Anda di halaman 1dari 21

SEA POWER PLANT

Gruop 5 :
Name NIM
Ihsan Kamil 2017-11-266

Muhammad Aji Satrio W 2017-11-267

Uray Muhammad Devrifqi 2017-11-268

Christmas Desmonth 2017-11-269

Ahmad Kalfin Julian 2017-11-270

Class G

ELECTRICAL ENGINEERING
HIGH SCHOOL of PLN technique
West JAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk itu kita akan mencoba menggali informasi tentang tenaga ombak yang
sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-
daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak
di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan
sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi
ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa
dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2
meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.

Potensi tingkat teknologi saat ini diperkirakan bisa mengonversi per meter
panjang pantai menjadi daya listrik sebesar 20-35 kW (panjang pantai Indonesia
sekitar 80.000 km, yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, dan sekitar 9.000 pulau-
pulau kecil yang tidak terjangkau arus listrik nasional, dan penduduknya hidup dari
hasil laut). Dengan perkiraan potensi semacam itu, seluruh pantai di Indonesia
dapat menghasilkan lebih dari 2~3 Terra Watt Ekuivalensi listrik, bahkan tidak
lebih dari 1% panjang pantai Indonesia (~800 km) dapat memasok minimal ~16
GW atau sama dengan pasokan seluruh listrik di Indonesia tahun ini.
1.2 Rumsan masalah

1.Apa faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga
gelombang laut di Indonesia ?
2.Apa peran pemerintah dalam menjalankan pembangkit listrik?
3.Bagaimana cara keraja dari Pembangkit litrik Tenaga Gelombang Laut?

1.3 Batasan masalah


1.Pembangkit hanya berada di sekitar pesisir pantai dan laut tertentu di Indonesia
2.Anggaran dan lama pembuatan pembangkit listrik tenaga gelombang laut tidak
di cantumkan
BAB 2
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA LAUT

Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat
sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan
ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang
ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung
yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombat surut. Gerakan
udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang
dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat alat khusus yang
dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun
arus udara dalam tabung beton bergerak dalam 2 arah.

Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik, yaitu
dengan sistem off-shore (lepas pantai) atau on-shore (pantai).
Sistem off-shore dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme
kumparan yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi.
Listrik dihasilkan dari gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan
bandul dalam (internal pendulum). Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan
yang mengikuti gerakan gelombang berpengaruh pada pipa penghubung yang
selanjutnya menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara lain untuk menangkap
energi gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan membangun sistem
tabung dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang bawah
pelampung sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas pelampung.
Gerakan perpindahan udara inilah yang menggerakkan turbin.
Sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system,
float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya,
energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara
langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang
kemudian mengaktifkan turbin generator.

1. Float System

Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan rotasional
pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit yang mengambang atau alat yang
tertambat di dasar laut dan dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung
ini menimbulkan tekanan hidrolik yang kemudian diubah menjadi listrik. Menurut
penelitian, deretan rakit sepanjang 1000 km akan mampu membangkitkan energi listrik
yang setara dengan 25000 MW.

2. Oscillating Water Column System

Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang
dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin. Sederhananya, OWC merupakan salah satu sistem dan
peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik
dengan menggunakan kolom osilasi.Alat OWC ini akan menangkap energi
gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau
osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik
sehingga menghasilkan listrik.

3. Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)

Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang
dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang dan menyalurkannya
melalui saluran ke dalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang
ditinggikan.Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan
untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.

Spesifikasi platform sistem energi yang Terkait.

Sistem ini kontrol pada pembangkit tenaga gelombang laut terdiri dari
fisik, generator turbin drive, dan inersia.Area turbin dan torsi reaksi generator
dapat dikontrol oleh berbagai tegangan dan kontrol frekuensi.Ada beberapa
sistem pendukung lainnya, misalnya rem dan katup. Sistem kontrol dalam
pembangkit harus berhubungan satu sama lain.Gambar dibawah ini
menunjukkan turbin yang dikendalikan oleh suatu algoritma pitch dan kombinasi
drive generator yang dikendalikan oleh suatu algoritma daya.Untuk prototipe
pertama,controlsystem yang dibuat harus kuat, efisien dan stabil.Salah satu
contoh sistem kontrol pada pembangkit misalnya pada turbin.Turbin akan
dikontrol untuk menghasilkan torsi maksimum,sehingga sebuah inherent inertia
akan digunakan untuk memperhalus pengaruh gelombang dan menjaga agar
keseluruhan sistem dapat tuning sendiri.Turbin udara pada aliran unsteady atau
bi-directional dapat menghasilkan daya yang lebih bersih jika kecepatan rotasi
bervariasi.Karena alasan inilah maka diputuskan untuk secara aktif mengontrol
kecepatan sistem dalam hubungannya dengan torsi turbin.

Teknik Pengukuran, Instrumentasi dan Kontrol


Prediksi daya yang dapat dibangkitkan melalui tenaga ombak dilakukan
dengan memanfaatkan data angin.Angin yang bertiup di permukaan laut
merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut.Angin yang
berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air.Semakin
lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang
terbentuk.Menurut teori Sverdrup,Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan
angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot
atau setara dengan 5 m/det.Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang
digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal
(CERC,1984).Persamaan yang digunakan adalah: dimana F adalah panjang
fetch,UA adalah faktor stress angin, dan g adalah percepatan gravitasi.Sedangkan
daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung dengan
menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu: dimana P adalah daya (kW/m
panjang gelombang), H adalah tinggi gelombang (m), S adalah perioda (detik),
dan Tz adalah zero crossing period.Daya yang terkandung dalam ombak juga
dirumuskan oleh K.Hulls dalam bentuk sebagai berikut:dimana P adalah daya, b
adalah berat jenis air laut, g adalah percepatan gravitasi, T adalah periode
gelombang, dan H adalah tinggi ombak rata-rata.

Perkembangan Teknologi
Berbagai macam riset dan teknologi telah diterapkan oleh beberapa lembaga
dan perusahaan untuk mengembangkan madel baru bagi sistem konversi energi
tenaga ombak ini sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.
Beberapa contoh perusahaan tersebut adalah:

1.Renewable Energy Holdings

Perusahaan yang memmunculkan idede untuk menghasilkan listrik dari tenaga


ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai
sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari
ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah
silinder.
2. SRI International

Konsep pemakaian sejenis plastik khusus bernama elastomer dielektrik yang


bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan melalui elastomer tersebut,
elastomer akan meregang dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer
tersebut dikompresi atau diregangkan, maka energi listrik pun timbul.
3.BioPower System

Mengembangkan inovasi sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput laut mekanik


untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula dari ketika arus ombak
menggoyang sirip ekor mekanik dari samping ke samping sebuah kotak gir akan
mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan searah yang menggerakkan
sebuah generator magnetik. Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan cara
yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak di permukaan laut dan
menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi
listrik.

4.Ocean Power Technologies

Perusahaan ini mebuat tabung-tabung yang sekilas terlihat seperti ular


mengambang di permukaan laut (dengan sebutan Pelamis) sebagai penghasil
listrik.Setiap tabung memiliki panjang sekitar 122 meter dan terbagi menjadi
empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat ini akan menyebabkan tabung
silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral. Gerakan yang
ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang
selanjutnya memompa cairan hidrolik bertekanan melalui sebuah motor untuk
menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung
ditahan di dasar laut menggunakan jangkar khusus.Kiri: Pelamis Wave Energy
Converters dari Ocean Power Delivery. Tengah:Rumput laut mekanik yang
disebut juga Biowave. Kanan: Sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas,
sebenarnya memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dibangun sistem
pembangkit listrik tenaga ombak karena laut-laut di Indonesia memiliki arus
yang kuat dan ombak yang cukup besar, terutama di tempat-tempat yang
menghadap ke Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Laut Indonesia adalah
satu-satunya jalur yang mempertemukan massa air Samudera Pasifik dengan
Samudera Hindia, dan tiap detiknya jalur ini dilewati oleh kurang lebih 15 juta
meter kubik air laut.

Percobaan pengembangan instalasi untuk memanfaatkan energi


gelombang dengan sistem Oscillating Water Column pernah dilakukan di pantai
Baron, Yogyakarta, namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang
memuaskan.

3.2 SARAN

Untuk pengembangan energi alternatif yang terbarukan dibutuhkan


regulasi oleh pemerintah.Regulasi yang dibutuhkan berhubungan dengan tata
niaga sumber energi dan perangkat hukum sehingga energi alternatif dapat
diperdagangkan. Ketiadaan subsidi dana untuk riset dan produksi energi
alternatif merupakan kendala serius. Hal ini berdampak terhadap peningkatan
kualitas dan pemanfaatan sumber energi alternatif belum bisa memberikan nilai
tambah yang besar. Selain itu juga kurangnya dukungan kelembagaan,
dukungan fiskal dan moneter serta dukungan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://rendyafriansyah132.wordpress.com/divisi-elektron/pembangkit-listrik-
tenaga-gelombang-laut-pltgl/

2. http://informationskami.blogspot.co.id

3. https://www.scribd.com/doc/97346626/Makalah-Energi-Pasang-Surut-Ombak-
Laut-1-Rev-1

4. http://www.academia.edu/7189235/BAB_I_II_III_IV_V_DAFTAR_PUSTAKA

5. http://kingbuster.blogspot.co.id/2015/09/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
ombak.html
CHAPTER 1
PRELIMINARY

1.1 Background
For that we will try to dig up information about the wave power that has been
used by many countries, including Indonesia. Based on a survey conducted by the
Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) and the
Government of Norway since 1987, it is seen that many coastal areas have the
potential to be powered waves. Waves along the South Coast of Java Island, above
the Irian Jaya Bird Head, and the west of Sumatra Island are well suited for
supplying electrical energy. Conditions such waves are certainly very profitable,
because high waves that could be considered potential to generate electrical energy
is about 1.5 to 2 meters, and this wave does not break until it reaches the shore.
The current potential for technological level is estimated to convert per meter
of coastal length to 20-35 kW of electricity (Indonesia's coastline is about 80,000 km,
consisting of about 17,000 islands, and about 9,000 small islands not covered by
national electricity, and its inhabitants live from marine products). With an estimate of
such potential, the entire coast of Indonesia can produce more than 2 ~ 3 Terra Watt
Electric equivalents, not even more than 1% of the coastline of Indonesia (~ 800 km)
can supply a minimum of ~ 16 GW or equal to the supply of all electricity in
Indonesia This year.

1.2 Problem formulation


1.What are the constraints in the development of ocean wave power plants in
Indonesia?
2.What is the role of the government in running the power plant?
3. How is the royal power of the Sea Wave Power Plant?

1.3 Limitation of the problem


1.Pembangkit only around certain coastal and sea in Indonesia
2.The budget and duration of sea wave power generation are not listed
CHAPTER 2
SEA POWER PLANT

In general, the working system of sea wave power plants is very simple. A
concrete tube is installed at a certain height on the beach and its ends are installed
below sea level. When there are waves coming to the shore, the water in the
concrete tube pushes the air in the tube located on land. The opposite movement
occurs when the omic subsides. This alternating air movement is used to rotate the
turbine connected to a power plant. There is a special tool mounted on the turbine so
that the turbine rotates in only one direction even though the air current in the
concrete tube moves in two directions.
There are two ways to convert ocean wave energy into electricity, ie by off-
shore (offshore) or on-shore (beach) systems. The off-shore system is designed at a
depth of 40 meters with a coil mechanism that utilizes the movement of waves to
pump energy. Electricity is generated from the relative movement between the
external hull and the pendulum in (internal pendulum). The ups and downs of the
floating pipe on the surface following the wave motion affect the connecting pipe
which further moves the rotation of the underwater turbine. Another way to capture
the energy of ocean waves with off-shore systems is by constructing a tube system
and utilizing the wave motion that enters the bottom space of the buoy so that the air
moves into the upper part of the buoy. It is this air movement movement that drives
turbines. On-shore system, there are 3 methods that can be used, namely channel
system, float system, and oscillating water column system. Generally, in principle,
the mechanical energy created by these systems activates the generator directly by
transferring the fluid wave (water or air drive) which then activates the generator
turbine.
1. Float System

This tool will generate electricity from the vertical and rotational results of
buoys and can be tethered to floating raft strands or tools tethered to the seabed and
connected with Cockerell hinges. This float motion gives rise to hydraulic pressure
which is then converted into electricity. According to research, a raft of 1000 km will
be able to generate electrical energy equivalent to 25000 MW.

2. Oscillating Water Column System

This device generates electricity from the rise and fall of water due to waves
in a hollow cylindrical tube. The ups and downs of this water column will result in the
exit of air in the upper hole of the pipe and the turbine. Simply put, OWC is one of
the systems and equipments that can convert ocean wave energy into electrical
energy by using oscillation column. This OWC tool will capture wave energy on
OWC door hole, resulting in fluctuation or oscillation of water movement in OWC
space, then air pressure this will drive the turbine blades that are connected to the
electric generator to generate electricity.

3. Channel System (Wave Surge or Focusing Devices)

This equipment is commonly referred to as a tapered channel or tapered


canal or tapchan system, mounted on a canal structure built on the shore to
concentrate waves and channel through channels into trap buildings such as artificial
lagoons. The water that flows out of the pond This reservoir is used to generate
electricity by using standard hydropower technology.

Specifications of the associated energy system platform.

This system of controls on ocean wave power plants consists of physical,


drive, turbine generators and inertia. Turbine turbine and generator torque reactions
can be controlled by various voltages and frequency controls. There are several other
support systems, for example brakes and valves. The control system in the generator
must be related to each other. The picture below shows a turbine controlled by a pitch
algorithm and a drive generator combination controlled by a power algorithm. For the
first prototype, the controlsystem created must be robust, efficient and stable. control
on the plant eg in turbines. The turbine will be controlled to produce maximum
torque, so an inherent inherent will be used to smooth the wave effect and keep the
whole system tuned on its own. Air turbines in unsteady or bi-directional streams can
produce cleaner power if rotation speed varies. It is for this reason that it is decided to
actively control the speed of the system in relation to the turbine torque.

Measurement Techniques, Instrumentation and Control

Predictions power that can be generated through wave power is done by


utilizing wind data.Angin blowing at sea level is the main factor cause the occurrence
of sea waves.Angin blowing over the surface of water will move energy into the
water.Semakin and stronger wind blows, the more the wavelength is formed.
According to Sverdrup's theory, the Munk and Bretchneider (SMB) minimum wind
speeds that can generate waves are about 10 knots or equivalent to 5 m / s. To convert
high and wave periods wave equations are used for shallow waters (CERC, 1984 ).
The equations used are: where F is the fetch length, UA is the wind stress factor, and
g is the acceleration of gravity. Whereas the power that can be generated from wave
energy is calculated using the wave power equation, ie: where P is power (kW / m
wavelength), H is wave height (m), S is period (seconds), and Tz is ze ro crossing
period. The force contained in the waves is also formulated by K. Hulls in the form as
follows: where P is power, b is the gravity of sea water, g is the acceleration of
gravity, T is the wave period, and H is the average wave height .

Technological development

Various researches and technologies have been applied by several agencies


and companies to develop new madel for this wave energy conversion system so that
it can produce higher efficiency. Some examples of such companies are:
1.Renewable Energy Holdings

Companies that generate idede to generate electricity from wave power using
seabed equipment near the seaside are somewhat similar to Pelamis. The principle
uses the up and down motion of the waves to move the piston up and down in a
cylinder.

2. SRI International

The concept of using a special type of plastic named elastomer dielektrik that
reacts to electricity. When electricity is passed through the elastomer, elastomers will
be stretched and compressed alternately. Conversely, if the elastomer is compressed
or stretched, then electrical energy arises.
3.BioPower System

Developed the innovation of the artificial fish-tail-shark fin and seaweed


mechanics to capture energy from the waves. The idea starts from when the wave
currents shake the mechanical tail fins from side to side a gear box will change the
oscillation motion into a direct movement that drives a magnetic generator. Seaweed
mechanics work in the same way, by capturing the waves at sea level and using a
similar generator to convert the movement of the sea into electricity

4.Ocean Power Technologies

The company manufactures tubes that glimpse like snakes floating on the
surface of the sea (with the title Pelamis) as an electricity generator. Each tube has a
length of about 122 meters and is divided into four segments. Any waves through this
tool will cause the cylinder to move vertically or laterally. The resulting movement
will push the piston between each segment connection which further pumps the
pressurized hydraulic fluid through a motor to drive the electric generator. In order
not to get carried away, each tube is held in the bottom of the sea using a special
anchor. Left: Pelamis Wave Energy Converters from Ocean Power Delivery. Middle:
Seaweed mechanics also called Biowave. Right: The tail of an artificial shark called
Biostream.
CHAPTER 3

COVER

3.1 CONCLUSION

Indonesia, as an archipelagic country with vast territorial waters, actually has


many potential locations for the construction of wave power plants because the seas
in Indonesia have strong currents and large waves, especially in places facing the
Indian Ocean and the Pacific Ocean. The Indonesian sea is the only route that
brings the Pacific Ocean water masses to the Indian Ocean, and each pass is
passed by approximately 15 million cubic meters of seawater each. Experimental
installation of the installation to utilize wave energy with Oscillating Water Column
system has been done in Baron beach, Yogyakarta, but until now has not shown
satisfactory results.

3.2 SUGGESTIONS

For the development of alternative renewable energy regulation is required by


the government. The required regulation relates to the trading system of energy
sources and legal instruments so that alternative energy can be traded. The absence
of subsidized funds for research and alternative energy production is a serious
constraint. This has an impact on improving the quality and utilization of alternative
energy sources can not provide great added value. In addition, the lack of
institutional support, fiscal and monetary support and support provisions of
legislation.

Anda mungkin juga menyukai