Anda di halaman 1dari 16

SILASE GENJER DENGAN INOKULUM SAWI

( Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan)

Oleh

Kelompok I

Wilda Rahma
( 1754241003)

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan Praktikum : Silase Genjer dengan Inokulum Sawi

Tanggal Pengesahan : Jum’at, 19 Oktober 2018

Kelompok : 1(Satu)

Nama : Wilda Rahma

NPM : 1754241003

Program Studi : Nutrisi Teknologi Pakan Ternak

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandarlampung, 23 April 2019


Mengetahui,
Asisten Dosen,

Putri Mayangsari
1514141
I

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya utuk Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelasaikan laporan yang berjudul “Silase Genjer
dengan Inokulum Sawi “Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada
Rasulullah SAW.

Terimakasih kami ucapkan kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing


kami dalam melaksanakan praktikum ini. Tak lupa terimakasih kepada teman-
teman yang sudah membantu memberi kritiknya serta dukungan hingga
terselesainya laporan ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan
Pakan penulisan laporan ini penulis dan pembaca dapat menggunakan serta
memahami laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini bisa lebih
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, 15 April 2019

Penulis

ii

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Tabel Uji Organoleptik.............................................................................12

iii

DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
....................................................................................................................................

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3

III. METODE PRAKTIKUM................................................................................10


A.Waktu dan Tempat Praktikum.......................................................................10
B. Alat dan Bahan.............................................................................................10
C. Cara Kerja.....................................................................................................10

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.Uji Fisik Hijauan............................................................................................12
B. Uji Kualitatif Hijauan...................................................................................14

V. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

I .PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah

pertanian, perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai

pakan. Pengolahan pakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya

efektifitas cerna ternak serta peningkatan kandungan protein bahan.

Pengawetan hijauan pakan atau limbah pertanian dalam bentuk silase merupakan

salah satu alternative yang dapat ditempuh terutama untuk mengatasi kesulitan

pengadaan pakan di daerah yang mengalami musim kemarau panjang. Perubahan

musim akan mempengaruhi kualitas hijauan pakan yaitu hilangnya fraksi yang

mudah larut atau fraksi non structural akibat respirasi yang meningkat dan

penurunan netto fotosintesis.

Pengawetan hijauan sepeti silase diharapkan dapat mengatasi permasalahan

kekurangan hijauan segar terutama pada musim kemarau yang selanjutnya dapat

memperbaiki produktivitas ternak. Produktivitas ternak merupakan fungsi dari

ketersediaan pakan dan kualitasnya. Ketersediaan pakan dipengaruhi oleh

beberapa faktor di antaranya suhu harian, iklim, dan ketersediaan air tanah. Faktor

tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan hijauan pakan ternak yang diharapkan

kontinyu sepanjang tahun

B. Tujuan Praktikum

Adapun tuujuan dari praktikum ini adalah :


1. Mengetahui proses pembuatan silase

2. Mengetahui ciri-ciri silase yang baik

3. Mengetahui perbedaan bahan pakan segar dan bahan pakan silase

II.TINJAUAN PUSTAKA
Silase merupakan awetan hijauan yang disimpan dalam silo yang

tertutup rapat dan kedap udara. Kondisi anaerob tersebut akan

mempercepat pertumbuhan bakteri anaerob untuk membentuk asam

laktat. Bahan pakan yang diawetkan berupa tanaman hijauan, limbah

industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya dengan kadar air

pada tingkat tertentu (Mugiawati, 2013).

Proses fermentasi silase bertujuan memaksimumkan pengawetan

kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan

ternak lainnya sehingga silase yang terbentuk dapat disimpan untuk

jangka waktu yang lama, tanah banyak mengurangi kandungan nutrisi

dari bahan baku. Silase tersebut dapat diberikan sebagai pakan ternak

khususnya untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan

hijauan pada musim kemarau (Direktorat Pakan Ternak, 2011).

Silase dibuat dari hijauan yang airnya masih tinggi (± 65-75%).

Sebelum ensilase, hijauan sebaiknya dilayukan dan dipotong terlebih

dahulu untuk menciptakan kondisi yang baik bagi aktivitas mikrobio.

Tujuan penbuatan silase adalah sebagai persedian pakan yang dapat

digunakan pada saat-saat kekurangan pakan hijauan basah, untuk

menampung kelebihan produkdi pakan hijauan, memanfaatkan hijauan

pada saat pertumbuhan terbaik yang pada saat itu belum digunakan.

(Prabowo,dkk., 2013).
Kualitas silase tergantung dari kecepatan fermentasi membentuk asam

laktat, sehingga dalam pembuatan silase terdapat beberapa bahan

tambahan yang biasa diistilahkan sebagai additive silage. Macam-

macam additive silage seperti water soluble carbohydrat, bakteri asam

laktat, garam, enzim, dan asam. Penambahan bakteri asam laktat

ataupun kombinasi dari beberapa additive silage merupakan perlakuan

yang sering dilakukan dalam pembuatan silase. Pemilihan bakteri asam

laktat sangat penting dalam proses fermetasi untuk menghasilkan

silase yang berkualitas baik. Proses 8 awal dalam fermentasi asam

laktat adalah proses aerob, udara yang berasal dari lingkungan atau

pun yang berasal dari hijauan menjadikan reaksi aerob terjadi. Hasil

reaksi aerob yang terjadi pada fase awal fermentasi silase

menghasilkan asam lemak volatile, yang menjadikan pH turun (Stefani

et al., 2010)

Kualitas silase diperlihatkan oleh beberapa parameter yaitu pH, suhu,

warna, dan kandungan asam laktatnya. Silase yang baik mempunyai

pH antara 3,8-4,2 dengan tekstur yang halus, berwarna hijau

kecoklatan, bila dikepal tidak keluar air dan bau, kadar air 60-70% dan

bauhnya wangi (Ratnakomala, dkk., 2006)

Selain itu faktor yang mempengaruhi kualitas silase secara umum juga

dipaparkan yaitu kematangan bahan dan kadar air, besar partikel

bahan, penyimpanan pada saat ensilase dan aditif. Kualitas silase juga

dipengaruhi oleh 1) karakteristik bahan (kandungan bahan kering,

kapasitas buffer, struktur fisik dan varietas), 2) tata laksana


pembuatan silase (besar partikel, kecepatan pengisian ke silo,

kepadatan pengepakan, dan penyegelan silo), 3) keadaan iklim (suhu

dan kelembaban) (Sapienza dan Bolsen, 1993).

III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum yang berjudul “ Silase Genjer dengan Inokulum Sawi” ini di lakukan

pada selasa 28 Maret 2019, di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu nampan plastik, gelas beaker

,plastic dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu inoculum bakteri

sawi, dedak dan genjer 2kg.


C. Cara Kerja

1. menyiapkan alat dan bahan ;

2. memasukan inoculum bakteri sebanyak;

3. menimbang genjer 2kg;

4. menaburkan dedak diatas genjer;

5. menyemprotkan inokulm bakteri;

6. menghomogenkan genjer tersebut;

7. memasukkan genjer kedalam plastic;

8. menyimpan genjer selama 7 hari;

9. membuka genjer selama 7 hari;

10. melakukan uji organoleptic pada genjer;

11. mencatat hasil pengamatan organoleptic.


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil seperti yang
tertera pada table berikut:

Tabel 1. Tabel Hasil Uji Organoleptik Silase Genjer


No Uji Organoleptik Urea 2%

1 Warna Coklat
2 Aroma Busuk
3 Tekstur Lembek
4 Ada Tidaknya Jamur Ada(+++)

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami akan memanfaatkan daun genjer untuk dicoba dibuat
sebagai silase. Sebelumnya silase itu sendiri adalah salah satu teknologi
pengolahan pakan dengan menggunakan inoculum bakteri. Inoculum bakteri yang
kamu gunakan yaitu dengan sari sawi yang sudah di fermentasi.

Silase yang baik menurut Ratnakomala, dkk., (2006) akan menghasilkan warna
haru., berwarna hijau kecoklatan dan bertekstur lembut. Jika dibandingkan dengan
hasil praktikum kami yang dapat dilihat di table 1 yaitu hasil silase kami tidak
baik bias dikategorikan gagal. Hal ini terjadi karena ada beberapa factor yang
mempengaruhi kulitas sialse itu sendiri.

Dalam pembuatan silase menurut Stefani et al., (2010) pemilihan bakteri asam
laktat sangat penting dalam proses fermetasi untuk menghasilkan silase yang
berkualitas baik. Penambahan bahan tambahan yang kami gunakan yaitu inokulm
bakteri yang berasal dari sawi yang sudah kami buat.

Kulaitas silase juga dipengaruhi oleh kadar air dari bahan itu sendiri. Genjer yang
kami gunakan masi memiliki kadar air yang cukup tinggi dan seharusnya pada
proses pembuatan silase harus dilayukan terlebih dahulu menurut Prabowo.,dkk
(2010). Pada praktikum kami kemarin genjer yang kami gunakan langsung
dipakai tanpa dilayukan terlebih dahulu sehingga hasil yang kami dapatkan,
setelah dibuka berbau busuk dan berair.

Proses dari silase itu sendiri menurut Stefani et., al (2010) yaitu ada 8 proses awal
dalam fermentasi asam laktat adalah proses aerob, udara yang berasal dari
lingkungan atau pun yang berasal dari hijauan menjadikan reaksi aerob terjadi.
Hasil reaksi aerob yang terjadi pada fase awal fermentasi silase menghasilkan
asam lemak volatile, yang menjadikan pH turun dan menimbulkan bau yang sedap
dan sedikit asam.

Jika silase yang kami buat berhasil, daun genjer yang sudah di fermentasi bias
diberikan kepada ternak. Silase berbeda dengan pakan hijauan segar. Pakan
hijauan segar itu merupakan pakan yang diberikan langsung ke ternak setelah di
ambil. Sedangkan silase melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
Manfaat dari pembuatan silase itu sendiri menurut Direktorat Pakan Ternak
(2011). yaitu untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang
terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya sehingga silase yang
terbentuk dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama, tanah banyak
mengurangi kandungan nutrisi dari bahan baku.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum kali ini yaitu :

1. Praktikan sudah mengetahui proses silase genjer yaitu dilakukan secara


anaerob pada prinsipnya dan bakteri asam laktat yang terbentuk
didalamnya sangat mempengaruhi kualitas silase.

2. Praktikan sudah mengetahui ciri ammoniasi yang baik yaitu berwarna


hijau kecoklatan, berteskstur lembut dan berbau harum.

3. Praktikan dapat membedakan bahan pakan segar dan silase yaitu bahan
pakan segar merupakan hijauan segar sedangkan yang dibuat silase
menghasilkan bau harum dan berwarna kecoklatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bolsen K dan Sapienza. 1993. Teknologi Silase: Penanaman, pembuatan dan


pemberiannya pada ternak. Penerjemah Riri BS. Martoyoedo. Kansas. Dioneer
Seeds.

(Direktorat Pakan Ternak). 2011. Pedoman Umum Pengembangan Lumbung


Pakan Ruminansia. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Mugiawati, R.E. 2013. Kadar Air dan pH Silase Rumput Gajah pada Hari ke-21
dengan Penambahan Jenis Additive dan Bakteri Asam Laktat. Jurnal Ternak
Ilmiah. 1 (1): 201-207

Prabowo, A., Susanti AE., dan Karman J. 2013. Pengaruh Penambahan Bakteri
Asam Laktat terhadap pH dan Penampilan Fisik Silase Jerami Kacang Tanah.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

Ratnakomala, S. 2006. Pengaruh Inokulum Lactobacillus plantarum 1A-2 dan


1BL-2 terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Biodiversitas. 7 (2): 131-134
Stefani, J. W. H., F. Driehuis, J. C. Gottschal, and S. F. Spoelstra. 2010. Silage
fermentation processes and their manipulation: Electronic Conference on Tropical
Silage. FAO: 6 – 33.

Anda mungkin juga menyukai