Anda di halaman 1dari 212

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mempunyai
kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999). Asuhan
kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh seorang Bidan yang mempunyai
Ruang Lingkup sebagai berikut : remaja putri, wanita pranikah, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita, menopause, wanita dengan
gangguan reproduksi.
Kehamilan memberikan perubahan secara fisiologis maupun psikologis
bagi ibu hamil, sehingga setiap wanita hamil beresiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Maka dari itu bagi ibu hamil juga diperlukan konsultasi
kepada bidan secara rutin. Seorang ibu hamil juga memerlukan ilmu pengetahuan
tentang pendidikan kesehatan bagi ibu hamil itu sendiri maupun bayi yang sedang
dikandungnya
Kehamilan dibagi dalam tiga periode trimester, masing-masing periode
trimester lamanya 12 minggu (3 bulan). Trimester pertama (0-12 minggu) dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua (12-28 minggu) dari bulan ke-4
sampai ke-6, trimester ketiga (28-40 minggu) dari bulan ke-7 sampai ke-9. Pada
masa kehamilan tersebut ibu hamil harus memantau dan menjaga kondisi
kandungan dan dirinya sendiri. Pada periode trimester ibu hamil juga harus
mengetahui tindakan yang harus dilkan pada trimester pertama, kedua maupun
ketiga. Maka dari itu, ibu hamil diwajibkan konseling kepada bidan untuk
mengetahui kondisi janinnya maupun dirinya sendiri. Hamil normal yang lamanya
9 bulan merupakan waktu yang harus dilalui ibu hamil sebelum persalinan.
Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah,
namun dalam prosesnya dapat berkemabang menjadi masalah atau komplikasi

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marni, 2011). Hal ini
perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga dalam
memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan cenderung dalam
bentuk pelayanan promotif (Asrinah dkk, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masinh tinggi. Data Kementerian
Kesehatan tahun 2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang. Setiap tahun
diperkirakan ada 5 juta ibu hamil di Indonesia, dari jumlah tersebut, dua ibu
meninggal dalam satu jamnya karena komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
Jadi setiap tahun ada 15.000-17.000 ibu meninggal karena melahirkan (BKKBN,
2012).
Salah satu persiapan menghadapi persalinan, ibu hami perlu hamil perlu
dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti yang tertuang di
dalam pilar kedua Safe Motherhood. Tujuan utama pelayanan antenatal adalah
untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya, dengan
cara membina saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan,
serta untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan
(Marmi, 2011). Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalu pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan,
dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan
0-12 minggu), satu kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini factor risiko,
pencegahan, dan penangan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang
dilakukan dupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi
badan, pengukuran tekana darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),
pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi
2

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana), pelayanan tes
laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein
urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
serta tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2015).
Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007
mengalami kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012, namun
peningkatan ini terkesan lambat karena peningkatkannya hanya sekitar 2% setiap
tahun (Dinkes ProvSu, 2012). Tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 mengalami penurunan menjadi 75,5% (Profil Kesehatan Indonesia,
2015).
Kurangnya cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal
secara rutin (K4) berdampak pada tidak didapatkannya serangkaian pelayanan
yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran
berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama
kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan.
(Saifuddin, 2010). Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal yang
dilakukan oleh pemerintah dilakukan dengan adanya Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 yang dimanfaatkan untuk kegiatan luar
gedung, seperti pendataan, pelayanan di posyandu, kunjungan rumah, penyuluhan,
pelaksanaan kelas ibu hamil, serta penguatan kemitraan bidan dan dukun
(Kemenkes RI, 2015).
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko
bagi ibu hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko
kematian ibu dan kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Menurut
WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan.
Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang
merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup
jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran.
3

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Menurut SDKI (2016) angka kematian ibu melahirkan di Provinsi
Sumatera Utara sebanyak 228 orang. Jumlah ini mengalami penuruan
dibandingkan tahun 2015 yaitu 260 orang (Waspada, 2016).
Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2015. Namun demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi
88,55% pada tahun 2015. Angka ini juga belum mampu mencapai target SPM
bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015 (Dinkes Provsu, 2015).
Sebagian proses persalinan berfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut
merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka persalinan dikatakan
berhasil jika bayi dan ibunya dalam kondisi optimal (Deslidel, 2012). Kelahiran
adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan
bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang menakjubkan bagi seorang ibu
ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk
pertama kali (Dewi dan Sunarsih, 2011)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamian
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama (Wulandari, 2011).
Pada tahun 2012, rata-rata cakupan pelayanan ibu nifas di provinsi
Sumatera Utara sudah mencapai 87,39%, angka ini hanya mengalami peningkatan
sebesar 0,19% dibandingkan tahun 2011 yaitu 87,10%. Dengan besar
peningkatkan tidak sampai 1% setiap tahun, sangat dikhawatirkan Sumatera Utara
tidak mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015
(Dinkes Provsu, 2015).
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir
hidup terdapat 1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini,
diperhitungkan AKB di Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 KH pada tahun 2012.
Rendahnya angka ini mungkin disebabkan karena kasus-kasus yang terlaporkan
adalah kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya terlaporkan.
4

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa
indikator, diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi,
persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase
baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sampai tahun 2015,
berdasarkan data pada profil kesehatan Indonesia (2015), jumlah peserta KB baru
adalah sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu
14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%.
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian
ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan,
sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang
kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat
sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang
adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak
kelahiran) (Depkes, 2010).
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari
apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Salah satu
upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan
menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga),
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini
juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan,
termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain
itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,
bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan
terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil.

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010).
Menurut Depkes tahun 2010, Kementerian Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010
meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/
Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program
Kesehatan Ibu dan Anak.
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu
mustahil dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah, terlebih dengan berbagai
keterbatasan sumber daya yang dimiliki – tenaga, sarana prasarana, dan anggaran.
Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor
terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan,
kalangan akademisi, serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Maka dari itu, upaya pemerintah dibuat
sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan continuity care (Riskesdas,
2013).
Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan kepada ibu Sarah dengan
usia kehamilan 29 minggu 3 hari, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan
secara berkesinambungan (continuity care) mulai dari masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta
melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB di klinik bersalin Hj. Nirmala Amd.Keb jl.
Bambu Pasar III Krakatau, Medan Timur.

1.2 Ruang Lingkup


Studi kasus ini dilaksanakan dari usia kehamilan 7 bulan 10 hari sampai
KB yaitu mulai dari Bulan 22 November 2016 sampai Bulan 24 Maret 2017 pada
Ny. S, meliputi Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan 29 minggu 3 hari,
persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir sampai dengan 6 minggu hingga
KB di Wilayah Medan Timur jln.KrakatauPasar III Klinik Nirmala.

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1.3 Tujuan Pelaksanaan LTA
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, Neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan Manajemen
Kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidan pada ibu Hamil, ibu
Bersalin, ibu Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana.
2. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana.

1.4 Sasaran, tempat dan waktu asuhan kebidanan


1.4.1 Sasaran
Asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu dengan memperhatikan continuity
care mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
1.4.2 Tempat
Tempat terlaksananya LTA di laksanakan di Klinik Bidan Praktek Swasta
Nirmala Jalan Krakatau Pasar 3”.
1.4.3 Waktu
Waktu yang digunakan untuk asuhan kebidanan pada ibu mulai dari ibu
hamil, bersalin, masa nifas,perawatan bayi baru lahir dan pemakaian program KB
yaitu mulai dari tanggal 22 November 2016 sampai dengan tanggal 24 Maret
2017.

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Pasien Asuhan
Sebagai informasi dan motivasi bagi klien, bahwa perhatian pemeriksaan
dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1.5.2 Bagi Lahan Praktik
Sebagai masukan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
terutama asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah
diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun praktik lapangan agar mampu
menerapkan secara langsung dan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Kebidanan


2.1.1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh


seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:

1. Remaja Putri

2. Wanita Pranikah

3. Ibu hamil

4. Ibu Bersalin

5. Ibu Nifas

6. bayi Baru lahir

7. bayi dan balita

8. menopause

9. Wanita dengan gangguan reproduksi

2.1.2. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan

Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan


dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan
dan jenis pelayanan kebidanan.

Definisi secara umum ruang lingkup praktik kebidanan dapat diartikan


sebagai luas area praktik dari suatu profesi. Sedangkan secara khusus ruang
9

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


lingkup praktik kebidanan yaitu digunakan untuk menentukan apa yang boleh atau
tidakboleh dilakukan oleh seorang bidan.

1. Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI


Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :

a. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita
dewasa sebelum, selamakehamilan dan selanjutnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat
BBL.
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan
dan pendidikan kesehatan padaibu, keluarga dan masyarakat termasuk :
(persiapan menjadi orang tua, menentukan KB, mendeteksikondisi
abnormal pada ibu dan bayi).
d. Konsultasi dan rujukan.
e. Pelaksanaan pertolongan kegawat daruratan primer dan sekunder pada saa
tidak ada pertolongan medis.
2. Ruang lingkup pelayanan kebidanan kepada anak(KEPMENKES RI No 900
pasal 18) meliputi :
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemantuan tumbuh kembang anak
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberian penyuluhan
3. Ruang lingkup pelayanan kebidanan kepada wanita (KEPMENKES RI No
900 pasal 16) meliputi :
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

10

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Pertololongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan
abortus imminens, hipertensigravidarum tingkat I, pre eklamsi ringan dan
anemia ringan.
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang,
partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi,
perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri
primer, post term, dan preterm.
g. Pelayanan ibu nifas normal
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan dan
infeksi ringan.
i. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi keputihan
perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal
16 berwenang untuk :

1. Memberikan imunisasi
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Mengeluarkan plasenta secara normal
4. Bimbingan senam hamil
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6. Episiotomi
7. Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8. Amniotomi pada pembukaan lengkap
9. Pemberian infuse
10. Pemberian suntikan intramuskuler utero tonika, antibiotika dan sedative
11. Kompresi bimanual
12. Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke-II dan seterusnya.
13. Vacum ekstrasi dengan kepala bayi di dasar panggul
14. Pengendalian anemia
15. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
11

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


17. Penanganan hipotermi
18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21. Memberikan obat dan alat kontrasespi oral, suntikan, alat kontrasepsi
dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22. Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
23. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
24. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
25. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan
4. Lingkup praktik kebidanan, meliputi :
a. Asuhan mandiri / otonomi pada : anak-anak perempuan, remaja putri,
wanita dewasa pra konsepsi, wanita dewasa selama hamil dst.
b. Memberikan pengawasan dan asuhan serta nasehat selama masa hamil,
bersalin dan nifas
A. Lingkup Praktik Kebidanan
1. Lingkup Pelayanan Kebidanan pada anak (KEPMENKES no.900 pasal 18)
pada BBL, perawatan tali pusat, bayi, resusitasi BBL, tumbang, immunisasi,
penyuluhan.
2. Lingkup Pelayanan Kebidanan pada wanita (KEPMENKES no 900 pasal
19) penyuluhan dan konseling, pemeriksaan fisik, pelayanan antenatal
pada kehamilan normal, pertolongan kehamilan abnormal (meliputi ab.
Imminens, HG Grade I, PER dan Anemia ringan), pertolongan persalinan
normal, letak sungsang, KPD tanpa infeksi, perdarahan PP, laserasi jalan lahir,
dan lainny)
3. Lingkup Pelayanan KB (memberikan obat, alkon oral, suntikan, AKDR,
AKBK dan kondom, konseling, pencabutan AKDR, pencabutan AKBK
tanpa penyulit)

12

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


4. Lingkup Pelayanan Kesehatan masyarakat (pembinaan peran serta masya di
bidang KIA, memantau tumbang, kebidanan komunitas, pertolongan pertama
& merujuk dan penyuluhan IMS, penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan
Zat Aditif lainnya serta penyakit lainnya).
2.1.3. Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang


penting dan dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yangberhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga
semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang
mengaturbatas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.

Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan


memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secaraprofesional yang
dilandasi kemampuan berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar
profesi dan etika profesi.

Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan


dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan
mutunya melalui:

1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan


2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji kompetensi
7. Lisensi

13

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai
berikut:

1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan


2. Standar Pelayanan Kebidanan
3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja
Depkes
6. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah
7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
2.1.4. Macam-macam Asuhan kebidanan
2.1.4.1.Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil

Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan
pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah
dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.

Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil

1. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas,sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus
a. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas
b. Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yangmungkin diderita sedini
mungkin
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dananak
d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehatsehari-hari
Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :

14

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).

2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)

Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun


psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya;
pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan
perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil diantaranya ; ibu menjadi mudah
tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya. Adapun
pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :

a) Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan


kesehatan dan segala bentukpelayanan kebidanan ibu hamil
b) Dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalah-
an psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan.
c) Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
2.1.4.2.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan bidan pada ibu bersalin. Bidan melakukan
observasi pada ibu bersalin, yakni pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.

1. Kala I: Pembukaan 0-10


Kala terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Fase laten (8jam) : 0-3
b. Fase Aktif (6jam) : 4-10
1. Akselerasi (2jam ) : 3-4
2. Dilatasi maximum ( 2 jam ) : 4-9
3. Deselerasi (2jam) : 9-10
Asuhan yang diberikan :

1. Memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam


2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit
pada fase aktif.
15

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase
aktif.
4. Memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase
laten dan fase aktif setiap 4 jam.
5. Memonitoring pengeluaran urine setiap 2 jam
6. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga
atau temandekat untuk mendampingi ibu.
7. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta
kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan
selanjutnya.
8. Mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
9. Menjaga privasi ibu.
10. Menjaga kebersihan diri
11. Memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika
his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
12. Memberikan cukup minum dan makan
13. Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong
14. Menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan.
2. Kala II: Lahirnya janin
Asuhan yang diberikan :

a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu


b. Memastikan kecukupan makan dan minum
c. Mempertahankan kebersihan diri
d. Mempersiapkan kelahiran bayi
e. Membimbing meneran pada waktu his
f. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus
menerus
g. Melakukan amniotomi
h. Melakukan episiotomi jika diperlukan
i. Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir

16

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


j. Melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala
dan badan bayi.
k. Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
l. Nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas,
denyut jantung, warna kulit
m. Klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT
n. Menjaga kehangatan bayi
o. Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
3. Kala III: Lahirnya Plasenta
Asuhan yang diberikan :

1. Melaksanakan menagemen aktif kala III


a. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam
2 menit
b. Memberikan suntikan oksitosin 10 im
1. Segera diberikan dalam 1 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi
tunggal.
2. Pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika
plasentamasih belum lahir.
3. Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan
susukanbayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
d. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan
perasat brandt Andrew.
e. Setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
2. Memotong dan mengikat tali pusat
3. Memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
4. Meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila
memungkinkan.
4. Kala IV: 2 jam Post partum
Asuhan yang diberikan :

17

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda
Vital
a. 2-3 kali selama 10 menit pertama
b. Setiap 15 menit selam 1 jam
c. Setiap 20-30 menit selama jam kedua
d. Jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus
danberikan methyl-ergometrine 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami
hipertensi).
2. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
3. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
4. Ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan
memasasenya.
5. Evaluasi darah yang hilang.
6. Memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid )
7. Mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).

2.1.4.3.Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas


Asuhan kebidanan pada Ibu nifas adalah Asuhan yang di berikan Pada Ibu
Nifas. Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6 minggu. Pada Asuhan
ini bidan memberikan asuhan berupa memantau involusi uteri, kelancaran ASI,
dan kondisi ibu dan anak.

Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas.
ibu nifas juga mengalami perubahan perubahan yang bersifat fisiologis maupun
psikologis. Oleh karena itu,diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubaha
nfisiologis pada ibu nifas meliputi : proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya
lochea, dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan
bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayitelah lahir sesuai
dengan harapan, kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak
sesuai harapan, perceraian, dan sebaganya). Pelaksanaan komunikasi yang dilaku-

18

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


kan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah
pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi
jelas dan mudahdimengerti oleh ibu dan keluarga, dan sebagainya.

2.1.4.4.Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir


Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan
Bidan pada bayi baru lahir.Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali plasenta,
memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan
memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.

Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran bayi yaitu mulai menangis
sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi
meliputi :

a. Fase prelinguistic
b. Kata pertama
c. Kalimat pertama
d. Kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
e. Perkembangan semantik
1. Fase Prelinguistic
Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal
tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar
uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena
basah, kesakitan atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga
termasuk dalam fase prelinguistic, yang meliputi :
a. Babling (meraban)
Fase ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya
dan kemudian diulang seperti berbicara sendiri.
b. Echolalia, mengulang gema suara dari suara yang diucapkan orang lain.
2.1.4.5 Asuhan kebidanan pada Neunatus dan Balita

Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di


berikan Bidan pada Neunatus dan balita.Pada balita Bidan memberikan

19

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pelayanan, informasi tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus dan
balita.

2.1.4.6 Asuhan kebidanan pada Pelayanan KB

Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah Asuhan yang diberikan


Bidan pada Ibu yang akan melakukan pelayanan KB. Bidan memberikan asuhan
tentang macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta
memberikan wewenang terhadap Ibu untuk memilih macam-macam KB yang
akan digunakan.

Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan


alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis
maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis
yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat
kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di
wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido.

Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau


ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian
alat kontrasepsi.

2.1.4.7 Asuhan kebidanan pada Wanita dengan gangguan Reproduksi

Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah


Asuhan yang di berikan Bidan pada wanita yang mengalami gangguan
reproduksi. Bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang
gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti
keputihan, menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan gangguan system
reroduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti
keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual. Sedangkan perubahan yang
bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang
terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.

20

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi
dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian
informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan
dan pemberian support mental.

2.1.5. Manajemen Asuhan Kebidanan

2.1.5.1.Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis


dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik
klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan
alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang
berfokus pada pasien.

Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :

1. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007


Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

2. Menurut Depkes RI, 2005


Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu
dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

3. Menurut Helen Varney (1997)

21

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.

Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan


melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal dengan
manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :

1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif


dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai
bahan tindak lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi sebagai
bahan tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain seperti
referensi serta penelitian.

2.1.5.2. Prinsip Managemen Kebidanan

1. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut Varney

Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh


American College Nurse

Midwife (ACNM) terdiri dari :

22

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap
dan relevan dengan melakukan pengajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien,termasuk mengupulkan riwayat kesehatan dan
pemeriksa fisik.
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interprestasi
data dasar.
c. Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klen.
d. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
f. Secara pribadi bertanggungjawab terthadap implementasi rencana individual.
g. Melakukan konsultasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu,dalam situasi darurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
I. Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :

a. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,


riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta
pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
meliputi :
1. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )

23

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan
terbaru serta catatan sebelumnya ).
II. Interpretasi Data Dasar.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.


b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki ciri khas kebidanan.
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
III. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi.Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi


masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial
tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat
antisipasi yang rasional atau logis.Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah
potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

IV. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera


Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen


kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

24

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data


mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera
untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.Data baru mungkin saja
dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi
lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeclampsia,


kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang
serius, bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan


konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja
sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini
bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan
kebidanan.Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

V. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan

25

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap
aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua
pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus


rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia
tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya
memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.

Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk


menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien.Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.

VII. Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian


yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta

26

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di
dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi
klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan.

Format asuhan kebidanan :

ASUHAN KEBIDANAN

Hari/Tanggal : .....................

Pukul : .....................

Tempat Pengkajian : .....................

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas/Biodata

Nama Ibu : .................... Nama Suami : .....................

Umur : .................... Umur : .....................

Bangsa : .................... Bangsa : .....................

Agama : .................... Agama : .....................

Pendidikan : .................... Pendidikan : .....................

Pekerjaan : .................... Pekerjaan : .....................

Gol.Darah : .................... Gol.Darah : .....................

Alamat : ....................

27

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Keluhan
3. Riwayat menstruasi
Menarche : .....................
Siklus haid : .....................
Lamanya : .....................
Banyaknya : .....................
Dismenorhoe : .....................
4. Tanda-tanda Persalinan
Kontraksi : .....................
Frekuensi : .....................
Lamanya : .....................
Kekuatannya : .....................
5. Pengeluaran pervaginam
6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
7. Riwayat kehamilan sekarang
G ... P ... A ...
HPHT : .....................
TP : .....................
Umur kehamilan : .....................
ANC : .....................
Pergerakan janin dalam 24jam terakhir : .....................
Riwayat imunisasi : .....................
Keluhan selama hamil : .....................
Obat yang di konsumsi selama hamil : .....................
8. Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang/yang lalu
9. Riwayat penyakit keluarga
10. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB : .....................
Lamanya : .....................
Keluhan : .....................
Rencana KB selanjutnya : .....................
28

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


11. Riwayat sosial, ekonomi dan psikologi
Status perkawinan
Perkawinan ke : .....................
Lama Perkawinan : .....................
Menikah pada usia : .....................
Kehamilan ini direncanakan : .....................
Perasaan saat ini : .....................
Pengambil keputusan dalam keluarga : .....................
12. Pola makan dan minum
Frekuensi : .....................
Jenis : .....................
Porsi : .....................
Minum : .....................
Keluhan : .....................
13. Pola istirahat
14. Pola Eliminasi
BAB : .....................
BAK : .....................
Keluhan : .....................
15. Personal Hygiene
16. Aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : .....................
Hubungan Seksual : .....................
Hubungan seksual terakhir : .....................
17. Kebiasaan yang merugikan kehamilan

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : .....................
Kesadaran : .....................
Tanda-tanda vital
29

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Tekanan darah : .....................
Nadi : .....................
Suhu : .....................
Respirasi : .....................
Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Berat badan sebelum hamil : .....................
Berat badan sekarang : .....................
Tinggi badan : .....................
LILA : .....................
IMT : .....................
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : .....................
Muka : .....................
Mata : .....................
Hidung : .....................
Mulut dan gigi : .....................
Telinga : .....................
Leher : .....................
Dada : .....................
Payudara : .....................
Paru – paru : .....................
Bunyi jantung : .....................
Abdomen : .....................
Insfeksi : .....................
Palpasi
TFU : ....................
Leopold I : ....................
Leopold II : .....................
Leopold III : .....................
Leopold IV : ....................
Perlimaan : .....................
30

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


DJJ : .....................
Frekuensi : .....................
Taksiran berat janin (TBJ) : .....................
HIS : .....................
Ekstremitas : .....................
Atas : .....................
Bawah : .....................
Genetalia : .....................
3. Pemeriksaan Dalam:
Vulva/Vagina : .....................
Portio : .....................
Pembukaan : .....................
Ketuban : .....................
Persentasi : .....................
Posisi : .....................
Molase : .....................
Penurunan kepala : .....................

II. INTERPRETASI DATA

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

V. PLANNING/RENCANA TINDAKAN

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN ASUHAN

VII. EVALUASI

31

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.2. Kehamilan
2.2.1 Pengertian Kehamilan
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim
seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya
dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual
pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur
matang), dan sperma (air mani) pria pasangannya akan membuahi sel telur matang
wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada
dinding rahim , lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280
hari) dalam rahim dalam kehamilan normal (Sari, 2013).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
triwulan pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 14-28
minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36
minggu), (Mangkuji, 2012).

2.2.2 Tanda-Tanda Kehamilan


Pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala tidak pasti
kehamilan, antara lain sebagai berikut :

1. Amenorea (tidak dapat haid).


Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi
2. Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis
3. Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan
4. Pingsan .

32

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
5. Mammae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mamma
6. Anoreksia ( tidak ada nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
7. Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar
8. Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid
9. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas
10. Epulis
Adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama
11. Varises
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Kadang-kadang timbulnya varises
merupakan gejala pertama kehamilan muda
2.2.3. Tanda atau gejala mungkin hamil
1. Tanda hegar adalah pola pelunakan uterus sebagai berikut : istmus melunak
dan dapat di tekan
2. Tanda Chadwick adalah akibat dari uterus, serviks dan istmus melunak secara
progresif dan serviks menjadi agak kebiruan. (Bobak,2004: 107)
3. Tanda piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
4. Tanda Braxton-hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
5. Suhu basal. Yang sesudah ovulasi antara 37,2o sampai 37,8o. Gejala ini sering
dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.
33

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


6. Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi hari
2.2.4. Fisiologi kehamilan
a. Tanda-tanda kehamilan
1. Gerakan janin dalam rahim
a. Terlihat atau teraba gerakan janin
b. Teraba bagian-bagian janin
2. Denyut jantung janin
3. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler
4. Dilihat dengan ultrasonografi
5. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka
janin, ultrasonografi.
b. Perubahan fisiologis pada ibu hamil
1. Rahim atau uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan menjadi 1000
gram saat akhir pengertian kehamilan (Rustam Mochtar, 1998)
2. Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
3. Ovarium
Dengan terjadinya pengertian kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur pengertian kehamilan 16 minggu.
4. Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola
payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), puting susu makin menonjol.
5. Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim.Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (Manuaba, 1998).
6. Berat badan ibu hamil bertambah
34

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Rustam
Mochtar, 1998).
c. Perubahan psikologis
1. Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone pengertian
kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya
payudara. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap
perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama, karena perutnya masih kecil, pengertian kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain atau
dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).
2. Perubahan psikologis trimester II
Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima
pengertian kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif.Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya
bagi seorang diluar dari dirinya sendiri.Banyak ibu yang merasa terlepas
dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3. Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Seorang
ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan. Disamping itu ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.
35

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Kebutuhan ibu hamil
1. Kebutuhan ibu hamil trimester I
a. Diet dalam pengertian kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan
makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah
begitu pula nafsu makan yang menurun.Ibu hamil juga harus cukup
minum 6-8 gelas sehari.
b. Pergerakan dan gerakan badan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan
terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang
dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
c. Personal Hygiene
Ibu dianjurkan untuk untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, kebersihan gigi dan ganti pakaian minimal 2 x
sehari.
d. Seksual
Pada umumnya diperbolehkan pada masa pengertian kehamilan jika
dilakukan dengan hati-hati.Pada akhir pengertian kehamilan, sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan.Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan
untuk menunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu
plasenta telah terbentuk.
e. Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2
e. Kebutuhan ibu hamil trimester II
1. Pakaian
Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan dan
yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat.Menganjur-
kan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi
karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.

36

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Nutrisi
Kebutuhan energi pada pengertian kehamilan trimester I memerlukan 100
kkal/hari (menjadi 1900-2000) kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan
III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari,
atau sama dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau minum
2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar
500gr/minggu.Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan normal per
hari.
f. Kebutuhan ibu hamil trimester III
1. Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat
a. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran termasuk mengidentifikasi penolong
dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan
biaya persalinan.
b. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:
c. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan dan transportasi untuk
mencapai tempat tersebut.
d. Mempersiapkan donor darah.
e. Mengadakan persiapan financial.
f. Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada ditempat.
2. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar dan pembukaan telah ada
(Rustam Mochtar, 1998).

37

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.2.5. Komplikasi Kehamilan
1. Syok
Syok adalah gangguan sirkulasi darha ke jaringan sehingga kebutuhan
oksigen tidak terpenuhi.Gejala klinisnya berupa tekanan darah turun, nadi cepat
dan lemah, pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak napas, penglihatan
kabur, gelisah dan oliguria/ anuria.

Jenis-jenis berdasarkan etiologi :

a. Syok hemoragik, yaitu syok karena pendarahan yang banyak.


Penyebabnya pada kehamilan muda ; abortus, kehamilan ektopik, penyakit
tropoblas (mola hidatidosa), kehamilan antepartum; plasenta previa,
solusia plasenta, ruptur uteri, pasca persalinan; atonia uteri, laserasi jalan
lahir.

b. syok neurogenik, yaitu karena rasa sakit yang hebat. Penyebabnya berupa
kehamilan ektopik, solusio plasenta, persalinan dengan forsep atau
persalinan letak sungsang dimana pembukaan serviks belum lengkap, versi
dalam yang kasar, ruptur uteri, inversio uteri akut, pecah ketuban pada
polihidramnion, ataupun splanchnic syok.
c. Syok kardiogenik, yaitu syok karena kontraksi otot jantung yang tidak
efektif. Bisa disebabkan karena infark otot jantung atau kegagalan jantung.
d. Syok endotoksik atau septik, yaitu gangguan menyeluruh pembuluh darah
disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab tersering adalah bakteri gram
negatif. Sering dijumpai pada abortus septik, koriamnionitis dan infeksi
pasca persalinan.
e. Syok anafilaktik, yaitu karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-
obatan.
2. Emboli Air Ketuban
Yaitu masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu sehingga menyebabkan
kolaps pada ibu pada waktu persalinan.Kejadian ini lebih sering pada
kontraksi uterus yang kuat dengan spontan ata induksi dan terjadi pada waktu

38

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


air ketuban pecah dan ada pembuluh darah yang terbuka pada plasenta atau
serviks.

3. Pendarahan pada Kehamilan Muda


Abortus, yaitu pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.Batasnya sebelum kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gr.

4. Kehamilan ektopik, yaitu pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. 95% kehamilan ektopik
terjadi di tuba fallopi.
5. Mola hidatidosa, yaitu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik.
6. Pendarahan pada Kehamilan Lanjut
Plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.Etiologi
pasti belum diketahui pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista
menimpa desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain
yang mungkin. Vaskularisasi desidua yang tidak memadai akibat peradangan
atau atrofi.

Klasifikasinya:

1. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu plasenta menutupi seluruh ostium
uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, yaitu plasenta yang menutupi bagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis, yaitu plasenta yang tepinya berada di pinggir
ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari
ostium uteri internum.

39

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Solusio plasenta, yaitu lepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
Etiologinya digolongkan dalam 5 kategori:

1. Kategori sosioekonomi, yaitu termasuk keadaan yang tidak kondusif seperti


usia muda, primiparitas, single-parent,pendidikan yang rendah, solusio
plasenta rekurens.
2. Kategori fisik, yaitu trauma tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan
dalam rumah tangga atau kecelakaan dalam berkendaraan.
3. Kategori kelainan pada rahim, contohnya mioma seperti mioma submukosum
di belakang plasenta atau uterus berseptum.
4. Kategori penyakit ibu, seperti tekanan darah tinggi dan kelainan sistem
pembekuan darah (trombofilia)
5. Kategori sebab iatrogenic, seperti merokok dan penggunaan kokain.
2.2.6. Pelayanan Yang Terpusat Pada Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang
dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson &
Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan
keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam
filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai
asuhan itu.

1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah


Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang
diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus
memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-
tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care)
40

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab
dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau
dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena
merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3. wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan
ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu
sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap,
perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi
yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan
dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry,
Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan
kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai
penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak
untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan
memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya
Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan
merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan
pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus
diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan
keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.
2.2.7. Lingkup Asuhan Kehamilan

41

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan
identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko
tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

2.2.8. Prinsip-Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu
serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling
sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan &
pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan
menolong diri sendiri pada kondisi tertentu.Hindarkan sikap negatif dan
banyak mengkritik.

3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga.Untuk dapat mengambil suatu
keputusan mereka memerlukan informasi.Bidan harus memberikan informasi
yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan,
maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya.
Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa
yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan
ibu/keluarga.

4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.

42

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang
dilakukan menjadi tanggungan bidan.Pelayanan yang diberikan harus
berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan.Asuhan yang
berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti
ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional
bidan.

2.2.9. Sejarah Asuhan Kehamilan

Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan


secara umum.Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar
apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada
tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy
safer.

2.2.10. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian


maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu &


perkembangan bayi yang normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
2.2.11. Standar Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai
dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan
norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi.
Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena

43

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang
jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak
memenuhi standard dan terbukti membahayakan.

Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:

1. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil


Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan secara teratur.
2. Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.Pemeriksaan meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal.Bidan juga harus mengenal
kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/
infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila ditemukan
kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3. Standar 3 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
4. Standar 4 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

44

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
6. Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.(Standard Pelayanan Kebidanan,
IBI, 2002)
2.2.12. Hak-Hak Ibu dalam Layanan ANC

Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002),


yaitu :

1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus


diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung
secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap
pelaksanaan prosedur.
5. Menerima layanan senyaman mungkin.
6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang
diterimanya.
2.2.13. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan

Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan


adalah:

45

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta
bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas
yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.
2.2.14. Asuhan Kehamilan

Tujuan dari pemeriksaan pengertian kehamilan yang disebut dengan Ante


Natal Care (ANC) tersebut adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran dan memberikan pendidikan.
Standar pelayanan antenatal ada 14 T yaitu :
1. Timbang berat badan (T1)
a. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari trimester I sampai trimester II yang berkisar antara 9-13,5 kg.
penimbangan berat badan mulai terimester III bertujusn untuk mengetahui
kenaikan berat badan setiap minggu, yaitu tergolong normal adalah 0,4-0,5
kg tiap minggu.
b. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan.
2. UkurTekanan darah (T2)
Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat .30 mmHg
atau tekanan distolik > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat
selama 30 menit.Tekanan pada diastolic pada trimester kedua yang lebih dari
85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat pre-eklamsi (Hanifah, 2005).

3. Nilai status gizi (T3)

46

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Nilai status gizi ibu dilihat dari peningkatan barat badan ibu dan kecukupan
istirahat ibu, serta dilihat dari LILA ibu (Mandriwati, 2008).
4. Ukur (Tinggi) fundus uteri(T4)
Tujuan pemerikasaan TFU mengunakan tehnik Mc.Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan umur kehamilan brdasarkan minggu, dan hasilnya
bias dibandingkan dengan hasil anamnesis dari pertama haid terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan TFU dalam cm yang normal harus
sama dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan
HPHT(Mandriwati, 2008).
5. Presentasi kepala dan DJJ (T5)
Dilakukanya pemeriksaan presentasi janin yaitu untuk mengetahui bagian
terendah janin. Macamnya adalah presentasi puncak kepala, presentasi muka
dan presentasi dahi.Dilakukanya pemeriksaan DJJ yaitu untuk mengetahui
apakah bayi dalm keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya
berkisar antara 120-160 kali / menit.Kalau bunyi jantung kurang dari 120
kali/menit.Atau lebih dari 160 kali/menit atau tidak teratur, janin dalam
keadaan asfiksi (kekurangan oksigen) yang disebut gawat janin.
6. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid(TT) lengkap (T6)
Tabel 2.1Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
Interval Lama %
Imunisasi
(selang waktu minim) perlindungan Perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal - -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80


TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
25 tahun (seumur
TT5 1 tahun setelah TT4 99
hidup)

7. Pemberian Tablet zat besi (T7)


Pemberian Tablet zat besiminimum 90 tablet selama kehamilan.
8. Tes terhadap penyakit menular seksual(T8)
47

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual sangat penting karena dapat
membahayakan perkembangan janin bahkan kematian janin.Test laboratorium
rutin (HB dan Protein), dilakukan pemeriksaan darah ibu hamil, yaitu untuk
mengetahui Hb ibu hamil apakah ibu anemis atau tidak, sedangkan
dilakukanya pemeriksaan urine pada ibu hamil yaitu untuk mengetahui apakah
urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala pre-eklamsi
(Mandriwati, 2008).

9. Tata laksana kasus (T9)


Untuk mendeteksi apakah terdapat kegawat daruratan pada ibu hamil serta
merencanakan penetalaksanaan kegawat daruratan tersebut (Saifudin, 2006).
10. Temu wicara koseling (T10)
Temu wicara atau konseling sangat diperlukan karena dapat menjalin
tertatalaksana asuhan yang bai selama kehamilan bahkan berlanjut pada
asuhan intranatal, postnatal dan asuhan pada bayi baru lahir. Konseling yang
perlu diberikan selama hamil meliputi : konseling mengenai kebutuhan nutrisi
ibu hamil, senam ibu hamil, persiapan persalinan, tanda bahaya hamil.

11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)


12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7T (Prawiroharjo,2002).
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama pengertian
kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada
trimester III (Saifuddin, 2002).
Dengan antenatal care harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sejak awal sampai akhir pengertian kehamilan kesehatan fisik
maupun mental.
b. Mengurangi penyulit-penyulit atau kelainan fisik dan psikologis serta
menemukan dan mengobati secara dini.

48

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


c. Persalinan berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta ibu
dalam kondisi sehat pasca persalinan (Armi, 2006).
2.2.12. Manajemen Kebidanan pada Ibu Hamil
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada pasien .

Manajemen kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini:

1. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan dilanjutkan secara
terus-menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber melalui tiga teknik, yaitu anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Bagian-bagian penting dari anamnesis antara lain sebagai berikut:
a. Data Subjektif: biodata, alasan datang dan keluhan utama, Riwayat
kebidanan, Riwayat kesehatan, Kebiasaan, Kebutuhan sehari-hari (pola
makan, eliminasi, personal hygiene, aktivitas sehari-hari, pola istirahat,
dan pola seksual), respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan,
status perkawinan, adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa
hamil, dan pengetahuan ibu tentang kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).
b. Data Objektif: keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pemeriksaan kepala
sampai kaki, pemeriksaan obstetric, pemeriksaan penunjang/data
laboratorium.
6. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah, dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Dalam langkah kedua ini Bidan membagi interpretasi
data dalam tiga bagian yaitu:

a. Diagnosis Kebidanan/Nomenklatur
49

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain: paritas, usia
kehamilan dalam minggu, keadaan janin, normal atau tidak normal.
b. Masalah
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami
kenyataan terhadap diagnosisnya.

c. Kebutuhan Pasien
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya.

7. Merumuskan Diagnosis/masalah Potensial


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.
8. Mengantisipasi penanganan segera
Pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi) bidan
harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, tetapi kadang
juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga pasien yang
memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.
9. Merencanakan Asuhan kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah
sebelumnya. Semua perencanaan yang di buat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date,
perawatan berdasarkan bukti, serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa
yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien.

6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan
secara efisien dan aman.

7. Evaluasi

50

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang diberikan kepada
pasien (Ari Sulistyawati, 2009).

2.3. Persalinan
2.3.1. Pengertian Persalinan
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar R, 1998).
2. Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
serta ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin AB, 2002).
3. Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-
kurangnya 28 minggu atau lebih atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya
1000 gram lebih (Sumapra S)
4. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H, 2002).
5. Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm /37 minggu -
42 minggu, letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri
dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan, dan
tanpa komplikasi (Sumapraja S).
6. Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selam
proses persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu lengkap. Setelah persalinan
ibu maupun bayi dalam kondisi baik (Pelatihan Asuhan Persalinan Normal
Paduan Peserta)
7. Jadi kesimpulan persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang
dikandung selama 37–42 minggu, presentasi belakang kepala/ubun-ubun kecil
di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam.
Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.

51

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


8. Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses
yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi
terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan
harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan.
Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan
dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan
dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. (APN 2010).
Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat yang
menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu maupun
keluarga (Rohani, 2014).

Pada kehamilan akhir, perubahan produksi hormon menyebabkan relaksasi


ligamen dan tulang rawan pada sendi panggul, memungkinkan mobilitas yang
lebih tinggi pada sendi sakro ilika dan simfisis pubis. Mobilitas panggul
memungkinkan perubahan bentuk dan ukuran panggul yang tidak kentara,
sehingga dapat memfasilitasi posisi optimal kepala janin pada kala I, yaitu
gerakan-gerakan utama fleksi, rotasi interna dan penurunan janin pada kala II
(Simkin, 2005).

2.3.2. Bentuk – Bentuk Persalinan


Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:

a. Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung < 24 jam.
b. Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan
berlangsung dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan
52

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


pervaginam (ekstraksi porceps / cunam, ekstraksi vakum dll) dan perabdomen
(SC).
c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak dengan
sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau prostaglandin
atau setelah pemecahan ketuban.
d. Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
2.3.3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi
kekuatan his. Ada dua hormon yang dominan mempengaruhi kehamilan, yaitu :

1. Estrogen
a. Meningkatnya sensitipitas otot rahim
b. Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
2. Progesteron
a. Menurunnya sensitifitas otot rahim
b. Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
d. Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
3. Teori keregangan
a. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimilai.
c. Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Teori penurunan progesteron
a. proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan.

53

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
c. Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
5. Teori oksitosin internal
a. Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat
mangubah sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
b. Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
6. Teori prostaglandin
a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan.
b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konspsi dikeluarkan.
c. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
7. Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
a. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan
(linggin tahun 1973).
b. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi
mulainya persalinan. (Manuaba, 2005).
2.3.4. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :

1. Terjadinya His Persalinan


Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek. His persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit
yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai pengaruh terhadap
pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah
2. Pengeluaran Lendir dan Darah

54

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan
pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembulu darah
pecah.
3. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsug
dalam waktu 24 jam.
4. Perubahan Serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).
2.3.5. Mekanisme Persalinan
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah
cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.

Mekanisme jalan lahir menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :

1. Penurunan (Kepala masuk PAP)


Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum,
linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan
sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak
lurus dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga terjadi keadaan :

a. Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip


kepan dengan pintu atas panggul.
b. Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut lancip
kebelakang dengan pintu atas panggul.
2. Fleksi

55

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah
dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling
kecil (diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala
berada dalam fleksi maksimal.

3. Putar paksi dalam


Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan
intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun kecil
berputar kearah depan di bawah simpisis.

4. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah
simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut
lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.

5. Putar paksi luar


Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.

6. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring
dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila
kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan belakang dan bahu depan
lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme persalinan fisiologis
penting di pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan
sehingga tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar, 2002).

2.3.6. Tanda-Tanda Persalinan


Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:

a. Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.

56

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir
bercampur darah.
c. Dapat disertai pecah ketuban
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan
serviks, pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
2.3.7. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1. Power ( Kekuatan )
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim.

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah


gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar
kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. Retraksi
adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi.

His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur,


makin lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat
kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin
lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan
sampai anak dilahirkan.His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot
rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris,
fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti
memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang
semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim,
bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.

Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang


berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala II dan
untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut
dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
57

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.Persalinan akan
berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan
tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan
hypertonic/tetania uteri.

2. Passanger (Muatan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala
janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan
letak kepala.

Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah


kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak
sungsang.

3. Passage (Jalan Lahir)


Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal.

Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir


berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak
menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut
arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka
belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium)
ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas
panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul)
12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.Jalan
lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan
hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit

58

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam
panggul.Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan,
untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas
dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-
otot ini akan mudah ruptur.

Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang
kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau
skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka),
serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema
serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit
diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal
septum, dan tumor pada vagina.

4. Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab
lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang
lancar.

Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama
yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap
kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.

5. Penolong
Memilih Penolong persalian yang berkompeten, seperti: bidan, dokter,
perawat atau tenaga kesehatan yang terlatih.

6. Posisi Saat Bersalin


Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.
2.3.8. Prosedur Pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV
Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien dapat berjalan-jalan. Lamanya kala

59

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


I untuk primigravida berlangsung selama 6 -18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan
multigravida sekitar 2-10 jam (rata-rata 7 jam). Berdasarkan kurve Friedmen,
diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan (Manuaba, 1998).

a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam,
pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam
waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan
fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedang pada multigravida 7 jam.
Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap 2 jam.

Persalinan Kala II
Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala pengeluaran terjadi berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin
didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung :

a. 1 – 2 jam pada primigravida


b. ½ - 1 jam pada multigravida
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan:

1. Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi


2. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
3. Perineum terlihat menonjol
4. Vulva vagina dan sfinger ani membuka
5. Peningkatan pengeluaran lendir & darah

60

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada tatakramanya dan
ada waktu untuk memimpin, semua ini disebut dengan memimpin persalinan”Kes
eluruhan 60 standar dan langkah asuhan persalinan normal yang mempunyai arti,
maksud dan tujuan, dan harus dikuasai seorang bidan tersebut adalah :

1. Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua


a. Dor-an
b. Tek-nus
c. Per-jol
d. Vul-ka
2. Memastikan kelengkapan alat, bahan, serta obatan-obatan esensial pertolongan
persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & membuka spoid
kemudian memasukan spoid disposable sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah
partus set.
3. Memakai celemek partus dari bahan yang tidak tembus cairan.
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, kemudian
mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan
handuk bersih.

4. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan


untuk pemeriksaan dalam.
5. Mengambil spuid dengan tangan yang bersarung tangan,kemudian isap
oksitosin dengan teknik satu tangan dan letakan kembali kedalam bak partus.
6. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva
ke perineum.
7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah.
8. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%.
9. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ
dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

61

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


10. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.
11. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
12. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
13. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
14. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
15. Meletakan duk steril yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
16. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
18. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, maka
lindungilah perineum dengan satu tangan yang di lapisi kain dan tangan yang
lain menahan belakang kepala agar tidak terjadi defleksi.
19. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
20. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu anterior
kemudian gerakan ke arah atas untuk melahirkan bahu posterior.
22. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
23. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).
62

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


24. Melakukan penilaian sepintas : Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas
tanpa kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif.
25. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
26. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
27. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi
baik.
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
29. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem pertama kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat dengan klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
30. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Kemudian
mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
31. Meletakan bayi tengkurap di atas dada untuk melakukan IMD. Menyelimuti
ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
Persalinan Kala III
32. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
33. Meletakan satu tangan diatas fundus untuk mendeteksi kontraksi dan tangan
yang lain memegang tali pusat.
34. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri mendorong uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30–40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
35. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
63

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial).
36. Setelah plasenta muncul pada introitus vagina, jemput plasenta dengan kedua
tangan kemudian putar searah jarum jam hingga plasenta dan selaput ketuban
terlepas.
37. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase pada fundus
uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
38. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,
dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
39. Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum, dan
lakukan penjahitan bila ada robekan.
Persalinan Kala IV
40. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
41. Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 %.
42. Pastikan kandung kemih kosong.
43. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
44. Mengajarkan ibu dan keluarga cara mesase dan menilai kontraksi.
45. Memeriksa TTV dan memastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
46. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik (30-60
x/i).
47. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 % untuk
dekontaminasi selama 10 menit.cuci dan bilas alat setelah di dekontaminasi.
48. Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
49. Bersihkan ibu dengan cairan DTT dan bantu ibu memakai pakaian yang
bersih.
50. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan anjurkan
keluarga untuk memberikan makanan dan minuman yang di inginkan ibu.
51. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %.
64

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


52. Celupkan handscoon dan lepaskan secara terbalik kemudian rendam selam 10
menit dalam larutan clorin 0,5 %.
53. Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir,lalu keringkan dengan
handuk bersih.
54. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi.
55. Dalam waktu 1 jam pertama lakukan penimbangan dan pengukuran pada bayi,
berikan tetes/salep mata antibiotik profilaksis dan injeksi vit.k 1mg IM dipaha
kiri anterolateral.
56. Setelah satu jam pemberian vit.k, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dip
aha kanan anterolateral.
57. Lepaskan sarung tangan secara terbalik kemudian rendam secara terbalik
selama 10 menit dalam larutan clorin 0,5 %.
58. Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan dengan
handuk bersih.
59. Lengkapih partograf.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama (Depkes RI, 2007).

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:

a. Mencatat kemajuan persalinan.


b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit.

65

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:

a. Denyut jantung janin setiap 1/2 jam


b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
c. Nadi : setiap 1/2 jam
d. Pembukaan serviks setiap 4 jam
e. Penurunan: setiap 4 jam
f. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
g. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam

Pencatatan selama fase aktif persalinan

a. Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase


aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk:
1. Informasi tentang ibu :
a. Nama, umur.
b. Gravida, para, abortus (keguguran).
c. Nomor catatan medis/nomor puskesmas.
d. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu).
e. Waktu pecahnya selaput ketuban.
2. Kondisi janin :
a. DJJ
b. Warna dan adanya air ketuban
c. Penyusupan (molase) kepala janin
3. Kemajuan persalinan :
a. Pembukaan serviks
b. Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
c. Garis waspada dan garis bertindak

66

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


4. Jam dan waktu :
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan
b. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
5. Kontraksi uterus:
a. Frekuensi dan lamanya
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan adalah oksitosin dan obat-obatan
lainnya dan cairan IV yang diberikan
7. Kondisi ibu :
a. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
b. Urin (volume, aseton atau protein)
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)

67

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


68

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


69

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.3.9. Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan :
a. Teori Penurunan Progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia pengertian kehamilan 30-60 minggu
sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat
hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron yang
menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan bertindak
sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat menjelang
persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.
b. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim
sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan
kontraksi.Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan
prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan
kerjasama.
c. Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga
keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk berkontraksi makin
meningkat.
d. Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap
lahir, belum diketahui dengan pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat
anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi
lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan glandula suprarenal sangat
penting walaupun bentuk diketahui bentuk sinyalnya.
e. Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat meningkat pada
cairan amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan
progesterone dapat memicu interleukin -1 untuk melakukan “hidrolisis
gliserofosfolid” sehingga terjadi pelepasan, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti
pula bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar
70

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion.Selain itu, terjadi
pembentukan prostasiklin dalam miometrium desidua dan korion leave.
Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang kontraksi bila
diberikan dalam bentuk infuse, per os, atau secara intra vaginal. Oleh karena
itu, dapat dikemukakan bahwa proses mulainya persalinan merupakan proses
yang kompleks dan paling dominan, tetapi merupakan inisiasi pertama yang
masih belum diketahui dengan pasti.
b. Tahapan persalinan
a. Kala I
Dapat dinyatakan partus lama dimana bila timbulnya his wanita tersebut
mengeluarkan lendir darah (blood show). Lendir ini berasal dari lendir kanalis
serviks karena servik mulai membuka tau mendatar. Sedangkan darahnya berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berad pada di sekitar kanalis servikalis itu
pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servik membuka.

Proses pembukaanya servik sebagai akibat his dibagi 2 fase, yaitu

1. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.

2. Fase Aktif
Dibagi dalam 3 fase yaitu :

a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 2 jam pembukaan 3 cm tadi


menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
4 cm menjadi9 cm.
c. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan9 cm menjadi pembukaan lengkap (Sarwono, 2007).
b. Kala II
Kala II persalinan adalah di mulai dengan dilatasi lengkap servik di akhiri
dengan kelahiran bayi. (Varney, 2008).

71

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan (Wiknjosastro, 2007).

c. Kala III
Kala III adalah setelah plasenta lahir, uterus teraba keras dengan fundus
diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 jam sampai 15 menit
setela bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
(Wiknjosastro, 2007).

Tujuan manajemen adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih


efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,mencegah perdarahan, mengurangik
ehilangan darah pada kala III persalinan jika dibanding dengan penatalaksanaan
fisiologis.Sebagian besar kasus kesakitan dan Kematian ibu di Indonesia
disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar disebabkan
oleh atonia uteri dan retensi plasenta, yang yang sebenarnya dapat di cegah
dengan melakukan manajemen aktif kala III (Asuhan Persalinan Normal, 2008).

Fisiologi persalinan kala III yaitu otot uterus ( miometrium ) berkontraksi


mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurnagnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat peerlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Tanda dan Gejala Kala II persalinan :

1. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.


2. Ibu merasakan adanya peningkatan pada rektum dan vaginanya.

72

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Perineum menonjol.
4. Vulva-vagina dan spingter ani membuka.
5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang
hasilnya adalah :

1. Pembukaan serviks telah lengkap, atau


2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
7. Kala IV
Kala IV yaitu disebut kala pemantuan atau untuk mengamati apakah ada
perdarahan postpartum (Wiknjosastro, 2007).Dalam kala IV yang harus dipantau
kontraksi uterus, tinggifundus, perdarahan, dan mengevaluasi kondisi ibu
secaraumum(Asuhan Persalinan Normal, 2007).

2.3.10. Komplikasi dalam Persalinan


1. Ketuban Pecah Dini
Selaput ketuban yang pecah sebelum waktu bersalin disebut ketuban pecah
dini.
2. Persalinan Prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu.
3. Persalinan Lewat Bulan
Kehamilan lewat waktu (disebut juga kehamilan postterm) adalah kehamilan
yang mencapai usia kehamilan 42 minggu atau lebih.
4. Hambatan dalam Persalinan
Setiap jam seharusnya terjadi pembukaan leher rahim (serviks) minimal
selebar 1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga panggul
minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka terjadi hambatan
dalam persalinan. Salah satu penyebab yang mungkin adalah janin yang terlalu
besar untuk melewati jalan lahir.
5. Gangguan Denyut Jantung Janin

73

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pemantauan denyut jantung janin merupakan cara yang paling mudah untuk
mengetahui adanya gawat janin.
6. Kelainan Posisi Janin
Posisi yang paling sering ditemukan dan paling aman adalah janin menghadap
ke punggung ibu dengan presentasi kepala, dimana leher tertekuk ke depan,
dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin tidak
berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan
mungkin persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.

7. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar bisa diketahui dari pemeriksaan USG atau dengan
pemantau elektrik (dimana akan terdengar 2 denyut jantung janin yang
berbeda). Kehamilan kembar menyebabkan rahim menjadi sangat teregang
dan cenderung unuk mulai berkontraksi sebelum kehamilan mencapai usia
yang matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara prematur dan
kecil.
8. Posisi dan presentasi janin di dalam rahim
Posis dan presentasi janin didalam rahim bisa berlainan, sehingga persalinan
bisa menjadi sulit.Akibatnya, bayi kedua cenderung mengalami masalah
selama persalinan dan memiliki resiko mengalami kelainan dan kematian yang
lebih tinggi.

74

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


9. Rahim yang terlalu teregang
Kadang setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat
berkontraksi dengan baik sehingga ibu juga bisa mengalami perdarahan.
10. Distosia Bahu
Distosia bahu adalah suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana pada
presentasi kepala, salah satu bahu bayi tersangkut pada tulang kemaluan dan
tertahan di dalam jalan lahir.
11. Prolaps Korda Umbilikalis
Prolaps korda umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikalis (tali
pusar) keluar mendahului bayi dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi
mulai memasuki jalan lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke
bayi terhenti.
12. Emboli Cairan Ketuban
Emboli air ketuban terjadi ketika cairan ketuban masuk ke dalam aliran darah
ibu, biasanya terjadi saat persalinan yang sulit. Emboli adalah suatu massa dari
bahan asing yang terdapat di dalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang
terjadi, emboli bisa terbentuk dari cairan ketuban.Emboli ini dapat sampai ke
paru-paru ibu dan menyumbat arteri, yang disebut emboli pulmoner. Emboli
pulmoner bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat, irama jantung
tidak teratur, kolaps, syok atau bahkan henti jantung dan kematian.
13. Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan hebat dari rahim setelah persalinan merupakan masalah yang
serius.Ketika plasenta lepas dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka.
Kontraksi rahim membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka
mengalami pemulihan lengkap. Namun, jika setelah proses persalinan rahim
tidak berkontraksi atau jika terdapat bagian plasenta yang tertinggal di dalam
rahim, maka rahim menjadi tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga

75

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


darah yang hilang menjadi lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks
juga bisa menyebabkan perdarahan yang hebat.

PROSEDUR / PELAKSANAAN
Jika selama proses persalinan terjadi komplikasi, maka dapat dilakukan
berbagai tindakan seperti persalinan dengan bantuan forsep atau ekstraktor
vakum, bahkan operasi cesar.
1. Forseps & Ekstraktor Vakum
a. Forsep
Forseps adalah alat yang terbuat dari besi dan berbentuk seperti sendok
besar dengan bagian tepi yang bulat dan pas untuk mengelilingi kepala
janin. Forsep diletakkan hati-hati pada kepala bayi dan disatukan pada
bagian pegangannya.
b. Ekstraktor vakum
Ekstraktor Vakum terdiri dari mangkuk kecil yang terbuat dari bahan
seperti karet yang terhubung dengan sebuah vakum.Alat ini dimasukkan
kevagina dan dilekatkan ke kepala janin dengan menggunakan hisapan
vakum. Saat rahim berkontraksi dan ibu mengedan, dokter akan menarik
dengan perlahan untuk membantu melahirkan bayi.
Ekstraksi vakum atau forseps perlu digunakan jika janin berada dalam
keadaan gawat dan harus segera dilahirkan, jika persalinan berlangsung
lama, atau jika ibu tidak dapat mengedan secara adekuat.
c. Operasi Cesar
Operasi cesar adalah operasi untuk melahirkan/mengeluarkan bayi dari
rahim ibu dengan cara membuat sayatan pada perut dan rahim ibu.

76

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.3.11. Asuhan Persalinan
Menurut Roham (2014) Asuhan Persalinan dibagi didalam 4 kala,yaitu:

1. Kala I
Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan
partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan
yang menyenangkan ibu, menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu,
membuat rujukan jika terjadi keadaan yang abnormal.
2. Kala II
Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan terhadap ibu,
terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh wanita, pendamping
persalinan, persiapan kelahiran, penatalaksanaan kelahiran.
3. Kala III
Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan 3
langkah, yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali
(PTT), dan masase fundus uteri, memeriksa plasenta, pemantauan kontraksi,
robekan jalan lahir dan perineum, hygiene, dan vital sign, memperhatikan
nutrisi dan istirahat ibu.
4. Kala IV
Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia;
pemerisaan serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut.
Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap 15
menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam kedua.
2.3.12. Kebutuhan Ibu Masa Persalinan
Asuhan sayang ibu adalah pendamping persalinan, KIE, membantu ibu
memilih posisi, mengajari cara meneran, dukungan psikologi dan pemberian
nutrisi. Kebutuhan fisiologis adalah makan dan minum, oksigen, istirahat selama
tidak ada his, BAB dan BAK, pertolongan persalinan yang berstandar. Kebutuhan
rasa aman adalah memilih tempat dan penolong persalinan, informasi tentang
proses persalinan, posisi yang dikehendaki ibu, pemantauan selama persalinan,
intervensi yang diperlukan. Kebutuhan harga diri adalah merawat bayi sendiri dan

77

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


menetekkan, asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu, pelayanan
yang bersifat simpati dan empati, informasi bila akan melakukan tindakan,
memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah memilih tempat dan penolong persalinan yang
diinginkan, memilih pendamping selama persalinan, bounding attachment, ucapan
selamat atas kelahiran bayinya (Sumarah, dkk, 2009).
2.4. Masa Nifas
2.4.1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kadungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.
Masa nifas adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau
42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami
perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut
involusi (Maritalia, 2012).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali
seperti sebelum ada pengertian kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro,
2006).
Nifas dibagi dalam 3 periode :

a. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan


berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lama 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau
tahunan.

78

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.4.2. Tujuan Asuhan Nifas

Asuhan nifas bertujuan untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.


2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi yang sehat.
4. Memberikan pelayanan KB.
5. Mempercepat involusi alat kandung.
6. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
7. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan
8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
2.4.3. Fisiologis Nifas
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Involusi uterus.
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4

a. Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Involusi Uteri


Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter
Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan 500 gram 7,5 cm
simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

79

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Involusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat
luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan
parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat
implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar
endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan
kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat
implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan
lokia.
2. Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan
ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
3. Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan
2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat
sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu
sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-
retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.
80

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


4. Lokia
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lokia dapat dibagi
menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:

b. Jenis-jenis Lokia
Tabel 2.4 Jenis-jenis Lokia
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa,rambut lanugo,sisa
mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih
kecoklatan banyak serum,juga terdiri dari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit,selaput
lender serviks dan serabut
jaringan yang mati.

Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga
270 ml.
5. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.

81

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami robekan.Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilkan episiotomi dengan indikasi tertentu.
6. Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot
polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun
demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
7. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinanan penyebab dari keadaan ini
adalah terdapat spasme sfinkter dan edema agar kandung kemih sesudah bagian
ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan berlangsung.
Urin dalam jumlah besar akan di hasilkan dalam 12-36 jam post
partum. Kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “dieresis” ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.
Dinding kandung kemih memperlibatkan odem dan hiperymia, kadang-
kadangodem trigonum yang menimbulkan alostaksi dari uretra sehingga menjadi
retensio urine. Kandung kemih dalam masa nifas menjadi kurang sensitive dan
kapasitas bertambah sehingga setiap kali kencing masih tertinggal urine residual
(normal kurang lebih 15 cc). Dalam hal ini, sisa urine dan trauma pada kandung
kemih sewaktu persalinan dapat menyebabkan infeksi.
8. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

82

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan
akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama
masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar
500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
9. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uteri. Penarikan kembali esterogen menyebabkan dieresis yang terjadi secara
cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran
ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini, ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.
Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi cairan yang melekat
dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-
sama dengan trauma masa persalinan.Pada persalinan vagina kehilangan darah
sekitar 200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC, pengeluaran dua kali
lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hmt (Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relative akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan
akan menimbulkan decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya,
ini akan terjadi pada 3-5 hari post partum.
10. Perubahan Tanda Vital
a. Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari
keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-
4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada
pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun
83

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun
sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat celcius, waspada
terhadap infeksi post partum.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit.Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan
infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah.Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca
melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah
tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post
partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
d. Pernafasan.
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan
pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda
syok.
2.4.4. Perubaan Psikologis dalam Masa Nifas

Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk
terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan
psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh
Reva Rubin ada 3, yaitu:
84

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Taking in
a. Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan
sangat tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.
b. Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami
c. Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah efek
kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah, gangguan proses
pemulihan kesehatan.
d. Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu
makan biasanya akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi indikasi
bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg normal.
2. Taking Hold
a. Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi
berkonsentrasi pada kemampuannya menjadi ibu yang sukses, dan
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayinya.
b. Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi
dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu.
c. Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya seperti
menggendong, memandikan, menyusui bayinya dan mengganti popok.
d. Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan
yang dialami ibu.
e. Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support emosional pada ibu.
3. Letting go
a. Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan secara
penuh merupakan waktu pengaturan
b. Kumpul bersama keluarga
c. Ibu telah menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu merasa menyadari
kebutuhan bayinya sangat tergantung kesiapannya sendiri sebagai ibu,
ketergantungannya kepada orang lain, serta dipengaruhi oleh interaksi
sosial budaya keluarga.

85

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.4.5. Tujuan Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1. Kunjungan I6- 8 jam setelah persalinan :


Tujuannya :

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila
perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. Kunjungan II6hari setelah persalinan :
Tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III2minggu setelah persalinan
Tujuannya :
Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV6 minggu setelah persalinan
Tujuannya
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)
Tujuan kunjungan masa nifas antara lain yaitu :
86

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya
2.4.6. Perawatan Masa Puerperium

Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan


“ mobilisasi dini ” ( early mobilization ). Perawatan mobilisasi mempunya
keuntungan :

1. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium


2. Memperlancar involusi alat kandungan
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
4. Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme.
2.4.7. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai


dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama masa nifas
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman

87

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional
2.4.8. Perubahan Psikis

1. Post Partum Blues


Adalah masalah yang dialami setelah melahirkan seperti menangis,
kelelahan, marah-marah, sensitif, takut bayi mati, bayi menangis terus. Tanda-
tandanya :

a. Sangat emosional
b. Cemas
c. Semangat hilang
d. Kwatir
e. Mudah tersinggung
f. Sedih tanpa sebab
g. Menangis berulang kali
2. Depresi Post Partum
Adalah keadaan yang hanya menimpa sebagian kecil wanita dan lebih
parah dari post partum bluse. Tanda dan gejalanya :

a. Tidak mau makan dan minum


b. Mereka seakan tidak mau mengasuh bayi dan dirinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang
tua pada masa post partum adalah :

1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.


2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
4. Pengaruh budaya

88

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2.4.9. Komplikasi Masa Nifas
Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas yaitu :
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan
sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai
definisi ini.Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang
sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut
bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada
spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.Volume darah yang hilang
juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu
dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan
darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak
anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.Perdarahan
dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal
tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan
akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat
untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2. Infeksi Masa Nifas


Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa
nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan
komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan
pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi.
Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.

89

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum,
bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.


5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih
di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia
epidural atau spinal.Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin
berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang
lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang
lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan dalam Waktu yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu
makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.
Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh
yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan
yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan
keadaanya kembali
8. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan dikaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.
2.4.10. Asuhan Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A.2009 kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir untuk mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi:
1. 6-8 jam setelah persalinan
90

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga,
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan kasih saying antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir 2 jam setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2. 6 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyakit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyakit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
4. 6 minggu setelah persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayinya alami.
91

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Memberikan konseling untuk berKB secara dini.
2.4.11. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Menurut Manuaba, dkk. 2010 kebutuhan dasar ibu nifas adalah:
a. Kebersihan diri
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar
vulva terlebih dahulu, dari depan belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali
selesai BAK/BAB.
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya setidaknya 2 kali sehari.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
seudah membersihkan daerah kelaminnya.
5. Jika ibu mempunyai luka episiotomy/laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
1. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
2. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang/beristirahat selagi bayi tidur.
3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dan beberapa hal:
a. Mengurangi jumlah ASI yang keluar
b. Memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
c. Latihan
1. Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan dasar panggul
kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini akan menyebabkan otot
perutnya menjadi kuat.
2. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu.
92

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Gizi
1. Tambahkan 500 kalori setiap hari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan dan
vitamin yang cukup.
3. Minum secukupnya 3 liter setiap harinya.
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40
hari pasca salin.
5. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) untuk bisa memberikan zat besi
setidaknya selama 40 hari pasca salin.
e. Perawatan payudara
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
2. Menggunakan bra yang menyokong payudara.
3. Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum. Menyusui tetap dilakukan
pada putting yang tidak lecet.
4. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5. Untuk menghilangkan nyeri dapat diminum paracetamol 1 tablet setiap 4-6
jam.
f. Mobilsasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat. Tidur telentang selama
8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dank e kiri.Untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli pada hari kedua
diperbolehkan duduk dan jalan-jalan.
g. BAK
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena otot spingter ani ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi spingter ani selama persalinan juga karena adanya kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing dilakukan kateterisasi.

93

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


h. Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila masih sulit BAB dan
terjadi obstipasi, apabila keras dapat diberikan obat peroral atau perektal. Jika
masih belum bisa dilakukan huknah.
i. Seksualitas
Secara fisik aman untuk memulai suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari tanpa rasa nyeri.Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasakan ketidak nyamanan aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

2.5. Bayi Baru Lahir


2.5.1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan lahir normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1
bulan.Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Depkes RI, 2007).

Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai


dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hamper pada semua sistem.
2.5.2. Penanganan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari
asuhan segera bayi baru lahir :

a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat


b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
c. Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas :
d. Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak
aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu
94

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi
untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi
(sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30
detik setelah lahir).
f. Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
Tabel 2.5 Penilaian Apgar Skor

Nilai
Tanda 0 1 2
Denyut jantung(pulse) Tidak ada Lambat < 100 >100
Usaha Lambat, tidak Menangis dengan
Tidak ada
nafas(respisration) teratur keras
Fleksi pada
Tonus otot(activity) Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Kepekaan
Tidak ada Merintih Menangis kuat
reflek(gremace)
Tubuh merah
Biru Seluruhnya merah
Warna(apperence) muda,
pucat muda
ekstremitas biru

Klasifikasi :

a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)

b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

2.5.3. Klem dan potong tali pusat

a. Klem tali pusat dengan 2 buah klem pada klem pertama kira-kira 2 dan 3 cm
dari pangkal pusat bayi
2. Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting
dengan tangan kiri

95

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong tali pusat
dengan gunting yang perawatan alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi
4. Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan pengikatan
ulang yang lebih ketat.perawatan tali pusat , jangan membungkus punting tali
pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting
tali pusat (JNPK-KR/ POGI,APN, 2007)
2.5.4. Jagalah kehangatan bayi

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Dengan cara :

1. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu
2. Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan
memastikan bahwa kepala terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh
3. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
yaitu :
a. Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi
b. Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera hangatkan bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5. Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru lahir
(memandikan bayi setelah 6 jam)
2.5.5. Identifikasi bayi

Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya yang


mungkin lebih dari satu persalinanmaka alat pengenal harus diberikan kepada
setiap bayi baru lahir :

1. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, tidak mudah melukai, tidak mudah
sobek, tidak mudah lepas (gelang bayi)
2. Pada alat identifikasi harus tercantum :
96

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Nama bayi /Nama ibu
b. Tanggal lahir dan jam
c. Nomor bayi
d. Jenis kelamin
e. Nama ibu lengkap
2.5.6. Pemberian ASI dini

Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan
memberikan keuntungan yaitu:

1. Merangsang produksi ASI


Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut
syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin (hormon ini
yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.

2. Memperkuat reflek menghisap


a. Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
b. Reflek suckling (reflek menghisap)
c. Reflek swallowing (reflek menelan)
d. Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional
dan kehangatan ibu-bayi).
3. Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
4. Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
2.5.7. Perawatan Mata

Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah


penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan
pada 1 jam pertama setelah persalinan.

2.5.8. Pemberian Vitamin K

97

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut :

1. Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1mg/hari.
2. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM
dipaha kiri.
2.5.9. Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B


di berikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM
dipaha kanan dan selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.

2.5.10. Pemantauan lanjutan

Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian dan tindak lanjut dari petugas kesehatan.

Dua jam pertama sesudah lahir

Hal-hal yang di nilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran
yaitu:

1. Kemampuan menghisap kuat atau lemah


2. Bayi tampak aktif atau lunglai
3. Bayi tampak kemerahan atau biru
Masa transisi adalah waktu ketika bayi melakukan stabilitasi dan
penyusaian terhadap kehidupan diluar uterus. Ada 3 priode transisi, yaitu:

1. Tahap pertama /periode reaktif adalah dimulai segera setelah lahir dan
berakhir setelah 30 menit.
2. Tahap kedua/ periode interval adalah berlangsung mulai menit 30 sampai 2
jam setelah lahir (biasanya pada priode ini banyak tidur).

98

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Tahap ketiga /periode reaktif kedua adalah yang berlanjut dari dua jam sampai
enam jam.
2.5.11. Fisiologis BayiBaruLahir

1. Berat badan : 2500-4000 gram.


2. Panjang badan : 48-52 cm.
3. Lingkar dada : 30-38 cm.
4. Lingkar kepala : 33-35 cm.
5. Frekuensi jantung : 120-160 kali/menit.
6. Pernafasan : ± 40-60 kali/menit.
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genetalia
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
b. Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada..
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
2.5.12. Komplikasi Bayi Baru Lahir

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates,antara lain:

1. Prematuritas dan BBLR


2. Asfiksia
3. Infeksi bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermi
8. Tetanus neonatorum
99

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir
11. Sindroma gangguan pernafasan
12. Kelainan congenital
2.5.13. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari
asuhan segera bayi baru lahir :

a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat


b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera setelah melahirkan badan bayi lkan penilaian sepintas :

a. Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak


aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu.
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi
untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi
(sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30
detik setelah lahir).
c. Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah
maka segera lkan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
Asuhan Bayi Baru Lahir Dalam 24 Jam

1. Asuhan bayi baru lahir


Dalam 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan
berikut:

a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna kulit dan aktifitasnya


b. Pertahankan suhu tubuh bayi
c. Hindari memandikan bayi sedikitnya 6 jam setelah lahir
d. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup
2. Pemeriksaan fisik bayi

100

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ketika memeriksa bayi baru lahir, ingat hal-hal penting berikut:

a. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan


b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan
bertindak lembut pada saat menangani bayi
c. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah dari kepala dan berlanjut
secara sistemik menuju kaki.
d. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut.
e. Rekam hasil pengamatan.

2.6. Keluarga Berencana


2.6.1. Pengertian Keluarga Berencana
Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun
keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki


mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah
dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
Kontrasepsi dapat Reversible (kembali) atau permanen (tetap).Kontrasepsi yang
Reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek
lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak
lagi.Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode
kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan
tindakan operasi.

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya


yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi
101

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode
kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun
berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi
(pembuahan).

2.6.2. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)

Ruang lingkup KB antara lain:

a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakankependudukan
f. Pengelolaan SDM aparatur
g. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
h. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
2.6.3. FisiologiKeluargaBerencana

Kontrasepsi berarti mencegah atau melawan sedangkan kontasepsi adalah


pertemuan antra sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan.Jadi, kontasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadi kehamilan
sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma.

Syarat–syarat kontrasepsi.

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.


b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan.
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.
d. Tidak mengganggu hubungan suami istri.
e. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.
Jenis-jenis Metode atau Cara Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana


a. Tanpa alat atau obat, antara lain :

102

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Metode kalender (pantangan berkala)
2. Metode lendir servik
3. Metode suhu basal
4. Coitus interutus (senggama terputus)
5. Metode simpto-therma
b. Dengan alat atau obat, antara lain :
1. Mekanisme (barrier)

2. Kondom

3. Introvagina wanita antara lain: diafragma, spons dan kap servix.

4. Kimiawi dengan spermisid antara lain: vaginal cream, vaginal foam dll.

2. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)


a. Kontrasepsi hormonal:

1. KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning after,

2. KB Suntik : Depo Provera, cylofem, Norigest

b. Implan/AKBK.
c. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
3. Metode Konrasepsi Mantap

a. Metode Operatif pria (MOP/Vasektomi)


b. Metode operatif wanita (MOW/Tubektomi).
Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

13. Menunda kehamilan. Di tunjukkan untuk PUS yang berusia <20 tahun.
14. Menjarangkan kehamilan/mengatur kehamilan. Masa saat istri berusia antara
20-30 tahun dengan jumlah anak 2 orang dan jarak adalah 2-4 tahun.
15. Saat istri berusia >30 tahun, terutama >35 tahun, sebagai mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
2.6.4. Akseptor KB menurut sasarannya
a. Fase menunda kehamilan

103

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun adalah
usia yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.
Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya
kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%.

Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi.Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil
KB, AKDR.

b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan


Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-
4 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi,
reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.
Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.

c. Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamil lagi


Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya pengertian kehamilan dengan resiko
tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak
mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan
disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB
(Pinem, 2009.).

2.6.5. Syarat – SyaratKontrasepsi


Sebagai usaha untuk mencegah pengertian kehamilan hendaknya
kontrasepsi memiliki syarat - syarat sebagai berikut :

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.


104

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Efek samping yang merugikan tidak ada.
c. Lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama
pemakaiannya.
f. Cara penggunaannya sederhana.
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
2.6.6. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:

1. Penurunan angka kematian ibu dan anak


2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan
2.6.7. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan


untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil
atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula
berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi
akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang
luas.

1. Pengaruh positif Program KB

105

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat
ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena
diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB
dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia
pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi
penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan


penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari
kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di
daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk
mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan
terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas,
sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

2. Pengaruh negatif Program KB

Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki


pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa
penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka
biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat
untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.

Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat


mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah
usialanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga
harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

2.6.8. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana


(KB), yaitu:

106

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan
yang aman,sehat dan diinginkan.
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil
kontrasepsi.
3. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk
membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang
sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan
pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :

a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan


peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan
dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi
dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan
kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam
hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya
akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang
tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor
akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga,
antara lain:

1. Manfaat Untuk Ibu:


a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

107

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat Untuk Anak:
a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

108

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BAB 3

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S TRIMESTER III

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

A. Kunjungan Pertama Pada Trimester ke-III

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 22 November 2016

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

Nama Pengkaji : Eka Fitria Panjaitan

Usia Kehamilan : 29 Minggu 3 hari (7 bulan 1 minggu)

DATA SUBYEKTIF(S)
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S NamaSuami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 26tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Bambu No.84

2. Keluhan Utama

109

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, merasakan mules tapi

masih jarang dan mengeluh sering buang air kecil, gerakan janin masih

dirasakan dan mudah lelah.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit

kuning, darah tinggi, kencing manis, asma, jantung, dan batuk menahun, paru-

paru, ginjal.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kuning,
darah tinggi , kencing manis, asma, jantung, dan batuk menahun, serta tidak
ada riwayat kembar dalam keluarganya.

5. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 3 hari

HPHT : 03-05-2016

Banyak : 2x ganti pembalut

Keluhan : tidak ada


6. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x

Lama Menikah : 3 tahun

Usia pertama menikah : 22 tahun

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Kehamilan : tidak ada

Persalinan : tidak ada

110

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Nifas : tidak ada

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama, tidak pernah keguguran, hamil
di luar kandungan, hamil di luar kandungan maupun hamil anggur.

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa ibu belum pernah menggunakan KB

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hamil = ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang,
komposisi nasi 1 piring, sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, dan kadang makan
buah. Ibu mengatakan minum air putih 7-8 gelas sehari kadang minum kopi /
teh 1 gelas sehari.

Selama hamil =ibu hanya makan 2x sehari dengan porsi kecil, nasi ½ piring,
sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, kadang makan buah. Ibu mengatakan
minum air putih 3 gelas karena merasa enek untuk meminumnya.

b. Eliminasi
Sebelum hamil = ibu mengatakan BAK tidak ada masalah, BAK 5 – 6x/ hari
dengan konsistensiwarrna kuning jernih, bau khas air seni. BAB 1x/ hari
dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja.

Selama hamil = ibu mengatakan sering kali ingin BAKn7-8x/hari. BAB 2x/
hari

c. Aktivitas
Sebelum hamil = ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu,
mengepel dan mencuci, serta mengurus anak.

Selama hamil = ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu,


mengepel, dan mencuci serta mengurus anak semampunya karena mual muntah
yang dirasa dan kadang dibantu oleh suami dan keluarga.

111

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Kebersihan
Sebelum hamil = ibu mengatakan mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian 2x/hari, ganti celana dalam 2x/hari.

Selama hamil = ibu mengatakan mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian 2x/hari, ganti celana dalam 3x/hari.

e. Istirahat
Sebelum hamil = tidur siang ± 2 jam,tidur malam ± 6 jam.

Selama hamil = tidur siang ± 2 jam,tidur malam ± 6 jam saat bangun ibu mual
dan muntah.

f. Kebiasaan
Sebelum hamil = ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan minum
jamu-jamuan.Selama hamil = ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok
dan minum jamu-jamuan.

g. Seksualitas
Sebelum hamil = ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 2x/ minggu
sebelum hamil, tidak ada keluhan.

Selama hamil = ibu mengatakan jarang melakukan hubungan suami istri lagi

11. Riwayat Psikososial dan Spiritual


Psikologi : ibu mengatakan senang dengan kehamilannya ini tapi ibu
merasa lelah, merasa ingin BAK terus.

Sosial : ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarganya


baik, terbukti pada saat periksa ke Bidan ibu diantar oleh
suaminya.

Spiritual : ibu mengatakan taat beribadah dan berdo’a agar kehamilan


ini berjalan lancar dan normal.

112

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


DATA OBJEKTIF(O)
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 37oC

RR : 18 x/menit

BB sebelum hamil : 55 Kg

BB sekarang : 65Kg

TB : 165 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : bersih, pertumbuhan merata, warna hitam, tidak
mudah rontok.

Muka : tidak oedem, tidak pucat, terdapat sedikit cloasma


gravidarum.

Mata : simetris, tidak ikterus, konjungtiva merah.

Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.

Telinga : simetris, tidak ada serumen yang berlebihan.

Mulut : bersih,lidah bersih,bibir lembab, tidak ada sariawan.

Leher : tidak ada pembengkakan dileher dan kelenjar limfe, .

Dada : tidak ada retraksi dinding dada.

113

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Payudara : membesar, puting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola mamae.

Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan,tidak terlihat luka


bekas operasi.

Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises.

Ekstremitas : ada edema pada tangan dan kaki, tidak ada nyeri
tekan

b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : TFU 28 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,

tidak melenting (bokong).

Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil


janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting


(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).

Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.

Tafsiran berat janin : (28-13) x 155 = 2325 gram

c. Auskultasi
DJJ : 140x /menit

d. Perkusi
Reflek patella : (+)
114

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


1. Pemeriksaan Penunjang
TTP : 10-02-2017

Hb : 11 gr%

II. IDENTIFIKASI MASALAH / MASALAH AKTUAL


Diagnosa : Ny. S umur 25 tahun G1P0A0, gravidarum 32 minggu, janin
tunggal, intra uterin, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik.

Data Subjek : Ibu mengatakan ini kehamilan pertama

Ibu mengatakan perut ibu mules tapi masih jarang dirasakan

Ibu mengatakan sering merasa ingin BAK

Ibu mengatakan mudah lelah

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kronik dan


menular beserta keluarga

Ibu mengatakan Haid pertama hari terakhir tanggal 03-05-


2016

Data obyektif

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 37oC

RR : 18 x/menit

115

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BB sebelum hamil : 55 Kg

BB sekarang : 65 Kg

TB : 165 cm

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Ekstremitas : terdapat sedikit edema, tapi tidak ada nyeri tekan

Palpasi

Leopold I : TFU 28 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,

tidak melenting (bokong).

Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil


janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting


(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).

Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.

Tafsiran berat janin : (28-13) x 155 = 2325 gram

Auskultasi

DJJ : 140x /menit

Masalah : mules pada perut, sering merasa ingin BAK, mudah


lelah

Kebutuhan : Informasi tentang kesehatan dan kehamilan saat ini

116

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Lakukan komunikasi interpersonal
2. Beritahu hasil pemeriksaan
3. Ingatkan ibu untuk memperhatikan memperhatikan kebutuhan nutrisi dan
cairan
4. Ingatkan ibu tentang pola istirahat
5. Ingatkan ibu untuk menjaga personal hygine
6. Beritahu tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan
7. Beritahu ibu bahwa merasa sering ingin BAK, dan merasa mulas sedikit tapi
tidak sering adalah keadaan normal
8. Beri resep atau vitamin
9. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu, agar tercipta suasana yang
nyaman serta untuk membina hubungan baik dan saling percaya antara ibu dan
bidan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik
TTV

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 37oC

117

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


RR : 18 x/menit

BB sebelum hamil : 55 Kg

BB sekarang : 65 Kg

TB : 165 cm

Palpasi

Leopold I : TFU 28 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,

tidak melenting (bokong).

Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil


janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting


(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).

Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.

Tafsiran berat janin : (28-13) x 155 = 2325 gram

Auskultasi

DJJ : 140x /menit

TTP : 10-02-2017

3. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kebutuhan nutrisi dengan makanan


yang sehat dan bergizi secara teratur seperti nasi, lauk pauk, sayur mayor, dan
buah-buahan, serta minum air putih 7-8 gelas/hari, bila perlu susu 1 gelas/hari,
tidak ada pantangan makanan apapun bagi ibu.
4. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan pola istirahat dengan beristirahat
ketika merasa lelah agar rasa lelah pada ibu tidak terasa, tidak bekerja terlalu
berat, tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari.
118

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine, yaitu mandi2x/hari,
keramas 1x/2hari, gosok gigi 2-3x/hari, dan mengganti celana dalam minimal
2x/hari atau BAK dan BAB
6. Menjelaskan ketidak nyamanan ibu yaitu menjelaskan pada ibu bahwa perut
terasa mulas tapi jarang, sering merasa ingin BAK dan merasa lelah adalah
keadaan fisiologis pada ibu hamil trimester III, keadaan yang biasa terjadi dan
tidak bahaya.
7. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya persalinan, yaitu :
 Keluar lender bercampur darah
 Perut terasa mules sampai kepinggang
 Adanya dorongan untuk mengedan
Beritahu tanda bahaya dalam kehamilan, yaitu :

 Pecah ketuban sebelum waktunya


 Terjadi perdarahan
 Demam yang tinggi
 Gerakan janin berkurang
 Anemia
 Nyeri kepala hebat
8. Memberikan ibu resep obat
 Tablet Fe 3x1/hari
 Kalk 2x1/hari
 B12 3x1/hari
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu
VII. EVALUASI
1. Ibu merasa nyaman dengan bidan yang menyampaikan informasi dengan baik
dan jelas.
2. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Ibu mengerti tentang pemenuhan nutrisi dan cairan
4. Ibu mengerti dan mulai mengikuti penjelasan bidan tentang pola istirahat
5. Ibu mengerti tentang personal hygine

119

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


6. Ibu mengerti tentang seringnya ingin BAK, perut mules tapi jarang dan mudah
lelah adalah hal yang fisiologis
7. Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan
8. Ibu sudah menerima vitamin dari bidan
9. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

B. Kunjungan Kedua Pada Trimester ke-III

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 17 Desember 2016

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

Nama Pengkaji : Eka Fitria Panjaitan

Usia Kehamilan : 32 Minggu (8 bulan)

DATA SUBYEKTIF(S)
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S NamaSuami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Bambu No.84

120

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya,ibu merasakan mules,ingin
BAK,kadang-kadang kaki merasa kram, sakit pada pinggang, nafas mulai sesak
dan usia kehamilan sudah 8 bulan

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kuning,
darah tinggi , kencing manis, asma, jantung, dan batuk menahun, serta tidak
ada riwayat kembar dalam keluarganya.

5. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 3 hari

HPHT : 03-05-2016

Banyak : 2xganti pembalut

Keluhan : Ibu mengatakan Sering buang air kecil dan


susahtidur
6. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x

Lama Menikah : 3 tahun

Usia pertama menikah : 22 tahun

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Kehamilan : tidak ada

Persalinan : tidak ada

Nifas : tidak ada

121

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama, tidak pernah keguguran, hamil
di luar kandungan, hamil di luar kandungan maupun hamil anggur.

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa ibu belum pernah menggunakan KB

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


h. Nutrisi
Selama hamil =ibu hanya makan 2x sehari dengan porsi kecil, nasi ½ piring,
sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, kadang makan buah. Ibu mengatakan
minum air putih 3 gelas karena merasa enek untuk meminumnya.

i. Eliminasi
Selama hamil = ibu mengatakan BAK tidak ada keluhan, BAK 7 – 8x/ hari
dengan konsistensi warna kuning jernih, bau khas air seni. BAB 2x/ hari
dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja.

j. Aktivitas
Selama hamil = ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu,
mengepel, dan mencuci serta mengurus anak semampunya karena mual muntah
yang dirasa dan kadang dibantu oleh suami dan keluarga.

k. Kebersihan
Selama hamil = ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian 2x/hari, ganti celana dalam 2x/hari.

l. Istirahat
Selama hamil = tidur siang ± 2 jam,tidur malam ± 6 jam

m. Kebiasaan
Selama hamil = ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan minum
jamu-jamuan.

n. Seksualitas
Selama hamil = ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual lagi.
122

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


11. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikologi : Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya ini

Ibu mengatakan mulai gelisah, kaki mulai keram, sakit


pinggang dan nafas mulai sesak

Sosial : ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarganya


baik, terbukti pada saat periksa ke Bidan ibu diantar oleh
suaminya.

Spiritual : ibu mengatakan taat beribadah dan berdo’a agar kehamilan


ini berjalan lancar dan normal.

DATA OBJEKTIF(O)
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 37oC

RR : 20 x/menit

BB sebelum hamil : 55 Kg

BB sekarang : 67 Kg

TB : 165 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : bersih, pertumbuhan merata, warna hitam, tidak
mudah rontok.

123

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.

Mata : simetris, konjungtiva merah muda.

Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.

Telinga : simetris, tidak ada serumen yang berlebihan.

Mulut : bersih,lidah bersih,bibir lembab, tidak ada sariawan.

Leher : tidak ada pembengkakan dileher dan kelenjar limfe, .

Dada : tidak ada retraksi dinding dada.

Payudara : membesar, puting susu menonjol, hiperpigmentasi


areola mamae.

Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan,tidak terlihat luka


bekas operasi.

Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises.

Ekstremitas : ada edema pada tangan dan kaki, tidak ada nyeri
tekan

b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : TFU 29 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,

tidak melenting (bokong).

Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil


janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

124

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting
(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).

Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.

Tafsiran berat janin : (29-13) x 155 = 2480 gram

c. Auskultasi
DJJ : 142x /menit

d. Perkusi
Reflek patella : (+)

1. Pemeriksaan Penunjang
TTP : 10-02-2017

Hb : 11,2 gr%

Protein urine : (-)

Glukosa urine : (-)

II. INDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH


Diagnosa : Ny. S umur 25 tahun G1P0A0, gravidarum 32 minggu, janin
tunggal, intra uterin, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik.

Data Subjek : Ibu mengatakan ini kehamilan pertama

Ibu mengatakan perut ibu mules

Ibu mengatakan sering merasa ingin BAK

Ibu mengatakan keram pada kaki, nafas mulai sesak dan


sakit pada pinggang

125

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kronik dan
menular beserta keluarga

Ibu mengatakan Haid pertama hari terakhir tanggal 03-05-


2016

Data obyektif

TTV

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Suhu : 37oC

RR : 20 x/menit

BB sebelum hamil : 55 Kg

BB sekarang : 67 Kg

TB : 165 cm

LILA : 24

Palpasi

Leopold I : TFU 29 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,

tidak melenting (bokong).

Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil


janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting


(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).
126

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.

Auskultasi

DJJ : 142x /menit

Tafsiran berat janin : (29-13) x 155 = 2480 gram

TTP : 10-02-2017

Hb : 11,2 gr%

Masalah : mules, ingin BAK, kaki mulai kram, sakit pada


pinggang, dan nafas mulai sesak

Kebutuhan : Informasi tentang kehamilan,keadaan janin dan


kesehatan ibu

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Lakukan komunikasi yang baik
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
3. Ingatkan ibu tentang pemenuhan nutrisi dan cairan
4. Ingatkan ibu tentang pola istirahat
5. Jelaska ibu untuk menjaga personal hygine

127

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


6. Jelaskan pada ibu cara mengatasi ketidak nyamanan sebab kaki kram, sakit
pada pinggang dan nafas mulai sesak adalah hal yang fisiologis pada ibu
hamil
7. Beritahu ibu tanda bahaya kehamilan dan persalinan
8. Beri ibu vitamin
9. Anjurkan kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan komunikasi yang baik dengan ibu, agar tercipta suasana yang
nyaman serta untuk membina hubungan baik dan saling percaya anatara
ibu, keluarga dan bidan
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik
TTV

TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 37oC
RR : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 55 Kg
BB sekarang : 67 Kg
TB : 165 cm
LILA : 24
Palpasi
Leopold I : TFU 29 cm, bagian fundus teraba bundar, lembek,
tidak melenting (bokong).
Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan
teraba keras memanjang dan ada tahanan
(punggung).

128

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting
(kepala), (bagian atas simfisis tidak dapat
digoyangkan).
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP.
Tafsiran berat janin : (29-13) x 155 = 2480 gram
DJJ : 142x /menit
TTP : 10-02-2017
Hb : 11,2 gr%
3. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kebutuhan nutrisi dengan makan
makanan yang sehat dan bergizi secara teratur, tidak ada pantangan makanan
apapun lagi bagi ibu.
4. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan pola istirahat dengan itirahat rasa
lelah berkurang, tidak bekerja terlalu berat, istirahat cukup
5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine, yaitu mandi 2x/hari,
keramas 1x/2 hari, gosok gigi 2-3x/hari, dan mengganti celana dalam minimal
sx/hari atau setelah BAK dan BAB.
6. Menjelaskan ketidak nyamanan ibu tentang kaki mulai keram, nafas mulai
sesak dan sakit pada pinggang karna itu adalah hal yang fisiologis pada ibu
hamil trimester ketiga, sesak nafas dan sakit pada pinggang serta merasa ingin
BAK dikarenakan adanya penekanan atau perut ibu semakin membesar karna
usia kehaamilan yang semakin tua, sedangkan kaki keram diakibatkan
peredaran darah pada kaki kurang lancer. Cara mengatasinya hindari lama
berdiri, bila ibu duduk hindari menekuk kaki dan tidur miring kekiri untuk
mencegah tertekannya pembuluh darah.
7. Memberitahukan ibu tanda bahaya kehamilan
 Pecah ketuban sebelum waktunya
 Terjadi perdarahan
 Demam yang tinggi
 Gerakan janin berkurang

129

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


 Anemia
 Nyeri kepala yang hebat
8. Memberikan resep vitamin pada ibu
 Kalk 2x1/hari
 B12 3x1/hari
 Tablet Fe 2x1/hari
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VII. EVALUASI
1. Ibu merasa nyaman dengan perhatian dan komunikasi ibu dalam
menyampaikan
2. Ibu mengetahi hasil pemeriksaan yang bidan lakukan
3. Ibu mengerti tentang pemenuhan nutrisi dan cairan
4. Ibu mengerti dan mulai mengikuti penjelasan bidan tentang pola istirahat
5. Ibu mengerti tentang personal hygine
6. Ibu mengerti tentang apa yang dilakukan saat kram pada kaki, nafas mulai
sesak dan sakit pada pinggang adalah hal yang fisiologis
7. Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan
8. Ibu sudah menerima vitamin dari bidan
9. Ibu akan melakukan kunjungan ulang

130

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3.3 Asuhan Kebidanan Persalinan

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala I Fase Laten

Tanggal : 10 Februari 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. S NamaSuami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Bambu No.84

B. Riwayat Datang ke Klinik


Ny. S datang ke Klinik Nirmala pada tanggal 10 Februari 2017 jam 13.00
WIB diantar suami dan keluarganya, usia kehamilan 38 minggu, HPHT : 03-
05-2016, TTP : 10-02-2017, mengeluh sudah ingin melahirkan merasa mules
sejak jam 06.00 WIB dan sekarang semakin sering dan menjalar dari daerah
perut ke pinggang His 2-3 kali dalam 10 menit. Sudah keluar lender campur
darah, ketuban masih utuh, pembukaan 3 cm pergerakan janin masih
dirasakan, makan terakhir jam 07.00 WIB, minum terakhir jam 12.00 WIB,

131

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BAB terakhir jam 08.00 WIB, dan BAK terakhir jam 08.00 WIB istirahat
kurang.Merupakan kehamilan yang pertama ANC rutin di bidan sebanyak 4
kali.

C. DATA OBJEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 37°C

2. Pemeriksaan Khusus

a. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

c. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,TFU 33 cm,posisi


puka, presentasi kepala, penurunan kepala
2/5bagian.

DJJ : 130 kali/menit, his 3 kali dalam 10 menit


lamanya 40 detik, kandung kemih kosong.

d. Taksiran Berat Janin : (33-11) x 155 = 3410 gram

e. Ekstremitas atas : Kuku tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan.

132

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ekstremitas Bawah : Ada edema pada kaki dan tangan, tidak ada nyeri
tekan

II. INTERPRETASI DATA, DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ibu primigravidarum inpartu kala 1 fase laten, usia
kehamilan 38 minggu, pembukaan 3 cm, janin tunggal,
presentasi kepala, penurunan kepala 3/5 (H-III), keluar
lendir bercampur darah, kontraksi kuat.

Masalah : Ibu merasa adanya mules

Data Dasar : Inpartu kala I fase laten

Kebutuhan

1. Dukungan keluarga
Data Dasar : Ibu cemas menghadapi persalinan

2. Pemantauan kemajuan persalinan


Data Dasar : Partograf

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak Ada

V. PERENCANAAN
a. Berikanhubungan baik dengan ibu dan keluarga
b. Anjurkan informed consent

133

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


c. Jelaaskan pada ibu dan keluarga mengenai pemeriksaan dalam bahwa proses
persalinan sudah pembukaan 3 cm, keadaan ibu dan janin baik
d. Anjurkan ibu untuk miring kiri/kanan, bila mampu jalan-jalan
e. Berikan dukungan moral dan spiritual
f. Anjurkan ibu BAK setiap kali menginginkan
g. Anjurkanmakan dan minum disela waktu his
h. Anjurkan kebebasan kepada ibu untuk memilih pendamping persalinan
i. Jelaskan informasi tentang proses persalinan.
j. Jelaskan teknik relaksasi khususnya saat ada his
k. Siapkan partu set, perisapan ibu dan bayinya
l. Pantaua kemajuan persalinan, ibu dan janin
m. Lakukan Pemeriksaan Dalam 4 jam kemudian atau jika ada indikasi.

VI. PELAKSANAAN

a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga


b. Melakukan informed consent
c. Memberitahu pada ibu dan keluarga mengenai pemeriksaan dalam bahwa
proses persalinan sudah pembukaan 3 cm, keadaan ibu dan janin baik
d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri/kanan, bila mampu jalan-jalan
e. Memberikan dukungan moral dan spiritual
f. Menganjurkan ibu BAK setiap kali menginginkan
g. Memberikan makan dan minum disela waktu his
h. Memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih pendamping persalinan
i. Memberikan informasi tentang proses persalinan
j. Mengajarkan teknik relaksasi khususnya saat ada his
k. Menyiapkan partu set, perisapan ibu dan bayinya
l. Merencanakan pemantauan kemajuan persalinan
m. Merencanakan Pemeriksaan Dalam 4 jam kemudian atau jika ada indikasi.

134

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


VII. EVALUASI
a. Telah Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b. Telah informed consent
c. Telah pada ibu dan keluarga mengenai pemeriksaan dalam bahwa
d. Telah melakukan miring kiri/kanan, bila mampu jalan-jalan
e. Telah diberikan dukungan moral dan spiritual
f. Ibu telah BAK setiap kali menginginkan
g. Ibu telah makan dan minum disela waktu his
h. Ibu telah memilih pendamping persalinan
i. Ibu telah mendapat informasi tentang proses persalinan
j. Ibu telah relaksasi khususnya saat ada his
k. Telah Menyiapkan partu set, perisapan ibu dan bayinya
l. Telah memantau kemajuan persalinan, ibu dan janin
m. Telah dilakukan pemeriksaan

Kala I

Fase Aktif

Tanggal pengkajian : 10 Februari 2017

Jam : 17.00 wib

I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. S NamaSuami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

135

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Bambu No.84

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di bagian pinggang, dan perut terasa mules, dan keluar
lendir bercampur darah dari kemaluan.

2. Riwayat Keluhan
a. Tanda-tanda bersalin
Kontraksi : ada

Frekuensi : 3x setiap 10 menit

Lamanya : 35 detik, kekuatan kuat

b. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : ada

Air ketuban : utuh

Darah : tidak ada

c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan anak yang lalu

N Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan Anak


o
Umur Anak AN Cara Penyuli Penol Peny La S BB Umur ket
C t ong ulit kta e terak sekara
si x hir ng
1. H A M I L I N I

d. Riwayat kehamilan sekarang


Diagnosis : G1P0A0
Umur kehamilan : 38 minggu
136

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


HPHT : 03 -05-2016

Imunisasi TT : 2 kali pada kunjungan pertama


Keluhan selama hamil
Trimester I : Mual, pusing dan lemas
Trimester II : Susah tidur malam
Trimester III : Sering kencing, sakit pinggang, mudah
lelah, nafas mulai sesak, kaki mulai kram
3. Pemeriksaan.
Keadaan umum : Baik

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg


Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 37°C.

Abdomen

Penurunan kepala : 2/5


DJJ : 130 x/menit
His : 3 x dalam 10 menit lamanya 30 detik.

Pemeriksaan Dalam

Vulva Vagina : Pengeluaran lendir campur darah (+)


Portio : Tipis/lunak
Pembukaan : 6 cm
Ketuban : +
Volume urine : 200 cc
Presentasi : Kepala
Penurunan : H III
UUK kanan depan : Tidak ada molase.
Muka odem : ada

137

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Konjungtiva : tidak pucat
Mulut dan gigi : tidak ada stomatitis, dan bersih
Lidah dan geraham : bersih,tidak ada karies
Gigi : bersih
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Jantung : tidak ada kelainan
Paru : tidak ada kelainan
Payudara
pembesaran : ada
Puting susu : menonjol
bentuk : simetris
benjolan : tidak ada benjolan
pengeluaran : ada, colostrums
rasa nyeri : ada
Punggung dan pinggang : ada nyeri tekan
Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah
Oedema : ada
Reflek : ada
Abdomena
Pembesaran : ada, sesuia usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada

Kandung kemih :kosong

4. Pemeriksaan Kebidanan
1. Palpasi uterus
Leopold 1 : TFU 33 cm
Leopold 2 : punggung kanan
Leopold 3 : bagian terbawah janin adalah kepala

138

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Leopold 4 : bagian bawah janin sudah masuk PAP(divergen).
Kontraksi : ada
Pergerakan : ada
Presentasi : letak kepala
Penurunan : 2/5
TBJ : (33-11) x 155: 3410 gram

II. INTERPRETASI DATA, DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ibu pimigravidarum inpartu kala 1 fase aktif, usia
kehamilan 38 minggu, pembukaan 6 cm, janin
tunggal, presentasi kepala, penurunan kepala 2/5
(H-III), keluar lendir bercampur darah, kontraksi
kuat.

Masalah : ibu merasa adanya mules dan ingin merasa BAK

Dasar : inpartu kala I fase aktif

Kebutuhan

1. Dukungan keluarga
Dasar : Ibu cemas menghadapi persalinan

2. Pemantauan kemajuan persalinan


Dasar : Partograf

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak Ada

139

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


V. PERENCANAAN
1. Berikan Informasi hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Siapkan alat-alat persalinan
3. Pantau persalinan dengan menggunakan partograf
4. Berikan dukungan kepada ibu
5. Berikan asuhan sayang ibu
6. Berikan posisi senyaman mungkin
7. Berikan dukungan moral dan spiritual
8. Berikan minum disela his
9. Anjurkan ibu untuk BAK
10. Ajarkan ibu tehnik relasasi yang benar di sela his untuk mengurangi rasa
nyeri
11. Lakukan pemeriksaan dalam dalam 4 jam kemudian atau jika terjadi
indikasi
12. Mengajarkan tehnik mengedan
13. Memberikan kebebasan ddalam memilih posisi yang nyaman untuk ibu

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu:
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 37°C.
Abdomen
Penurunan kepala : 2/5
DJJ : 130 x/menit
His : 3 x dalam 10 menit lamanya 30 detik.

140

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pemeriksaan Dalam
Vulva Vagina : Pengeluaran lendir campur darah (+)
Portio : Tipis/lunak
Pembukaan : 6 cm
Ketuban : +
Volume urine : 200 cc
Presentasi : Kepala
2. Mempersiapkan alat-alat persalinan
3. Memantau persalinan dengan menggunakan partograf
kemajuan persalinan dari fase aktif sampai pembukaan lengkap
dicantumkan kedalam partograf
4. Memberikan dukungan kepada ibu yaitu dengan menghadirkan suami atau
keluarga untuk menemani ibu
5. Memberikan asuhan sayang ibu
Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi

6. Mengatur posisi ibu untuk melahirkan


Berikan pilihan kepada ibu untuk memilih posisi mana yang menurut ibu
nyaman pada saat melahirkan seperti posisi miring atau litotomi.
7. Memberikan dukungan moral dan spiritual
8. Menawarkan minum disela his
9. Menganjurkan ibu untuk BAK
10. Mengajarkan kembali tehnik relaksasi yang benar disela his untuk
mengurangi rasa nyeri
11. Mengajarkan tehnik mengedan
12. Memberikan kebebasan ddalam memilih posisi yang nyaman untuk ibu
13. Melakukan pemeriksaan dalam stlah 4 jam kemudian atau bila ada indikasi.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan ibu dan janin baik
2. Semua alat-alat persalinan telah disiapkan

141

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Kemajuan persalinan telah dipantau dengan partograf
4. Ibu sudah merasa tenang dengan dukungan yang diberikan oleh bidan dan
keluarga
5. Ibu sudah diberikan asuhan sayang ibu
6. Ibu sudah mengatur posisi yang nyaman untuk melahirkan
7. Ibu merasa sangat nyaman karna telah mendapatkan dukungan moral
8. Ibu telah minum disela his
9. Ibu telah BAK
10. Ibu telah mengetahui teknik relaksasi yang benar di sela his untuk
mengurangi rasa nyeri
11. Ibu telah mengetahui teknik mengedan yang baik
12. Ibu merasa nyaman dengan posisinya saat ini
13. Ibu mengetahui Pemeriksaan dalam 4 jam kemudian atau bila ada
indikasi.
Kala II

Jam 21.00 WIB

Data subjektif : Ibu merasakan rasa mules semakin kuat

Ibu merasakan adanya tekanan pada anus

Ibu merasakan ingin BAB

Ibu merasa ingin mengedan

Data objektif : VT pembukaan 10 cm

Anus Membuka

Kepala sudah tampak divulva

His 4x dalam 10 menit, durasi <40 detik

Ketuban sudah pecah pada pukul : 20.50 wib, jernih

142

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Ibu inpartu kala II, janin tunggal, pembukaan


lengkap, kepala tampak divulva

Dasar : Ibu ingin mengedan

Pembukaan 10 cm

Tekanan pada anus

Perineum menonjol

Vulva membuka

His 4x/10 menit,durasi< 40 detik

Ketuban sudah pecah

Masalah : Ibu merasacemas

Dasar : Takut tidak bisa melahirkan dengan selamat


Kebutuhan :

1. Dukungan mental
Dasar : cemas
2. Pertolongan persalinan yang aman dan atur posisi sesuai keinginan ibu
Dasar : inpartu kala II

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
143

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


b. Berikan dukungan moril pada ibu dan keluarga
c. Pastikan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan siap digunakan
d. Pakai celemek plastik yang bersih.
e. Lepaskan semua perhiasan yang dipakai kemudian mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih dampai siku serta mengeringkannya dengan handuk yang
kering dan bersih
f. Pakai sarung tangan DTT
g. Masukkan oksitosin 1 ampul kedalam spuit 3 cc dengan teknik one hand dan
meletakkannya kembali kedalam partus set
h. Pimpin ibu untuk meneran pada saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
i. Beritahukan ibu bahwa janin telah lahir
j. Beritahu ibu bahwa keadaan bayi baik
k. Hangatkan bayi dan melakukan pemotongan tali pusat
l. Lakukan Inisiasi Menyusi Dini (IMD)

VI. PELAKSANAAN
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 37°C.

Abdomen

penurunan kepala : 1/5


DJJ : 136 x/menit
His : 5 x dalam 10 menit
Lamanya : 45 detik.

Pemeriksaan Dalam

144

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Vulva Vagina : Portio tidak teraba
Pembukaan : Lengkap
Ketuban : J
Penurunan kepala : H IV
UUK kanan depan : Tidak ada molase.
Volume urin : 150 cc
b. Memberikan dukungan moril pada ibu dan keluarga
c. Memastikan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan siap digunakan
d. Memakai celemek plastik yang bersih
e. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai kemudian mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih dampai siku serta mengeringkannya dengan handuk yang
kering dan bersih
f. Memakai sarung tangan DTT
g. Memasukkan oksitosin 1 ampul kedalam spuit 3 cc dengan teknik one hand
dan meletakkannya kembali kedalam partus setAkan memimpin ibu untuk
meneran pada saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
h. Akan memimpin ibu untuk meneran pada saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
i. Memberitahukan ibu bahwa janin telah lahir Akan memberitahu ibu bahwa
keadaan bayi baik
j. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayi baik
k. Menghangatkan bayi dan melakukan pemotongan tali pusat
l. Menghangatkan bayi dan melakukan pemotongan tali pusatAkan melakukan
Inisiasi Menyusi Dini (IMD)

VII.EVALUASI

a. Ibu bersyukur sudah akan di pimpin meneran.


b. Ibu merasa nyaman.
c. Semua telah disediakan dan alat partus telah tersedia.
d. Celemek Akan digunakan.

145

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Perhiasan dilepas dan mencuci tangan di lakukan.
f. Sarung tangan DTT digunakan.
g. Oksitosin 1 ampul dalam spuit 3 cc siap digunakan.
h. Ibu dapat melakukan cara meneran.
i. Ibu merasa lega karna janin telah lahir dengan jenis kelamin laki-laki, berat
3410 gran dan panjang 49 cm, bayi menangis kuat
j. Ibu merasa senang
k. sudah dikeringkan dan tali pusat telah dipotong
l. IMD telah dilakukan

Kala III

Tanggal : 10 Februari 2017

Waktu : 21.15 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

DATA SUBJEKTIF

- Ibu mengatakan bahagia karena bayinya telah lahir


- Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules
- Plasenta belum lahir

DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Compos mentis
c. Bayi lahir pukul 21.00 WIB, JK= Laki-laki, BB= 3410, Plasenta belum lahir,
TFU 3 jari diatas pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong.

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Ibu inpartu kala III

146

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Dasar : Keluar darah secara tiba-tiba

Tali pusat memanjang

Adanya kontraksi uterus


Plasenta belum lahir

TFU setinggi pusat

Fundus membulat

Masalah : Ibu merasa lelah

Kebutuhan : Manajemen aktif kala III

Dasar : Inpartu kala III

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. IDENTIKASI KEBUTUKAN DAN TINDAKAN SEGERA

Manajemen aktif kala III “Pelepasan plasenta”

V. PERENCANAAN

1. Chek tinggi fundus uteri


2. Lakukan menejemen aktif kala III
 Suntikan oksitoksin
 Lakukan DTT
 Lakukan pengeluaran plasenta
 Lakukan masase
3. Periksa kelengkapan plasenta dan jumlah perdarahan
4. Awasi kontraksi uterus
147

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Periksa keadaan jalan lahir
6. Cuci tangan yang masih memakai handscone di air klorin dan lepaskan
handscone dengan cara terbalik

VI. PELAKSANAAN

1. Melakukan pemeriksaan uterus untuk memastikan anak, hanya satu (tunggal)


Setelah pemeriksaan uterus dilakukan maka hasilnya anak nya tunggal
2. Melakukan manajemen aktif kala III
 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoksin
 Penyuntikan oksitoksin 1 ampul secara IM( paha bagian atas sebelah luar)
sesudah anak lahir selama 2 menit
 Melakukan pelepasan tali pusat dengan satu tangan kiri menekan di bagian
atas simpisis denga tangan kanan meregangkan tali pusat dan arteri klem
dipindahkan kurang lebih 3-5 cm di depan vulva
 Bila plasenta sudah tampak di vulva, tarik tali pusat keatas kemudian
kebawah untuk melahirkan plasenta dan setelah plasenta lahir tampung
dengan tangan kanan dan putar plasenta searah jarum jam agar selaput
plasenta terlahir secara keseluruhan
 Setelah plasenta lahir, masase fundus sebanyak 15 x(15 menit) untuk
merangsang kontraksi uterus
3. Memeriksa keadaan plasenta dan jumlah perdarahan
 Jumlah kotiledon : 20 buah
 Inversi plasenta : marginallis
 Berat plasenta : 500 gr
 Panjang plasenta : 20 cm
 Slaput ketuban : utuh
4. Mengawasi kontraksi uterus ibu untuk mengantisipasi terjadinya perdarahan
yaitu: Kontraksi uterus ibu baik dan tidak lembek
5. Memeriksa keadaan jalan lahir untuk mengetahui dan tidaknya robekan yaitu:
adanya robekan jalan lahir
148

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


6. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0.5 % diair DTT dan lap dengan handuk
yang berada dipinggir

VII. EVALUASI

1. Ibu sudah diberi suntik oksitoksin,


K/u ibu dan janin baik

Vital sign :
TD : 120/80 Pernapasan : 20 x/i
Nadi : 80 x/i Suhu : 37 oC
2. Manajemen aktif kala III sudah dilakukan, hasil nya:Plasenta lahir spontan
pukul 21.15 wib, berat plasenta 500 gr, jumlah kotiledon 20 buah, Inversi
marginallis, panjang tali pusat 20 cm
3. TFU : 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong
4. Kontraksi uterus baik
5. Jalan lahir ada robekan
6. Cuci tangan sudah dilakukan dan alat semua sudah dirapikan

Kala IV

Tanggal : 10 Februari 2017

Waktu : 21.15 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

1. Pengkajian Data
Data subjektif : Ibu masih merasakan sakit karena adanya robekan

Data objektif : plasenta sudah lahir, keadaan umum ibu baik

TD : 100/80

149

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pernapasan : 20 x/i

Nadi : 80 x/i

Suhu : 36,6oC

TFU : 2 jari dibawah pusat

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Ibu postpartum kala IV dengan robekan pada jalan


lahir

Dasar : Plasenta sudah lahir, TFU 2 jari dibawah


pusat,tampak adanya robekan pada otot rahim

Masalah : Nyeri/ sakit daerah vagina

Data Dasar : Robekan pada jalan lahir

Kebutuhan : Penghectingan

Data Dasar : nyeri/sakit daerah vagina

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Perdarahan post partum

Dasar : ibu dalam keadaan kala IV dengan robekan pada jalan lahir

IV. IDENTIKASI KEBUTUKAN DAN TINDAKAN SEGERA

” penjahitan robekan /penghectingan”

V. PERENCANAAN

1. Observasi kontraksi uterus

150

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Kontrol vital sign dan jumlah perdarahan
3. Lakukan penghectingan pada tempat robekan
4. Berikan rasa aman dan nyaman pada ibu
5. Dokontaminasikan tempat tidur ibu dengan larutan klorin 0,5% dan air DTT
6. Lakukan pemantauan TTV, kontraksi uterus, perdarahan, kandung kemih,
setiap 15 menit pada satu jam petama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua
pasca persalinan.
7. Beri makan dan minum pada pasien
8. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi

VI. PELAKSANAAN

1. Mengobservasi kontraksi uterus


2. Mengontrol vital sign dan jumlah perdarahan
Vital sign : TD : 100/80 HR : 20 x/i

RR : 80 x/i TEMP : 36,6oC

Perdarahan: 30 cc

3. Melakukan penghectingan pada tempat robekan


4. Memberikan makan dan minum pada pasien
Memberi ibu makan dan minum, untuk mengembalikan kestabilan tubuh
ibu.serta membersihkan tubuh ibu dan tempat tidur ibu dari darah persalinan
dengan menggunakan air DTT secara bergantian

5. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi


Bayi rawat gabung dengan ibu nya agar tambah terjalin ikatan batin antara ibu
dan bayi
6. Memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu
7. Mendekontaminasikan tempat tidur ibu dengan larutan klorin 0,5% dan air
DTT
8. Melengkapi partograf dan mendokumentasikan hasil asuhan.

151

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


VII. EVALUASI

1. Kontraksi uterus baik


2. Vital sign : TD : 100/80 HR : 20 x/i
RR : 80 x/i TEMP : 36,6oC
3. Penghectingan sudah dilakukan pada tempat robekan
4. Ibu sudah diberi makan dan minum
5. Ibu dapat beristirahat tenang bersama bayinya
6. Ibu nyaman dengan tempat tidurnya yang telah bersih.
7. Alat direndam dan sampah sudah dibuang, DTT sudah dilakunan, semua
sudah rapid an bersih.
8. Partograf sudah dan diisi dan pendokumentasian asuhan telah dilaksanakan

3.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Ibu Nifas 2 Jam

Tanggal : 10 Februari 2017

Jam : 23.00 WIB

Tempat : Klink Bersalin

Pengkaji : Eka Fitria Panjaitan

1. Identitas
a. Biodata
Nama Ibu : Ny. S

Umur : 25 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

152

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Bambu Krakatau Pasar 3


b. Anamnese
1. Alasan masuk : post partum tanggal 10 Februari 2017
2. Riwayat persalinan : Normal
3. Tempat melahirkan : klinik bersalin oleh: bidan
IBU

Jenis persalian : Spontan

Komplikasi/kelaianan dalam persalinan : Tidak ada

Placenta : Spontan, lengkap, berat = 500 gram, tidak ada


kelainan, tidak ada sisa plasenta

Tali pusat panjang : 50 cm tidak ada kelainan

Perineum : robekan tingkat 2

Pendarahan

Kala I : Tidak ada Kala II : 10 ml

Kala III : 140 ml Kala IV : 30 ml

Bayi

Lahir : 10 Februari 2017 Pukul :21.00 wib

BB : 3410 gram PB : 49 cm

Cacat bawaan : Tidak ada

Masa gestasi : 38 minggu

Komplikasi : Tidak ada

4. Riwayat Postpartum

153

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Keadan umum : Baik

Keadaan emosional : Baik

Tanda vital : HR : 80x/menit TD : 110/80 mmHg

RR: 20x/menit Suhu : 37 º C

Payudara : Pengeluaran : kolestrum

Bentuk : simetris

Puting susu : menonjol

5. Uterus
Tinggi fundus uterus : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi uterus : Baik

6. Pengeluaran lochea
Warna : Rubra
7. Perineum : Robekan tingkat 2
8. Kandung kemih : kosong
9. Ekstermitas : Baik. Refleks : (+)

II. INTERPRETASI DATA

Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Diagnosa : Ibu primigravida dengan post partum 2 jam, dalam


keadaan sehat, ada luka robekan pada jalan lahir.

Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 21.00 wib

P1A0

Postpartum 2 jam dalam keadaan sehat

154

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


HPHT : 03-05-2016

TTP : 10-02-2017

TFU : 2 jari dibawah pusat

Lochea : Rubra

TD : 110/80 mmHg

Pols : 80x/menit

RR : 20x/menit

Temp : 36,6º C

Masalah :

1. Nyeri pada luka jalan lahir


Data Dasar : bekas luka jalan lahir

2. Dukungan
Data Dasar : ibu lemas

3. Deteksi dini perdarahan


Data Dasar : luka jalan lahir

4. Penkes tekhnik menyusui yang baik


Data Dasar : ibu postpartum

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

155

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


V. RENCANA ASUHAN
1. Informasikan tentang keadaan ibu
2. Berikan ibu dukungan
3. Lakukan deteksi dini perdarahan
4. Beri ibu obat anti nyeri
5. Beritahu ibu tenttang tekhnik menyusui yang baik
6. Jelaskan tentang perawatan luka heacting
7. Jelaskan personal hygine

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu
TD : 110/80 mmhg

Pols : 80x/i

RR : 20x/i

Temp : 36,6 º C

2. Memberikan ibu dukungan


3. Melakukan deteksi dini perdarahan
4. Memberikan ibu obat anti nyeri
5. Memberitahu ibu tentang tekhnik menyusui yang baik
6. Menjelaskan tentang perawatan luka
7. Menjelaskan tentang personal hygine

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Ibu sudah merasa tenang dengan dukungan yang diberikan oleh bidan dan
keluarga
3. Deteksi dini perdarahan telah dilakukan
4. Ibu sudah mengetahui obat yang diberikan
5. Ibu sudah mengetahui tekhnik menyusui yang baik

156

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


6. Ibu mengerti tentang perawatan luka
7. Ibu mengerti tentang menjaga kebersihan dirinya

Ibu Nifas 6 Jam

Tanggal : 11Februari 2017

Jam : 03.00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah menyusu dengan baik.

OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

: TD = 110/80 mmHg, nadi = 80 kali/menit, pernapasan


c. TTV
20 kali/menit, suhu = 37,5 ºC.

d. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

e. Payudara : Puting susu menonjol, colostrums sedikit

f. Abdomen : Kontraksi uterus baik,

TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih koson

g. Vulva/vagina : Tidak ada kelainan,

Tidak ada edema,

Jumlah perdarahan lochea rubra ± 35 cc

II. INTERPRETASI DATA

157

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Diagnosa : Ibu primigravida dengan post partum 2 jam, dalam


keadaan sehat, ada luka robekan pada jalan lahir.

Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 21.00 wib

P1A0

Postpartum 2 jam dalam keadaan sehat

HPHT : 03-05-2016

TTP : 10-02-2017

TFU : 2 jari dibawah pusat

Lochea : Rubra

TD : 110/80 mmHg

Pols : 80x/menit

RR : 20x/menit

Temp : 37º C

Masalah : Ibu mengatakan ibu takut kekamar mandi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

158

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


V. RENCANA ASUHAN
a. Akan memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Akan menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
c. Akan menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
d. Akan menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama
pada daerah kewanitaannya
e. Akan mengajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu dengan
menggunakan air beserta sabun
f. Akan menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
g. Akan mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu
TD : 110/80 mmhg

Pols : 80x/i

RR : 20x/i

Temp : 37 º C

2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini


3. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama
padadaerah kewanitaannya
5. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu dengan
menggunakan air beserta sabun
6. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
7. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu sudah mulai duduk.
159

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3. Ibu mau BAK.
4. Ibu mengerti dan akan sering mengganti pembalut
5. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
6. Ibu telah melakukannya.
7. Pendokumentasian asuhan telah dilakukan

Ibu nifas 2 hari

Tanggal : 12 Februari 2017

Jam : 07.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

II. INTERPRETASI DATA

Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Diagnosa : Ibu primigravida dengan post partum 2 hari, dalam


keadaan sehat, tidak ada masalah pada luka heacting
divagina.

Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 18.00 wib P1A0

Postpartum 2 hari dalam keadaan sehat

TFU : 3 jari dibawah pusat

Lochea : Rubra

TD : 110/80 mmHg

Pols : 80x/menit

RR : 20x/menit

Temp : 37º C

160

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Masalah : Ibu tidak mau memberikan asi esklusif pada bayi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
TFU : 3 jari dibawah pusat

Lochea : Rubra

TD : 110/80 mmHg

Pols : 80x/menit

RR : 20x/menit

Temp : 37º C

b. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat


c. Motivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa makanan pendamping (ASI
eksklusif) karna asi eksklusif penting untuk tumbuh kembang anak
d. Diskusikan kunjungan berikutnya
e. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. PELAKSANAAN
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat

161

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


c. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa makanan pendamping
(ASI eksklusif)
d. Mendiskusikan kunjungan berikutnya
e. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu mau melakukannya
c. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI saja pada bayinya.
d. Ibu setuju melakukan kunjungan berikutnya.
e. Pendokumentasian asuhan telah dilakukan

Ibu Nifas 6 Hari

Tanggal : 16 Februari 2017

Jam : 16.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

SUBJEKTIF

Ibu merasa lebih baik, tidak ada masalah pada luka heacting divagina, ASI tidak
lancer dan payudara sedikit bengkak

OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. TTV : TD = 110/80 mmHg, nadi = 80 kali/menit,


pernapasan=20 kali/menit, suhu = 37 ºC.

162

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Payudara : Payudara sedikit bengkak

Asi tidak lancer

e. Abdomen : Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari di bawah pusat,


kandung kemih kosong.

f. Vulva/vagina : Tidak ada kelainan, lochea sanguelenta, tidak ada


tanda-tanda infeksi.

g. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada nyeri

II. INTERPRETASI DATA

Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Diagnosa : Ibu primigravida dengan post partum 6 hari, dalam


keadaan baik, asi tidak lancar dan payudara sedikit
bengkak.

Data Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 18.00 wib

P1A0

Postpartum 6 hari dalam keadaan baik

Data Objektif

TD : 110/80 mmhg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 37ºC

Masalah : Payudara sedikit bengkak

Dasar : ASI tidak lancar

Kebutuhan : Penkes tentang perawatan payudara

163

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN
1. Informasikan tentang keadaan umum ibu
2. Beri penkes tentang perawatan payudara
3. Lakukan pemijatan payudara
4. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya nifas

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu
TD : 110/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37 ºC
2. Memberikan penkes tentang perawatan payudara
Membersihkan payudara sebelum dan sesudah menyusui, dan setiap kali
mandi.
3. Melakukan pemijatan payudara
4. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas
Yaitu mudah lelah, sulit tidur, demam, sakit kepala hebat, nyeri perut, cairan
vagina berbau busuk.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan ibu dan janin baik

164

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


2. Ibu kooperatif tentang perawatan payudara
3. Ibu melakukan pemijatan payudara
4. Ibu kooperatif tentang tanda-tanda bahaya nifas

Ibu Nifas 2 Minggu

Tanggal : 22 Februari 2017

Jam : 16.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien

SUBJEKTIF

Ibu merasa sehat, sudah tidak ada lagi darah yang keluar dari jalan lahir,ibu sudah
mulaimengerjakan pekerjaan rumah yang ringan, ASI lancar, istirahat cukup, ibu
belum mengetahui info tentang KB yang cocok digunakan untuknya.

OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. TTV : TD = 110/80 mmHg, nadi = 80 kali/menit,


pernapasan=20 kali/menit, suhu = 37ºC.

d. Muka : Tidak pucat, konjungtiva merah, tidak ada ikterus.

e. Payudara : Puting susu tidaklecet, ASI keluar banyak.

f. Abdomen : TFU sudah tidak teraba, diastasis rectus abdominalis


tidak teraba.

g. Genetalia : Lochea serosa, tidak ada tanda-tanda infeksi.

165

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


h. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises, tidak ada nyeri tekan,

II. INTERPRETASI DATA

Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Diagnosa : Ibu post partum 2 minggu, dalam keadaan baik dan


sehat, bayi dapat menyusu, asi lancer.

Data Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 21.00 wib

P1A0

Postpartum 2 minggu dalam keadaan baik

Data Objektif

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 37ºC

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Informasi tentang kesehatan ibu dan bayi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

166

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


V. RENCANA ASUHAN
1. Informasikan tentang keadaan umum ibu dan janin
2. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya nifas
3. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya selama 6 bulan
tampa member makanan pendamping lainnya
4. Dikusikan hasil asuhan yang dilakukan
5. Anjurkan untuk kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37 ºC
2. menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya nifas yaitu perdarahan, infeksi pada
vagina, nyeri kepala yang hebat, nyeri pada payudara.
3. Memootivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya selama 6 bulan
tampa member makanan pendamping lainnya
4. Mendiikusikan hasil asuhan yang dilakukan
5. Menganjurkan untuk kunjungan ulang

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan ibu dan janin baik
2. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya nifas
3. Ibu mengetahui dan memberikan ASI ada ibunya sampai 6 bulan
4. Pendokumentasian hasil asuhan telah didapatkan ibu
5. Ibu akan melakukan kunjungan ulanng

Ibu Nifas 6 Minggu

Tanggal : 24 Maret 2017


167

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Jam : 08.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, cukup istirahat, ibu dapat
beraktivitas seperti biasa, ASI lancar, ibu ingin menggunakan KB

OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. TTV : TD = 120/80 mmHg,

nadi = 80 kali/menit,

pernapasan=20 kali/menit,

suhu = 37ºC.

d. Muka : Tidak pucat, konjungtiva merah, tidak ada ikterik.

e. Payudara : Tidak bengkak, puting susu tidak lecet, ASI keluar


banyak.

f. Abdomen : TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong.

g. Genetalia : Lochea alba, bau khas, tidak ada tanda-tanda infeksi.

h. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada nyeri
tekan.

II. INTERPRETASI DATA

Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

168

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Diagnosa : Ibu post partum 2 minggu, dalam keadaan baik dan
sehat, bayi dapat menyusu, asi lancer.

Data Dasar : Bersalin tanggal 10 Februari 2017 Pukul 21.00 wib

P1A0

Postpartum 6 minggu dalam keadaan baik

Data Objektif

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 37ºC

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Informasi tentang kesehatan ibu dan bayi


sertatentang KB

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN
a. Akan memberitahu hasil pemeriksaan
b. Akan memastikan bahwa ibu hanya memberikan ASI saja pada bayinya tanpa
makanan pendamping
c. Akan memberikan informasi kepada ibu tentang kontrasepsi
d. Akan jelaskan macam-macam kontrasepsi

169

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Akan menjelaskan tentang efek samping kb
f. Akan memberikan konseling tentang hubungan seksual pasca nifas yaitu ibu
bisa melakukan hubungan suami istri apabila darah merah sudah tidak keluar
lagi dan test memasukan satu jari ke dalam kemaluan apakah masih terdapat
darah merah atau ibu masih merasa sakit
g. Akan menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
istirahat yang cukup
h. Akan mendokumentasikan hasil asuhan.

VI. PELAKSANAAN
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit

suhu : 37ºC
b. Memastikan bahwa ibu hanya memberikan ASI saja pada bayinya
tanpamakanan pendamping
c. Memberikan informasi kepada ibu tentang kontrasepsi
d. Memberikan informasi tentang jenis-jenis kontrasepsi
e. Menjelaskan efek samping dari kontrasepsi
f. Memberikan konseling tentang hubungan seksual pasca nifas yaitu ibu bisa
melakukan hubungan suami istri apabila darah merah sudah tidak keluar lagi
dan test memasukan satu jari ke dalam kemaluan apakah masih terdapat darah
merah atau ibu masih merasa sakit
g. Menganjurkan istirahat yang cukup
h. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu hanya memberikan ASI saja pada bayinya.
170

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


c. Ibu yakin untuk menggunakan kontrasepsi
d. Ibu telah mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
e. Ibu mengetahui efeksamping dari kb dan ibu memilih kb suntik
f. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
g. Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.
h. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir


Tanggal : 10 Februari 2017

Waktu : 21.00WIB

Tempat : Klinik Bersalin

Pengkaji :Eka Fitria Panjaitan

Data Subyektif

1. Biodata
a. Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny.“S”

Tanggal Lahir : 10 Februari 2017

Jenis kelamin : Laki-Laki

Anak ke : I ( Satu )

b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “S”

Umur : 25 Tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT
171

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Alamat : Jln.Bambu Pasar 3 Krakatau

2. Keluhan Utama
Tidak ada

3. Riwayat Antenatal
Penyakit/kesehatan ibu dan pengobatan

Sebelum hamil : tidak ada

Selama hamil (trimester I-III) : tidak ada

4. Riwayat Proses Persalinan


Umur kehamilan : 38 mg

Kehamilan tunggal/kembar : tunggal

Air ketuban

Ketuban pecah : 15 menit sebelum lahir

Warna : jernih

Bau : amis

Letak bayi : memanjang

Jenis persalinan : spontan

Indikasi : tidak ada

Obat yang diberikan selama : tidak ada

Persalinan

Tanda gawat janin : tidak ada

Berat badan lahir : 3410 gram

Panjang badan lahir : 49 cm

Lingkar dada : 34

172

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Lingkar kepala : 33

Menetek pertama kali : 1 jam setelah lahir

Resusitasi : tidak ada

Obat-obatan yang diberikan : tidak ada

Imunisasi : HB-0

5. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Keadaan umum : baik
Diagnosa medis : tidak ada
Tindakan medis : tidak ada
6. Pemeriksaan Bayi
1. Tanda vital
Suhu : 36,5 ºC, axila
Nadi : 120x/i
Pernapasan : 38x/i
2. Pernapasan : teratur
3. Denyut nadi : teratur
Ekstremitas atas dan bawah : hangat
4. Eliminasi
Buang air kecil : tidak ada
Mekonium : tidak ada
Feses : tidak ada
5. Refleks : baik
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : simetris
Sutura : normal
Fontanel : normal
Mulut : normal
Telinga : normal
b. Dada : simetris

173

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


c. Ekstremitas : normal, tidak ada kelainan
d. Abdomen : normal
Bising usus : positif
Tali pusat : tidak ada perdarahan
Bau : tidak berbau
e. Jenis kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan
f. Anus : tidak ada kelainan
g. Kulit : kemerahan
h. Tonus otot : baik
II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : BBL normal

Dasar : Bayi lahir spontan

Tanggal : 10-02-2017
Pukul : 21.00 wib
PB : 49 cm
BB : 3410 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33
Lingkar dada : 34
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 120x/i
Pernapasan : 38x/i

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : pemberian ASI

Memberikan rasa hangat dan nyaman

Data Dasar : BBL

174

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

V. PERENCANAAN
1. Informasikan kepada ibu tentang keadaan bayinya
2. Jaga kehangatan bayi
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Beri ASI
5. Beri imunisasi hepatitis B

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu tentang keadaan bayinya
Tempt : 36,5 ºC
HR : 120 x/i
RR : 38 x/i
BB : 3410 gram
PB : 49 cm
2. Menjaga kehangatan bayi
Yaitu menjaga suhu disekitar bayi dengan menggantian popok yang basah
setiap kali BAB dan BAK dan selalu membedong bayi agar tetap hangat.
3. Melakukan perawatan tali pusat
4. Memberikan ASI
Memeberikan ASI setiap 2-3 jam atau sesring mungkin sesuai dengan
kebutuhan si bayi

5. Memberikan imunisasi hepatitis B


175

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu tentang keadaan bayinya
2. Bayi telah dijaga suhu agar tetap hangat
3. Perawatan tali pusat sudah dilakukan
4. Bayi telah diberi ASI
5. Imunisasi hepatitis B sudah dilakukan

Bayi Baru Lahir 1 Jam


Tanggal : 10 Februari 2017

Jam : 22.00 WIB

Tempat : Klinik Bersalin

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu.

OBJEKTIF
a. Keadaan umum : baik,bayi menangis kuat,aktif,kulit dan bibir kemerahan.
b. Frekuensi napas : 46 kali/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Berat badan : 3410 gram
e. Panjang badan : 49 cm
f. Lingkar kepala : 33 cm
g. Lingkar dada : 34 cm
h. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Sutura normal, tidak ada caput succedaneum, tidak ada
moullage dan tidak ada cepal hematoma, ubun-ubun
tidak cekung.
b. Mata : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada ikterik,

176

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


konjungtiva merah.
c. Telinga : Hubungan dengan mata simetris, terdapat lubang, telinga
simetris dan normal.
d. Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada labioskizis maupun
palatoskizis, refleks sucking (+) dan refleks rooting (+).
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun kelenjar
tyroid.
f. Dada : Bentuk simetris, tidak ada bunyi wheezing, tidak ada
bunyi ronchi, tidak ada tarikan dinding dada.
g. Ekstremitas : Gerakan simetris, fleksi, refleks palmar graps (+), jari
atas tidak ada polidaktili maupun sindaktili.
h. Abdomen : Bulat dan menonjol, tali pusat terikat kuat, tidak merah
dan tidak ada perdarahan.

i. Genitalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora.


j. Ekstremitas : Gerakan simetris, fleksi, refleks babinski (+), refleks
bawah plantar grasp (+), Refleks moro (+)

k. Anus : tidak ada kelainan, mekonium sudah keluar.

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : BBL 1 jam

Dasar : Bayi lahir spontan

Tanggal : 10-02-2017
Pukul : 21.00 wib
PB : 49 cm
BB : 3410 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33
Lingkar dada : 34
Keadaan umum : baik

177

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 120x/i
Pernapasan : 38x/i

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : pemberian ASI

Memberikan rasa hangat dan nyaman

Data Dasar : BBL

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Pindahkan bayi dari perut ibu ke tempat yang
c. Bersihkan tubuh bayi
d. Berikan salep mata oksitetrasiklin 1% dan injeksi vitamin K
e. Jaga kehangatan tubuh bayi
f. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. IMPLEMENTASI
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Memindahkan bayi dari perut ibu ke tempat yang kering
c. Membersihkan tubuh bayi

178

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Memberikan salep mata oksitetrasiklin 1% dan injeksi vitamin K
e. Menjaga kehangatan tubuh bayi
f. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan
b. Bayi telah ditempatkan di tempat tidur.
c. Tubuh bayi telah dibersihkan
d. Bayi telah diberi salep mata dan injeksi vitamin K 1 mg secara IM.
e. Bayi telah terbungkus kain
f. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

Bayi Baru Lahir 2 Jam

Tanggal : 10 Februari 2017

Jam : 23.00 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu.

OBJEKTIF
a. Keadaan umum : baik, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b. Frekuensi napas : 40 kali/menit
c. Suhu : 36,7 °C
d. Refleks hisap : Baik

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : BBL 2 jam

Dasar : Bayi lahir spontan

Tanggal : 10-02-2017

179

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Pukul : 23.00 wib
PB : 49 cm
BB : 3410 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33
Lingkar dada : 34
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 120x/i
Pernapasan : 38x/i

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : pemberian ASI

Memberikan rasa hangat dan nyaman

Data Dasar : BBL

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu hasil pemeriksaan
b. Beritahu ibu bahwa bayinya akan di Imunisasi Hepatitis B0
c. Berikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM
d. Jaga kehangatan tubuh bayi
e. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pemberian ASI sedini mungkin dan

180

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


pengeluaran ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan atau
antibodi yang sangat bermanfaat bagi bayi
f. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. IMPLEMENTASI
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
b. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan di Imunisasi Hepatitis B0
c. Memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM
d. Menjaga kehangatan tubuh bayi
e. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pemberian ASI sedini mungkin dan
pengeluaran ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan atau
antibodi yang sangat bermanfaat bagi bayi
f. Mendokumentasikan hasilasuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu setuju dengaan pemberian imunisasi Hepatitis pada bayi
c. Hepatitis B0 0,5 ml telah diberikan pada bayi
d. Bayi terbungkus kain bersih dan kering.
e. Ibu dan keluarga mengerti tentang pemberian asi
f. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

Bayi Baru Lahir 6 jam

Tanggal :11 Februari 2017

Jam :03.00 WIB

Tempat :Klinik Besalin

SUBJEKTIF

181

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, menangis kuat, sudah BAB dan BAK, ibu
belum mengetahui tanda bahaya pada bayi.

OBJEKTIF

a. KU :Bayi menangis kuat,pergerakan aktif dan kulit kemerahan


b. Frekuensi napas :40 kali/menit
c. Suhu :36,7°C
d. Mata :Tidak ada tanda infeksi,konjungtiva merah
e. Refleks hisap :Baik
f. Abdomen :Tidak ada tanda-tanda infeksi,tidak ada perdarahan

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : BBL 6 jam

Dasar : Bayi lahir spontan

Tanggal : 10-02-2017
Pukul : 03.00 wib
PB : 49 cm
BB : 3410 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33
Lingkar dada : 34
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 120x/i
Pernapasan : 38x/i

Masalah : Tidak ada

182

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Kebutuhan : pemberian ASI

Memberikan rasa hangat dan nyaman

Data Dasar : BBL

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

V. PERENCANAAN

a. Beritahu hasil pemeriksaan


b. Lakukan perawatan tali pusat
c. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan menetekkan bayi ke ibunya
d. Jaga kehangatan tubuh bayi
e. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan menyusui tanpa
jadwal
f. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
g. Beritahu ibu bahwa 6 jam kemudian bayi baru boleh dimandikan tapi karna
bayi lahir pukul 21.00 WIB maka bayi dimandikan besok pagi karna jika bayi
dimandikan jam 03.00 nanti bayi bias hipotermi
h. Anjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila terdapat
tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti :
1. Pemberian ASI sulit, isapan bayi lemah.
2. Kesulitan bernapas, yaitu cepat dan lebih dari 60 kali/menit.
3. Letargi, bayi tidur terus.
4. Warna kulit yang abnormal yaitu biru atau kuning.
183

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Hipertermia atau hipotermia (panas atau kedinginan).
6. Tidak BAB selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah-muntah, perut
kembung.
7. Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
i. Diskusikan kunjungan berikutnya
j. Akan mendokumentasikan hasil asuhan.

VI. IMPLEMENTASI
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
b. Melakukan perawatan tali pusat
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan menetekkan bayi ke ibunya
d. Menjaga kehangatan tubuh bayi
e. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan menyusui
tanpa jadwal
f. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
g. Memberitahu ibu bahwa 6 jam kemudian bayi baru boleh dimandikan tapi
karna bayi lahir pukul 21.00 WIB maka bayi dimandikan besok pagi
h. Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila
terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti :
1. Pemberian ASI sulit, isapan bayi lemah.
2. Kesulitan bernapas, yaitu cepat dan lebih dari 60 kali/menit.
3. Letargi, bayi tidur terus.
4. Warna kulit yang abnormal yaitu biru atau kuning.
5. Hipertermia atau hipotermia (panas atau kedinginan).
6. Tidak BAB selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah-muntah, perut
kembung.
7. Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
i. Mendiskusikan kunjungan berikutnya
j. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
184

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Ibu mengetahui hasilpemeriksaan.
b. Perawatan tali pusat telah dilakukan
c. Bayi mau menyusu.
d. Bayi terbungkus kain bersih dan kering.
e. Ibu akan memberikan ASI setiap saat.
f. Ibu mengerti dan akan melaksanakan apa yang telah disampaikan.
g. Ibu mengerti
h. Ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi
i. Ibu akan melakukan kunjungan berikutnya
j. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

Bayi umur 2 Hari


Tanggal : 12 Februari 2017

Jam : 07.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan baik,
ASI lancar, BAB dan BAK lancar, ibu belum tahu macam-macam imunisasi,
manfaat dan pentingnya imunisasi.

I. PENGKAJIAN DATA
a. Keadaan umum : Baik, bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b. Berat badan : 3410 gram
c. Pernapasan : 40x/menit
d. Suhu : 36,7°C
e. Mata : Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah, tidak ada ikterik.
f. Refleks hisap : Baik
185

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


g. Abdomen : Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan pada tali
pusat.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : BBL normal 2 hari
Dasar : bayi lahir spontan
Tanggal : 12 Februari 2017
Pukul : 07.00 wib
PB : 49 cm
BB : 3410 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm

Temp : 36,7º C

Nadi : 120x/menit

Pernapasan : 40x/menit

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Bina hubungan baik
b. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
c. Anjurkan ibu untuk tetap memperhatikan perawatan tali pusat
d. Penuhi kebutuhan nutrisi dengan menetekan bayi ke ibunya

186

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Pastikan bayi dalam keadaan hangat
f. Informasikan tentang macam-macam, manfaat dan pentingnya imunisasi
g. Beritahu pada ibu untuk menjaga kebersihan badan bayi seperti mandi 1 kali
sehari, mengganti popok yang basah jika bayi BAB/BAK
h. Pastikan ibu masih ingat tentang informasi pada kunjungan lalu
i. Anjurkan ibu agar menjemur bayinya setiap pagi selama 10-15 menit
j. Diskusikan kunjungan berikutnya
k. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. PELAKS1ANAAN
a. Membina hubungan baik
b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
c. Menganjurkan ibu untuk tetap memperhatikan perawatan tali pusat
d. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan menetekan bayi ke ibunya
e. Memastikan bayi dalam keadaan hangat
f. Menginformasikan tentang macam-macam, manfaat dan pentingnya imunisasi
g. Memberitahu pada ibu untuk menjaga kebersihan badan bayi seperti mandi 1
kali sehari, mengganti popok yang basah jika bayi BAB/BAK
h. Memastikan ibu masih ingat tentang informasi pada kunjungan
i. Menganjurkan ibu agar menjemur bayinya setiap pagi selama 10-15 menit
j. Mendiskusikan kunjungan berikutnya
k. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu menerima dengan baik.
b. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
c. Ibu telah melakukannya
d. Bayi mau menyusui dengan baik.
e. Bayi terbungkus kain bersih dan kering.

187

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


f. Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat
g. Ibu mengerti tentang manfaat dan jenis-jenis imunisasi dasar
h. Ibu masih mengingatnya dan mampu mengulang kembali.
i. Ibu telah menjemur bayinya setiap pagi selama 10-15 menit
j. Ibu akan melakukan kunjungan ulang
k. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan

Bayi Umur 6 Hari


Tanggal : 16 Februari 2017

Jam : 16.00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan baik,
BAB dan BAK lancar, tali pusat lepas pada waktu malam hari.

I. PENGKAJIAN DATA
a. Keadaan umum : Baik, bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b. Berat badan : 3.510 gram
c. Pernapasan : 44x/menit
d. Suhu : 37 °C
e. Mata : Tidak ada infeksi, konjungtiva merah, tidak ada ikterik.
f. Refleks hisap : Baik
g. Abdomen : Tali pusat sudah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : BBL normal 6 hari
Dasar : bayi lahir spontan
Tanggal : 16 Februari 2017
Pukul : 16.00 wib

188

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


PB : 49 cm
BB : 3510 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm

Temp : 36,7º C

Nadi : 120x/menit

Pernapasan : 40x/menit

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Beritahu ibu bahwa tali pusat sudah terlepas
c. Pastikan tidak ada kelainan pada bayi
d. Pastikan bayi beraktifitas dengan baik
e. Diskusikan kunjungan berikutnya
f. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. IMPLEMENTASI
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Memberitahu ibu bahwa tali pusat sudah terlepas
c. Memastikan tidak ada kelainan pada bayi

189

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


d. Memastikan bayi beraktifitas dengan baik
e. Mendiskusikan kunjungan berikutnya
f. Mendokumentasikan hasil asuhan.
VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu sudah mengetahui bahwa tali pusat sudah putus
c. Ibu mengetahui bahwa tidak ada kelainan pada bayi
d. Bayi terlihat aktif dan aktifitas baik
e. Ibu akan melakukan kunjungan ulang
f. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

Bayi Umur 2 Minggu


Tanggal : 22 Februari 2017

Jam : 16.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien

SUBJEKTIF

Ibu mengatakantidak ada keluhan dengan bayinya, BAB dan BAK lancar, bayi
menyusu dengan aktif.

I. PENGKAJIAN DATA
a Keadaan umum : Baik, a8tif, kulit dan bibir kemerahan.
b Berat badan : 3610 gram
c Pemapasan : 46x/menit
d Suhu : 36,7 °C
e Aktifitas : Baik
f Mata : Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah, tidak ada
ikterik.
g. Abdomen : Tidak kembung.

190

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : BBL normal 2 minggu
Dasar : bayi lahir spontan
Tanggal : 22 Februari 2017
Pukul : 16.30 wib
PB : 49 cm
BB : 3610 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm

Temp : 36,7º C

Nadi : 120x/menit

Pernapasan : 40x/menit

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Pastikan kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
c. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan
d. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi
e. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan

191

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


f. Diskusikan kunjungan berikutnya
g. Dokumentasikan hasil asuhan.

VI. PELAKSANAAN
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Memastikan kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
d. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi
e. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan
f. Mendiskusikan kunjungan berikutnya
g. Mendokumentasikan hasil asuhan.

VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Kebutuhan bayi tercukupi dengan dibuktikan penambahan berat badan.
c. Ibu sudah melakukan anjuran bidan tentang menjaga kehangatan bayinya
d. Bayi dimandikan 1 kali sehari.
e. Ibu mau menyusi bayinya sampai usia bayinya 6 bulan
f. Ibu setuju dengan kunjungan berikutnya.
g. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan.

Bayi Umur 6 Minggu


Tanggal : 24 Maret 2017

Jam : 08.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

SUBJEKTIF

192

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, BAB dan BAK lancar, bayi
menyusu dengan baik, sudah imunisasi BCG dan Polio 1.

I. PENGKAJIAN DATA
a Keadaan umum : Baik, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b Berat badan : 4610 gram
c Pemapasan : 48x/menit
d Suhu : 36,7 °C
e Aktifitas : Baik
f Mata : Tidak ada tanda infeksi,konjungtiva merah muda
g Abdomen : Tidak kembung.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : BBL normal 6 minggu
Dasar : bayi lahir spontan
Tanggal : 24 Maret 2017
Pukul : 08.00 wib
PB : 50 cm
BB : 4610 gram
Jenis kelamin : laki-laki

Temp : 36,7º C

Nadi : 120x/menit

Pernapasan : 40x/menit

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

193

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Anjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila terdapat
keluhan/masalah dengan bayinya
c. Berikan konseling pada ibu bahwa pentingnya mendatangi pelayanan
kesehatan tiap bulan ke posyandu, BPS, maupun Puskesmas untuk
mengetahui perkembangan buah hatinya dan untuk menerima imunisasi
lanjutan
d. Pastikan ibu bahwa hanya memberi ASI saja tanpa makanan tambahan pada
bayinya
e. Dokumentasikan hasil

VI. PELAKSANAAN
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila
terdapat keluhan/masalah dengan bayinya
c. Memberikan konseling pada ibu bahwa pentingnya mendatangi pelayanan
kesehatan tiap bulan ke posyandu, BPS, maupun Puskesmas untuk
mengetahui perkembangan buah hatinya dan untuk menerima imunisasi
lanjutan
d. Memastikan ibu bahwa hanya memberi ASI saja tanpa makanan tambahan
pada bayinya
e. Mendokumentasikan hasil asuhan

194

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


VII. EVALUASI
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu akan menghubungi tenaga kesehatan jika ada masalah pada bayinya
c. Ibu mengerti dan berjanji akan membawa bayinya untuk diimunisasi dan agar
dipantau tumbuh kembangnya.
d. Ibu akan member ASI saja pada bayinya
e. Pendokumentasikan hasil asuhan telah dilakukan

195

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


3.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Tempat Praktek : Klinik Bersalin

Tanggal Masuk : 24 Maret 2017

I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF

Identitas/ Biodata

Nama Ibu : Ny S Nama Suami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Alamat : Jln. Bambu No.84

Anamnesa pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 18.00 WIB

1. Alasan datang : Ibu ingin menggunakan KB suntik setelah 1 bulan 2


minggu melahirkan
2. Keluhan Utama : Ibu ingin suntik KB 3 bulan, dan ibu mengatakan tidak
pernah haid saat menggunakan KB suntik 3 bulan
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,
TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu

196

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti
(HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti (hipertensi, DM, Asma) dan
menahun seperti (jantung , ginjal).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi), menahun
(jantung, ginjal)
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
1. Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
2. Lama : 3 hari Jumlah : 2x ganti pembalut/hari
3. Warna : Merah darah Keluhan : tidak ada
b. Riwayat Perkawinan
1. Umur waktu nikah : 22 tahun
2. Lama : 3 tahun
3. Perkawinan ke :1
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ham Penyulit Tgl Jenis Jenis Peno BB Kea Nifas
il Ke /kompli Lahir Kelami Persalin long lahi daan
kasi Anak n Anak an r Ana
k

1 Tidak 10 L Spontan Bida 341 Seha Norma


ada Februa n 0 gr t l
ri
2017

d. Riwayat KB
Tidak pernah
5. Data Psikologis
Klien mengatakan senang telah memiliki anak dan sekarang dia ingin berKB.

6. Data Sosial-Budaya
197

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih,
nyaman dan tidak kumuh.
c. Hubungan dengan suami dan keluarga : ibu menyatakan hubungannya
dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang
ada dalam keluargannya
7. Data Spiritual
ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan
kepercayaannya
8. Pengetahuan Ibu
a. Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi antara lain
pil, suntik, IUD dan steril.
b. Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan suntik
dapat menyebabkan kegemukan, kalau memakai IUD akan mengalami
ketidaknyamanan saat berhubungan suami istri dan kalau melakukan steril
dia tidak kan hamil lagi.
c. Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat kontrasepsi
dapat menunda kehamilan

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmenthis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital
1. Tensi : 110/80 mmHg
2. Nadi : 80x/ menit
3. RR : 20x/ menit
4. Suhu : 37ºC
5. BB : 60 kg
198

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


e. Status present
1. Kepala : Mesochepal
Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak
ketombe

Muka : tidak ada oedema, tidak pucat

Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : bersih, tidak ada polip

Telinga : tidak ada serumen, simetris

Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang

2. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis


3. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
4. Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
5. Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa
6. Pinggang : tidak ada nyeri tekan
7. Genetalia : bersih, tidak ada varises
8. Anus : tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari
Lengkap

Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik

2. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium


a. Protein urine : (-)
b. HB : 12 gr%

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Ny. S P1A0 umur 25 tahun calon akseptor KB Suntik 3 bulan

199

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Data Dasa :
a. Ny. S umur 25 tahun
b. Ibu menyatakan sekarang masih menyusui anaknya
c. Ibu menyatakan ingin mencoba kb suntik 3 bulan untuk menunda
kehamilannya dan tidak menghambat produksi ASInya.
d. Ibu mengatakan tidak menderita penyakit yang mengharuskan dia untuk
minum obat atau penyakit kronik baik pada dirinya maupun keluarga.
Data Objek :

a. Keadaan Umum : Baik


b. Kesadaran : Composmenthis
c. Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
RR : 20x/ menit
Suhu : 37ºC
BB : 60 kg

III. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu bahwa KB suntik 3 bulan tidak mengganggu produksi ASI
3. Beritahu kepada ibu tentang kontraindikasi dari KB suntik 3 bulan
4. Beritahu ibu tentang manfaat dari KB suntik 3 bulan

200

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


5. Jelaskan penyuntikan kb suntik 3 bulan secara IM
6. Lakukan informed consent dengan ibu jika ibu setuju menggunakan KB
suntik 3 bulan
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan lagi atau jika ada
keluhan

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan
pemeriksaan, tidak ada kontraindikasi pada ibu untuk menggunakan KB
suntik
2. Memberitahu ibu bahwa KB suntik 3 bulan tidak menghambat produksi
ASI karena KB ini mengandung hormone progesterone
3. Memberitahu ibu tentang kontraindikasi dari KB suntik 3 bulan karena kb
suntik 3 bulan ini tidak mengandung estrogen
4. Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kerugian dari KB suntik 3 bulan
a. Tidak perlu dilakukan setiap saat, hanya sekali dalam 3 bulan.
b. Tidak meningkatkan resiko kanker payudara, kanker rahim, dan kanker
serviks. Suntik KB dapat melindungi wanita dari kanker endometrial,
c. Menghindari nyeri menstruasi, pendarahan menstruasi berlebihan
(termasuk pendarahan yang disebabkan fibroid), premenstrual
syndrome (PMS), dan endometriosis.
5. Menjelaskan penyuntikan kb suntik 3 bulan secara IM yaitu penyuntikan yang
dilakukan secara intramuscular pada daerah bokong , 1/3 spina iliaka anterior
posterior-sacrum
6. Melakukan informed consent dengan ibu jika ibu setuju menggunakan KB
suntik 3 bulan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk 3 bulan yang akan
datang

201

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui keadaan umum ibu baik sehingga ibu diperbolehkan
menggunakan kb suntik 3 bulan
2. Ibu mengerti bahwa kb suntik tidak mengganggu produksi ASI
3. Ibu mengerti tentang kontraindikasi kb suntik 3 bulan
4. Ibu mengerti tentang manfaat kb suntik 3 bulan
5. Ibu setuju dengan penyuntikan kb yang dijelaskan bidan dan
dimemperbolehkan bidan melakukan penyuntikannya didaerah yang bidan
jelaskan
6. Ibu telah melakukan infromend consent
7. Ibu akan melakukan kunjungan ulang 3 bulan yang akan dating dan bila ada
indikasi nantinya.

202

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BAB 4
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. S sejak


tanggal22Novemeber 2016 sampai 10 februari 2017 atau sejak masa kehamilan
Ny. S berusia 29 minggu 3 hari (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post
partum dan asuhan bayi baru lahir 0 sampai dengan 6 minggu didapatkan hasil
sebagai berikut:
4.1 Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
2. Wanita Pranikah
3. Ibu hamil
4. Ibu Bersalin
5. Ibu Nifas
6. bayi Baru lahir
7. bayi dan balita
8. menopause
9. Wanita dengan gangguan reproduksi

4.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan


Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. S pada kehamilan 29
minggu 3 hari sampai 38 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa
tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan
keluarga, pola kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar pelayanan minimal 7 T, pelayanan 7 T itu diberikan pada

203

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


kunjungan pertama ibu hamil atau disebut sebagai pelayanan antenatal care.
Didalam pelayanan antenatal terdapat asuhan kehamilan yang memberikan
pelayanan 7 T yaitu menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menilai
status gizi, mengukur tinggi fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi
kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali pada kunjungan pertama
yaitu saat ibu melakukan kunjungan pertama kalinya diderikan T1 kemudian 4
minggu setelah itu diberikan T2 maka ibu telah menerima TT sudah sebanyak 2
kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak dilkan karena
sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada saat pengkajian
karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengkap yaitu TT1 pada umur
kehamilan 10minggu,dan TT2 pada umur 18 minggu, tapi penulis sudah
memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT untuk dapat menurunkan
angka kemtian bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.
Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. S sudah mengonsumsi
sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulannya kadang-kadang masih ada
4 atau 5 tablet karena Ny. S lupa meminumnya, dan Ny. S sudah merasakan
manfaatnya selama ini. Ny. S tidak merasa keluhan yang berarti atau mengarah
pada tanda bahaya. Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan
Ny.Smenemukan beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. S yaitu
mengeluh sering kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan
fisiologis pada kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas
panggul.
Ny. Smelakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali
kunjungan selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilkan
minimal 4kali kunjungan selama hamil. Sedangkan pada pemeriksaan
laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb dan hasilnya 11 gram %, menunjukan
masih batas normal, ini sesuai dengan teori bahwa Hb normal pada ibu hamil
adalah 11 gr%.Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan
HIV/AIDS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular
204

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


seksual ditandai dengan tidakada keluhan keputihan berbau dan gatal serta tidak
adanya sarana dan fasilitas yang tersedia.
Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada
Ny. S, dapat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. S, suami dan keluarga
bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan.

4.3 Asuhan Kebidanan Persalinan


Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 38 minggu, Ny. S dan keluarga datang
keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lender
bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his yang
datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender bercampur darah
yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka. Kemudian bidan
melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, S benar telah mengalami
proses persalinan.
Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm)
dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. (APN, 2007)
Pada saat Ny. S datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 3 cm,
portio tipis lunak, ketuban masih utuh, kepala berada dibidang hodge III dan his
kuat. 4 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa kemajuan
persalinan Ny. Ssudah memasuki fase aktif yaitu didapatkan hasil pembukaan
adalah pembukaan 6 cm. Kemudian kurang lebih 2 jam kemudian didaptkan
keadaan ibu berlangsung normal dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan
kepala sudah berada di hodge IV.

Kala II
Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu
untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin
meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu :adanya dorongan meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II berlangsung
205

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir dengan jumlah darah ±
150 cc.

Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri
biasanya berlangsung 5-30 menit. Segera setelah melakukan asuhan pada bayi
baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa dilkan untuk meminimalkan
kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10 menit.

Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. Setelah
proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. S selama 2 jam
diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan
menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan
ibu baik dan tanpa ada penyulit.

4.4 Asuhan Kebidanan Nifas


Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan mules.
Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur
menjadi kecil (involusi) sehinnga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
( Varney, 2008).
Ny.S diberikan vitamin A 200.000 unit sebanyak 1 kapsul yang diminum
segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan dengan selang waktu
minimal 24 jam. Pada Ny.S diberikan vitamin A 200.000 Unit yang diminum
segera setalah melahirkan dan kapsul kedua dengan selang waktu minimal 24 jam.
Pada Ny.S telah diberikan dan telah diminum.Tidak ada kesenjangan dengan teori
(Saifuddin, 2004).
Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin dan pemberian ASI karena mengandung semua bahan yang
diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan terhadap infeksi,
selalu segar, bersih dan siap untuk diminum (Prawirohardjo, 2006). Memberikan
206

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


Ny. S tablet penambah darah (Fe) 60 mg 1x1/hari dan dianjurkan untuk menyusui
ASI Eksklusif, ibu minum tablet penambah darah dan mau memberikan ASI
Ekslusif tidak ada kesenjangan dengan teori.
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin dan pemberian ASI karena mengandung semua bahan yang
diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan terhadap infeksi,
selalu segar, bersih dan siap untuk diminum (Prawirohardjo, 2006). Memberikan
Ny. S tablet penambah darah (Fe) 60 mg 1x1/hari dan dianjurkan untuk menyusui
ASI Eksklusif, ibu mau minum tablet penambah darah dan mau memberikan ASI
Ekslusif tidak ada kesenjangan dengan teori.
Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi pada 6-8 jam postpartum, 6 hari postpartum, 2 minggu postpartum dan 6
minggu postpartum (Sitti Saleha,2010). Kunjungan nifas pada Ny. S dilakukan
kunjungan 6 jam, 6 hari dan 2 minggu dan kunjungan 6 minggu. Hasil dari
kujungan 6 hari sampai 6 minggu postpartumtidak ditemukan masalah atau
komplikasi apapun, tidak ada kesenjangan dengan teori.
Kunjungan I, 6 jam post partum pada Ny.S tinggi fundus uteri 2 jari di
bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus baik, kandung kemih
kosong, pengeluaran lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada
kelainan tidak terjadi pendarahan. Menurut teori bahwa tinggi fundus uteri pada 6
jam postpartum adalah 2 jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea
rubra selama 2 hari pasca persalinan ( Sitti Saleha,2010). Hal ini tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Kunjungan II, 6 hari postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup
makanan,cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik (Sitti
Saleha,2010). Hasil pemeriksaan pada Ny.Sadalah Tinggi fundus uteri
pertengahan antara pusat dan sympisis,kontraksi uterus baik, konsistensi uterus
baik, pengeluaran lochea sanguinolenta yang berwarna merah kuning, bau
khas,konsistensi cair, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu
207

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


istirahat yang cukup,pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik
dan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan
antara teori.
Kunjungan III, 2 Minggu postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup
makanan,cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik ( Sitti
Saleha,2010). Hasil pemeriksaan pada Ny. S adalah tinggi fundus uteri pada 2
minggu postpartum sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea serosa,
berwarna kekuningan atau kecoklatan, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada
pantangan selama masa nifas, dan ibu istirahat yang cukup,pengeluaran ASI
lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dari
hasil pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori.
Kunjungan IV, 6 Minggu postpartum adalah menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.Memberikan konseling untuk KB
secara dini (Sitti Saleha,2010).Hasil pemeriksaan pada Ny. S adalah tinggi fundus
uteri sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea Alba yang berwarna
keputihan. Menganjurkan ibu berKB dan ibu ingin KB suntik 3 bulan.Hasil
pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori.Selama masa nifas Ny.S tidak
adanya penyulit dan komplikasi.

4.5 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. S lahir spontan pada tanggal 10 Februari2017 pukul 18.00 WIB,
dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3410 gram, PB 49 cm, menangis keras dan
warna kulit kemerahan, tidak ada cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar
dada 33 cm. Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan
jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi,
pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi.
Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitumelakukan
penilaian dengan hasil normal, maka langsung meletakan bayi di atas perut Ny.S
segera mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di
jepit dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi

208

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD.
Sebagai upaya profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K
untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi
dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu dengan baik dan kebersihan terjaga.
Asuhan yang dilkan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan
konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI,
perawatan tali pusat, yaitu dilkan dengan cara membersihkan dan mengeringkan
setelah bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai
dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.

4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada teori Asuhan Kebidanan pada Akseptor keluarga berencana suntik
yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan, keluhan utama,
riwayat kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari,
kehidupan social budaya,pengetahuan pasien tentang alat kontrasepsi menurut
pasien, psikologi pasien), dan pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum,
kesadaran, status emosional, TTV, dan head to toe).
Pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Akseptor KB suntik Pada Ny. S P1
A0 umur 25 tahun di Klinik Nimala Am.Keb, asuhan yang diberikan yaitu
anamnesa (meliputi identitas pasien dan keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari, kehidupan sosial
budaya, pengetahuan pasien, psikologi pasien), dan pemeriksaan fisik pasien
(meliputi keadaan umum, kesadaran, status emosional, TTV, dan head to toe)
dan dilakukannya komunikasi, informasi dan edukasi tentang metode yang
diinginkan, indikasi, kentungan dan kerugian dan fasilitas layanan. Berdasarkan
pengkajian data didapatkan Ny. S P1 A0 umur 25 tahun dengan calon akseptor
KB suntik.
Pelaksanaan Asuhan Asuhan Kebidanan Akseptor KB suntik Pada Ny. S P1
A0 umur 25 tahun di Klinik Nirmala Am.Keb sudah sesuai dengan manajemen

209

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


kebidanan 7 langkah varney. Pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan sudah
lengkap dan akurat, sehingga data yang dianalisis menghasilkan diagnosa yang
tepat ,efektif.

210

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


BAB 5
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. S pada umur kehamilan 29
minggu 3 hari–38 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program
pelayanan/Asuhan Standar Minimal 7T. Selama kehamilan tidak ada keluhan
yang serius, Ny. S dan janinya dalam keadaan normal.
2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan
persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal,
ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi.
3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 6 kali dengan tujuan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendetaksi, serta
malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama memberikan asuhan kebidanan
pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi.
4. Asuhan bayi baru lahir Ny.S yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2
jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak ditemukan
masalah ataupun komplikasi.
5. Asuhan keluarga berncana pada Ny. S yang dilakukan pada tanggal 24 Maret
2017 yang diberikan adalah suntik KB 3 bulan. Dengan alasan, ibu memilih
suntik KB 3 bulan karna lebih mudah dan tidak repot. Asuhan pada KB
kepada Ny. S tidak ditemukan masalah atau pun komplikasi. Ibu tetap
memberikan ASI pada bayinya sesuai dengan kebutuhan bayi ibu.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-
kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen 7 langkah varney serta
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan
sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta

211

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan


diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap pasien.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan
kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
5.2.3 Bagi Lahan Praktek
Asuhan yang sudah diberikan pada pasien sudah cukup baik dan
hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan
yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifasdan BBL.
5.2.4 Bagi Pasien
Agar pasien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena
mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin,
nifas dan BBL dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan.

212

Akademi Kebidanan Audi Husada Medan

Anda mungkin juga menyukai