Anda di halaman 1dari 4

A.

Soal
1. Buatlah penjelasan singkat mengenai perbedaan faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 dilingkungan kerja!
2. Carilah 1 contoh kasus ketidaksesuaian penerapan standar K3 yang terjadi
pada pekerja di Indonesia!
B. Jawaban
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi K3 dilingkungan kerja, yaitu:
a. Faktor teknis
Dalam hal ini meliputi kondisi alat, baik itu umur maupun kualitas yang
tidak memenuhi persyaratan sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah
rusak tidak segera diantisipasi, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan.
Contohnya adalah perpipaan yang sudah tua dan alat-alat safety yang
sudah rusak. Selian itu, penggunaan prosedur kerja juga diperlukan dalam
melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan dapat
lakukan secara baik berdasarkan prosedur kerja yang ada, sehingga kesalahan
teknis yang terjadi baik di sengaja ataupun tanpa sengaja dapat diminimalisir
dan dapat terhindar kemungkinan terjadinya kecelakaan.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan kerja merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi
baik secara langsung maupun tidak langsung kinerja karyawan. Kondisi
lingkungan kerja harus memadai untuk meminimalisir potensi terjadinya
kecelakaan atau penyakit. kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan dalam
keselamatan kesehatan kerja, yaitu:
1) Kondisi fisik, yaitu berupa layout pabrik/tempat kerja, penerangan, suhu
udara, ventilasi ruangan tempat kerja, tingkat kebisingan, getaran mekanis,
radiasi dan tekanan udara.
2) Kondisi fisiologis. Kondisi ini dapat dilihat dari pengecekan mesin/peralatan
memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan terlebih dahulu.
3) Kondisi kimia. Kondisi yang dapat dilihat dan uap gas, debu, kabut, asap,
awan, caftan dan benda padat. Keadaan pencemaran yang terdapat di dalam
pabrik sehingga mengganggu kesehatan pekerja
c. Faktor manusia
Yang dimaksud faktor manusia dalam hal ini yaitu mengenai kondisi
pekerja itu sendiri, dilihat dari:
1) Faktor fisik dan mental
Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya
tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa
konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Ini dipengaruhi
oleh umur, jenis kelamin, keadaan pekerja saat memasuki lapangan kerja
apakah sudah siap/belum, tidak mengidam penyakit/sakit, keadaan segar
(tidak lelah). Bila fisik dan mental seorang pekerja sudah terganggu,
kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
2) Pengetahuan dan keterampilan
Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan, misalnya melakukan start/stop pada sebuah
peralatan, memakai alat-alat keselamatan, memperhatikan metode kerja
dan sebagainya Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan
pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat
timbulnya kecelakaan kerja
Pengetahuan dapat dilihat dari tingkat pendidikan seseorang dan
pengetahuan mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang
yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih
panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari
berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan
diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih rendah,
cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam
bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko
terhadap kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety
dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan..
3) Sikap
Merupakan factor yang paling berpengaruh dalam keselamatan kerja
dapat dilihat dari cara kerja seseorang. Karena tidak mau repot dalam
bekerja, orang kadang melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan
tindakan yang selamat seperti tidak menggunakan APD, kurang teliti,
malas, sombong, tidak peduli akan suatu akibat, posisi sikap badan dan
cara kerja yang kurang baik.
Sebagai contoh, pekerja malas mengambil topeng las di rak
keselamatan kerja, langsung mengelas tanpa pelindung mata. Tanpa di
duga, ada percikan api las yang mengenai mata. Setelah dilakukan
pengobatan, ternyata besarnya biaya pengobatan tidak sebanding dengan
beberapa detik mengambil peralatan keselamatan kerja.Demikian juga
dengan mesin, sudah tahu bahwa oli sudah waktunya diganti, karena hanya
menyisakan pekerjaan sedikit saja, oli mesin tidak diganti. Ternyata dengan
kualitas oli yang jelek, justru mesin menjadi panas (overheating) dan harus
turun mesin,dengan biaya yang jauh lebih tinggi, ditambah tetap harus
mengganti oli.
4) Psikologis
Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam
melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan
mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja.
Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contohnya para
karyawan yang bekerja di bawah tekanan atau yang merasa bahwa
pekerjaan mereka terancam atau tidak terjamin membuat suasana kerja
menjadi tidak kondusif dan akan mempunyai kemungkinan mengalami
kecelakaan lebih besar daripada mereka yang tidak dalam keadaan tertekan
2. Contoh kasus ketidaksesuaian penerapan standar K3 yang terjadi pada pekerja di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai