Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka didapat kesimpulan:


1. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti mandi, mencuci, masak,
untuk kebersihan dan lain sebagainya;
2. Penentuan unit pengolahan air minum berdasarkan kondisi eksisting dan
kualitas air baku yang akan dijadikan sumber dibandingkan dengan standar
baku air minum sehingga dapat ditentukan unit-unit pengolahan yang harus
digunakan untuk mendapatkan kualitas air sesuai dengan tujuan pengolahan.
Standar baku mutu yang digunakan adalah PP RI No. 82 Tahun 2001 dan
Permenkes RI No. 492 Tahun 2010;
3. Sumber air baku yang digunakan adalah mata air dengan menggunakan
bangunan penangkap brouncaptering;
4. Parameter yang memenuhi baku mutu berdasarkan kondisi eksisting yaitu serta
yang tidak memenuhi yaitu ;
5. Berdasarkan perbandingan beberapa parameter dengan standar baku mutu
maka pengolahan air minum yaitu: bangunan penangkap brouncaptering,
prasedimentasi, koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi (saringan pasir cepat),
desinfeksi dan reservoar;
6. Debit air buangan yang akan diolah:
a. Qmax = 1,036 m3/dt;
b. Qrata-rata = 0,690 m3/det.
7. Unit pengolahan yang digunakan pada Kota Pariaman ini adalah:
a. Pengolahan dengan koagulasi menggunakan 2 bak;
b. Pengolahan dengan flokulasi menggunakan 2 bak;
c. Pengolahan dengan sedimentasi menggunakan 2 bak berbentuk persegi
panjang;
d. Pengolahan filtrasi dilakukan dengan menggunakan filtrasi saringan pasir
cepat;
e. Desinfeksi dilakukan secara injeksi klorin dimana sebelumnya dilakukan
pembuatan pelarut dengan menggunakan 2 bak;
f. Reservoar menggunakan 4 kompartemen.
8. Berdasarkan headloss pada masing-masing unit pengolahan serta
penggambaran profil hidrolisnya, sistem pengaliran yang digunakan dalam
sistem transmisi sistem gravitasi. Sistem distribusi dari reservoir ke daerah
pelayanan menggunakan sistem gravitasi, diharapkan daerah pelayanan dapat
terlayani seluruhnya.

6.2 Saran

Ada beberapa saran dari penyusun untuk lebih memudahkan pengerjaan tugas
besar selanjutnya, yaitu:
1. Pada pengolahan air minum, agar lebih diperhatikan lagi parameter dan
kualitas air bakunya dan dibandingkan dengan referensi yang akurat agar di
dapat pengolahan yang tepat untuk air baku tersebut;
2. Diharapkan Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
(PBPAM) ini dapat membantu perencana sebagai pedoman dalam perencanaan
suatu Instalasi Pengolahan Air Minum suatu kota. Oleh karena perencana telah
memiliki pedoman perencanaan, sehingga tidak perlu mendesain ulang unit
pengolahan yang akan digunakan sehingga dapat mengefisienkan biaya dan
waktu pelaksanaan;

VI-2

Anda mungkin juga menyukai