Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma tersebut.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di
dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Program Keluarga Berencana adalah
perawatan kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur. Pelayanan keluarga
berencana meliputi pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan aborsi yang aman (bila diperlukan
untuk kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Program keluarga berencana memiliki makna yang
sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur
kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(Yudianto dkk., 2013).

Berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035, jumlah penduduk Indonesia


meningkat dari 238,5 juta jiwa di 2010 menjadi 265 juta jiwa di 2018. Peningkatan jumlah
penduduk ini bisa dilihat melalui jumlah kelahiran. Secara nasional, jumlah rata-rata anak dalam
periode masa reproduksi perempuan (Total Fertility Rate/TFR) selama lebih dari dua dekade
tercatat menurun, terutama perubahan pada SDKI 1991 dan SDKI 2002-2003. Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991 menunjukkan angka fertilitas total sebesar 3,0
anak. Artinya seorang perempuan di Indonesia rata-rata melahirkan 3,0 anak selama periode
masa reproduksi perempuan. Penurunan terus terjadi hingga SDKI 2002-2003 dengan TFR
sebesar 2,6 anak per perempuan dan angka fertilitas total ini ajeg hingga SDKI 2012 (Anonim,
2013).
Pada 2017, hasil survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
menunjukkan angka TFR yang menurun, yaitu sebesar 2,4 anak. Dengan demikian, seorang
perempuan di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak selama masa reproduksi perempuan.
Penurunan fertilitas ini dipengaruhi oleh pengaturan kehamilan dan kelahiran. Hal ini bisa dilihat
melalui meningkatnya pemakaian alat/cara kontrasepsi. Tercatat pada SDKI 1991 pemakaian
alat/cara KB adalah sebesar 49,7 persen dan meningkat menjadi 61,9 persen pada SDKI 2012.
Namun, pada survei RPJMN 2017, penggunaan alat/cara KB menurun, yakni angka 59,7 persen
(Yudianto dkk., 2013).

Mayoritas alat kontrasepsi yang ada ditujukan bagi perempuan. IUD (spiral), pil dan suntikan
KB, spermicidal gel, vaginal ring, kondom perempuan, dan sterilisasi adalah bentuk-bentuk
kontrasepsi yang bisa digunakan perempuan, sementara bagi laki-laki, pilihan yang ada ialah
kondom laki-laki dan vasektomi. Adapun kontrasepsi suntik untuk laki-laki menjadi pilihan yang
lebih tidak populer dibanding dua metode kontrasepsi laki-laki lainnya (Azis, 1997).

Namun demikian, tak semua perempuan atau keluarga di dunia dapat menikmati program
keluarga berencana tersebut. Permasalahannya terletak pada minimnya akses terhadap alat
kontrasepsi, terutama bagi mereka yang hidup di negara berkembang atau negara miskin,
seperti kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta
efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Tugas tenaga kesehatan yaitu berusaha
membantu mengedukasi masyarakat agar mereka menggunakan alat kontrasepsi untuk
mewujudkan program pemerintah yaitu setiap keluarga cukup memiliki 2 anak.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara penggunaan kontrasepsi oral pil Yaz (pil kombinasi) dan pil Andalan

Laktasi (pil progestin)?

2. Bagaimana solusi atau penyelesaian bila lupa mengonsumsi kontrasepsi oral pil Yaz (pil

kombinasi) dan pil Andalan Laktasi (pil progestin)?

3. Bagaimana cara penggunaan kontrasepsi non hormonal?


Tujuan

1. Mengetahui cara penggunaan kontrasepsi oral pil Yaz (pil kombinasi) dan pil Andalan

Laktasi (pil progestin)?

2. Mengetahui solusi atau penyelesaian bila lupa mengonsumsi kontrasepsi oral pil Yaz (pil

kombinasi) dan pil Andalan Laktasi (pil progestin)?

3. Mengetahui cara penggunaan kontrasepsi non hormonal?

Daftar Pustaka:

Anonim. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Azis Sriana. 1997. Manajemen Program Keluarga Berencana. Media Litbangkes Vol. VII No. 03 &
04.

Yudianto, Kurniasih Nuning. 2013. Buletin Jendela Data Informasi Kesehatan: Situasi Keluarga
Berencana di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai