Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA MELALUI SELANG INFUS


DENGAN GERD + GEA DENGAN DEHIDRASI RINGAN PADA NY. K DI
RUANG IGD RS DAERAH IDAMAN BANJARBARU

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

Dosen Pembimbing :
H.M.Mukhtar, S.Kep.,Ners.,M.Pd

Oleh

Mukarramah
NIM : P07124118214

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK


KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
LEMBAR KONSUL LAPORAN TINDAKAN
KOMPETENSI

KEBIDANAN POLTEKKES BANJARMASIN

Nama : Mukarramah
NIM : P0712411814
Pembimbing Lahan : H.M.Mukhtar, S.Kep.,Ners.,M.Pd
Judul : Pemberian Injeksi Intravena melalui Selang
Infus dengan GERD + GEA dengan Dehidrasi
Ringan pada Ny. K Di Ruang IGD Di RSD
Idaman Banjarbaru

No Tanggal PokokBahasan ParafPembimbing

Disetujui Oleh,
Pembimbing Akademik

H.M.Mukhtar, S.Kep.,Ners.,M.Pd
LEMBAR KONSUL LAPORAN TINDAKAN
KOMPETENSI

KEBIDANAN POLTEKKES BANJARMASIN

Nama : Mukarramah
NIM : P0712411814
Pembimbing Lahan : Noorlailati, Amk
Judul : Pemberian Injeksi Intravena melalui Selang
Infus dengan GERD + GEA dengan Dehidrasi
Ringan pada Ny. K Di Ruang IGD Di RSD
Idaman Banjarbaru

No Tanggal PokokBahasan ParafPembimbing

Disetujui Oleh,
Pembimbing Lahan

Noorlailati, Amk
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan


dokumentasi kompetensi dengan judul “Pemberian Injeksi Intravena Melalui
Selang Infus dengan GERD + GEA dengan Dehidrasi Ringan pada Ny. K di
RS Daerah Idaman Banjarbaru”.

Nama : Ny. K
Hari/Tanggal : 20 Oktober 2019
Alamat :Loktabat Utara, Banjarbaru

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


laporan dokumentasi kompetensi pada PKK 1, oleh :

Nama : Mukarramah
NIM : P07124118214

Banjarbaru, 20 Oktober 2019

Mengetahui,
Pembimbing Kasus Mahasiswi

Noorlailati, Amk Mukarramah


NIP.197306161993012004 NIM.P07124118214
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan


dokumentasi kompetensi dengan judul “Pemberian Injeksi Intravena Melalui
Selang Infus dengan GERD + GEA dengan Dehidrasi Ringan pada Ny. K di
RS Daerah Idaman Banjarbaru”.

Nama : Ny. K
Hari/Tanggal : 20 Oktober 2019
Alamat : Loktabat Utara, Banjarbaru

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


laporan dokumentasi kompetensi pada PKK 1, oleh :

Nama : Mukarramah
NIM : P07124118214

Banjarbaru, 20 Oktober 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Mahasiswi

H.M.Mukhtar, S.Kep.,Ners.,M.Pd Mukarramah


NIM.P07124118214
KONSEP DASAR

A. Pengertian GERD
Gastroesophageal Reflux Disease adalah suati keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul
akibat keterlibatan esofagus, faring,. Laring dan saluran nafas.
GERD adalah kembalinya isi lambung ke dalam esofagus dengan cara pasif yang
disebabkan oleh hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan
esofagus dengan kardia atau pengosongan isi lambung yang lambat.
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Gastroesophageal reflux
Disease (GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari
mekanisme anti reflux, hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal
sambungan esofagus dengan kardia atau pengosongan isi lambung yang lambat untuk
melindungi mukosa esofagus terhadap reflux asam lambung dengan kadar yang abnormal
dan paparan yang berulang dan dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus, faring, laring dan saluran nafas yang terjadi secara intermiten terutama setelah
makan, dan isi lambung tersebut dapat berupa asam lambung, udara maupun makanan.

B. Pengertian GEA
Gastroenteritis (GEA) merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik
oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal.
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
Gastroenteritis (GEA) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.
Jadi, Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak (lebih dari 3 x perhari) serta
konsistensi feses cair dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang
patogen.

C. Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengerluaran
cairan lebih besar dari pada pemasukan.
Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari disaat melakukan aktivitas dan juga karena
cuaca panas. Dehidrasi juga dapat terjadi karena kurangnya konsumsi cairan.
Dehidrasi ringan (kehilangan 1-2% berat badan) dan sedang (kehilangan 2-5% berat
badan) memiliki dampak terhadap fungsi kognitif sehingga menurunkan akurasi kinerja.

D. Pengertian Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus


Menurut Ambarawati (2009), pemberian obat secara injeksi (parenteral) merupakan
pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh
atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir
dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan spuit.
Injeksi intravena melalui selang infus adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena atau melalui karet selang infuse
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah
yang menghantarkan darah ke jantung.
Injeksi intravena bertujuan untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari
pada dengan injeksi perenteral lain, menghindari terjadinya kerusakan jaringan serta
memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.

E. Tujuan Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus (Bolus)


1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral lain.
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit.
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar.
7. Memberikan tranfusi darah.
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena.
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)

F. Indikasi Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus


Pemberian injeksi intravena melalui selang infus memiliki indikasi:
1. Pasien yang secara kritis tidak stabil.
2. Situasi gawat darurat.
3. Pemberian obat-obatan yang perlu absorbsi lebih cepat pada pasien yang jumlah
masukan cairannya terbatas.

G. Persiapan Alat untuk Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus


1. Spuit steril 3 ml, 5 ml, atau 10 ml
2. Bak instrument
3. Bengkok
4. Wastafel atau tempat cuci tangan
5. Kapas alkohol atau alcohol swabs
6. Obat injeksi dalam vial atau ampul
7. Water forinjection
8. Daftar pemberian obat

H. Prosedur dan Teknik Melakukan Injeksi Intravena Melalui Selang Infus


1. Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
prosedur serta tujuannya.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih.
6. Aplus obat di dalam vial menggunakan water steril forinjection hingga tercampur.
Selanjutnya tarik menggunakan spuit atau mengambil obat didalam ampul dan tarik
menggunakan spuit.
7. Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba spuit
terlebih dahulu, lalu simpan pada bak instrumen.
8. Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area injeksi pada
vasofix.
9. Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus dengan kapas alkohol.
10. Mengklem cairan infuse.
11. Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus.
12. Memasukkan obat perlahan-lahan ke selang infus. Untuk obat-obatan yang pekat
sebaiknya diaplus terlebih dahulu menggunakan water steril.
13. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, selanjutnya swab lagi menggunakan
kapas alkohol.
14. Periksa kecepatan tetesan cairan infus.
15. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar.
16. Buang sampah pada tempat sampah medis.
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk hingga
kering dan bersih.
18. Melakukan evaluasi dan respon pasien setelah tindakan dilakukan.
19. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.

I. SOP Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus

1 Pengertian Injeksi intravena melalui selang infus adalah


pemberian obat dengan cara memasukkan
obat ke dalam pembuluh darah vena atau
melalui karet selang infuse dengan
menggunakan spuit
2 Tujuan Pemberian injeksi intravena melalui selang
infus bertujuan agar obat yang diberikan
dapat bereaksi dengan cepat, dan untuk
menghindari percampuran medikasi yang
tidak cocok
3 Indikasi Pemberian injeksi ingtravena melalui selang
infus dapat diindikasikan pada:
1. Pasien yang secara kritis tidak stabil.
2. Situasi gawat darurat.
3. Pemberian obat-obatan yang perlu
absorbsi lebih cepat pada pasien yang
jumlah masukan cairannya terbatas.
4 Kontraindikasi _
5 Persiapan Pasien 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda,
dan identifikasi pasien dengan
memeriksa identitas pasien secara
cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, kaji riwayat medis dan
riwayat elergi terhadap obat yang sama
sebelumnya, berikan kesempatan kepada
pasien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan pasien.
3. Minta pengunjung untuk meninggalkan
ruangan, beri privasi kepada pasien.
4. Atur posisi sehingga pasien merasakan
aman dan nyaman
6 Persiapan Alat 1. Spuit steril 3 ml, 5 ml, atau 10 ml
2. Bak instrument
3. Bengkok
4. Wastafel atau tempat cuci tangan
5. Kapas alkohol atau alcohol swabs
6. Obat injeksi dalam vial atau ampul
7. Water forinjection
8. Daftar pemberian obat
7 Cara Bekerja 1. Memberikan salam dan menjelaskan
pada pasien tindakan yang akan
dilakukan prosedur serta tujuannya.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa
ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk
bersih.
6. Aplus obat di dalam vial menggunakan
water steril forinjection hingga
tercampur. Selanjutnya tarik
menggunakan spuit atau mengambil obat
didalam ampul dan tarik menggunakan
spuit.
7. Memastikan tidak ada gelembung udara
pada spuit dengan cara mencoba spuit
terlebih dahulu, lalu simpan pada bak
instrumen.
8. Mencari tempat penyuntikan obat pada
karet selang atau pada tutup area injeksi
pada vasofix.
9. Melalukan swab atau mendesinfeksi
karet selang infus dengan kapas alkohol.
10. Mengklem cairan infuse.
11. Menusukkan jarum ke dalam karet selang
infus.
12. Memasukkan obat perlahan-lahan ke
selang infus. Untuk obat-obatan yang
pekat sebaiknya diaplus terlebih dahulu
menggunakan water steril.
13. Menarik jarum keluar setelah obat
dimasukkan, selanjutnya swab lagi
menggunakan kapas alkohol.
14. Periksa kecepatan tetesan cairan infus.
15. Membereskan alat, buang alat suntik dan
bekas tempat obat dengan benar.
16. Buang sampah pada tempat sampah
medis.
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk
hingga kering dan bersih.
18. Melakukan evaluasi dan respon pasien
setelah tindakan dilakukan.
19. Dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan.

8 Hasil Dokumentasikan
1. Jenis/nama obat dan dosis (jumlah) obat,
rute, tanggal, dan waktu pemberian obat.
2. Respon pasien selama tindakan
9 Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Pastikan sistem IV paten, tidak ada
bengkak pada tempat insersi infus, dan
tidak ada kebocoran cairan IV pada
tempat insersi. Bila sistem IV tidak
berfungsi dengan tepat, perlu dipasang
ulang sebelum memasukkan obat melalui
selang infus
2. Obat tidak boleh diberikan jika tempat
insersi tampak bengkak atau cairan infus
tidak mengalir dengan tepat
3. Efek samping yang serius dapat terjadi
dalam hitungan detik karena obat
langsung masuk ke dalam sirkulasi. Oleh
karena itu, pemberian obat harus
dilakukan secara hati-hati untuk
mencegah aliran infus yang terlalu cepat
4. Observasi lokasi intravena selama
pemberian obat. Adanya bengkak yang
tiba-tiba mengindikasi terjadinya
infiltrasi. Penting untuk mengetahui efek
samping setiap obat dan memperhatikan
adanya reaksi pada pasien
5. Evaluasi respon pasien terhadap
pengobatan dalam 10 sampai 30 menit
Dokumentasi Pemberian Injeksi Intravena melalui Selang Infus dengan GERD + GEA
dengan Dehidrasi Ringan

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Minggu, 20 Oktober 2019
Pukul : 08.32 WITA

IDENTITAS
Identitas pasien
No RM : 109472
Nama : Ny. K
Usia : 54 tahun
Tempat/Tgl Lahir : Loktabat, 09-08-1965
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukarelawan No.6 Rt. 08 Rw. 01 Loktabat Utara
Golongan Darah :B
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : PNS
Unit Poliklinik : IGD
Dokter : dr.R
Cara bayar : BPJS

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Sukarelawan No.6 Rt. 08 Rw. 01 Loktabat Utara
Hubungan dengan pasien : Suami
Status : Rawat inap
PROLOG
Ny. K 54 tahun datang ke RSD Idaman Banjarbaru pada tanggal 20 Oktober 2019 pada jam
08.32 WITA, dengan keluhan BAB cair dan muntah sejak 1 hari lalu, muntah sering, BAB
cair dan hari ini sudah 4x, muntah sering, sudah ada minum obat namun keluhan tidak
berkurang. Setelah dilakukan pemeriksaan, diperoleh KU Baik, TD : 130/80 mmHg, N : 81
x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,2oC kemudian pasien diobservasi.

A. SUBJEKTIF
Pasien mengeluh BAB cair dan muntah sejak 1 hari lalu, muntah sering, BAB cair dan
hari ini sudah 4x, muntah sering, sudah ada minum obat namun keluhan tidak berkurang.

B. OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 130/80mmHg
b. Nadi : 81 x/menit
c. Respirasi : 24 x/menit
d. Suhu : 36,2oC
3. Pemeriksaan lain
a. SPO2 : 98
b. Berat badan : 60 kg
c. Tinggi badan : 154 cm
d. GCS : 4.5.6
4. Pengkajian Fungsional
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : pasien mau makan dan minum dengan porsi sedang
Selama Sakit : pasien hanya habis ¼ porsi dengan komposisi bubur
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1-2 x/hari dan BAK 6-7 x/hari
Selama sakit : pasien BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair dan BAK 8-9 x/hari
c. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : pasien beraktivitas bebas tanpa ada gangguan
Selama Sakit : aktivitas pasien terbatas karena pada tangan pasien terpasang
infus dan kondisi pasien lemah.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum Sakit : pasien tidur ± 9 jam/hari dan tidur dengan nyenyak
Sesudah sakit : pasien tidur ± 4 jam/hari disebabkan seringnya ingin BAB

C. ANALISA
Nyeri, mual dan muntah

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien
2. Menjelaskan kepada keluarga keadaan pasien bahwa pasien tidak dalam keadaan darurat
3. Menjelaskan dan memberitahu tindakan yang akan dilakukan kepada keluarga pasein
bahwa pasein akan dilakukan tindakan pemasangan infus , infus yang dipasang RL 20
tpm dan diberikan obat injeksi intravena melalui selang infus :
a. Injeksi Ranitidin
Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan antihistamin, lebih
tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin digunakan untuk mengurangi produksi
asam lambung sehingga dapat mengurangi rasa nyeri uluhati akibat ulkus atau tukak
lambung, dan masalah asam lambung tinggi lainnya.
b. Injeksi Santagesik
Injeksi Santagesik digunakan untuk terapi nyeri akut atau kronik berat seperti sakit
kepala, sakit gigi, tumor, nyeri pasca operasi, dan nyeri pasca cedera, nyeri berat
yang berhubungan dengan spasme otot polos (akut atau kronik) misalnya spasme otot
atau kolik yang mempengaruhi GIT, pasase bilier,ginjal, atau saluran kemih bagian
bawah.
c. Injeksi Ondansetron
Ondansetron termasuk dalam obat golongan antiemetik. Obat ini hanya dapat
diperoleh melalui resep dokter. Dalam penggunaannya, dokter dapat meresepkan
ondansetron sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan obat lain untuk mengatasi
mual dan muntah.
4. Setelah dilakukan pemberian injeksi melalui selang infus, pasien diobservasi dengan
hasil, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36 oC dan pasien
mengatakan mual dan muntahnya mulai berkurang.
5. Memberitahu kepada keluarga bahwa pasien harus dirawat untuk dipantau kondisinya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/151238467/ASKEP-GERD-2012-Sudah-Di-Edit
https://gdghcgcgh.blogspot.com/2017/04/sopcara-injeksi-intra-vena-melalui.html?m=1

https://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67037/potongan/S1-2013-280872-chapter1.pdf

https://www.slideshare.net/mobile/mellyzaapril/laporan-pendahuluan-gea

https://www.honestdocs.id/ranitidin.amp#aoh=15715701917690&referrer=https%3A%2F%2
Fwww.google,com&amp_tf=Dari%20%251%24s

https://www.goapotik.com/produk/santagesik-2-ml-injeksi

https://www.honestdocs.id/ondansetron

https://id.scribd.com/doc/61737324/Asuhan-Keperawatan-Dg-GEDS

https://id.scribd.com/document/378571524/SOP-Pemberian-Obat-Melalui-Selang-Infus

Anda mungkin juga menyukai