Anda di halaman 1dari 4

BUILD

Talk 2 – Empathy
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Mat 5:13-14
Masih dalam tema “Build”, melalui ayat ini kita dapat sama-sama melihat bahwa Tuhan ingin kita
membangun kehidupan kita menjadi kehidupan yang memberikan dampak positif bagi dunia. Sedikit
garam saja dapat membuat rasa suatu masakan yang mungkin awalnya hambar menjadi lebih baik. Dalam
tempat yang gelap, kehadiran cahaya dapat memberikan kelegaan dan arah yang harus dituju. Demikian
juga dengan kehadiran kita. Tuhan ingin melalui kehidupan yang kita bangun, dunia ini dapat menjadi
tempat yang lebih baik.
Banyak anak Tuhan sekarang datang kepada Tuhan hanya untuk mencari berkat atau solusi dari
permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini tidak salah, karena memang Tuhanlah yang mampu
menyediakan solusi terbaik dan Dialah sumber berkat yang dapat memberikan damai sejahtera yang
sejati. Tetapi jangan sampai kita lupa bahwa Tuhan tidak memanggil kita untuk menjalani hidup yang
berpusat pada mengejar berkat dan memikirkan diri sendiri. Justru berkat dan penyertaan yang banyak
orang cari, Dia sediakan bagi anak-anakNya yang mau menyangkal diri dan dipakai lebih untuk menjalani
hidup yang berdampak postitif dan memberkati dunia ini.
Ketika kita bicara tentang memiliki kehidupan yang berdampak, seringkali yang ada di pikiran kita adalah
ketika kita bisa melakukan hal-hal yang besar atau spektakuler, atau hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang yang secara status memiliki “pengaruh” dalam masyarakat (pejabat, figur publik, aktor/ artis,
pengusaha besar, pemimpin perusahaan, dll). Tetapi sebenarnya, membangun kehidupan yang
berdampak positif dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang semua anak Tuhan dapat lakukan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan selalu memulai rencanaNya dengan
mempercayakan perkara-perkara kecil terlebih dahulu.

Pada minggu ini kita akan belajar bagaimana membangun kehidupan yang dapat memberi dampak positif
dengan menerapkan empati dalam komunikasi dan interaksi kita dengan orang di sekitar kita dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Empathy vs Sympathy
Seringkali kata empati disamakan dengan kata simpati. Padahal kedua kata ini memiliki pengertian yang
berbeda. Ketika kita melihat sesama kita yang sedang mengalami kesulitan, simpati berbicara mengenai
rasa iba dan peduli pada kondisi yang dialami oleh orang itu. Empati, melebihi simpati adalah mampu
menempatkan diri dalam posisi orang tersebut, merasakan apa yang mereka rasakan, berbagi kesedihan,
dan bahkan oleh karenanya kita dapat tergerak untuk melakukan sesuatu untuk membantu orang
tersebut.
Be “AWARE”
Ketika kita berempati pada seseorang dan ingin melakukan sesuatu bagi orang tersebut, cara kita
mengkomunikasikan niat baik kita akan berpengaruh pada respon orang tersebut. Terkadang maksud baik
kita malah dapat menimbulkan kesalahpahaman karena dikomunikasikan secara kurang tepat. Berikut
adalah hal-hal yang dapat kita pelajari dari cara Yesus memperlakukan orang-orang di sekitarnya:
1. Aligned with God’s will
Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di
mana Ia berada;
Yoh 11:5-6
Yesus yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit Lazarus malah memilih untuk
menunggu sampai Lazarus meninggal ketika menerima kabar bahwa Lazarus sedang sakit. Hal ini
sengaja Dia lakukan agar Dia dapat membangkitkan Lazarus dari kematian sehingga membuat
banyak orang yang menyaksikan peristiwa ini menjadi percaya kepadaNya.
Memiliki empati dan niat baik untuk menolong sesama memang bagus. Tetapi tetap harus
dilakukan dengan cara dan waktu yang sesuai dengan rencana Tuhan. Apa yang baik di mata kita
belum tentu tepat di mata Tuhan. Sebagai contoh, seorang ayah yang kaya raya mungkin dapat
memilih untuk tidak langsung menolong anaknya yang terlilit hutang akibat perjudian dan
meminta anaknya untuk bekerja dan mencicil hutangnya lewat hasil kerja anaknya untuk
mendidik anaknya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan bertanggung jawab etc.
Agar apa yang kita lakukan dapat selalu berjalan sesuai dengan rencana Tuhan bagi orang di
sekitar kita, biasakanlah diri kita untuk selalu terlebih dahulu membawa seluruh niat kita dalam
bertindak (termasuk ketika ingin menolong orang lain) dalam doa kepada Tuhan. Terutama untuk
bantuan-bantuan yang bersifat signifikan (mis: memberi pinjaman uang dalam jumlah besar,
memberikan tempat tinggal sementara di rumah sendiri, dll). Tuhan dapat memberitahukan
kehendakNya melalui berbagai cara, lewat suara hati kita, melalui firmanNya, melalui teman
komunitas atau mentor kita, atau bahkan sermon yang kita dengar di Feast/ misa/ internet.
2. Wisdom
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.“
Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu,
bahwa engkau tidak mempunyai suami,
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.
Dalam hal ini engkau berkata benar."
Yoh 4:16-18
Dalam kisah ini Yesus menunjukan kuasa dan kasihNya pada wanita Samaria yang Dia ajak
berbicara di sumur di dekat kota Samaria. Dia menunjukan kuasaNya dengan mengungkapkan
dosa wanita tersebut, tetapi Dia juga menunjukan kasihNya dengan menyapa wanita ini terlebih
dahulu (wanita Samaria dipandang jauh lebih rendah derajatnya dibandingkan pria Yahudi pada
masa itu), memberikan pengajaran tentang siapa diriNya dan apa yang dapat Dia berikan bagi
wanita itu. Pada akhirnya wanita ini bersaksi tentang Yesus pada seluruh penduduk kotanya dan
mereka pun menjadi percaya kepada Yesus.
Ketika kita menjalani kehidupan kita bersama Tuhan, Dia dapat memberikan kita hikmat untuk
dapat mengetahui apa yang kita perlu tahu tentang orang-orang di sekitar kita yang Dia ingin
berkati melalui kehadiran kita. Hikmat dari Tuhan juga akan membantu kita untuk mengetahui
apa yang harus kita lakukan agar tindakan kita dapat memberikan dampak seperti yang Yesus
lakukan pada cerita di atas.
3. Appreciation
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun,
sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.“
Luk 19:5
Kisah perjumpaan Yesus dengan Zakheus berakhir dengan pertobatan Zakheus. Bahkan tradisi
katolik mencatat, pada akhirnya Zakheus menjadi uskup pertama di Kaisarea. Hal ini terjadi bukan
karena Yesus datang mengkhotbahi Zakheus dan menyuruhnya bertobat, tetapi karena Yesus
datang dan menunjukan penghargaan kepada Zakheus dengan mau menumpang di rumahnya.
Berjalan dalam rencana Tuhan dan memiliki hikmat dari Tuhan baru akan dapat berdampak pada
kehidupan orang lain jika kita membiasakan diri untuk memperlakukan orang dengan hormat.
Menghargai orang di sekitar kita bukan atas dasar apa yang orang itu telah/ sedang lakukan.
Tetapi berdasarkan bagaimana Tuhan memandang orang tersebut. Apresiasi kita terhadap
seseorang dapat menjadi jembatan pertama bagi kita untuk dapat masuk dalam kehidupan orang
tersebut.
Kebiasaan menghargai orang di sekeliling kita dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti
misalkan ketepatan waktu ketika membuat janji, tidak memainkan gadget ketika sedang bicara
dengan orang lain, menggunakan baju yang sesuai ketika diundang ke event tertentu, dll.
4. Relevant
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa
perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan
perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Mat 13:34-35
Dalam banyak kesempatan mengajar Yesus selalu menggunakan perumpamaan dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti. Ketika berbicara dengan orang-orang yang sedang lapar
Dia mengidentikan diriNya sebagai roti kehidupan, ketika berbicara dengan nelayan Dia
menggunakan perumpamaan jaring dan ikan. Yesus selalu menggunakan bahasa yang sama
dengan yang digunakan oleh mereka yang mendengarkanNya.
Seringkali kita mendengar ungkapan “actions speak louder than words”. Memang tindakan kita
memegang peranan yang paling menentukan bagi dampak kehadiran kita bagi orang di sekitar
kita. Akan tetapi, tindakan yang dilakukan dengan maksud baik terkadang dapat menimbulkan
kesalahpahaman dan malah menimbulkan akibat yang kurang baik karena dikomunikasikan
dengan cara yang kurang tepat. Ada begitu banyak rumah tangga yang berantakan, deal bisnis
yang batal, promosi yang tertunda, dan persahabatan yang rusak hanya karena masalah
kesalahpahaman dalam komunikasi.
Membiasakan diri untuk selalu menggunakan bahasa yang sama dan dapat dimengerti oleh orang
yang kita layani akan memperbesar kapasitas kita untuk dipakai lebih oleh Tuhan untuk
menyampaikan pesan dan kasihNya bagi orang di sekitar kita.
5. Empathy
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka
yang dicobai.
Ibr 2:18
Empati adalah sifat yang dimiliki oleh Tuhan sendiri. Dia tidak hanya iba dan peduli pada keadaan
manusia, tetapi Dia rela turun ke dunia untuk merasakan apa yang kita rasakan. Bahkan untuk
membebaskan kita dari penderitaan akibat dosa Dia rela mengorbankan nyawaNya untuk
menebus dosa kita.
Tuhan memiliki harapan agar kita yang sudah ditebus dan mengenal Dia secara pribadi agar dapat
melakukan hal yang sama dengan apa yang telah Dia lakukan, agar melalui kehidupan kita orang-orang di
sekitar kita yang belum mengenal Dia dapat merasakan kasihNya dan mengenal PribadiNya.

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
1 Yoh 2:6

Pertanyaan Sharing:
1. Sharingkan pengalaman anda berempati pada orang di sekitar anda dan langkah apa yang anda lakukan
untuk menolong orang itu
ATAU
Sharingkan pengalaman di mana empati dari orang di sekitar benar-benar memberikan dampak positif
bagi kehidupan anda

Anda mungkin juga menyukai