Anda di halaman 1dari 11

EPIDEMIOLOGI

UPAYA ATAU LANGKAH DALAM PENANGANAN MASALAH KESEHATAN


REPRODUKSI
DOSEN: ACCE BASRI, SKM., M.Kes

OLEH:
KELOMPOK 4
Ayesha Pratiwi
Fahriawati J. Jamil
Hardiyanti Hasbi
Juliandini H. Tompoh
Mud Mainah Hi Hasan
Novita Hi. Arahman
Nurdian Muhdar
Ratna Abd Kadir
Sri Nona Sahib
Viska Devy Ariyani

POLTEKKES KEMENKES TERNATE


PRODI D-IV KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Upaya
atau Langkah Penanganan dalam Masalah Kesehatan Reproduksi” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi. Makalah ini
ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari beberapa buku dan situs blog di
internet.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menambah kualitas serta mutu dari
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua khususnya
mengenai Upaya atau Langkah Penanganan dalam Masalah Kesehatan Reproduksi.

Ternate, 7 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................................
A. Masalah Kesehatan Reproduksi.............................................................................................
B. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi.........................................................................
C. Aplikasi Epidemiologi Di Lapangan.....................................................................................

BAB III : PENUTUP.........................................................................................................................


A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. saran.......................................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kekacauan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
dan prosesnya. Tapi pada saat sekarang ini banyak terdapat masalah-masalah kesehatan
reproduksi yang mengganggu tercapainya tujuan kesehatan reproduksi itu sendiri.
Dewasa ini kesehatan reproduksi (kespro) mendapat perhatian khusus secara global
sejak diangkatnya isu dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan. Di Indonesia pun kespro mendapat perhatian khusus dari pemerintah,
mengingat banyak masalah-masalah kespro terjadi di masyarakat. Angka kematian ibu
dan bayi yang tinggi, kurangnya pengetahuan remaja tentang kespro yang akibatnya
dapat terjadi kehamilan dan aborsi serta jumlah kasus HIV yang tidak bisa dihambat,
komplikasi kehamilan dan persalinan.
Untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan identifikasi, analisis,
perencanaan dan evaluasi, sehingga diperlukan metode epidemiologi dalam kesehatan
reproduksi. Dalam makalah ini, akan di bahas secara khusus mengenai Upaya atau
Langkah Penanganan dalam Masalah Kesehatan Reproduksi.

B. Rumusan Masalah
Apa saja upaya atau langkah penanganan dalam masalah kesehatan reproduksi ?

C. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui upaya atau langkah penanganan dalam masalah kesehatan reproduksi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah Kesehatan Reproduksi


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan berdampak
pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas terintegrasikan ke
dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir hal ini telah diupayakan
oleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga
pemerintah sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan
seksualitas dalam mata pelajaran ’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal ini belum
sepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja.
Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak
dihadapi terutama oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1) Perkosaan.
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya
remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan
mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
menunjukkan bukti cinta.
2) Free sex.
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas
pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar
kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja
perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan
aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi
dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan
semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi
ini.
3) Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos seputar
masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak
akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga
dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.
4) Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya.
Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi
provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada
juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena
berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD
umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula
pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.
5) Perkawinan dan kehamilan dini.
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang tua
biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja
perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil
di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik
maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan
menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia
kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi
dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata, antara
janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.
6) IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS.
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan
seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular
dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang
ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi,
keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

B. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi


Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki menggunakan
pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase
kehidupan, maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi sebagai berikut
1. Penyuluhan mengenai gizi seimbang.
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

C. Aplikasi Epidemiologi Di Lapangan


Epidemiologi dan informasi tentang metode epidemiologi mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain :
1. Assessment Kesehatan Masyarakat atau Populasi
Stakeholder, pemerintah daerah maupun pusat yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan, penerapan, dan evaluasi menggunakan informasi epidemiologis
sebagai kerangka nyata dalam pengambilan keputusan. Untuk melaksanakan
assessment (pengukuran) kesehatan masyarakat atau populasi, datadata terkait harus
diidentifikasi dan dianalisis menurut waktu, tempat dan personal.
2. Keputusan Individu
Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah menggunakan
informasi epidemiologi dalam keputusan harian mereka. Ketika seseorang berhenti
untuk merokok, atau menggunakan kondom, mereka mungkin dipengaruhi baik sadar
atau secara tidak sadar oleh perkiraan epidemiologi tentang risiko kesehatan. Pada
tahun 1950-an, para ahli epidemiologi melaporkan peningkatan risiko kanker paru-
paru terhadap para perokok dan pada pada pertengahan tahun 1980, para ahli
epidemiologi mengidentifikasi peningkatan risiko HIV yang dihubungkan dengan
perilaku seks dan penggunaan obat-obatan.
3. Melengkapi Gambaran Klinis
Pada saat meneliti Kejadian Luat Biasa (KLB), ahli epidemiologi lapangan akan
mengandalkan penyedia perawatan kesehatan dan laboratorium untuk memberikan
diagnosis yang tepat terhadap pasien individu. Namun demikian, temuan para ahli
epidemiologi ini juga akan memberikan kontribusi terhadap pemahaman mereka akan
gambaran klinis dan perjalanan alamiah dari penyakit yang menjangkit. Ahli
epidemiologi juga telah mencatat penyebaran infeksi HIV dari paparan awal hungga
perkembangan sindrom klinisyang bervariasi termasuk acquired immnunodeficiency
syndrome (AIDS).
4. Pencarian Sebab
Banyak penelitian Epidemiologi diperuntukkan kepada pencarian sebab atau faktor
yang mempengaruhi risiko penyakit terhadap seseorang. Dalam penyelidikan
lapangan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab sehingga dapat
diambil tindakan kesehatan masyarakat yang tepat serta menyediakan informasi yang
cukup untuk mendukung tindakan yang efektif.

Dalam praktek penelitian epidemiologi, sedikitnya ada 5 langkah yang harus


dilakukan yaitu,
1. Menghitung kasus atau kejadian
2. Mendeskripsikan kasus tersebut berdasarkan waktu, tempat dan orang.
3. Mengekstraksi deskripsi menjadi kemungkinan-kemungkinan tentang siapa saja yang
berisiko terjangkit, mengapa dan bagaimana bisa terjangkit dan membuat hipotesis
yang akan menjelaskan semua aspek-aspek penting dari epidemi.
4. Menampilkan banyak pembagian yaitu menentukan rerata penyakit atau rerata
paparan.
5. Membandingkan beberapa rerata untuk melihat maksud yang terkandung didalamnya.
Langkah yang paling kritis adalah membandingkan rerata, sesuatu yang dalam
epidemiologi merupakan kegiatan yang harus terjadi. Kita membandingkan antara orang
sakit yang terpapar dan orang sakit yang tidak terpapar terhadap agen penyebab atau
tingkat paparan di antara orang yang sakit dan orang yang sehat. Perbedaan yang ada
cukup jelas, sehingga bisa dipakai untuk memberikan masukan (namun tidak bisa
membuktikan) paparan apa yang menjadi penyebab penyakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi terutama
oleh remaja: Perkosaan, Free sex. ,Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),Aborsi.
,Perkawinan dan kehamilan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS. Penanganan Masalah
Kesehatan Reproduksi Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase kehidupan,
maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi yaitu :Penyuluhan
mengenai gizi seimbang, Informasi tentang kesehatan reproduksi, Pencegahan kekerasan,
termasuk seksual, Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA, Pernikahan pada usia
wajar, Pendidikan dan peningkatan ketrampilan, Peningkatan penghargaan diri,
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Epidemiologi dan informasi
tentang metode epidemiologi mempunyai banyak kegunaan yaitu : Assessment
Kesehatan Masyarakat atau Populasi , Keputusan Individu, Melengkapi Gambaran
Klinis,Pencarian Sebab

B. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan agar para pembaca atau mahasiswa dapat
mengetahui masalah kesehatan reproduksi, serta penanganan maupun penggunaan
aplikasi epidemiologi di lapangan.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai