Anda di halaman 1dari 4

Ade Saputri / 1610003

S1-4A

Resume ARDS

Acute Respiratory Distress Syndrome atau disingkat ARDS adalah kondisi yang muncul ketika
cairan mengumpul di alveoli, yaitu kantung udara kecil dan elastis pada paru-paru. Cairan
biasanya merembes dari pembuluh darah kecil.

ARDS biasanya dialami oleh orang yang sudah menderita penyakit kritis atau mengalami cedera
cukup parah. Kebanyakan ARDS menyebabkan kematian, meskipun ada pula penderita yang
dapat sembuh total. Besarnya risiko kematian bergantung dari usia penderita dan tingkat
keparahan ARDS.

Gejala Acute Respiratory Distress Syndrome

Gejala yang dialami penderita ARDS dapat berbeda-beda, tergantung dari penyebab dan tingkat
keparahannya. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita ARDS adalah:

 Napas menjadi sangat pendek.


 Sesak napas dan frekuensi napas menjadi cepat.
 Tekanan darah turun.
 Penurunan kesadaran dan merasa sangat lelah.
 Banyak berkeringat.
 Pusing.
 Bibir atau kuku berwarna kebiruan.
 Batuk kering.
 Demam.
 Denyut nadi cepat.

Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome


Penyebab ARDS adalah merembesnya cairan dari pembuluh darah kapiler (pembuluh darah
terkecil) dalam paru-paru ke dalam alveoli, tempat di mana seharusnya darah dipasok dengan
oksigen. Pada kondisi normal, membran pembuluh darah akan menjaga cairan tetap di dalam.
Adanya cedera atau penyakit yang berat dapat menyebabkan kebocoran cairan dari dinding
pembuluh darah. Cedera dan penyakit tersebut di antaranya adalah:

 Sepsis.
 Menghirup zat berbahaya, seperti asap pekat atau uap kimia.
 Pankreatitis.
 Tersedak muntahan atau kondisi nyaris tenggelam.
 Pneumonia berat.
 Cedera di kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya.
 Luka bakar.
 Overdosis obat tidur atau antidepresan.
 Menerima transfusi darah dengan volume darah yang banyak.

Diagnosis Acute Respiratory Distress Syndrome

Tidak ada metode pemeriksaan spesifik untuk mendeteksi ARDS. Diagnosis yang dilakukan
terhadap pasien yang dicurigai ARDS didasarkan pada pemeriksaan fisik, foto Rontgen dada,
serta pemeriksaan analisis gas darah dari pembuluh arteri untuk melihat kadar oksigen dalam
darah. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia atau infeksi. Selain
foto Rontgen, dokter dapat melakukan CT scan untuk mendiagnosis ARDS.

Pemeriksaan jantung juga mungkin akan disarankan bagi penderita ARDS, sebab gangguan
jantung dan ARDS memiliki gejala yang sama. Beberapa pemeriksaan jantung yang dapat
dilakukan adalah:

 Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat aktivitas listrik dalam jantung.


 Ekokardiografi, untuk mendeteksi gangguan pada struktur dan fungsi jantung penderita.

Pengobatan Acute Respiratory Distress Syndrome

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi ARDS adalah:
 Pemberian oksigen. Dokter akan meningkatkan kadar oksigen dalam aliran darah
penderita dengan memberikan oksigen tambahan melalui selang hidung ataupun masker.
 Alat bantu napas atau ventilator. Ventilator membantu memberikan tekanan udara
tambahan ke paru-paru penderita.
 Mengatur asupan cairan. Dokter akan mengatur jumlah cairan infus dan nutrisi yang
masuk ke tubuh penderita, sesuai hasil uji klinis dan keadaan umum pasien.
 Pemberian obat-obatan. Dokter akan memberikan obat untuk mencegah dan mengatasi
infeksi, meredakan nyeri dan ketidaknyamanan, mencegah penggumpalan darah pada
kaki dan paru, dan meminimalisasi refluks asam dan isi lambung. Bila diperlukan
diberikan obat tidur, terutama untuk pasien yang menggunakan alat bantu napas.
 Rehabilitasi paru. Tindakan ini diperlukan untuk memperkuat sistem pernapasan dan
meningkatkan kapasitas paru-paru saat pemulihan dari ARDS.

Komplikasi Acute Respiratory Distress Syndrome

Pasien ARDS berisiko menderita komplikasi saat menjalani pengobatan. Beberapa komplikasi
tersebut di antaranya adalah:

 Penggumpalan darah. Berbaring terus-menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya


penggumpalan darah, terutama pada pembuluh darah vena dalam di tungkai (deep vein
thrombosis).
 Kolaps paru-paru (pneumothorax). Penggunaan ventilator berfungsi memberikan
tekanan udara tambahan untuk meningkatkan aliran oksigen dalam darah. Ventilator juga
membantu membersihkan cairan dalam alveoli. Namun penggunaan ventilator berisiko
membuat robekan kecil pada kantung udara paru-paru, sehingga membuat udara dalam
paru-paru keluar melalui lubang kecil tersebut dan menyebabkan paru-paru kempis.
 Infeksi. Untuk menyambungkan paru-paru dengan mesin (ventilator), dimasukkan pipa
atau selang ke dalam tenggorokan sampai melewati pita suara. Selang ini merupakan
benda asing bagi tubuh yang berisiko melukai dan mengiritasi saluran pernapasan, serta
menjadi tempat pertumbuhan bakteri.
 Fibrosis paru. Fibrosis paru mengakibatkan paru-paru menjadi tidak elastis dan sulit
mengalirkan oksigen.
Beberapa gangguan kesehatan juga berisiko diderita oleh pasien ARDS yang berhasil
disembuhkan, seperti:

 Gangguan pernapasan (biasanya napas menjadi pendek), sampai membutuhkan oksigen


tambahan saat pulang ke rumah.
 Depresi.
 Gangguan daya pikir dan daya ingat akibat otak sempat kekurangan pasokan oksigen.
 Melemahnya otot akibat terlalu lama berbaring dan tidak digunakan.
 Merasa lemas dan lelah.

Pencegahan Acute Respiratory Distress Syndrome

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk menurunkan risiko menderita ARDS,
yaitu:

 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.


 Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
 Rutin mendapatkan vaksin flu setiap tahun dan vaksin pneumonia setiap lima tahun untuk
mengurangi risiko infeksi paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai