lanjut hasil penilaian, yaitu melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
pihak yang berkepentingan, meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua
siswa melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport) pada setiap akhir program,
seleksi atau penilaian siswanya. Penilaian selektif mempunyai berbagai tujuan, antara
lain: (1) untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, (2) untuk
memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, dan (3) untuk memilih
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes
hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pembelajaran yang
telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang
2.3.1 Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning
tujuan tidak jelas, maka penilaian terhadap hasil belajar pun tidak akan terarah
12
menjadi tidak valid, yaitu tidak mengukur apa yang sebenarnya harus diukur.
Oleh karena itu, untuk dapat menyusun tes yang baik, setiap guru harus dapat
2.3.2 Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran
yang telah diajarkan. Tes yang kita susun haruslah mencakup soal-soal yang
dengan kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Untuk dapat menyusun soal-
mengukur hasil belajar siswa, guru hendaknya terlebih dahulu menyusun tabel
dasar dari bahan pelajaran yang telah diajarkan dan penentuan jumlah serta
jenis soal yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dari setiap standar
mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan. Kita telah
dan tingkat kesukarannya. Hasil belajar dari tiap-tiap topik bahan pelajaran
tidak selalu sama. Setiap jenis alat evaluasi dan setiap macam bentuk soal
13
hanya cocok untuk mengukur suatu jenis kemampuan tertentu. Oleh karena
itu, penyusunan suatu tes harus disesuaikan dengan jenis kemampuan hasil
mengenal ada empat macam kegunaan tes, yaitu: (1) tes untuk penentuan
penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu
(placement test); (2) tes untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses
belajar mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif); tes untuk mengukur
atau menilai sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang
kelulusan siswa yang bersangkutan (test sumatif); dan (4) tes untuk mencari
baik. Suatu alat evaluasi dikatakan andal (reliable) jika alat tersebut dapat
dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan andal (memiliki keandalan yang tinggi)
jika tes itu dilakukan berulang-ulang terhadap objek yang sama, hasilnya akan
2.3.6 Digunakan untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara
belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri (evaluasi formatif).
14
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur bila memenuhi
persyaratan tes. Adapun persyaratan tes yang baik adalah valid, reliabel, mempunyai
daya pembeda dan tingkat kesukaran soal yang baik. Persyaratan tes yang paling
utama adalah valid. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir
item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Sudijono, 2001:
182).
Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
penilaian tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2002:
67) menjelaskan adanya empat bentuk validitas yaitu: validitas isi, validitas
Sebuah tes disebut memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur
kompetensi dasar tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
materi disampaikan kepada siswa. Alat tes yang dianggap layak dan dapat
pada tabel kisi-kisi pembuatan soal. Validitas isi hendaknya merujuk pada kesesuaian
antara butir-butir soal dengan kompetensi dasar dan standar kompetensinya. Karena
kompetensi dasar maupun standar kompetensinya tersebut tercantum pada tabel kisi-
kisi sehingga tidak salah apabila dikatakan bahwa penyusunan butir-butir soal yang
15
validitas isinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tes yang disusun tidak boleh
keluar dari standar kompetensi mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum.
Sedangkan tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir (ingatan, pemahaman dan
Validitas isi dan validitas konstruksi ini digolongkan ke dalam validitas logis
atau validitas rasional (Arikunto, 2002: 66). Untuk mengetahui tingkat validitas
dalam suatu tes. Jika penganalisaan secara rasional itu menunjukkan hasil yang
membenarkan tentang telah tercerminnya indikator yang ingin dicapai, maka tes hasil
belajar tersebut dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang valid dari segi
susunannya atau telah memiliki validitas isi maupun validitas konstruksi. Pengujian
validitas isi maupun validitas konstruksi dari suatu tes dapat dilakukan baik sesudah
maupun sebelum tes hasil belajar tersebut dilaksanakan (Sudijono, 2006: 167).
Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat
dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki
kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa
statistiknya, ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor
variable). Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui
validitasnya, yaitu valid atau tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai
teknik analisisnya, yaitu teknik korelasi point biserial. Sebutir item dapat dinyatakan
valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang
Validitas yang dimaksud di sini adalah validitas butir. Validitas butir adalah
butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat
diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam
mencapai skor seluruh tes. Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus
korelasi point biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan skor
benar 1 dan skor salah 0, atau data dikotomi asli melawan data interval. Sementara
jika data dikotominya tidak asli tetapi artificial melawan data interval, rumus yang
digunakan adalah korelasi biserial. Rumus dari korelasi point biserial adalah:
M p − Mt p
rpbis = (Arikunto, 2002: 252)
St q
Keterangan:
Hasil perhitungan rpbis kemudian digunakan untuk mencari thit dengan rumus:
r pbis N − 2
t hit = (Sudjana, 1996: 377)
2
1 − r pbis
Syarat tes yang kedua adalah reliabel. Reliabel artinya dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu alat ukur yang baik adalah alat pengukur yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi, artinya setiap kali alat pengukur digunakan untuk mengukur
hal yang sama, maka hasil pengukurannya tetap (Nasoetion, 1993:103). Reliabilitas
suatu tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang didalamnya berupa
seperangkat butir soal apabila diberikan berulangkali pada objek yang sama. Suatu tes
dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif
sama (Arikunto, 2001: 86 ). Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah
adanya pendapat bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Di sini ajeg
atau tetap tidak selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Tentu saja tidak
persyaratan bagi suatu tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini
validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya
validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang
Menurut Arikunto (2001: 90), untuk melakukan analisis reliabilitas suatu tes
dapat digunakan beberapa metode yaitu: metode bentuk parallel (equivalent), metode
18
tes ulang (test-retest-method), dan metode belah dua (split-half-method). Rumus yang
digunakan untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus
yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Reliabilitas suatu tes dapat tinggi dapat pula
faktor yang mempengaruhi besarnya reliabilitas adalah : luas tidaknya sampling yang
diambil, perbedaan bakat dan kemampuan murid yang dites serta suasana dan kondisi
testing.
Jika jumlah soal ganjil maka tidak mungkin dengan belah dua tetapi harus
dengan rumus yang lain, yaitu yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Rumus KR-20
digunakan untuk menghitung reliabilitas speedy test, yaitu tes kecepatan. Sedangkan
rumus KR-21 lebih tepat digunakan untuk power test yang memberi kesempatan
menghitung reliabilitas dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes
dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan. Sehingga untuk
menganalisis reliabilitas soal tes dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder
k M (k − M )
r11 = 1 − (Arikunto, 2006: 189)
(k − 1) k .Vt
di mana:
1 = Bilangan konstan
p' q'
SE11 = (Soeprodjo, 1995: 31)
y N
Keterangan:
p’ = jumlah dari skor yang diperoleh responden
jumlah dari skor maksimal yang mungkin
q’ = 1-p’
N = jumlah responden.
Batas minimal reliabilitas adalah harga standar error dikalikan 1,96 yang merupakan
harga Z untuk peluang 95%. Jadi, alat tes dikatakan reliabel jika r11 > SEr11 x 1,96
tuntutan syarat-syarat penilaian, yaitu valid dan reliabel serta terukurnya kompetensi
yang diharapkan tercapai, maka pemilihan alat penilaian menjadi sangat penting. Hal
ini disebabkan karena kemampuan dari siswa yang akan diungkapkan ditentukan oleh
Adapun syarat lain yang tidak kalah pentingnya adalah soal harus memiliki
tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik. Tingkat kesukaran (D) adalah angka
20
yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001:
218). Makin besar tingkat kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga
sebaliknya yaitu makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar.
Sedangkan daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee
yang kemampuannya rendah sedemikian rupa sehingga sebagian besar testee yang
memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak
yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab
butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul (Sudijono,
2001: 386).
Tes alat evaluasi dalam pendidikan di sekolah adalah tes. Tes yang dilakukan di
sekolah, khususnya di suatu kelas mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur
dari segi kegunaan mengukur kemampuan siswa, tes dibedakan menjadi tiga macam
yaitu tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Penilaian tes sumatif di SMA
dilaksanakan pada akhir program selama satu semester yang disebut Ulangan Akhir
Semester (UAS) digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan hasil belajar siswa.
Bahan pertanyaan bersumber dari Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa
berdasarkan silabus pada semester tersebut, yang dituangkan dalam pertanyaan tes
yang pada umumnya dibuat dalam bentuk obyektif (pilihan ganda) dan esai.
21
berguna bukan hanya bagi Guru, melainkan juga bagi Kepala Sekolah dan supervisor
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes sumatif (Ulangan Akhir
Semester/UAS) yang merupakan salah satu bentuk alat evaluasi yang akan digunakan
untuk mengambil keputusan. Dari urutan yang logis ini dapat diketahui bahwa
keputusan yang diambil akan tepat mengenai sasaran apabila didukung oleh alat
evaluasi yang berupa butir soal Ulangan Akhir Semester (tes sumatif) yang
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta dapat
mengukur setiap kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa pada semester
tersebut.
Untuk mengetahui bahwa butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) telah
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta mampu
mengukur setiap kompetensi yang diharapkan tercapai, maka perlu diadakan analisis
alat evaluasi yang berupa butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) bidang studi
Analisis tes adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
meningkatkan mutu suatu tes, baik mutu keseluruhan tes maupun mutu tiap butir soal
yang menjadi bagian dari tes itu. Tes sebagai alat evaluasi diharapkan dapat
22
menghasilkan nilai atau skor yang objektif dan akurat. Oleh karena itu perlu
diusahakan agar tes yang diberikan kepada siswa sedapat mungkin cukup baik dan
bermutu dilihat dari berbagai segi. Tes yang baik dapat digunakan berulang-ulang
dengan sedikit perubahan. Sebaiknya tes yang buruk supaya dibuang atau tidak
Analisis tes dilakukan untuk mengetahui baik buruknya suatu tes. Analisis tes
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda serta analisis kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan alat tes tersebut dalam mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai
pada semester itu. Dari uraian mengenai kriteria evaluasi yang baik, kita dapat
mengetahui bagaimanakah kualitas dari soal ulangan akhir semester bidang studi
Manfaat terbesar dari analisis tes ini adalah guru semakin memahami bagaimana
wujud tes yang baik dan bagaimana butir soal yang baik. Sehingga pada akhirnya
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
pendidikan nasional
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
tersedia
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
4. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga
5. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitan dan
2.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia kelas X
kimia (stoikiometri)
25
perhitungan kimia
reduksi
hasil percobaan.
c) Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa
makromolekul
Tes sebagai alat evaluasi dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting
dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu memperhatikan
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda, serta kemampuannya untuk
siswanya. Untuk mengetahui apakah suatu tes telah memenuhi persyaratan tes yang
Sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri 1 Pati karena merupakan Sekolah
Standar Nasional (SSN), yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf
bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Oleh karena itu, soal
ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran
2007/2008 yang merupakan salah satu alat evaluasi, maka perlu dilakukan analisis
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya, serta apakah melalui soal tersebut
Sebelum diujikan kepada siswanya, soal ulangan akhir semester yang diujikan
di SMA N 1 Pati tidak diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga
kerahasiaan dari soal tersebut. Sehingga belum diketahui kualitas dari alat evaluasi
tersebut. Sebagai sekolah yang menjadi barometer bagi sekolah-sekolah lainnya yang
ada di kabupaten Pati, maka sangatlah penting untuk menganalisis soal ulangan
tersebut. Soal ulangan akhir semester yang telah dianalisis dan hasilnya berkualitas
baik, dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang ada di
Kabupaten Pati. Adapun dasar untuk mengembangkan diagram alir dalam penelitian
ini adalah kompetensi dasar serta indikator dalam kisi-kisi soal yang dipakai oleh
penyusun soal dalam mengembangkan soal ulangan akhir semester bidang studi
dianalisis
0,0-0,2 jelek
0,7-1,0 baik
valid tidak valid sekali
tingkat kesukaran
BAB 3
METODE PENELITIAN
menyebutkan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kerja dalam
suatu lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2002: 109).
Sampel dalam penelitian ini adalah soal ulangan akhir semester genap bidang studi
Kimia kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Digunakan lembar
jawaban tes ulangan akhir semester genap bidang studi Kimia dari siswa-siswa kelas
X–RSBI SMA Negeri 1 Pati untuk menganalisis soal Ulangan Akhir Semester bidang
studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Adapun yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda sejumlah 35 butir dengan
Sumber data penelitian ini adalah lembar soal ulangan akhir semester bidang
studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008, lembar jawaban
serta daftar nama siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati, kisi-kisi penulisan soal ulangan
akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran
2007/2008, serta data mengenai standar kompetensi mata pelajaran Kimia kelas X di
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel pertama berupa
validitasdan reliabilitas dari butir soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia
kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008, sedangkan variabel kedua berupa
dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang perangkat soal dan lembar jawaban dari siswa, daftar
nama-nama siswa kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati yang dipakai sebagai sampel,
standar kompetensi mata pelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati, serta kisi-kisi
30
yang dipakai oleh penyusun soal dalam penulisan soal ulangan akhir semester bidang
Penelitian tentang validitas dan reliabilitas butir soal ulangan akhir semester
bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 terhadap
pencapaian kompetensinya ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah
semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti memilih satu atau lebih
efek (variabel dependen) dan menguji data dengan kembali menelusuri waktu,
mencari penyebab, melihat hubungan dan memahami artinya (Azwar, 2004: 9). Jenis
dari penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif, yang mana hubungan sebab
terjadi dan menengok ulang data yang ada untuk menemukan faktor-faktor penyebab
persiapan yang dilakukan antara lain adalah menentukan tempat penelitian, yaitu
SMA Negeri 1 Pati sebagai sekolah yang paling tepat untuk melaksanakan penelitian
ini, karena sekolah tersebut merupakan satu-satunya Sekolah Standar Nasional (SSN)
yang sedang merintis untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
merupakan sekolah yang menjadi barometer bagi sekolah-sekolah SMA lainnya yang
ada di Kabupaten Pati. Langkah pelaksanaan terdiri atas pengambilan data dengan
mendokumentasikan data tentang perangkat soal dan lembar jawaban dari siswa,
31
daftar nama-nama siswa kelas X-RSBI SMA Negeri 1 Pati, serta standar kompetensi
mata pelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Pati, dan kisi-kisi yang dipakai oleh
penyusun soal dalam penulisan soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas
X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008. Selanjutnya dilakukan
analisis terhadap data yang diperoleh, untuk dibuat deskripsi mengenai kualitas soal
Analisis tahap awal yang dilakukan adalah uji normalitas data.Uji normalitas
data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan analisis
yang diajukan adalah : Ho : data tidak berbeda normal, dan Ha : data berbeda normal.
Rumus yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus chi-
k
(Oi−Ei)2
χ2
=∑
hitung (Arikunto, 2002: 286)
i−l Ei
keterangan :
χ 2 : Chi kuadrat
Oi : frekuensi pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
32
2
(1) Ho diterima jika χ hitung < χ 2 (1−α ) ( k −3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kebebasan (k-3), yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data
2
(2) Ho diterima jika χ hitung ≥ χ (21−α )( k − 3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kekebasan (k-3), yang berarti bahwa data berbeda normal (tidak berdistribusi
B = (log s 2 )∑ (ni − 1)
∑ (n − 1) s 2
2 i i
s =
∑ (n − 1)
i
H0 : σ 12 = σ 22 dan Ha : σ 12 ≠ σ 22
Tolak H0 jika χ 2 ≥ χ 2 (1−α )( k −1) , dimana χ 2 (1−α )( k −1) diperoleh dari daftar distribusi chi-
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur
apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Sudijono, 2001:182). Sebutir
item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid,
jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau
kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi
positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini
kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid atau tidak,
kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya, yaitu teknik
korelasi point biserial. Sebutir item dapat dapat dinyatakan valid, apabila skor item
yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor
totalnya.
Validitas yang dimaksud di sini adalah validitas butir. Validitas butir adalah
butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat
diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam
mencapai skor seluruh tes. Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus
korelasi point biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan skor
benar 1 dan skor salah 0, atau data dikotomi asli melawan data interval. Sementara
34
jika data dikotominya tidak asli tetapi artificial melawan data interval, rumus yang
digunakan adalah korelasi biserial. Rumus dari korelasi point biserial adalah:
M p − Mt p
rpbis = (Arikunto, 2002: 252)
St q
Keterangan:
r pbis N − 2
t hit = (Sudjana, 1996: 377)
2
1 − r pbis
Reliabilitas suatu tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang
di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada objek
yang sama. Suatu tes dikatakan reliable apabila dalam beberapa kali pengujian
memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2001: 90), untuk melakukan
analisis reliabilitas suatu tes dapat digunakan beberapa metode yaitu: metode bentuk
parallel (equivalent), metode tes ulang (test-retest-method), dan metode belah dua
35
digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21.
Apabila jumlah soal ganjil maka tidak mungkin dengan belah dua tetapi harus
dengan rumus yang lain, yaitu yaitu rumus KR-20 dan rumus KR-21. Rumus KR-20
digunakan untuk menghitung reliabilitas speedy test, yaitu tes kecepatan. Sedangkan
rumus KR-21 lebih tepat digunakan untuk power test yang memberi kesempatan
menghitung reliabilitas dilakukan dengan menghubungkan setiap butir dalam satu tes
dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan. Sehingga untuk
menganalisis reliabilitas soal tes dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder
k M (k − M )
r11 = 1 − (Arikunto, 2006: 189)
(k − 1) k .Vt
di mana:
1 = Bilangan konstan
p' q'
SE11 = (Soeprodjo, 1995: 31)
y N
Keterangan:
p’ = jumlah dari skor yang diperoleh responden
jumlah dari skor maksimal yang mungkin
q’ = 1-p’
N = jumlah responden
Setelah standar error diperoleh, harga tersebut dikalikan 1,96 (yaitu harga Z untuk
peluang 95%), dan hasilnya merupakan batas minimal validitas. Dapat dinyatakan
bahwa tes reliabel jika r11 > SEr11 x 1,96. (Soeprodjo, 1995: 31)
menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001: 218). Makin besar tingkat kesukaran
berarti soal itu makin mudah, demikian juga sebaliknya yaitu makin rendah tingkat
kesukaran berarti soal itu makin sukar. Untuk menghitung besarnya tingkat kesukaran
B
P= (Arikunto, 2001: 208)
JS
Keterangan:
Tingkat kesukaran (D) untuk keseluruhan soal tes adalah rata-rata hitung dari
setiap soal (Slameto, 2001: 219). Adapun klasifikasi indeks tingkat kesukaran butir
Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik yaitu
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee
yang berkemampuan rendah sedemikian rupa sehingga sebagian besar testee yang
memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak
yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab
butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul (Anas
BA BB
D= − = PA − PB (Arikunto,2001: 213)
JA JB
keterangan:
38
D: 0,00-0,20 = jelek
D: 0,20-0,40 = cukup
D: 0,40-0,70 = baik
Jika dihasilkan D = negatif, soal tersebut sangat jelek dan sebaiknya dibuang saja.
yang diharapkan tercapai oleh siswa pada semester tersebut, maka dilakukan analisis
validitas isi. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur indikator
tertentu yang sejajar dengan kompetensi dasar yang diberikan. Adapun alat tes yang
dianggap layak dan dapat dipertanggungjawabkan validitas isinya adalah bila dalam
penyusunannya berdasarkan pada tabel kisi-kisi pembuatan soal. Adapun validitas isi
sendiri merujuk pada kesesuaian antara butir-butir soal dengan indikatornya, yang
dalam hal ini adalah standar kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa. Pada
dasarnya standar kompetensi dan kompetensi dasar itu sendiri tercantum pada tabel
kisi-kisi sehingga tidak salah apabila dikatakan bahwa penyusunan butir-butir soal
yang berdasarkan pada tabel kisi-kisi pembuatan soal dianggap layak dan dapat
39
disusun tidak keluar dari standar kompetensi mata pelajaran yang ada di dalam
kurikulum.
dapat dilakukan dengan mencocokkan tiap butir soal dengan standar kompetensi yang
ada dalam kurikulum Kimia. Apabila soal tersebut standar kompetensinya telah
sesuai dengan kurikulum maka soal tersebut tergolong baik dan layak diujikan,
apabila tidak sesuai dengan kurikulum sebaiknya jangan diujikan. Adapun perlunya
dilakukan analisis pencapaian kompetensi ini adalah untuk mengetahui apakah kisi-
kisi penulisan soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 1
Pati tahun ajaran 2007/2008 sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan
BAB 4
HASIL PENELITIAN
statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis data awal uji normalitas dapat
Sumber Variansi Kelas X-1 Kelas X-2 Kelas X-3 Kelas X-4
dk 2 2 3 2
Rangkuman dari hasil analisis soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester
bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran
Tabel 4.2 Hasil analisis validitas soal-soal UAS studi Kimia kelas X semester genap
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat dari analisis validitas butirnya, soal
ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1
Pati tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 35 soal pilihan ganda, setelah dianalisis
ternyata didapatkan 30 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid.
Tabel 4.3 Hasil analisis reliabilitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia
Berdasarkan data hasil analisis reliabilitas seperti terlihat pada tabel 4.3
ternyata soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X
42
semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 memiliki reliabilitas yang
Tabel 4.4 Hasil analisis daya pembeda soal Ulangan Akhir Semester bidang studi
2007/2008.
Jelek 3, 5, 9, 29, 33 5
Cukup 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 34
Baik 16,26,35 3
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa daya beda dari soal termasuk dalam
kategori cukup. Dari 35 jumlah soal termasuk dalam kategori soal jelek ada 5 soal,
soal cukup 27 soal, soal baik 3 soal dan tidak terdapat soal yang memiliki daya
Tabel 4.5 Hasil analisis tingkat kesukaran soal Ulangan Akhir Semester bidang studi
2007/2008.
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 24, 27, 28, 20
29, 30, 33
43
Sedang 7, 8, 10, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 31, 32 13
Sukar 34, 35 2
seperti yang terlihat pada tabel 4.5 ternyata soal ulangan akhir semester bidang studi
Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 termasuk
soal yang mudah. Dari jumlah 35 soal terdapat 2 soal termasuk soal sukar, 13 soal
sedang dan 20 soal termasuk soal yang mudah. Adapun perhitungan selengkapnya
Tabel 4.6 Hasil analisis pencapaian kompetensi soal Ulangan Akhir Semester bidang
studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran
2007/2008.
kimia
Dilihat dari hasil analisis pencapaian kompetensi yang terdapat pada tabel 4.6
dapat diketahui bahwa soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X
semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah mampu mengukur
semua kompetensi yang harus dicapai siswa pada semester genap. Hal ini juga dapat
diketahui dari kisi-kisi pembuatan soalnya, soal ulangan akhir semester bidang studi
Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah
sesuai dengan kisi-kisi pembuatan soalnya dan dapat mengukur semua kompetensi
Sebelum 5 soal yang tidak valid di drop Setelah 5 soal yang tidak valid di drop
Jumlah Tuntas Belum Nilai Jumlah Tuntas Belum Nilai
soal tuntas rata-rata soal tuntas rata-rata
35 21 siswa 17 siswa 66,14 30 21 siswa 17 siswa 69,70
45
4.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud ingin mengetahui kualitas butir soal
ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1
Pati tahun ajaran 2007/2008 apabila ditinjau dari analisis validitas dan reliabilitasnya,
melalui soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia yang diberikan kepada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Pati di semester genap tahun ajaran 2007/2008 tersebut.
karena berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, SMA Negeri 1 Pati
menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan dijadikan barometer bagi sekolah-
sekolah SMA lainnya yang ada di Kabupaten Pati. Alasan terpenting mengapa
peneliti memilih untuk menganalisis soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia
kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 adalah karena
Soal Ulangan Akhir Semester untuk bidang studi Kimia yang diujikan di SMA
Negeri 1 Pati itu berbeda dengan soal yang diujikan untuk sekolah-sekolah SMA
lainnya yang ada di Kabupaten Pati, yang mana soal tersebut dibuat sendiri oleh guru
bidang studi yang bersangkutan. Berawal dari sinilah peneliti ingin tahu apakah soal
ulangan akhir semester yang diujikan di SMA N 1 Pati tersebut telah memenuhi
syarat-syarat tes yang baik, sehingga soal ulangan akhir semesternya juga dapat
dijadikan sebagai contoh alat evaluasi yang baik bagi sekolah-sekolah SMA lainnya
Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) merupakan suatu penilaian tes sumatif di
SMA yang dilaksanakan pada akhir program selama satu semester yang digunakan
untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Bahan pertanyaan dalam soal
tes tersebut bersumber dari Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa berdasarkan
kurikulum pada semester tersebut, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk obyektif
(pilihan ganda) dan esai. Begitu juga dengan soal ulangan akhir semester bidang studi
Kimia kelas X-RSBI semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008
yang terdiri dari 35 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Jika ditinjau dari kisi-kisi
pembuatan soalnya, bahan pertanyaan dari setiap butir soalnya telah sesuai dengan
kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada kisi-kisi pembuatan soalnya dan
juga dapat mengukur semua kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswanya pada
semester tersebut. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan
(Arikunto, 2002: 67). Soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X
semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 telah mampu mengukur
kompetensi dasar yang diharapkan tercapai oleh siswanya pada semester tersebut,
data yang digunakan harus berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas data
dilakukan analisis awal berupa uji normalitas data. Hasil dari uji normalitas, diketahui
Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1
Pati tahun ajaran 2007/2008, ternyata didapatkan 30 soal yang valid artinya soal
tersebut dapat mengukur kompetensi yang diharapkan, dan 5 soal yang tidak valid
artinya soal tersebut tidak dapat mengukur kompetensi yang diharapkan. Suatu teknik
evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik
evaluasi atau tes tersebut dapat sepenuhnya mengukur kemampuan tertentu yang
diharapkan (Arikunto, 2002: 65). Dari hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.2
dapat diketahui bahwa dari 35 soal yang ada hanya terdapat 5 soal yang tidak valid.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa soal-soal pilihan ganda pada Ulangan
Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun
ajaran 2007/2008 cukup valid. Namun agar semua soal dapat memenuhi syarat
validitas secara keseluruhan, kelima soal yang tidak valid tersebut harus direvisi
terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil perhitungan seperti terlihat pada tabel 4.3 ternyata soal
pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap
SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sudah reliabel dengan harga koefisien
korelasi sebesar 0,78. Karena besarnya R11 > SE X 1,96, maka soal tersebut dapat
Keterandalan yang dimaksud dalam hal ini meliputi ketepatan atau kecermatan hasil
pengukuran dan keajegan atau kestabilan dari hasil pengukuran. Sehingga apabila
48
dilakukan pengujian beberapa kali pada soal tes ini, akan memberikan hasil yang
Berdasarkan hasil analisis daya beda soal-soal pilihan ganda pada Ulangan
Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun
ajaran 2007/2008 dapat diketahui bahwa dari 35 soal yang termasuk dalam kategori
soal jelek ada 5 soal, soal cukup 27 soal, soal baik 3 soal dan tidak terdapat soal yang
memiliki daya pembeda baik sekali. Dapat dikatakan bahwa soal tersebut memiliki
daya beda yang tergolong dalam kategori cukup, karena memiliki indeks daya beda
Menurut Arikunto (2002: 211), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh
siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal tersebut dikatakan soal yang tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Begitu pula sebaliknya, suatu soal yang tidak
dapat dijawab oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, termasuk soal yang tidak baik.
Jadi soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang
pandai saja.
Soal-soal pilihan ganda pada Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia
kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 dengan daya
pembeda yang cukup telah mampu membedakan antara siswa yang pandai
untuk 5 soal yang memiliki daya pembeda jelek, yaitu soal nomor 3, 5, 9, 29, 33 perlu
49
dilakukan revisi agar memenuhi persyaratan sebagai soal yang baik. Setelah kelima
soal tersebut dianalisis, ternyata jawaban benar dipilih hampir sama banyak antara
kelompok atas dan kelompok bawah, sehingga kelima soal ini tidak dapat
membedakan antara kelompok yang pandai dan kurang pandai. Hal ini juga
jawaban yang benar dan yang salah (tidak homogen), sehingga membuat kelompok
atas dan kelompok bawah dapat dengan mudah menentukan jawaban yang benar.
Semua faktor di atas menyebabkan kelima soal tersebut tidak valid dan memiliki daya
beda yang jelek, sehingga belum memenuhi persyaratan untuk menjadi soal yang
baik.
Berdasarkan data hasil perhitungan tingkat kesukaran soal seperti terlihat pada
tabel 4.5 ternyata soal ulangan akhir semester bidang studi Kimia kelas X semester
genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sebagian besar mempunyai tingkat
kesukaran yang mudah dan hanya ada 2 soal yang mempunyai kriteria sukar,
sedangkan soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang berjumlah 13, sehingga
jumlahnya tidak seimbang. Menurut Sudjana (2004: 136), sebaiknya sebuah paket
soal yang diberikan kepada siswa memiliki keseimbangan antara sukar : sedang :
soal termasuk soal sukar, 13 soal sedang dan 20 soal termasuk soal yang mudah. Dari
data di atas dapat diketahui bahwa paket soal tersebut terdiri dari soal mudah, soal
sedang, dan soal sukar dengan perbandingan 20 : 13 : 2 atau 10 : 6,5 : 1. Hal inilah
yang menyebabkan soal-soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester bidang studi
50
Kimia kelas X semester genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 memiliki
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha siswa
untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya (Arikunto, 2002: 207). Untuk membuat soal yang tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu sukar, seorang guru perlu melihat kemampuan siswa dalam
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil analisis soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia
Butir Tingkat
uji Validitas Reliabilitas Daya beda kesukaran Kriteria
1 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
2 Valid R11=0,77 Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
3 Tidak Valid (tinggi) Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
4 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
5 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
6 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
7 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
8 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
9 Tidak Valid Jelek Mudah Belum memenuhi persyaratan
10 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
11 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
12 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
13 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
14 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
15 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
16 Valid Baik Sedang Memenuhi persyaratan
17 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
18 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
19 Valid Cukup Mudah Memenuhi persyaratan
20 Valid Cukup Sedang Memenuhi persyaratan
51
yang baik adalah soal yang memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya
pembeda baik, dan tingkat kesukaran yang sedang. Dari hasil rekapitulasi analisis
soal yang terdapat pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa soal-soal yang telah
memenuhi kriteria dari persyaratan tersebut ada 30 soal. Soal-soal tersebut adalah
soal dengan nomor: 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 35. Soal-soal yang telah memenuhi persyaratan
ini dapat disimpan dalam bank soal sehingga suatu saat dapat dipergunakan lagi.
tersebut tidak valid, tidak reliabel, memiliki daya pembeda jelek dan taraf kesukaran
yang terlalu sukar dan terlalu mudah, perlu dibenahi lagi atau sama sekali diganti
untuk tujuan pengukuran kompetensi yang sama. Soal-soal yang belum memenuhi
atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
nilai tes. Ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan
strategi guru dalam pembelajaran. Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika
didik yang ada di kelas tersebut mampu menguasai tujuan pembelajaran minimal 65%
berdasarkan keadaan dimana sekolah itu berada. Dalam hal ini sekolah yang satu
dengan yang lain mempunyai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang berbeda.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh forum MGMP
sekolah.. Berdasarkan surat edaran kepala SMA Negeri 1 Pati diketahui KKM mata
pelajaran kimia adalah 70. Apabila nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM
yang harus dicapai. Siswa yang tuntas dalam mencapai kompetensi dasar yang
diharapkan tercapai pada semester itu hanya ada 21 siswa dari 38 siswa yang menjadi
53
target dalam pengujian soal tersebut. Artinya terdapat 21 siswa yang mendapatkan
nilai di atas 70 dan 17 siswa yang lainnya mendapatkan nilai di bawah 70. Hasil ini
tercapai pada semester itu. Pembelajaran dapat dianggap berhasil bila sekurang-
kurangnya terdapat 32 siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensi dari 38 siswa
Adapun dari hasil pengedropan soal-soal yang tidak valid, tetap tidak merubah
jumlah siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensinya, yaitu hanya terdapat 21
siswa yang tuntas dari 38 siswa yang menjadi target dalam pengujian tes tersebut..
Karena ada 5 soal yang tidak valid di hilangkan, maka jumlah soal yang semula 35
menjadi 30 butir. Yang berbeda hanyalah besarnya nilai akhir yang diperoleh masing-
masing siswa. Sehingga nilai rata-rata ketuntasan yang diperoleh siswa target juga
berubah dari 66,14 menjadi 69,70. Artinya dengan pengedropan soal-soal yang tidak
valid hanya mampu menaikkan nilai rata-rata siswa yang menjadi target dalam
pengujian alat tes tersebut, tetapi belum dapat meningkatkan ketuntasan siswa dalam
kepada para guru dalam menentukan Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Dalam
proses pembelajaran.
54
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1.1 Kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester
genap SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 bila ditinjau dari analisis
validitas butirnya sudah baik, yaitu terdapat 30 soal yang valid dari 35 soal
yang ada, memiliki daya beda yang cukup. Sedangkan dari analisis tingkat
5.1.2 Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap
5.1.3 Soal Ulangan Akhir Semester bidang studi Kimia kelas X semester genap
SMA Negeri 1 Pati tahun ajaran 2007/2008 sudah dapat mengukur setiap
kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai pada kisi-kisi pembuatan
5.1.4 Nilai rata-rata ketuntasan yang dapat dicapai siswa dengan menggunakan alat
tes tersebut sebesar 66,14. Berbeda dengan rata-rata yang diperoleh dari hasil
pengedropan 5 soal yang tidak valid, yaitu sebesar 69,70. Namun hasil
55
pengedropan ini tidak merubah jumlah siswa yang tuntas dalam pencapaian
kompetensinya, yaitu dari 38 siswa target hanya ada 21 siswa yang tuntas.
5.2 Saran
5.2.1 Disarankan kepada tim pembuat soal Ulangan Akhir Semester, agar ke depan
melakukan analisis soal secara lebih rinci untuk mengetahui soal-soal yang
5.2.2 Untuk soal yang dianggap kurang baik perlu dikaji ulang ditinjau faktor
5.2.3 Sebaiknya dalam membuat soal tes, seorang guru harus mengetahui
5.2.4 Sebaiknya sebuah paket soal yang diberikan kepada siswa memiliki taraf
5.2.5 Bila memungkinkan sebaiknya soal disajikan secara urut sesuai dengan urutan
siswa melalui tes hendaknya dipakai juga sebagai dasar untuk mengetahui
5.2.7 Karena hanya dengan mengunakan 30 butir soal yang valid saja sudah dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (edisi revisi I). Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Hasan, S.H. 2007. Pengembangan dan Implementasi KTSP Konsep dan Substansi.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan, UNNES, Semarang,
15 Maret.
Nasoetion, Noehi. 1993. Materi Pokok Evaluasi Proses dan Hasil Belajar IPA.
Jakarta: Depdikbud.
Purba, Michael. 2003. Kimia 2000 Untuk SMU Kelas 3 Jilid 3A Semester 1. Jakarta:
Erlangga.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.