M
DI RT 04 RW 08 KELURAHAN PONDOK LABU JAKARTA SELATAN
Disusun Oleh :
Pembimbing
Kartikaningtyas, S.Kep, Ners
Devi Azriani, M.Keb
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya serta usaha yang dilakukan, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kolaborasi Antar Profesi pada Keluarga Ny.M”.
Telah banyak bantuan yang diberikan kepada kami baik dalam bentuk moril maupun
materil. Tanpa bantuan tersebut, makalah ini tidak dapat diwujudkan.Untuk itu kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini terselesaikan dengan baik. Rasa terima kasih kami sampaikan terutama kepada
Kelurga Ny. Magdalena yang telah bersedia di lakukan nya Praktik Kolaborasi Antar profesi ,
ibu Devi Azriani M.keb dan ibu Kartikaningtyas S.kep, Ners selaku dosen pembimbing
dalam Kolaborasi Antar Profesi pada keluarg Ny.M. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas budi baik kepada semua pihak yang telah disebutkan diatas. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dengan harapan bahwa karya tulis ini
akan menjadi semakin baik.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan memperluas
wawasan kita semua.Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 9
i
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB 2.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................3
1. Definisi IPE.............................................................................................................................3
BAB 3...................................................................................................................................................15
PELAKSANAAN.....................................................................................................................................15
A. Pengkajian................................................................................................................................15
C. Perencanaan............................................................................................................................18
D. Implementasi...........................................................................................................................18
E. Evaluasi....................................................................................................................................19
BAB 4...................................................................................................................................................22
ii
PEMBAHASAN......................................................................................................................................22
BAB 5...................................................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................................................26
A. Kesimpulan..............................................................................................................................26
B. Saran........................................................................................................................................26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat
diperoleh dari kolaborasi yang baik antar profesi seperti dokter, perawat, & apoteker
dalam kerjasama tim (Keith, 2008). Salah satu upaya dalam mewujudkan kolaborasi
yang efektif antar profesi perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui
proses pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan
menggunakan strategi Interprofessional Education (IPE) (WHO, 2010).
Menurut Hammick (2007), dalam buku A Best Evidence Systematic Review of
Interprofessional Education mengatakan bahwa pelaksanaan IPE dalam proses
pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, hal tersebut diperkuat
dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Noor Ariyani (2017), bahwa kualitas
layanan yang baik tergantung pada profesional yang bekerja sama dalam tim
interprofessional. Komunikasi interprofesional yang digunakan adalah SBAR
(Situation-Background Assessment-Recommendation).
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari model Interprofessional
Education (IPE), yaitu membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan
untuk mampu terlibat dan berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan
(problem solving), serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (HPEQ
Project, 2011 & Barr, 2012).
Permasalahan sumber daya manusia kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan
merupakan faktor penentu terhadap rendahnya kualitas pelayanan kesehatan sehingga
diperlukan berbagai tindak upaya penyelesaian masalah tersebut. Salah satu upaya yang
dicanangkan oleh World Health Organization (WHO) untuk mengatasi permasalahan
sumber daya manusia kesehatan serta sistem pelayanan kesehatan adalah dengan
penerapan praktek kolaborasi diantara tenaga kesehatan dengan berbasis pada patient
centered. Dalam konsep praktek kolaborasi, tenaga kesehatan akan secara bersama-
sama berkolaborasi dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi
1
masyarakat. Selain itu fokus pelayanan kesehatan dalam praktek kolaborasi tidak lagi
pada professional centered, melainkan pada patient centered
Berdasarkan data yang kelompok dapatkan tepatnya di Jalan Tridarma II RT 04
RW 08 Kelurahan Pondok Labu kecaamatan cilandak yaitu jumlah kartu keluarga
sebanyak 88 dengan jumlah ibu hamil 2 orang, balita 31, serta 26 lansia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memahami pentingnya kolaborasi antar profesi
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep pendidikan kolaborasi antar profesi.
b. Mempraktikan nilai-nilai / etik antar profesi pada tatanan nyata.
c. Mempraktikan peran dan tanggung jawab antar profesi pada tatanan nyata.
d. Mempraktikan komunikasi efektif antar profesi pada tatanan nyata.
e. Mempraktikan kerjasama tim antar profesi pada tatanan nyata.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi IPE
Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan
dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
memiliki perbedaan latar belakang profesi dan melakukan pembelajaran
bersama dalam periode tertentu, adanya interaksi sebagai tujuan utama dalam
IPE untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif.
Menurut American Collage of Clinical Pharmacy (ACCP) tahun 2009
Interprofessional dalam dunia kesehatan merupakan bentuk perawatan
kesehatan yang melibatkan berbagai profesi kesehatan. IPE merupakan hal yang
potensial sebagai media kolaborasi antar professional kesehatan dengan
menanamkan pengetahuan dan skill dasar dalam masa pendidikan (Mendez et
al, 2008).
Definisi IPE yang sering digunakan dari The Centre on Advancement of
Interprofessional Education (CAIPE, 2002) adalah suatu upaya dalam
pembelajaran yang terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa program studi
kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama dan kualitas pelayanan kesehatan. Praktek kolaborasi terjadi ketika
penyelenggara pelayanan kesehatan bekerja dengan orang yang berasal dari
profesinya sendiri, luar profesinya sendiri, dan dengan pasien atau klien serta
keluarganya.
Mendez et. al.,(2008) IPE merupakan hal yang potensial sebagai media
kolaborasi antar profesional kesehatan dengan menanamkan pengetahuan dan
skill dasar antar profesional dalam masa pendidikan. IPE merupakan hal yang
penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antar profesional
yang ada dengan mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi
yang terlibat di dalamnya.
3
2. Tujuan Interprofessional Education (IPE)
Menurut (Hammick et al, 2007) Hasil yang diharapkan dari IPE dapat
diklasifikasikan antara lain reaksi, modifikasi sikap dan persepsi, kemahiran
pengetahuan dan keterampilan, perubahan perilaku, perubahan dalam praktik
organisasi, serta manfaat untuk pasien dan klien. Tujuan lain dari pelaksanaan
IPE sendiri yaitu untuk meningkatkan pemahaman tentang interdisipliner dan
rasa kerjasama, untuk membina kejasama yang kompeten, untuk membuat
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien, dan untuk meningkatkan
kualitas pengobatan pasien yang komprehensif (Cooper, 2001).
Menurut WHO (2010), hasil dari pelaksanaan IPE dapat
dikelompokkan menurut domain, antara lain (1) kerja tim: mampu menjadi
seorang pemimpin dan mengetahui hambatan dalam kerja tim; (2) peran dan
tanggungjawab: mampu memahami area kompetensi masing-masing profesi
dan melakukannya dengan penuh tanggung jawab; (3) komunikasi: mampu
mengungkapkan pendapat dan mampu menjadi pendengar yang baik terhadap
anggota tim yang lain; (4) pembelajaran dan refleksi yang kritis:
menggambarkan adanya hubungan yang kritis dalam tim, mentransfer
Interprofessional learning ke dalam lingkungan kerja; (5) hubungan dengan
dan mengenali kebutuhan pasien: mampu bekerjasama dalam kepentingan
pasien sebagai mitra dalam manajemen perawatan; (6) etika praktik:
memahami pandangan dari stereotype dari diri sendiri dan profesi lain,
mengakui bahwa pandangan yang dimiliki oleh setiap petugas kesehatan itu
sama pentingnya dan berlaku.
4
3) Mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk bekerja-sama di dalam tim
dan memcahkan masalah klien
4) Mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berfokus pada klien dengan melibatkan multidisiplin;
5) Mahasiswa dapat belajar tentang peran dan fungsi yang overlapping
antara satu profesi dengan profesi lainnya, dan bagaimana menangani
ovelapping itu dengan baik utuk mencapai layanan kesehatan yang
aman, efektif dan efisien
5
c. Manfaat bagi Pelayanan kesehatan
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan;
2) Meningkatkan efisiensi pelayanan dengan menurunkan duplikasi
tindakan yang tidak diperlukan dari berbagai profesi dan duplikasi
pecatatan dan pelapor;
3) Meningkatkan keselamatan klien;
4) Meningkatkan outcome kesehatan pasien.
6
d. Pendidikan antar profesi ini harus melibatkan lahan praktek, sehingga
pelaksanaan pendidikan antar profesi bisa dilaksanakan pada tahap praktek
klinik;
e. Perlibatan tim dari antar profesi harus dimulai sedini mungkin pada tahap awal
persiapan dan dipertahankan sampai tahap evaluasi;
f. Kohesifitas tim pengembang pendidikan antar profesi harus solid dan harus
mengurangi ego masing-masing profesi. Proses dan aktifitas tim ini juga harus
merefleksikan kolaborasi;
g. Pendidikan antar profesi harus dimulai dengan metode yang lebih mudah
terlebih dahulu, misalnya dengan merancang projek ekstra kurikuler yang
melibatkan kerjasama antar profesi;
h. Kompetensi yang dirumuskan harus memperhatikan prinsip-prinsip:
Berfokus pada klien (individu, keluarga dan masyarakat;
Memperhatikan proses bukan hanya penyampaian kompetensi;
Dapat di aplikasikan pada semua profesi;
Merupakan komptensi belajar sepanjang hayat;
Menstimulasi active learning;
Berdasarkan prinsip pembelajaran orang dewasa.
i. Dalam mengintegrasikan pendidikan antar profesi harus
mempertimbangkan
standard pendidikan masing-masing profesi dan masuk dalam sistem
akreditasi pendidikan tenaga kesehatan yang ada.
7
memberdakan profesi dokter dengan profesi lainya seperti perawat, bidan, ahli
gizi, ahli ke sehatan lingkungan dan sebaliknya. Kompetensi inin akan merujuk
pada peran, kewenangan dan lingkup praktik masing-masing profesi dan diatur
oleh undang-undang yang berlaku.
Kompetensi antar profesi atau kopetensi yang juga penting dimiliki oleh
semua tenaga kesehatan. Kompetensi inti kolaborasi antar profesi diperlukan
sebagai landasan dalam membuat kurikulum pada berbagai pendidikan profesi
terlibat, menentukan strategi pembelajaran dan evaluasi yang akan dilakukan. Ada
4 dominan dalam kompetensi antar profesi, yaitu nilai dan etik antar profesi, peran
dan tanggung jawab, komunikasi antar profesi dan kerja tim.
8
b. Menghargai martabat dan privasi klien dengan tetatp mempertahankan
kerhasiaan dalam memberikan pelayanan kesehatan berbasis tim;
c. Tetap memperhatikan perbedaan individu yang dimiliki oleh klien,
populasi dan tim antar profesi;
d. Menghargai keunikan budaya, nilai, peran, dan tanggung jawab, serta
keahlian anggota tim antar profesi;
e. Bekerja sama dengan klien, anggota tim dan semua yang berkontribusi
dalam pelayanan kesehatan;
f. Menciptakan hubungan saling percaya dengan klien, keluarga klien, dan
tim antar profesi;
g. Mendemontrasikan sikap etik dan kualitas pelayanan yang tinggi;
h. Mengelola dilema etik yang terjadi pada saat memberikan pelayanan
kepada klien dalam tim antar profesi;
i. Berperilaku jujur dan menjaga integritas dalam berintegrasi dengan
klien. Keluarga klien dan anggota tim antar profesi;
j. Menjadi kompetensi profesinya masing-masing sesuai dengan lingkup
prakteknya.
9
kepada klien dan populasi. Pernyataan umum tersebut terdiri dari kopetensi
spesifik berupa :
a. Mengkomukasikan peran profesi sendiri dan peran profesi lain secara
jelas kepada klien, keluarga dan tim profesi kesehatan lain;
b. Mengenali keterbatasan kemampuan pengetahuan dan keterampilan
profesi lain dalam tim
c. Melibatkan semua profesi yang terkait dalam pelayanan atau pemenuhan
kebutuhan klien
d. Menjelaskan peran dan tanggung jawab profesi lain dan bagaimana
antara profesi dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kepada
klien;
e. Menggunakan semua pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
tersedia di dalam tim antar profesi untuk dapat memberikan pelayanan
yang aman, tepat, waktu, efektif, efisien, dan adil;
f. Berkomuikasi dengananggota tim untuk mengklarisikasi peran masing-
masing anggota dalam pelayanan kesehatan kepada klien dan
masyarakat;
g. Menciptakan hubungan saling bertanggung jawab dengan profesi lain
untuk meningkatkan pelayanan dan saling menghargai;
h. Terlibat dalam pengemangan profesi danpengembangan antar profesi
untuk meningkatkan performa tim;
i. Menggunakan kemampuan yang unik dan tambahan dari masing-masing
profesi untuk mengoptimalkan pelayanan yang diberikan oleh tim;
10
kepada anggota tim. Banyak situasi konflik terjadi akibat adanya barier atau
hambatan dalam komunikasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tim
tidak berfungsi secara optimal.
Pernyataan umum kompetesnsi komunikasi antar profesi adalah :
berkomunikasi dengan klien ( individu, keluarga, dan komunikasi ), dan
profesi kesehatan lain dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab untuk
mendukung pendekatan tim. Pernyataan umum kompetensi tersebut terdiri
dari kompetensi spesifik:
a. Memilih alat dan teknik komunikasi yang efektif, termasuk teknologi
dan sisem informasi untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi antar
profesi yang dapat meningkatkan fungsi tim;
b. Mengorganisasikan dan mengkomunikasikan informasi kepada klien,
dan angota tim antar profesi dengan cara yang dapat dimengerti dan
menghindari termonologi yang hanya dimengerti oleh profesi sendiri;
c. Kemukakan pengetahuan yang dimiliki tentang klien dam perawat klien
dengan jelas, percaya diri, dan sikap menghargai;
d. Mendengarkan secara aktif dan mendorong anggota lain untuk
mengmukakan ide dan pendapatnya tentang klien dan perawatnya;
e. Memberikan umpan balik yang tepat waktu, sensitif dan konstruktif
kepada anggota tim dengan menghargai pendapat dan penilaian profesi
lain terhadap hasil kerja;
f. Menggunkan bahasa yang sesuai dan sopan ketika menghadapi situaso
yang sulit, percakapan yang sensitif dan konflik antar profesi;
g. Mengenal keunikan profesi masing-masing termasuk spesialisasi,
budaya, pengaruh, dan hiraki agar tercipta komunikasi yang efektif;
h. Berkomunikasi secara konsisten tentang pentingnya kerja tim dalam
pelayanan berpusat pada klien.
11
(individu, keluarga, dan masyarakat). Sering sekali terjadi konflik didalam tim
antar profesi diakibatkan oleh ketidak mampuan anggota tim berperan sesuai
dengan peran nya didalm. Oleh karena itu kepemimpinan didalam tim antar
profesi sangat diperlukan agar mamfasilitasi komunikasi dan kerja sama antar
anggota untuk untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Peran pemimpin
juga sangat diperlukan untuk memfasilitasi keahlian masing-masing anggota
tim sehingga dengan demikian pelayanan kepada klien dapat di koordinasikan
dengan tepat dan efektif.
Pernyataan umum kompetensi untuk bekerja di dalam adalah
memaplikasikan nilai-nilai membangun kelompok dan membangun prinsip
dinamika kelompok muntuk melaksanakn fungsi tim secara efektif. Pernyataan
umum kompetensi tersebut terdiri dari kompetensi spesifik:
a. Mendeskripsikan proses pengembangan tim dan berlatih tentang tm yang
efektif;
b. Membangun konsensus tentang prinsip-prinsip etik untuk memadu semua
aspek pelayanan kepada klien dan kerja tim;
c. Melibatkan profesi kesehatan lain yang sesuai apabila diperlukan untuk
situasi tertentu;
d. Mengintegrasikan pengetahuan dan ketermpilan proses lain yang sesuai
untuk situasi tertentu tertentu;
e. Mengaplikasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang mendukung praktek
kolaborasi dan efektivitas tim;
f. Motivasi diri sendiri dan anggota tim lainnya untuk dapat mengelola
ketidak setujuan secara konstruksi. Ketidak setujuan biasanya berkaitan
dengan nilai, peran, tujuan dan tindakan.
g. Berbagai akontabilitas dengan profesi lain, dengan pasien dan komunitar
untuk mencapai tujuan promosi kesehatan;
h. Memperlihatkan pencapaian performance yang tinggi secara individu
untuk meningkatkan performan kelompok;
i. Menggunakan teknik atau strategi perbaikan kelompok untuk
meningkatkan efektifitas kerjasama antar profesi;
j. Menggunakan bukti-bukti yang tersedia untuk melakukan praktek kerja
tim;
12
k. Melakukan kerja sesuai peran dan fungsinya di dalam tim di dalam situasi
yang berbeda.
14
BAB 3
PELAKSANAAN
Pada hari Senin tanggal 04 Juni 2018 pukul 10.00 WIB kami berangkat
menuju posko RW 08 untuk berkumpul dan mendapatkan pengarahan dari para kader
dan Koordinator mata kuliah KAP sebelum kami melaksanakan praktik kerja
lapangan. Kami diarahkan untuk menuju rumah warga Bersama dengan ibu kader dan
fasilitator untuk melakukan pengenalan dengan keluarga. Masing-masing sub
kelompok melakukan perkenalan dengan keluarga yang telah ditentukan oleh kader
dan kami melakukan BHSP ( bina hubungan saling percaya ). Setelah itu kami
melakukan pengkajian kesehatan dengan anamnesa kepada keluarga dan melakukan
pemeriksaan fisik kepada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan peran dan
tugas yang sudah dibagikan oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah selesai
melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik kami melakukan kontrak waktu dengan
keluarga untuk kegiatan selanjutnya. kemudian kami kembali kekapus untuk
melakukan diskusi kelompok dan membahas kegiatan yang sudah kami lakukan
kepada keluarga dan rencana kegiatan selanjutnya yang akan kami lakukan kepada
keluarga. Kami juga membahas mengenai masalah yang kami temukan dari masing-
masing profesi dan menyusun rencana kolaborasi dari setiap profesi untuk keluarga
16
sesuai dengan masalah kesehatan masing-masing. Serta kami membagi peran sesuai
dengan kewenangan dari profesi masing-masing.
Pada hari Selasa, 05 Juni 2018 pukul 08.00 kami melakukan pertemuan
dengan fasilitator untuk melaporkan hasil kegiatan dilapangan maupun kegiatan
dalam kelompok. Kami juga membahas hasil pengkajian, masalah-masalah kesehatan
yang kami temukan dalam keluarga dan juga rencana yang akan kami lakukan pada
keluarga. Setelah itu kami berangkat menuju rumah warga untuk melakukan
intervensi terhadap masing-masing masalah yang kami temukan. Sesampainya kami
disana, kami langsung melakukan pengkajian untuk melengkapi data yang masih
kurang, dan beberapa mahasiswa yang lain ada yang melakukan intervensi kepada
keluarga yaitu memberikan Pendidikan kesehatan oleh mahasiswa Kebidanan
mengenai pemenuhan nutrisi untuk balita yang mengalami gizi kurang khususnya
pada anak Elita Ramanda. Selain itu kami juga memberikan Pendidikan kesehatan
mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut oleh mahasiswa Keperawatan gigi
kepada keluarga khususnya pada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan masalah gigi. Setelah itu kami kembali ke kampus untuk berdiskusi
kembali dengan kelompok.
Pada hari Rabu 06 Juni 2018 pukul 10.00 kami berkumpul di Posko RW 08
untuk membahas agenda yang akan kami lakukan pada hari itu. Dalam pembahasan
kelompok, kami menjelaskan peralatan pendukung untuk melakukan intervensi
kepada fasilitator. Setelah itu, kami pergi menuju rumah keluarga untuk melakukan
intervensi yang belum terlaksana. Intervensi yang kami lakukan adalah memberikan
Pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan gizi untuk anak obesitas khususnya untuk
anak Annisa, kemudian Pendidikan kesehatan mengenai siklus mestruasi dan masa
kesuburan wanita, perwatan payudara, penanganan untuk putting susu datar kepada
Ny. Rina yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Kebidanan. Intervensi yang
dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan adalah memberikan Pendidikan
kesehatan mengenai hipertensi, mobilitas fisik, dan mengurangi resiko jatuh kepada
Ny. Rosdawati. Selanjutnya intervensi yang diberikan oleh mahasiswa Jurusan
Keperawatan Gigi adalah memberikan Pendidikan kesehatan mengenai cara menyikat
gigi yang baik dan benar kepada An. Elita dan An. Annisa. Setelah kami selesai
melakukan intervensi, kami kembali menuju kampus untuk melakukan diskusi
17
kelompok guna menyelesaikan laporan akhir mata kuliah KAP. Kami melakukan
diskusi di Aula Terpadu Poltekkes Kemenkes Jakarta 1, setelah diskusi kami lakukan,
kami langsung membuat laporan sesuai dengan pembagian tugas yang sudah
diberikan. Karena terbatasnya waktu, maka kami memutuskan untuk menyelesaikan
laporan pada esok hari.
Pada hari Kamis 07 Juni 2018 pukul 08.00 WIB kami kembali menyelesaikan
laporan yang belum terselesaikan. Setelah laporan selesai kami kerjakan, fasilitator
datang menemui kami dan memeriksa hasil pekerjaan kami. Setelah selesai diperiksa
oleh fasilitator, kami melakukan revisi laporan yang akan kami presentasikan
keesokan harinya yaitu hari Jum’at, 08 Juni 2018 di Aula Terpadu Poltekkes
Kemenkes Jakarta 1.
C. Kasus
1. Pengkajian
Pada hari Senin, 04 Juni 2018 pada pukul 10.00 WIB telah dilakukan
pengkajian atas nama keluarga Magdalena di Jalan Tridarma II rt 004/ rw 008 no. 16
Kecamatan cilandak Kelurahan pondok labu. Dengan suku bangsa jawa (solo), agama
katolik, dan tipe keluarga Extended Family. Adapun dalam satu rumah terdiri dari dua
keluarga, keluarga pertama terdiri dari ibu Magdalena (67th) sebagai kepala keluarga
dengan Pendidikan terakhir SD, tidak bekerja dan Memosa (24th) sebagai anak ketiga
dengan pendidikan terakhir SMA dan tidak bekerja. Sedangkan keluarga kedua terdiri
dari Maskurkiki (31th) sebagai kepala keluarga dan menantu ibu Magdalena,
Pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai Wiraswasta (usaha warung kopi),
Leliana (33th) sebagai istri dan anak kedua dari ibu Magdalena dengan Pendidikan
terakhir SMA dan bekerja sebagai Pegawai Swasta, Tania (15 bulan) sebagai anak dan
cucu dari ibu Magdalena.
18
tidak memiliki keluhan dan setelah dilakukan pengkajian pada anggota keluarga tidak
ditemukan masalah.
Keluarga tinggal dalam rumah milik pribadi dengan luas 60 m 2 dengan jumlah
ruangan terdiri dari 3 kamar, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu. Saat dilakukan
penelurusan, didapatkan rumah tidak memiliki ventilasi dan kurang pencahayaan
karena rumah tersebut terletak di dalam gang dan sinar matahari tidak dapat masuk ke
rumah. Sumber air berasal dari PAM dan keluarga mengatakan bila hujan, kondisi air
di rumah menjadi keruh dan berbau. Pengolaan sampah telah diatur dan diambil oleh
petugas sampah setiap 2 minggu sekali dengan biaya perbulan yaitu RP. 25.000.
Keluarga mengatakan terdapat jamban yaitu kloset. Setelah diselidiki, pada lantai 2
terdapat jentik-jentik nyamuk pada bak yang berisi air. Disekitar rumah terdapat
selokan dengan ukuran kecil sehingga berisiko terjadinya banjir.
Hasil pemeriksaan fisik pada Ibu Magdalena yaitu sebagai berikut: klien
mengatakan memiliki riwayat penyakit asam urat dan masalah kesehatan sekarang
19
yaitu klien mengatakan pernah menderita Diabetes Melitus sejak tahun 2008 hingga
saat ini dengan hasil GDS pada tanggal 5 Juni 2018 yaitu 358 dan klien juga
mengeluh susah BAB sudah 3 hari. Berat badan klien 45 kg dan Tinggi Badan 155 cm
dengan IMT 18, 73 (normal), hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu Tekanan
Darah 130/80 mmHg, Nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu
36,3℃. Klien mengatakan sering merasa sakit pada bagian lengan kanan dan kiri
menjalar ke bagian punggung dan klien mengeluh sering kesemutan pada ekstremitas
bawah. Kondisi mulut klien yaitu lidah tampak kotor, gigi tampak kotor dan terdapat
plak serta sisa makanan, terdapat karang gigi dan susunan gigi depan renggang.
Hasil pemeriksaan fisik pada Ibu Memosa yaitu sebagai berikut: Klien
mengatakan tidak ada keluhan fisik dan tidak pernah dirawat sebelumnya. Berat
badan klien 50 kg dan Tinggi badan 165 cm dengan IMT 18,36 (Normal), hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 90x/menit,
frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu 36,2℃. Dari hasil pemeriksaan mulut yaitu
terdapat gigi yang berlubang, gusi mudah berdarah, gigi tampak kotor dan terdapat
plak serta sisa makanan.
Hasil pemeriksaan fisik pada Anak Tania yaitu sebagai berikut: Berat badan 11
kg dan Tinggi Badan 74 cm dengan IMT 20,08 (Normal), hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital yaitu nadi 110x/menit, frekuensi pernafasan 30x/menit dan suhu 36℃. Dari
hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah kesehatan pada anak.
20
pengetahuan tentang diabetes melitus berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya. Sedangkan
pada anggota keluarga lainnya tidak ditemukan masalah Keperawatan.
b. Diagnosis Kebidanan
Masalah Kebidanan yang ditemukan adalah wanita usia subur dengan
kurangnya pengetahuan mengenai perawatan kebersihan genetalia dan payudara, serta
cara pencegahan kanker serviks dan kanker payudara.
c. Diagnosis Keperawatan Gigi
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang ditemukan pada ibu Magdalena yaitu
terdapat karang gigi dalam rongga mulutnya serta terdapat sisa akar pada rongga
mulutnya sedangkan pada anggota keluarga lainnya tidak ditemukan masalah
kesehatan gigi dan mulut.
3. Perencanaan
Rencana kolaborasi di dalam tim yang dilakukan untuk keluarga yaitu sebagai berikut:
pada Ibu Magdalena, kami memberikan Pendidikan kesehatan tentang mengatasi
konstipasi dan memberikan Pendidikan kesehatan tentang penyakit Diabetes Melitus,
kemudian melakukan backrub untuk memberikan rasa nyaman pada klien yang
dilakukan oleh Mahasiswa Keperawatan, kemudian memberikan Pendidikan kesehatan
tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta mendemonstrasikan cara menyikat
gigi yang dilakukan oleh Mahasiswa Keperawatan Gigi. Sedangkan pada Nona Mosa,
kami memberikan Pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan genetalia, serta
cara pencegahan kanker serviks dan kanker payudara dengan mendemonstrasikan cara
melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yang dilakukan oleh Mahasiswa
Kebidanan.
4. Implementasi
Pada hari Selasa, tanggal 05 Juni 2018 jam 10.45 WIB telah dilakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu oleh mahasiswa Keperawatan pada ibu Magdalena,
respon klien yaitu klien mengatakan senang setelah di cek gula dan hasil GDS 388
mg/dL. Pada pukul 10.50 WIB telah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan melakukan cara menyikat gigi oleh
Mahasiswa Keperawatan Gigi kepada ibu Magdalena dan nona Memosa, respon keluarga
yaitu keluarga mengatakan mengerti dengan materi yang diberikan dan keluarga dapat
menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan serta mendemonstrasikan kembali
cara menyikat gigi yang benar. Pada pukul 11.15 WIB telah dilakukan penyuluhan
kesehatan kepada ibu Magdalena mengenai konstipasi dan cara penanganannya, respon
21
klien yaitu klien mengatakan mengerti dengan materi yang dijelaskan, hasil yaitu klien
mendengarkan dengan baik dan mampu menjelaskan kembali mengenai konstipasi dan
cara penangannnya. Pada pukul 11.30 WIB telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital pada ibu Magdalena dengan hasil TTV : tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
76x/menit, frekuensi pernapasan 18x /menit, dan suhu 36,5℃ serta telah di lakukan
pemeriksaan tanda tanda vital pada nona Memosa dengan hasil TTV: tekanan darah
120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 20x/menit dan suhu 36,8℃. Pada
pukul 11.30 WIB dilakukan penyuluhan kesehatan tentang perawatan payudara dan
genetalia serta cara melakukan SADARI oleh mahasiswa Kebidanan pada Nona
Memosa, dengan respon klien yaitu klien mengatakan mengerti dengan materi yang
disampaikan dan hasil yaitu klien mendengarkan dengan baik dan mampu menjelaskan
kembali materi yang disampaikan. Pada pukul 11.45 WIB dilakukan intervensi teknik
relaksasi back rub oleh mahasiswa Keperawatan pada Ibu Magdalena, dengan respon
klien yaitu klien merasakan lebih nyaman setelah dilakukan relaksasi dan nyeri yang
dirasakan klien sedikit berkurang.
Pada hari Rabu, 6 Juni 2018 pada pukul 10.45 WIB telah dilakukan
pemeriksaan GDS oleh mahasiswa Keperawatan pada ibu Magdalena dengan hasil 351
mg/dL. Pada pukul 10.50 WIB telah dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital oleh
mahasiswa Keperawatan pada ibu Magdalena dengan hasil TTV: tekanan darah 130/80
mmHg, Nadi 90x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit, dan suhu 36,5℃. Pada pukul
11.00 WIB telah dilakukan penyuluhan kesehatan oleh mahasiswa Keperawatan tentang
penyakit Diabetes Melitus kepada ibu Magdalena dengan respon klien yaitu klien
mengatakan mengerti dengan materi yang disampaikan dan hasil yaitu klien mampu
menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. Pada pukul 11.30 WIB mahasiswa
Keperawatan menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait
penyakitnya di fasilitas kesehatan terdekat dengan respon klien yaitu klien menerima
anjuran yang diberikan dan mengatakan akan melakukan pemeriksaan ke fasilitas
kesehatan terdekat.
5. Evaluasi
Pada intervensi yang dilakukan pada Diagnosa 1 yaitu Pendidikan kesehatan
tentang konstipasi dengan hasil S : klien mengatakan mengerti dengan materi yang
dijelaskan O : tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 76x/menit, frekuensi pernapasan
18x /menit, dan suhu 36,5℃
22
Klien mampu menjelaskan kembali mengenai konstipasi dan cara
penangannnya. A : masalah konstipasi sebagian teratasi P : intervensi dilanjutkan :
-evaluasi apakah klien sudan BAB atau belum jika belum kaji penyebabnya. Pada
intervensi yang dilakukan pada diagnose 2 yaitu teknik relaksasi back rub dengan hasil, S
: klien merasakan lebih nyaman setelah dilakukan relaksasi dan nyeri yang dirasakan
klien sedikit berkurang. O : klien tampak tertidur saat dilakukan teknik relaksasi back rub
A : Masalah gangguan rasa nyaman teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan : -
anjurkan keluarga untuk melakukan teknik relaksasi back rub kepada klien. Pada
intervensi yang dilakukan pada diagnose 3 yaitu memonitor gula darah sewaktu dengan
hasil , S : Klien mengatakan klien mengatakan senang setelah di cek gula, O : gula darah
sewaktu klien 388 mg/dl, A : Masalah deficit pengetahuan tentang diabetes mellitus
belum teratasi, P : intervensi dilanjutkan : -monitor kadar gula darah sewaktu, edukasi
klien dan keluarga tentang diabetes mellitus.
Pada tanggal 06 Juni 2018, intervensi yang dilakukan pada diagnose 1 yaitu
mengevaluasi pengetaguan tentang konstipasi dan mengevaluasi apakah sudah bab atau
belum dengan hasil, S : Klien mengatakan sudah BAB tadi pagi 1 kali dengan
konsistensi padat warna coklat, O : perut klien tampak tidak keras, A : masalah konstipasi
teratasi, P : intervensi dilanjurkan : - anjurkan makan tinggi serat dan banyak minum air
putih. Pada intervensi diagnose ke 3 yaitu memonitor gula darah sewaktu dengan hasil ,
S : Klien mengatakan klien mengatakan senang setelah di cek gula, O : gula darah
sewaktu klien 351 mg/dl, A : Masalah deficit pengetahuan tentang diabetes mellitus
belum teratasi, P : intervensi dilanjutkan : -monitor kadar gula darah sewaktu. Pada
diagnose 3 yaitu melakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus dengan hasil,
S : yaitu klien mengatakan mengerti dengan materi yang disampaikan, O : klien dapat
menjelaskan kembali materi yang sudah di paparkan, A : masalah deficit pengetahuan
tentang diabetes mellitus teratasi, P : intervensi dilanjutkan : - memonitor gula darah
sewaktu.
Pada tanggal 05 Juni 2018, telah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tanda tanda vital oleh mahasiswa Kebidanan dengan hasil, S : klien mengatakan tidak
mengetahui tentang cara merawat kesehatan payudara dan kesehatan kemaluan serta
klien juga mengatakan tidak mengetahui cara pemeriksaan pada payudara sendiri. O :
hasil TTV : Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 90 x/menit, Frekuensi Nafas 20
x/menit, suhu 36,40C. Payudara tampak simetris, tidak terdapat kemerahan pada kulit
23
payudara dan sekitar payudara, pada payudara tidak terdapat seperti kulit jeruk, dan tidak
ditemukan benjolan. A : Wanita usia subur dengan defisit pengetahuan tentang kesehatan
payudara dan kesehatan genetalia. P : menjelaskan bawah hari selanjutnya akan
dilakukan pendididan kesehatan tentang perawatan payudara dan genetalia, evaluasi :
klien bersedia.
Pada tanggal 06 Juni 2018 intervensi dilanjutkan dengan hasil, S : klien
mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara perawatan kesehatan payudara
dan kelamin. O : Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, Frekuensi Nafas 20
x/menit, Suhu 36,50C. Payudara tampak simetris, tidak terdapat kemerahan pada kulit
payudara dan sekitar payudara, pada payudara tidak terdapat seperti kulit jeruk, dan tidak
ditemukan benjolan. A : Wanita usia subur dengan defisit pengetahuan tentang kesehatan
payudara dan kesehatan genetalia. P : Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa payudara
dalam keadaan normal, evaluasi : klien mengerti dan merasa senang. Melakukan
penyuluhan kesehatan tentang cara perawatan kesehatan payudara, evaluasi : klien
mengerti dengan materi yang disampaikan dan dapat mengulangi kembali. Melakukan
penyuluhan kesehatan tentang cara merawat kesehatan genetalia, evaluasi : klien
mengerti dengan materi yang disampaikan dan dapat mengulangi kembali. Melakukan
pendidikan kesehatan tentang cara deteksi dini kanker payudara dan rahim, evaluasi :
klien mengerti dengan materi yang disampaikan dan dapat mengulangi kembali.
Mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan pada payudara sendiri (SADARI),
evaluasi : klien dapat melakukannya sendiri.
Pada tanggal 04 Juni 2018, telah dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut oleh
mahasiswa Keperawatan Gigi dengan hasil, S : klien mengatakan gigi belakang bagian
atas terdapat lubang, tapi tidak mengganggu dan tidak terasa sakit. O : terdapat sisa akar
pada gigi 16, terdapat kalkulus dan debris. A : Sisa akar, kalkulus dan kurang nya
pengetahuan mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat
gigi yang salah. P : melakukan penyuluhan tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut, evaluasi: klien mengerti dengan materi yang disampaikan. Mendemonstrasikan
cara menyikat gigi yang benar, evaluasi: klien dapat melakukannya sendiri. Evaluasi
dilakukan pada tanggal 5 Juni 2018.
24
BAB 4
PEMBAHASAN
25
Tetap memperhatikan perbedaan individu yang dimiliki oleh klien,
keluarga dan tim antar profesi.
26
TIM : menjelaskan istilah-istilah asing dalam profesi masing-
masing.
Keluarga : menggunakan bahasa sehari hari yang sopan.
Mendengarkan secara aktif dan mendorong anggota lain mengemukakan
ide dan pendapatnya tentang klien dan perawatannya.
Memberikan umpan balik yang tepat, sensitif dan konstruktif kepada
anggota tim dengan menghargai pendapat dan penilaian profesi lain
terhadap hasil kerja.
Mengenal keunikan profesi lain agar tercipta komunikasi yang efektif.
Berkomunikasi secara konsisten tentang pentingnya kerja tim dalam
pelayanan.
Kolaborasi yang dilakukan oleh kelompok tepatnya antara profesi keperawatan dan
keperawatan gigi kepada Ny. M adalah memberikan pendidikan kesehatan mengenai
Cara Pemeliharaan Gigi dan Mulut pada klien dengan Diabetes Mellitus.
28
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saran yang dapat dianjurkan dalam pelaksanaan IPE Poltekkes Kemenkes Jakarta 1
kedepannya yaitu sebagai berikut.
1. Program IPE Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 harus lebih direncanakan dengan
matang, sehingga pelaksanaan lebih sistematis.
2. Kedepannya agar lebih memperjelas segala informasi mengenai IPE di
Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 agar mahasiswa beserta dosen pembimbing
memiliki kesepahaman yang sama mengenai program tersebut
3. Waktu yang diberikan terlalu singkat, diharapkan untuk kedepannya diberikan
waktu lebih agar dapat lebih mengenal satu sama lain antar profesi, dan dapat
mendiskusikan peran dan tanggung jawab antar profesi masing masing
DOKUMENTASI
29
30
Daftar Pustaka
31