Anda di halaman 1dari 19

PENDIRIAN BANK UMUM SYARIAH

Ketentuan Keterangan
Kepemilikan Pasal 9 ayat (1) UU No 21 tahun Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
2008 tentang Perbankan Syariah 1. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;
2. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing
dan/atau badan hukum asing secara kemitraan; atau
3. pemerintah daerah.

Dalam hal salah satu pihak yang akan mendirikan Bank Umum Syariah adalah badan
hukum asing, yang bersangkutan terlebih dahulu harus memperoleh rekomendasi dari
otoritas perbankan negara asal. Rekomendasi dimaksud sekurang-kurangnya memuat
keterangan bahwa badan hukum asing yang bersangkutan mempunyai reputasi yang baik
dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang perbankan.
Pasal 6 PBI No.11/3/PBI/2006 1. Bank hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
tentang Bank Umum Syariah a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;
b. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara
asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan; atau
c. pemerintah daerah.
2. Kepemilikan oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing sebagaimana
dimaksud pada butir 1.b di atas paling banyak sebesar 99% (sembilan puluh sembilan
persen) dari modal disetor Bank
PBI No.14/8/PBI/2008 tentang Pasal 2
Kepemilikan Saham Bank Umum 1. Dalam rangka penataan struktur kepemilikan, ditetapkan batas maksimum kepemilikan
saham pada Bank berdasarkan:
a. kategori pemegang saham; dan
b. keterkaitan antar pemegang saham
2. Batas maksimum kepemilikan saham pada setiap bank adalah sebagai berikut
a. 40% (empat puluh persen) dari Modal Bank, untuk kategori pemegang saham berupa
badan hukum (badan hukum Indonesia atau badan hukum asing) lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank;
b. 30% (tiga puluh persen) dari Modal Bank, untuk kategori pemegang saham berupa
badan hukum bukan lembaga keuangan; dan
c. 20% (dua puluh persen) dari Modal Bank, untuk kategori pemegang saham
perorangan (orang perseorangan baik warga negara Indonesia atau warga negara
asing) untuk Bank Umum dan dan 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Bank
untuk Bank Umum Syariah.
3. Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan bukan bank yang memenuhi

1
Ketentuan Keterangan
kriteria sebagai berikut:
a. dalam pendiriannya sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku
dimungkinkan melakukan kegiatan penyertaan dalam jangka panjang; dan
b. diawasi dan diatur oleh otoritas lembaga keuangan
Contoh antara lain perusahaan pembiayaan, perusahan asuransi, dan dana pensiun.

Lembaga keuangan bukan bank yang tidak memenuhi kriteria tersebut diperlakukan
sebagai badan hukum bukan lembaga keuangan yang hanya dapat memiliki saham
dengan batas maksimum kepemilikan saham pada Bank sebesar 30% (tiga puluh persen)
dari Modal Bank
Contoh antara lain special purpose vehicle, fund management (pengelola dana keuangan),
dan hedge fund.
Pasal 3
Batas maksimum kepemilikan saham tidak berlaku bagi:
1. Pemerintah Pusat yaitu Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia.
Kepemilikan pemerintah pada Bank yang dapat melebihi batas maksimum kepemilikan
saham, dimaksudkan untuk mendukung pencapaian tujuan meningkatkan kesejahteraan
umum.
2. Lembaga yang memiliki fungsi melakukan penanganan dan/atau penyelamatan Bank
Lembaga yang memiliki fungsi melakukan penanganan dan/atau penyelamatan Bank
antara lain Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Lembaga Penjamin Simpanan
Pasal 4
1. Keterkaitan antar pemegang saham sebagaimana pasal 2 didasarkan pada
a. adanya hubungan kepemilikan;
b. adanya hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua; dan/atau
c. adanya kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam
mengendalikan Bank (acting in concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis sehingga
secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham
Bank.
2. Pemegang saham yang memiliki keterkaitan dimaksud ditetapkan sebagai satu pihak.
3. Batas maksimum kepemilikan saham bagi pemegang saham yang ditetapkan sebagai
satu pihak adalah:
a. jumlah keseluruhan kepemilikan saham dalam satu pihak tersebut sebesar batas
kepemilikan yang tertinggi dari kategori pemegang saham dalam satu pihak tersebut;
dan
b. komposisi kepemilikan masing-masing pemegang saham dalam satu pihak tersebut

2
Ketentuan Keterangan
paling tinggi sebesar batas maksimum kepemilikan sesuai kategori pemegang saham
Pasal 5
1. Calon pemegang saham pengendali yang merupakan warga negara asing dan/atau badan
hukum yang berkedudukan di luar negeri, wajib pula memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. memiliki komitmen untuk mendukung pengembangan perekonomian Indonesia
melalui Bank yang dimiliki;
b. memperoleh rekomendasi dari otoritas pengawasan dari negara asal, bagi badan
hukum lembaga keuangan; dan
c. memiliki peringkat paling kurang sebagai berikut :
1) 1 (satu) tingkat (notch) di atas peringkat investasi terendah, bagi badan hukum
lembaga keuangan bank;
2) 2 (dua) tingkat (notch) di atas peringkat investasi terendah, bagi badan hukum
lembaga keuangan bukan bank; atau
3) 3 (tiga) tingkat (notch) di atas peringkat investasi terendah, bagi badan hukum
bukan lembaga keuangan.
Pasal 6
1. Badan hukum lembaga keuangan bank dapat memiliki saham Bank lebih dari 40%
(empat puluh persen) dari Modal Bank sepanjang memperoleh persetujuan OJK;
2. Badan hukum tersebut wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memperoleh penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan peringkat komposit 1 (satu)
atau 2 (dua) atau peringkat tingkat kesehatan bank yang setara bagi lembaga
keuangan bank yang berkedudukan di luar negeri
b. memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai profil
risiko
c. modal inti (tier 1) paling kurang sebesar 6% (enam persen);
d. mendapatkan rekomendasi dari otoritas pengawasan lembaga keuangan bank
tersebut, bagi lembaga keuangan bank yang berkedudukan di luar negeri;
e. merupakan lembaga keuangan bank yang telah go public;
f. komitmen untuk memenuhi kewajiban membeli surat utang bersifat ekuitas yang
diterbitkan oleh Bank yang akan dimiliki;
g. komitmen untuk memiliki Bank paling kurang dalam jangka waktu tertentu; dan
h. komitmen untuk mendukung pengembangan perekonomian Indonesia melalui Bank
yang dimiliki.
Pasal 7
Bank yang dapat dimiliki oleh badan hukum lembaga keuangan bank dengan jumlah lebih
dari 40% (empat puluh persen) dari Modal Bank sebagaimana Pasal 6, paling kurang

3
Ketentuan Keterangan
memenuhi kriteria:
1. wajib melakukan go public untuk mencapai kepemilikan publik paling kurang sebesar
20% (dua puluh persen) dari modal bank, yang dilakukan paling lama 5 (lima) tahun
sejak badan hukum lembaga keuangan bank memiliki saham sesuai persetujuan Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1); dan
2. wajib memiliki persetujuan untuk menerbitkan surat utang yang bersifat ekuitas surat
utang yang dapat dikonversi menjadi saham atau yang mengandung hak opsi untuk
memperoleh saham. Persetujuan untuk menerbitkan surat utang yang bersifat ekuitas
dilakukan setelah badan hukum lembaga keuangan bank merealisasikan pembelian
saham lebih dari 40% (empat puluh persen) sesuai dengan persetujuan OJK.
SE No. 5/4/DPNP tanggal 6 Maret 1. Persyaratan peringkat investasi bagi calon PSP berupa badan hukum yang berkedudukan
2013 perihal Kepemilikan Saham di luar negeri adalah posisi peringkat investasi paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
Bank Umum yang bersangkutan menjadi PSP Bank.
2. Badan hukum lembaga keuangan bank hanya dapat memiliki saham Bank lebih dari 40%
(empat puluh persen) dari Modal Bank, dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi calon pemegang saham Bank hanya dapat memiliki saham Bank sebesar 40%
(empat puluh persen) terlebih dahulu; dan
b. Selanjutnya pemegang saham Bank dapat meningkatkan kepemilikan saham lebih
dari 40% (empat puluh persen) sepanjang memperoleh persetujuan OJK
SE No.15/64/INTERN tanggal 15 1. Bagi bank yang berkedudukan di luar negeri yang akan menjadi PSP terdapat
Agustus 2013 perihal Pedoman persyaratan tambahan berupa Letter of Understanding (LoU) atau surat keberatan dari
Pengawasan Kepemilikan Saham Otoritas Pengawas Bank untuk menyampaikan LoU disertai dengan alasan yang dapat
Bank Umum dipahami
2. LoU disiapkan setelah dokumen persyaratan diyakini telah terpenuhi sesuai ketentuan
yang berlaku
3. LoU berisi antara lain:
d. Perubahan PSP dan kepengurusan pada parent bank/holding/subsidiary bank terkait
e. Peringkat tingkat kesehatan dan risk profile arent bank/holding/subsidiary bank
pada saat akan menjadi PSP
f. Temuan pengawasan dan pemeriksaan signifikan pada parent
bank/holding/subsidiary bank yang akan berdampak secara signifikan pada bank
(perusahaan anak) di masing-masing negara
g. Perubahan peraturan otoritas pengawas bank yang yang akan berdampak secara
signifikan pada kepemilikan dan kinerja bank terkait
h. Kesediaan untuk membuka akses pasar kepada bank dari masing-masing negara di
negara bersangkutan
Pasal 1 angka 7 PBI Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP adalah badan hukum,

4
Ketentuan Keterangan
No.11/3/PBI/2006 tentang Bank orang perseorangan, dan/atau kelompok usaha yang:
Umum Syariah 1. memiliki saham Bank sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih dari jumlah saham
yang dikeluarkan dan memiliki hak suara; atau
2. memiliki saham Bank kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang
dikeluarkan dan memiliki hak suara tetapi yang bersangkutan dapat dibuktikan telah
melakukan pengendalian Bank baik secara langsung maupun tidak langsung;
Pasal 2 PBI No.14/24/PBI/2012 1. Setiap pihak hanya dapat menjadi Pemegang Saham Pengendali pada 1 (satu) Bank
tentang Kepemilikan Tunggal Pada 2. Ketentuan tersebut dikecualikan
Perbankan a. Pemegang Saham Pengendali pada 2 (dua) Bank yang masing-masing melakukan
kegiatan usaha dengan prinsip berbeda, yakni secara konvensional dan berdasarkan
prinsip Syariah; dan
b. Pemegang Saham Pengendali pada 2 (dua) Bank yang salah satunya merupakan Bank
Campuran (Joint Venture Bank).

Berdasarkan ketentuan ini, apabila Pemegang Saham Pengendali memiliki lebih dari 2 (dua)
Bank dan diantaranya terdapat beberapa Bank dengan prinsip kegiatan usaha yang sama,
maka kepemilikan atas Bank-Bank dengan prinsip kegiatan usaha yang sama tersebut tidak
memperoleh pengecualian.
Sebagai contoh: Pemegang Saham Pengendali yang telah memiliki 1 (satu) Bank konvensional
dan 1 (satu) Bank berdasarkan Prinsip Syariah yang kemudian mengakuisisi Bank
berdasarkan Prinsip Syariah, maka Pemegang Saham Pengendali tersebut wajib melakukan
penyesuaian struktur kepemilikan atas kedua Bank berdasarkan Prinsip Syariah tersebut.

Yang dimaksud dengan Bank Campuran adalah Bank yang didirikan dan dimiliki oleh bank
yang berkedudukan di luar negeri dan Bank di Indonesia, yang telah memperoleh izin usaha
sebelum mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan pada saat mulai berlakunya
Peraturan Bank Indonesia ini komposisi pemegang sahamnya masih tetap terdiri dari bank
yang berkedudukan di luar negeri dan Bank di Indonesia.

Dalam hal Pemegang Saham Pengendali Bank Campuran memiliki lebih dari 1 (satu) Bank
lain bukan Bank Campuran, maka kepemilikan atas Bank-Bank bukan Bank Campuran
tersebut tidak memperoleh pengecualian.
Sebagai contoh: Pemegang Saham Pengendali yang telah memiliki 1 (satu) Bank Campuran
dan 1 (satu) Bank lain bukan Bank Campuran yang kemudian mengakuisisi Bank lain, maka
Pemegang Saham Pengendali tersebut wajib melakukan penyesuaian struktur kepemilikan
atas kedua Bank yang bukan Bank Campuran tersebut.

5
Ketentuan Keterangan
Permodalan Pasal 5 PBI No.11/3/PBI/2006 Modal disetor untuk mendirikan Bank ditetapkan paling kurang sebesar
tentang Bank Umum Syariah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
POJK 6/POJK.03/2016 tentang Pasal 2
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Bank hanya dapat melakukan Kegiatan Usaha dan memiliki Jaringan Kantor sesuai Modal
Berdasarkan Modal Inti Bank Inti yang dimiliki
Pasal 3
Modal inti bank dibagi menjadi 4 Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) yaitu
1. BUKU 1 adalah Bank dengan Modal Inti sampai dengan kurang dari
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);
2. BUKU 2 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun
rupiah);
3. BUKU 3 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp5.000.000.000.000,00
(lima triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh
triliun rupiah); dan
4. BUKU 4 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000.000,00
(tiga puluh triliun rupiah).
Pasal 6
Kegiatan Usaha yang dilakukan Bank Umum Syariah dikelompokkan:
1. penghimpunan dana;
2. penyaluran dana;
3. pembiayaan perdagangan (trade finance);
4. kegiatan treasury;
5. kegiatan dalam valuta asing;
6. kegiatan keagenan dan kerjasama;
7. kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking;
8. kegiatan penyertaan modal;
9. kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan pembiayaan;
10. jasa lainnya; dan
11. kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah berdasarkan BUKU adalah sebagai berikut:
1. BUKU 1 hanya dapat melakukan:
a. kegiatan usaha dalam Rupiah yang meliputi:
1) kegiatan penghimpunan dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar;
2) kegiatan penyaluran dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar;

6
Ketentuan Keterangan
3) kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance);
4) kegiatan dengan cakupan terbatas untuk keagenan dan kerjasama;
5) kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking dengan cakupan terbatas;
6) kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan pembiayaan;
dan
7) jasa lainnya;
b. kegiatan sebagai pedagang valuta asing; dan
c. kegiatan lainnya yang digolongkan sebagai produk atau aktivitas dasar dalam Rupiah
yang lazim dilakukan oleh Bank yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
peraturan perundang-undangan
2. BUKU 2 dapat melakukan:
a. kegiatan usaha dalam Rupiah dan valuta asing
1) kegiatan penghimpunan dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1;
2) kegiatan penyaluran dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1 dengan cakupan
yang lebih luas;
3) kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance);
4) kegiatan treasury secara terbatas; dan
5) jasa lainnya;
b. kegiatan usaha sebagaimana pada BUKU 1 dengan cakupan yang lebih luas untuk
1) keagenan dan kerjasama; dan
2) kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking;
c. kegiatan penyertaan modal pada lembaga keuangan syariah di Indonesia;
d. kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan pembiayaan; dan
e. kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan
3. BUKU 3 dapat melakukan seluruh Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah sesuai Pasal 6
baik dalam Rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga
keuangan syariah di Indonesia dan/atau di luar negeri terbatas pada wilayah regional
Asia.
4. BUKU 4 dapat melakukan seluruh Kegiatan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
baik dalam Rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga
keuangan syariah di Indonesia dan/atau seluruh wilayah di luar negeri dengan jumlah
lebih besar dari BUKU 3.
Proses Peraturan Pemerintah No.11 tahun Pasal 2 ayat (1)
Perizinan 2014 tentang Pungutan Otoritas Jasa OJK mengenakan Pungutan kepada pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan
Keuangan selanjutnya disebut Pihak
Pasal 5 ayat (1)

7
Ketentuan Keterangan
Jenis pungutan antara lain biaya perizinan
Pasal 8 ayat (1)
Biaya perizinan wajib dibayar oleh Pihak sebelum pengajuan perizinan
Lampiran No.1huruf A
Besar biaya perizinan untuk Bank Umum adalah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
per perusahaan
PBI No.11/3/PBI/2006 tentang Bank Pasal 4
Umum Syariah Pemberian izin dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
1. persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian Bank; dan
2. izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha Bank setelah
persiapan sebagaimana angka 1 selesai dilakukan.
Pasal 7
1. Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan paling kurang oleh salah
satu calon pemilik kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen pendukung
2. Permohonan dimaksud harus disertai dengan pemenuhan setoran modal paling kurang
30% (tiga puluh persen) dari modal disetor minimum yang dibuktikan dengan dokumen
pendukung
Pasal 8
1. Persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan prinsip diberikan paling
lambat 60 (enam puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap
2. Persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan prinsip diberikan berdasarkan
pada
a. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen;
b. analisis yang mencakup antara lain tingkat persaingan yang sehat antar Bank dan
Unit Usaha Syariah, tingkat kejenuhan jumlah Bank dan Unit Usaha Syariah serta
pemerataan pembangunan ekonomi nasional; dan
c. uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon PSP, calon anggota
Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi, serta wawancara terhadap calon anggota
DPS.
3. Pihak-pihak yang mengajukan permohonan pendirian Bank wajib melakukan presentasi
kepada OJK mengenai keseluruhan rencana pendirian Bank.
Pasal 9
1. Persetujuan prinsip berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
persetujuan prinsip diterbitkan
2. Pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip dilarang melakukan kegiatan usaha
Bank, sebelum mendapat izin usaha
3. Apabila setelah jangka waktu dimaksud pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip

8
Ketentuan Keterangan
4. belum mengajukan permohonan izin usaha kepada Bank Indonesia, maka persetujuan
prinsip yang telah diberikan menjadi tidak berlaku
Pasal 10
1. Permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip kepada OJK disertai dengan dokumen pendukung
2. Permohonan dimaksud harus disertai dengan pelunasan modal disetor minimum yang
dibuktikan dengan dokumen pendukung
Pasal 11
1. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan paling lambat 60
(enam puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap
2. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha berdasarkan pada:
d. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan
e. uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) dan wawancara terhadap calon
PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi, serta wawancara
terhadap calon anggota DPS dalam hal terdapat penggantian
Pasal 12
1. Bank yang telah mendapat izin usaha wajib melakukan kegiatan usaha Bank paling
lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal izin usaha diterbitkan
2. Pelaksanaan kegiatan usaha wajib dilaporkan oleh Presiden Direktur atau Direktur
Utama Bank kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah tanggal pelaksanaan
kegiatan usaha
3. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana angka 1 bank belum melakukan kegiatan
usaha, maka izin yang telah diberikan menjadi tidak berlaku
Pasal 13
Bank yang telah mendapat izin usaha wajib mencantumkan secara jelas kata Syariah
sesudah kata Bank atau setelah nama bank pada penulisan namanya
Persyaratan PBI No.11/3/PBI/2006 tentang Bank Pasal 25
Pengurus Umum Syariah 1. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama
dengan jumlah anggota Direksi.
2. Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris wajib berdomisili di Indonesia
3. Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau Komisaris Utama.
4. Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen
Pasal 28
1. Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang.
2. Setiap anggota Direksi harus berdomisili di Indonesia.
3. Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur atau Direktur Utama.

9
Ketentuan Keterangan
Pasal 30 ayat (1)
Bank wajib memiliki 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan yang diangkat oleh Rapat Umum
Pemegang Saham
Pasal 36
1. Jumlah anggota DPS paling kurang 2 (dua) orang atau paling banyak 50% (lima puluh
persen) dari jumlah anggota Direksi.
2. DPS dipimpin oleh seorang ketua yang berasal dari salah satu anggota DPS.
Persyaratan dokumen Terdiri dari:
1. Persyaratan Dokumen Perizinan prinsip
2. Persyaratan dokumen uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) untuk PSP,
Pengurus
3. Persyaratan dokumen wawancara Dewan Pengawas Syariah
4. Persyaratan dokumen perizinan usaha

10
PERSYARATAN DOKUMEN

Perizinan Prinsip

No. Persyaratn Dokumen

1 akta pendirian atau rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar atau rancangan anggaran dasar
2 daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing kepemilikan saham disertai dengan dokumen yang dipersyaratkan
3 daftar calon anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan anggota Dewan Pengawas Syariah disertai dengan dokumen yang
dipersyaratkan
4 rencana susunan dan struktur organisasi serta nama-nama calon pejabat sampai dengan tingkat Pejabat Eksekutif
5 studi kelayakan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi
6 rencana bisnis (business plan)
7 rencana korporasi (corporate plan)
8 pedoman manajemen risiko termasuk pedoman risk control system, rencana sistem pengendalian intern, rencana sistem teknologi informasi
yang digunakan, dan pedoman mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
9 sistem dan prosedur kerja
10 bukti setoran modal dalam bentuk fotokopi bilyet deposito; dan
11 surat pernyataan dari pemegang saham tentang sumber setoran modal
12 Bukti setoran biaya perizinan

Calon PSP BUS - Perorangan

No. Persyaratn Dokumen

1. Fotokopi tanda pengenal (KTP atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia).
2. Daftar Riwayat Hidup dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 2 SE BI No.14/25/DPbS tanggal 12 September 2012 tentang Uji
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
3. Pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4. Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPPT).
5. Surat pernyataan bermaterai cukup, yang paling kurang memuat bahwa yang bersangkutan:
a. bersedia mematuhi ketentuan & peraturan perundang–undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan syariah;
b. bersedia melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila BUS menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas dalam
menjalankan kegiatan usahanya;
c. tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha lainnya;
d. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah mempunyai

11
No. Persyaratn Dokumen

kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan;
e. tidak tercantum dalam DTL;
f. tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota komisaris atau anggota direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun
terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
g. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
h. bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
i. tidak melakukan pengalihan kepemilikan saham BUS dalam jangka waktu tertentu;
j. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
6. Surat pernyataan bermaterai cukup mengenai kesediaan untuk memberikan data dan informasi yang terkait dengan struktur kelompok
usaha kepada BI dalam rangka pengawasan.
7. Surat pernyataan bermaterai cukup mengenai sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan BUS:
a. tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain; dan/atau
b. tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundering).
8. Struktur kelompok usaha yang terkait dengan perorangan sebagai calon PSP BUS sampai dengan Pemegang Saham Pengendali Terakhir
(PSPT).
9. Rencana bisnis yang dibuat oleh calon PSP terhadap pengembangan BUS paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun ke depan.
10. Daftar Isian PSP/PSPT Perorangan

Calon PSP BUS – Badan Hukum

No. Persyaratan Dokumen

1. Akta pendirian badan hukum yang memuat anggaran dasar berikut perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari instansi
berwenang, termasuk bagi badan hukum asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara asal badan hukum tersebut.
2. Dokumen identitas seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi masing–masing badan hukum:
a. fotokopi tanda pengenal, dapat berupa KTP atau paspor dan/atau KITAS (apabila menetap di Indonesia);
b. Daftar Riwayat Hidup, dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 6;
c. pas foto terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
3. Surat pernyataan bermaterai cukup, sebagai berikut:
a. surat pernyataan badan hukum yang diwakili oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan anggaran dasar, yang paling kurang
memuat bahwa yang bersangkutan:
1) bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan

12
No. Persyaratan Dokumen

syariah;
2) bersedia untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila BUS menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas
dalam menjalankan kegiatan usahanya;
3) tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun sebelum tanggal pengajuan
permohonan;
4) tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota komisaris atau anggota direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
5) tidak memiliki kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
6) bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
7) tidak melakukan pengalihan kepemilikan saham pada BUS dalam jangka waktu tertentu;
8) tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank;
9) sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan BUS:
a) tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain; dan/atau
b) tidak berasal dari dana untuk tujuan pencucian uang (money laundering).
b. surat pernyataan dari masing–masing anggota dewan komisaris dan anggota direksi badan hukum dimaksud, yang paling kurang
memuat bahwa yang bersangkutan:
1) bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan
syariah;
2) tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha
lainnya;
3) tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun sebelum tanggal pengajuan
permohonan;
4) tidak tercantum dalam DTL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan;
5) tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota komisaris atau anggota direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan permohonan;
6) tidak memiliki kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
7) bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo yang bermasalah;
8) tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank;

13
No. Persyaratan Dokumen

c. surat pernyataan dari Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT), yaitu:


1) dalam hal PSPT adalah perorangan, berupa surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) s.d. butir a.8);
2) dalam hal PSPT yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah badan hukum maka surat pernyataan sebagaimana dimaksud
pada butir a.1) s.d. butir a.8), diwakili oleh pejabat yang berwenang mewakili badan hukum sesuai dengan anggaran dasarnya,
atau
3) dalam hal PSPT adalah pemerintah negara lain dan hukum di negara yang bersangkutan tidak memperbolehkan PSPT tersebut
memberikan data dan dokumen, Bank Indonesia menetapkan PSPT lain yang secara langsung dikendalikan oleh Pemerintah
negara lain tersebut berdasarkan dokumen pendukung yang sah.
Yang dimaksud dengan PSPT lain yang dikendalikan secara langsung oleh pemerintah negara lain adalah PSPT yang telah
mendapatkan penunjukan dari pemerintah berdasarkan dokumen pendukung yang sah.
Yang dimaksud dengan dokumen pendukung yang sah antara lain berupa pernyataan dari pemerintah negara lain tersebut
yang memuat:
a) penegasan antara lain bahwa hukum dari negara tersebut melarang pemerintah atau badan hukum yang dikendalikan
secara langsung oleh pemerintah untuk memberikan data dan dokumen;
b) penunjukan badan hukum lain yang dikendalikan pemerintah sebagai PSPT untuk dilakukan uji kemampuan dan
kepatutan;
4. Daftar pemegang saham dan jumlah nominal masing-masing pemilik.
5. Rekomendasi dari otoritas yang berwenang di negara asal bagi badan hukum asing.
6. Surat pernyataan bermaterai cukup dari calon PSP mengenai kesediaan untuk memberikan data dan informasi yang terkait dengan
struktur kelompok usaha kepada Bank Indonesia dalam rangka pengawasan.
7. Struktur kelompok usaha yang terkait dengan badan hukum sebagai calon PSP BUS sampai dengan PSPT.
8. Laporan keuangan badan hukum yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan posisi paling lama 6 (enam) bulan terakhir.
9. Analisis kemampuan keuangan calon PSP saat ini beserta proyeksinya paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun ke depan
yang disusun oleh konsultan independen.
10. Rencana bisnis yang dibuat oleh calon PSP terhadap pengembangan BUS paling kurang untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun ke depan.
11. Daftar isian calon PSP/PSPT badan hukum

14
Calon PSP BUS – Pemerintah Pusat atau Daerah

No. Persyaratan Dokumen

1. Surat keterangan yang mencantumkan nama pejabat yang berwenang mewakili pemerintah, dilampiri dengan:
a. pas photo 1 bulan terakhir ukuran 4 x 6 cm dari pejabat yang berwenang mewakili pemerintah;
b. fotokopi KTP atau paspor yang masih berlaku dari pejabat yang berwenang mewakili pemerintah.
2. Surat keterangan atau dokumen yang menjelaskan sumber dana dalam rangka kepemilikan BUS.
3. Surat pernyataan yang menyatakan pemerintah bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan maupun likuiditas yang dihadapi
BUS dalam menjalankan kegiatan usahanya yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang mewakili pemerintah.
4. Daftar isian calon PSP/PSPT Pemerintah Pusat atau Daerah)

Calon Anggota Dewan Komisaris

No. Persyaratan Dokumen

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor dan/atau Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) dari instansi yang berwenang bagi warga negara asing.
2. Daftar Riwayat Hidup, dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 6.
3. Pas photo terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4. Contoh tanda tangan dan paraf.
5. Fotokopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi warga negara asing.
6. Surat keterangan atau sertifikat dari lembaga pendidikan dan pelatihan mengenai pendidikan dan/atau pelatihan di bidang
perbankan syariah.
7. Surat keterangan/bukti tertulis dari bank tempat bekerja sebelumnya mengenai pengalaman di bidang operasional perbankan
syariah, apabila calon sudah memiliki pengalaman.
8. Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
9. Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan syariah;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum tanggal
pengajuan permohonan;
c. tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha
lainnya;
d. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan;

15
No. Persyaratan Dokumen
e. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet;
f. bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet;
g. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan
permohonan;
h. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain, melebihi yang diperkenankan dalam ketentuan yang berlaku;
i. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia;
j. merupakan pihak yang independen terhadap pemilik BUS atau PSP (khusus bagi Komisaris Independen); dan
k. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
10. Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sesuai dengan level yang dipersyaratkan dalam ketentuan Bank Indonesia.

Calon Anggota Direksi

No. Persyaratan Dokumen

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor dan/atau Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) dari instansi yang berwenang bagi warga negara asing.
2. Daftar Riwayat Hidup, dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 6.
3. Pas photo terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4. Contoh tanda tangan dan paraf.
5. Fotokopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi warga negara asing.
6. Surat keterangan atau sertifikat dari lembaga pendidikan dan pelatihan mengenai pendidikan dan/atau pelatihan di bidang
perbankan syariah.
7. Surat keterangan/bukti tertulis dari bank tempat bekerja sebelumnya mengenai pengalaman di bidang operasional perbankan
syariah, apabila calon sudah memiliki pengalaman.
8. Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
9. Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan syariah;
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum tanggal
pengajuan permohonan;

16
No. Persyaratan Dokumen
c. tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha
lainnya;
d. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan ;
e. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet;
f. bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet;
g. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan
permohonan;
h. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain, melebihi yang diperkenankan dalam ketentuan yang berlaku;
i. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia;
j. baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal disetor
pada perusahaan lain;
k. merupakan pihak yang independen terhadap PSP bank (khusus bagi calon Direktur Utama BUS); dan
l. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
10. Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sesuai dengan level yang dipersyaratkan dalam ketentuan Bank Indonesia.
11. Mayoritas anggota Direksi wajib memiliki pengalaman paling kurang 4 (empat) tahun dengan jabatan paling rendah sebagai Pejabat
Eksekutif di industri perbankan dan paling kurang 1 (satu) tahun diantaranya menjabat paling rendah sebagai Pejabat Eksekutif pada
BUS dan/atau UUS

Calon Direktur Kepatuhan

No. Persyaratan Dokumen

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor dan/atau Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) dari instansi yang berwenang bagi warga negara asing.
2. Daftar Riwayat Hidup, dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 6.
3. Pas photo terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4. Contoh tanda tangan dan paraf.
5. Bukti telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
6. Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:
a. bersedia untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku khususnya di bidang perbankan syariah;

17
No. Persyaratan Dokumen
b. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu yang telah diputus oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde) dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum tanggal
pengajuan permohonan;
c. tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha
lainnya;
d. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
e. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet;
f. bukan merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang
mempunyai kredit/pembiayaan macet;
g. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi komisaris atau direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tanggal pengajuan
permohonan;
h. tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain, melebihi yang diperkenankan dalam ketentuan yang berlaku;
i. tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk besan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau
anggota Direksi (berlaku bagi mayoritas anggota Direksi BUS);
j. baik secara sendiri–sendiri atau bersama–sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal disetor
pada suatu perusahaan lain; dan
k. tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
7. Bukti telah memiliki sertifikat manajemen risiko sesuai dengan level yang dipersyaratkan dalam ketentuan Bank Indonesia.
8. Struktur organisasi BUS dan job description calon Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan.

Calon Dewan Pengawas Syariah

No Persyaratan Dokumen
1 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku
2 Daftar Riwayat Hidup, sesuai dengan contoh format yang diatur dalam Lampiran 2 SE Ekstern No.14/25/DPbS tanggal 12 September 2012
perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
3 Pas photo terakhir ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
4 surat pernyataan pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:
a. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. memiliki komitmen terhadap pengembangan perbankan syariah yang sehat dan tangguh (sustainable)
c. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (dhi. Otoritas Jasa Keuangan)
d. tidak memiliki kredit/pembiayaan macet dan/atau hutang jatuh tempo lainnya
e. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi dari

18
No Persyaratan Dokumen
perseroan dan/atau pengurus dari badan hukum lainnya yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dan/atau badan
hukum lainnya dinyatakan pailit berdasarkan penetapan pengadilan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tanggal
pengajuan permohonan
f. tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan dan kecurangan) di bidang perbankan, keuangan, dan usaha lainnya,
serta tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
g. tidak akan melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku mengenai rangkap jabatan (tidak merangkap jabatan sebagai anggota DPS
pada lebih dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lain)
5 surat keterangan atau sertifikat dari lembaga pendidikan dan pelatihan dan/atau DSN - MUI mengenai pendidikan dan/atau pelatihan di
bidang syariah mu'amalah dan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum yang pernah diikuti calon anggota DPS.
6 Surat rekomendasi dari DSN - MUI bagi calon anggota DPS yang belum pernah memiliki surat rekomendasi dimaksud
7 Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi

Perizinan Usaha

No. Persyaratan Dokumen

1 akta pendirian badan hukum


2 daftar pemegang saham disertai dengan dokumen yang dipersyaratkan apabila terdapat perubahan
3 daftar calon anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan anggota Dewan Pengawas Syariah disertai dengan dokumen yang
dipersyaratkan apabila terdapat perubahan
4 fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) bagi warga negara asing yang menjadi calon anggota
Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris
5 fotokopi surat izin bekerja bagi warga negara asing yang menjadi calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris
6 rencana susunan dan struktur organisasi serta nama-nama calon pejabat apabila terdapat perubahan
7 studi kelayakan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi apabila terdapat perubahan
8 rencana bisnis (business plan) apabila terdapat perubahan
9 rencana korporasi (corporate plan) apabila terdapat perubahan
10 pedoman manajemen risiko, rencana sistem pengendalian intern, rencana sistem teknologi informasi yang digunakan, dan pedoman
mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) apabila terdapat perubahan
11 sistem dan prosedur kerja apabila terdapat perubahan
12 bukti pelunasan setoran modal dalam bentuk fotokopi bilyet deposito
13 surat pernyataan dari pemegang saham tentang sumber dana untuk pelunasan setoran modal
14 bukti kesiapan operasional

19

Anda mungkin juga menyukai