Anda di halaman 1dari 3

1.

3 PEMBENTUKAN TIM
Penerapan:Panduan untuk Pembentukan Tim
Tujuan pembentukan tim adalah meningkatkan kekompakan, saling bekerja sama, dan
identifikasi kelompok (Dyer, 1997). Hasil penelitian mengenai pengaruh dari pembentukan
adalah bercampur, tetapi penelitian itu menyatakan bahwa aktivitas pembentukan tim dapat
menguntungkan bahwa beberapa kondisi (Sundstrom et al, 1990; Tannenbaum, Beard &
Salas, 1992). Kebanyakan literatur pembentukan tim menjelaskan intervensi sekala besar
yang dilakukan oleh fasilitator eksternal, namun, pemimpin tim juga dapat melakukan banyak
hal untuk meningkatkan kekompakan dan kerja sama anggota, dua sasaran umum intervensi
pembentukan tim. Pedoman berdasarkan pada penelitian, teori, dan wawasan praktisi yang
mengembangkan prosedur pembangunan tim yang dapat diterapkan sendiri atau dalam
banyak kombinasi yang sesuai untuk situasi yang ada (lihat pada Tabel 11-8).

1. Tekanan kepentingan dan nilai Bersama


Identifikasi kolektif dengan kelompok lebih kuat ketika anggota sepakat tentang tujuan,
nilai, prioritas, strategi, dan kebutuhan untuk kerja sama. Pemimpin seharusnya
menekankan kepentingan bersama, mengidentifikasi tujuan bersama, dan
menjelaskan mengapa kerja sama penting untuk mencapai hal tersebut.
Tabel 11-8 Pedoman Pembentukan Tim
 Tekankan kepetingan dan nilai Bersama
 Gunakan upacara dan ritual
 Gunakan symbol untuk mengembangakan identifikasi dengan kelompok
 Dorong dan memfasilitasi interaksi social
 Beritahu orang mengenai aktivitas dan keberhasilan kelompok
 Lakukan analisis proses
 Lakukan sesi pengaturan
 Tingkatkan insentif untuk saling kerja sama

2. Gunakan upacara dan ritual


Upacara dan ritual dapat digunakan untuk mengingatkan identifikasi dengan kelompok
dan membuat keanggotaan terlihat menjadi amat khusus. Ritual awal digunkan untuk
melantik anggota baru ke dalam kelompok tertentu, dan ritual pension digunakan
untuk merasakankeberhasilan khusus untuk menandai hari jadi peristiwa khusus
dalam sejarah kelompok itu. Ritual dan upacara amat efektif untuk menekankan nilai
dan tradisi kelompok.
3. Gunakan symbol untuk mengembangkan identifikasi dengan kelompok
Symbol identifikasi kelompok seperti nama tim, slogan, logo, lencana, dan emblem
dapat diperlihatkan pada bendera, spanduk, pakian, atau perhiasan. Bahkan jenis atau
warna tertentu pakaian dapat menunjukkan keanggotan kelompok, seperti dalam
kasus banyak gang di perkotaan. Symbol dapat jadi sangat efektif membantuk
menciptakan dentitas terpisah tim tertentu. Identifikasi kelompok diperkuat saat para
anggotanya sepakat mengenakan atau memperllihatkan symbol keanggotaannya.
4. Dorong dan fasilitasi interaksi social
Perkembngan kelompok kohesif akan lebih dimungkinkan jika para anggotanya salig
mengenal secara pribadi dan merasa puas berinteraksi sesara social. Satu cara untuk
memudahkan interaksi social yang menyenagkan adalah melakukan aktivitas social
secara periodic seperti makan malam, makan siang, dan pesta. Berbagai jenis
perjalan keluar dapat digunakan un tuk memudahkan interaksi social (misalnya,
Bersama – sama pergi ke acara olahraga atau konser, atau berkemah ata jeram). Saat
anggota kelompok bekerja dalam fasilitas yang sama, interaksi sosial dapat
ditingkatkan dengan memberi ruang bagi kelompok itu untuk digunakan sebagai
tempat rapat dan sntirahat minum kopi. Ruang itu dapat dihias dengan symbol
keberhasilan kelompok,pernyataan nilainya, dan bagan yang memperlihatkan
kemajuan dalam mencapai tujuan kelompok.
5. Beritahu orang mengenai aktivitas dan keberhasilan kelompok
Orang cenderung merasa tersaing dan tidak dihargai ketika mereka menerima sedikit
informasi mengenai rencna, aktivitas dan keberhasilan tim atau departemen mereka.
Amat penting untuk memberitahukan kepada para anggota mengenai hal ini dan
menjelakan bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap keberhasilan misi
tersebut.
6. Lakukan sesi analisi proses
Sesi analisis proses melibatkan diskusi terbuka dan terus terang mengenai hubungan
antar pribadi dan proses kelompok dan upaya membuat kelompok semakin lebih baik.
Satu pendekatan adalah meminta setiap orang untuk menyarankan cara membuat
kelompok itu menjadi lebih efektif. Usulan ini harus berfokus pada bagaimana para
anggota berkomunikasi, bekerja Bersama, membuat keputusan, dan menyelesaikan
perselisihan, bukan berfokus pada aspek teknis pekerjaan itu. Pendekatan serupa
adalah meminta setiap anggota menjelaskan apa yang dapat dilakukan anggota
lainnya agar membuat perannya dalam kelompok itu menjadi lebih mudaah. Diskusi
itu harus menghasilkan daftar usulan yang konkret untuk meningkatkan hubungan
kerja. Rapat tindak lajut dapat digunakan untuk membuat rencana kemajuan dalam
menerapkan usulan tersebut. Biasanya lebih baik bila memiliki fasilitator terlatih untuk
melakukan sesi analisis proses bukannya hanya pemimpin tim. Mendiskusikan
hubungan antarpribadi adalah lebih sulit daripada mendiskusikan prosedur kerj, dan
membutuhkan keteampilan yang cukup besar untuk melakukan jenis sesi ini.
Pemimpin tim tanpa pelatihan dalam konsultasi proses dapat menyebabkan hubungan
tim menjadi buruk bukannya baik. Fasilitator dari luar akan lebih objektif dan tidak
memihak, yang amat penting jika pemimpin itu berkontribusi pada kesulitan kelompok
itu dalam bekerja sama.
7. Lakukan sesi pengaturan
Hanya ada sedikit rasa saling mempercayai dan penerimaan antar orang yang saling
memiliki stereotip dan pengakuan negative. Stereotip negative adalah hal umum
dalam tim dengan anggota memiliki perbedaan yang tajam mengenai masalah tugas.
Sebagai contoh, seseorang yang berada di pihak yang berbeda mengenai masalah
tertentu dipandang sebagai tidak wajar, egois, penuh tipu daya, tidak sensitive, atau
tidak cerdas. Pengakuan pribadi cenderung untuk bertahan,bahkan saat tidak benar,
dan pengakuan itu dapat menjadi ramalan yang terbukti dengan sendirinya. Biasanya,
orang memerhatikan bukti yang meyakinkan mengenai stereotip dan pengakuan, lebih
dari bukti yang tidak meyakinkan. Tindakan yang didasarkan pada pengekuan yang
salah mengenai sesorang dapat mendatangkan reaksi yang kelihatannya menguatkan
pengekuan itu. Tujuan sesi pengaturan adalah meningkatkan pemahaman Bersama
di antara anggota tim (Mintchell, 1986).
8. Tingkat insentif untuk sling kerja sama
Insentif yang didasarkan pada kinerja individu akan mendorong para anggota tim
untuk saling bersaing, sedangkan insentif yang didasarkan pada kinerja kelompok
mendorong kerja sama. Satu cara untuk meningkatkan kekompakan dan identifikasi
tim dengan menekankan sentif formal seperti bonus yang didasarkan pada perbikan
kinerja tim. Cara lainnya adalah dengan menggunakan penghargaan spontan dan
informal untuk menekankan pentingnya layanan sebagai tim. Sebagai contoh,
khususnya yang melibatkan kerja lembur atau kerja saat akhir pekn. Adakanlah pesta
perayaan khusus bagi para anggota tin dan keluarga mereka setelah itu mencapai
tujuan penting.

Anda mungkin juga menyukai