Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER KITAB NABI-NABI

(YER 1:3-19)

Dosen Pengampu:
Nikolas Kristiyanto, SJ.

Disusun Oleh: Veronica Desta Ardellia (171124004)

ILMU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PANGGILAN YEREMIA (YER 1:3-19)

A. ELEMEN-ELEMEN DALAM PANGGILAN YEREMIA


1. Konfrontasi
 [Yer 1:5] Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa.
(ayat ini mengandung elemen konfrontasi karena di dalamnya menunjukkan
kepedulian Allah terhadap suatu bangsa yang meninggalkan-Nya. Melihat situasi
yang demikian Allah mulai berkonfrontasi dengan Yeremia sebagai pribadi pilihan
Allah untuk dapat berbicara kepada bangsa Yehuda atas nama Allah. Pilihan Allah
ini sudah terjadi sebelum Yeremia dilahirkan dan mempersiapkannya selama
kehidupannya)

2. Perutusan
 [Yer 1:5] Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
(ayat ini mengandung elemen perutusan, meskipun tidak secara langsung
menggunakan kata-kata pergilah atau aku mengutus. Namun dalam kata-kata “Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” mempunyai maksud
jika sesungguhnya Tuhan telah memilih dan meminta Yeremia untuk melaksanakan
tugas kenabian)
 [Yer 1:7] Tetapi Tuhan berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: aku ini masih
muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun
yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan.
(ayat ini mengandung elemen perutusan karena alasan pertama terdapat kata
pendukung yaitu pergi, selain itu ayat ini menggambarkan Allah yang memberikan
kepercayaan kepada Yeremia untuk dapat berkata atas nama Allah kepada bangsa
Yehuda)
3. Penolakan/keragu-raguan
 [Yer 1:6] Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak
pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”
(dalam ayat ini Yeremia merasa tidak mampu untuk menjadi utusan Allah karena ia
merasa bahwa ia masih muda dan merasa belum matang, sebab di Israel Kuno tua-
tualah, bukan pemuda yang memberi perintah atau nasihat yang patut dihormati.
Hal inilah yang memunculkan pergolakan antara kehendak Allah dan kehendak
Yeremia)

4. Jaminan dari Tuhan


 [ Yer 1:8-9, 19]

⁸Janganlah takut kepada mereka sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan
engkau, demikianlah firman TUHAN.”

⁹Lalu TUHAN mengulurkan tangannya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman


kepadaku: “Sesungguhnya, aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam
mulutmu.”

₁₉Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab
aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikian firman TUHAN.”
(3 ayat tersebut menunjukkan adanya elemen Jaminan dari Tuhan. Hal ini terlihat
nampak pada firman Tuhan yang akan memberikan penyertaan dan pertolongan
kepada Yeremia dengan menaruh perkataan-perkataan Allah ke dalam mulut
Yeremia. Hal itu dilakukan oleh Allah karena Allah tidak memberikan pilihan lain
kepada Yeremia selain melakukan perintahnya. Dengan jaminan dari Tuhan yang
demikian, diharapkan membuat Yeremia lebih berani untuk melaksanakan perintah
Allah sebagaai utusan)
 [Yer 1:18] Mengenai aku, sesungguhnya pada hari ini aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
(ayat ini menjadi salah satu jaminan yang diberikan Tuhan kepada Yeremia.
Yeremia yang sebenarnya merupakan orang yang lemah dikuatkan hatinya seperti
besi dan tembaga. Sehingga melalui kata-kata demikian mampu memberikan
keteguhan bagi Yeremia untuk menerima panggilan Tuhan)

5. Tanda
 [Yer 1:11] Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang
kau lihat, hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon badam.
(ayat ini menunjukkan suatu tanda yang diberikan Tuhan kepada Yeremia melalui
sebatang dahan pohon badam yang ditunjukkan kepada Yeremia, di mana “badam”
dalam bahasa Ibrani berarti “menonton” atau “siap sedia” maka pokok pikiran
yang terkandung dalam ungkapan ini ialah bahwa Tuhan siap sedia melaksanakan
firman-Nya dan masuk ke dalam akal budi Yeremia).
 [Yer 1:13] Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya:
“Apakah yang kau lihat?” Jawabku: “Aku melihat sebuah periuk yang mendidih;
datangnya dari sebelah utara.”
(Priuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara merupakan tanda bahwa
malapetaka dari arah yang sama akan menimpa semua bangsa Yehuda. Karena
menurut tradisi, utara dianggap sebagai sumber malapetaka, dan periuk yang
mendidih menjadi simbol hukuman yang akan Tuhan jatuhkan pada umat-Nya.
Simbol tunjukkan kepada Yeremia, agar Yeremia semakin yakin dengan panggilan
Tuhan terhadapnya)

B. ARTI YEREMIA (Yer 1:10-19)


Ayat 10
 Mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan: ke empat kata kerja
tersebut menunjukkan suatu hukuman yang akan Tuhan berikan bagi bangsa-
bangsa dan kerajaan-kerajaan yang tidak taat pada-Nya.
 Membangun, menanam: kata ini menunjukkan suatu keselamatan yang akan
mengikuti hukuman tersebut

Ayat 11

 Apakah yang kau lihat: pertanyaan seperti ini kemungkinan sesuai dengan
pertanyaan guru pada waktu itu, di mana mereka menunjuk kepada suatu
obyek dalam alam dan menghubungkannya dengan ajaran akan hal-hal rohani.
 Pohon badam: dalam bahasa Ibrani “syaqed”, yang secara harafiah berarti
“yang bangun” atau “yang menonton”. Pohon itu diberi nama demikian,
karena bangun cepat sesudah tidur pada musim dingin.

Ayat 12

 Baik penglihatanmu:secara harafiah artinya “engkau sudah melihat secara


baik.
 Siap sedia: dalam bahasa Ibrani “syoqed”

Dalam ayat ini menunjukkan suatu peristiwa di mana suatu obyek yang biasa dan
jasmani dalam dunia menjadi simbol kebenaran rohani. Yeremia melihat
sebatang dahan pohon badam, yang arti kata badam sendiri agak sama dengan
“menonton” atau “siap sedia”. Maka pokok pikiran yang terkandung dalam
ungkapan ini ialah bahwa Tuhan siap sedia melaksanakan firman-Nya dan siap
sedia masuk dalam akal budi Yeremia. Yang berarti Tuhan akan berfirman dan
menyatakan kebenaran melalui Yeremia.

Ayat 13

 Sebuah periuk yang mendidih, datangnya dari sebelah utara: secara harafiah
“sebuah periuk yang tertiup dan permukaannya menghadap ke utara”.
Ungkapan ini kemungkinan ditafsirkan sebagai periuk yang ditempatkan di
atas api di dalam sebuah api di dalam sebuah batu yang berbentuk bulatan,
dan pada bagian utara bulatan terdapat celah di mana angin dapat meniup api
itu. Dengan demikian “permukaan” periuk itu merupakan perkataan yang
tidak tepat untuk permukaan atau celah-celah pada bulatan itu.

Ayat 15

 Segala kaum kerajaan: secara harafiah “semua suku dari kerajaan-kerajaan


di sebelah utara”. Kata kerajaan juga dapat berarti “raja’. Sebab itu perkataan
ini bisa diterjemahkan dengan “segala raja”.
 Mendirikan takhtanya: maksudnya ialah melaksanakan keadilan dan
menghukum orang-orang yang ditangkap. Tugas-tugas demikian biasanya
dilaksanakan di pintu-pintu gerbang kota.
 Dekat segala tembok di sekelilingnya: gambaran tentang pelaksanaan
keadilan itu diganti oleh gambaran tentang kepungan semua kota di Yehuda.
Dalam ayat-ayat ini terdapat suatu persepsi simbolis lain. Waktu Yeremia
melihat angin dari sebelah utara meniup api di bawah periuk yang mendidih, dia
mengetahui bahwa malapetaka dari arah yang sama akan menimpa semua bangsa
Yehuda. Menurut tradisi, utara dianggap sebagai sumber malapetaka, dan periuk
yang menindih menjadi simbol hukuman yang akan Tuhan jatuhkan atas umat-
Nya.

Kitapun dapat menduga bahwa menurut Yeremia malapetaka itu akan dibawa
oleh musuh asing yang menyerang Yehuda. Tetapi apakah Yeremia berpikir
tentang suatu musuh tertentu?

Penjelasan dalam ayat 15 memuat dua gambaran yang berbeda. Menurut


gambaran pertama, raja-raja utara akan mendirikan takhtanya di pintu-pintu
gerbang Yerusalem untuk melaksanakan keadilan dan hukuman. Menurut
gambaran kedua, suku-suku atau bangsa-bangsa dari utara akan mengepung
Yerusalem dan kota-kota lain di Yehuda. Tetapi kedua gambaran tersebut saling
menguatkan satu sama lain. Kedua gambaran tersebut menjelaskan bahwa
Yehuda akan direndahkan dan kehilangan kemerdekaannya; bangsa yang
bersifat sombong akan dikalahkan oleh orang-orang asing dan harus
menundukkan diri kepada pemerintahan mereka.

Ayat 16 memberikan penjelasan alasan tentang malapetaka tersebut sebab


ketidaksetiaan bangsa Yehuda dalam bidang agama. Merek telah meninggalkan
Tuhan, membakar korban kepada dewa orang-orang Kanaani dan orang-orang
asing lainnya, dan sujud menyembah kepada berhala-berhala yang mereka buat
sendiri. Yeremia percaya bahwa relasiYehuda yang salah dengan Tuhan
merupakan akar semua kejahatan yang terjadi dan juga merupakan penyebab
kebinasaan yang akan datang.

Ayat 17

 Baiklah engkau siap: secara harafiah “ikatlah pinggangmu”, suatu ungkapan


yang biasa dalam bahasa Ibrani yang berarti: mempersiapkan diri untuk
bekerja.

Ayat 17 ini menunjukkan kepada kita bahwa Yeremia harus menaati panggilan
Tuhan dan siap sedia untuk bekerja. Meskipun dalam keadaan takut dan
terancam atas panggilan Tuhan di mana ia harus mengatakan kebenaran yang
diterimanya dari Tuhan. Ia harus melakukannya agar dia tidak menjadi lebih
kentara di hadapan bangsa itu. Agar dia tidak dihina serta di abaikan oleh bangsa
itu.

Ayat 18

Dalam ayat 18 berisi suatu janji Tuhan di mana Tuhan akan menjadikan Yeremia
sebagai kota yang berkubu yang dapat bertahan selama pengepungan yang hebat
oleh musuh. Tuhan mengeraskan hati dan sikap Yeremia seperti besi atau
tembaga. Dengan melihat isi dari ayat tersebut kita dapat tahu bahwa Yeremia
sesungguhnya tidak memiliki sifat demikian.

Ayat 19

Dalam ayat ini Tuhan mencoba menguatkan Yeremia akan ketakutannya dengan
janji akan menyertainya dan melepaskan dia. Betapapun hebatnya serangan para
pemuka, para imam dan penduduk Yehuda, mereka tidak akan mengalahkan
Yeremia, sebab Tuhan lebih kuat daripada mereka, dan Tuhan akan melindungi
nabinya yang setia.

C. REFLEKSI
Melalui bacaan Yer 1:4-19 kita tahu bahwasannya panggilan Tuhan itu
istimewa, yaitu Yeremia yang sudah ditetetapkan menjadi seorang nabi sejak ia berada
di dalam kandungan ibunya. Tentang panggilan Yeremia, saya mencoba untuk masuk
dan merasakan apa yang dialami oleh Yeremia. Saya merasa bahwa apa yang dialami
oleh Yeremia benar-benar membawa kegalauan. Karena panggilan menjadi seorang
nabi bukan hal yang mudah meskipun panggilan itu begitu istimewa. Hal itu karena
sebagai seseorang yang diutus kita harus memanggul tanggung jawab yang berat,
seperti hidup sendiri, bahkan seringkali dicemooh seperti yang dialami oleh para nabi
lainnya.
Melihat beratnya tanggung jawab seorang nabi, tak heran jika Yeremia enggan
menyanggupinya, ia mencoba untuk menolak dengan berbagai alasan seperti berkata
bahwa dirinya masih muda dan tak pandai bicara. Semua itu dilakukannya karena
Yeremia juga memiliki persaan takut jika gagal, sehingga ia mencoba memberikan
berbagai alasan untuk menolak panggilan itu. Namun Tuhan dengan tegas menolak
alasan-alasan itu, hal itu karena Tuhan begitu mempercayai Yeremia. Bagi Tuhan tak
ada alasan bagi Yeremia untuk tidak menjalankan panggilan-Nya. Inilah panggilan, di
mana manusia tidak bisa menolak panggilan dari Allah. Semua perasaan takut dan
yakin pasti akan dapat teratasi saat Tuhan memanggil kita. Karena Tuhan tidak akan
membiarkan kita takut dan berjalan sendiri. Tuhan berjanji untuk menyertai Yeremia
begitu pun dengan kita. Ia menjamah mulut Yeremia, yang merupakan tanda bahwa
Tuhanlah yang berfirman dalam setiap ucapan Yeremia saat ia menyampaikan firman
Tuhan kepada umat nantinya. Ia memberikan tanda bagi Yeremia dan juga menjanjikan
kemenangan bagi Yeremia dalam menghadapi berbagai tantangan dan pelayanan.
Itulah daya kekuatan yang akan diberikan kepada Yeremia untuk bisa mengatasi
kelemahannya.
Dalam sisi panggilan yang istimewa itu, kita tahu bahwa panggilan yang dialami
oleh Yeremia bukanlah panggilan untuk bersenang-senang, melainkan untuk
mengemban tugas yang serius.
Melalui kisah Yeremia kita dapat mengambil beberapa hal yang penting bagi
kehidupan kita, yaitu:
1. Setiap manusia dipanggil untuk mengutuk dosa dan mengumumkan pengampunan
Alllah. Artinya kita memiliki kewajiban untuk mengingatkan sesama kita yang
berlaku tidak sesuai dengan harapan Allah dan mengajak untuk bertobat.
2. Allah telah menyiapkan suatu misi khusus bagi masing-masing kita, sehingga kita
perlu mempersiapkan diri agar mampu menggenapi misi Allah tersebut.
3. Dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan Allah bagi kita perlu kita
laksanakan, karena Allah selalu menyertai dan menguatkan kita
4. Tuhan pasti akan memenuhi firmannya dengan tanda-tanda yang ia tampakkan.

Anda mungkin juga menyukai